Anda di halaman 1dari 25

TUGAS RADIOLOGI

1. Gambaran udara normal pada traktus digestivus


2. Gambaran opak dan semiopak pada foto polos abdomen
3. Macam dan ciri radiologis udara bebas pada rongga abdomen
4. Macam kelainan dan gambaran radiologinya pada foto vertebra
5. Indikasi, kontraindikasi, pelaksanaan dan gambaran kelainan pada
myelografi
6. Gambaran gradasi (grading) HNP (herniasi nukleus pulposus)
7. Gambarkan potongan axial dan sagital corpus vertebrae

1
1. Organ yang memiliki gambaran udara normal di traktus digestivus.

Udara akan terlihat hitam karena meneruskan sinar-X yang dipancarkan dan
menyebabkan kehitaman pada film sedangkan tulang dengan elemen kalsium
yang dominan akan menyerap seluruh sinar yang dipancarkan sehingga pada film
akan tampak putih. Diantara udara dengan tulang misalnya jaringan lunak akan
menyerap sebagian besar sinar X yang dipancarkan sehingga menyebabkan
keabu-abuan yang cerah bergantung dari ketebalan jaringan yang dikenai sinar X.

Udara akan terlihat relatif banyak mengisi lumen lambung dan usus besar
sedangkan dalam jumlah sedikit akan mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit
udara dan cairan juga mengisi lumen usus halus dan air fulid level yang minimal
bukan merupakan gambaran patologis. Air fluid level juga dapat dijumpai pada
lumen usus besar.

Banyaknya udara mengisi lumen usus baik usus halus dan besar tergantung
banyaknya udara yang tertelan seperti pada keadaan banyak bicara, tertawa,
merokok dan lain sebagainya.

Udara normal dalam traktus digestivus terletak pada :


1) Gaster
Terlihat bila terdapat udara. Tak terlihat bila kosong atau terpenuhi oleh
cairan.

2
2) Usus halus
Umumnya berada pada sentral abdomen. Gambaran plicae circulares tipis,
sirkular, terdapat lipatan mukosa yang mengelilinginya.

3) Colon
Bagian yang sering lebih mudah teridentifikasi dahulu berupa colon
tranversum dan colon sigmoid. Jika caecum terlihat sering berupa bagian
yang terluas. Letaknya bervariasi, tapi lebih sering berbatasan dengan fossa
iliaca kanan.

2. Sebutkan diagnosis banding dari gambaran radiologi opaque dan


semiopaque pada foto polos abdomen!

3
No. Gambar dan Diagnosa Keterangan Gambar
1. Kalsifikasi Pankreas Pankreatitis kronis
merupakan proses inflamasi
pankreas yang progresif dan
menyebabkan kerusakan
parenkim pankreas yang
irreversible berupa fibrosis
serta mengakibatkan
disfungsi eksokrin dan
endokrin. Foto rontgen
memperlihatkan kalsifikasi
pancreas pada 25 59 %
pasien yang merupakan
patognomonik pada
pancreatitis kronik.
Kalsifikasi primer muncul
pada kalkuli intraduktal baik
pada duktus pankreatikus
mayor maupun minor.
2. Kolelitiasis Foto polos abdomen biasanya
tidak memberikan gambaran
yang khas karenahanyasekitar
10-15% batu
kandungempedu yang
bersifat radioopak. Kadang
kandung empedu yang
mengandung cairan empedu
berkadar kalsium tinggi dapat
dilihat dengan foto polos.
Pada peradangan akut dengan
kandung empedu yang

4
membesar atau hidrops,
kandung empedu kadang
terlihat sebagai massa
jaringan lunak di kuadran
kanan atas yang menekan
gambaran udara dalam usus
besar di fleksura hepatika.
Walaupun teknik ini murah,
tetapi jarang dilakukan pada
kolik bilier sebab nilai
diagnostiknya rendah.
3. Step ladder appearance Foto polos abdomen dengan
posisi terlentang dan tegak
(lateral dekubitus)
memperlihatkan dilatasi
lengkung usus halus disertai
adanya batas antara air dan
udara atau gas (air-fluid
level) yang membentuk pola
bagaikan tangga.

5
4. Hearing Bone Appearance Jarak valvula conniventes
satusama lain yang normal
adalah 14 mm. Jarak ini
akan melebar pada keadaan
distensi usus halus. Akibat
distensi usus halus, maka
valvula conniventes agak
teregang dan bersama-sama
dengan valvula conniventes
dari loop yang bertetangga,
akan tampak di foto sebagai
gambaran sirip ikan yang
disebut herring bone
appearance.

5. Coiled spring appearance Terjadi pada kondisi


intususepsi atau invaginasi
yang menggambarkan
masuknya segmen proksimal
usus (intueuseptum) ke
dalam lumen usus distal
(intususepiens).
Paling sering terjadi di
daerah ileokolika, tetapi
dapat juga yeyuno-ileal, dan
kolokolika.
Pada foto polos abdomen
tampak tanda obstruksi usus
halus berupa bayangan
sepertisosis di bagian tengah
abdomen dan bayangan per

6
mobil (coiled spring
appearance).
6. Cairan bebas intraperitoneal Akumulasi dari cairanbebas
intraperitoneal di abdomen
merupakan tanda adanya
suatu ascites. Penyebab
ascites antara lain
:hipoproteinemia,
sirosishepatik, CHF,
pankreatitis, keganasan
dengan metastase peritoneal,
limfoma, dansumbatan vena
cava inferior.

7. Massa jaringan lunak Abses tampak sebagai massa


jaringanlunak yang dapat
mengandung gas. Abses
dapat dikelirukan dengan
gambaran kolonpadafoto
polos. Cairan
intraperitoneum dan abses
berkumpul di bagian yang
paling rendah di rongga
peritoneum : ruang subfrenik,
ruang subhepatik (antara
lobus kanan hati dan ginjal),
dan di dalam pelvis di
ekskavasio retrovesikalis atau
cavum douglas (ekskavasio
retrouterina).

7
8. Batu radioopak Gambaran radioopak pada
foto polos abdomen
merupakan tanda adanya
kalsifikasi berupabatu.
Gambaran batu ini biasanya
terjadi pada kondisi
nefrolithiasis, ureterolithiasis,
vesicolithiasis, kolelithiasis,
dan kolelistitis. Foto polos
abdomen dapat menentukan
besar, macam dan lokasi batu
radioopak. Penilaian batu
ginjal padafoto polos
abdomen yang penting
diperhatikan adalah :jumlah,
densitas, bayangan batu,
lokasi, komplikasi (obstruksi,
parut ginjal, atau
pembentukan striktur),
terjadinya anomali, dan
nefrokalsinosis.

3. Macam-macam dan ciri radiologis gambaran udara bebas di rongga


abdomen

1. Pneumoperitoneum
Pneumoperitoneum merupakan keadaan adanya udara bebas dalam ronga
peritoneum. Hal ini bisa disebabkan oleh perforasi organ berongga abdomen
akibat trauma tumpul abdomen

Pada foto polos abdomen atau foto thoraks posisi erect terdapat gambaran
udara (radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit (semilunar shadow)

8
diantara diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien. Juga bisa
tampak area lusen bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada posisi
lateral dekubitus kiri (LLD), didapatkan radiolusen antara batas lateral
kanan dari hepar dan permukaan peritoneum. Pada posisi lateral dekubitus
kanan, tampak triangular sign seperti segitiga kecil-kecil dan berjumlah
banyak karena pada posisi miring udara cenderung bergerak ke atas sehinga
udara mengisi ruang-ruang di antara incisura dan dinding abdomen lateral.
Pada proyeksi abdomen supine, berbagai gambaran radiologi dapat terlihat
yang meliputi sebagai berikut :

Gambar. Pneumoperitoneum

a. Morrisons Pouch (posterior subhepatic space air)

Gambar. USG Abdomen Morrisons Pouch

9
Doges cap sign dapat dilihat apabila udara terperangkap pada morrisons
pouch. Dalam keadaan normal, Morrisons pouch adalah rongga potensial
antara hepar dengan ginjal kanan. Sign ini sangat sulit ditentukan dalam
keadaan pneumoperitoneum sekalipun, karena seringkali diinterpretasikan
sebagai udara pada duodenum. Secara radiologis, doges cap dapat terlihat
pada foto polos abdomen, dengan gambaran sebagai berikut: (1) berbentuk
segitiga (2) batas medial konkaf (3) terletak inferior dari costa 11 dan
superior dari ginjal kanan.

b. Gambaran linier (anterior subhepatic space air)

Gambar. Anterior Subhepatic Space Air

c. Riglers Sign (double wall sign)

Gambar. Riglers Sign

10
Riglers sign juga dikenal sebagai double wall sign. Terlihat pada foto
polos abdomen, jika terdapat udara baik pada sisi dalam (luminal) maupun
sisi luar (peritoneal) usus halus. Dalam keadaan normal, udara hanya
melapisi bagian luminal dari dinding usus, dan tidak melapisi bagian
serosa. Jika terdapat udara bebas intraperitoneal, udara ini akan berkumpul
pada lengkung usus, sehingga dapat terlihat dinding luar usus atau
memvisualisasikan dinding terluar lingkaran usus disebabkan udara di luar
lingkaran usus dan udara normal intralumen.

d. Ligament visualization

Gambar. Falciform Ligament Sign


Biasa disebut juga silvers sign. Ligamentum falciformis menghubungkan
hepar dengan dinding anterior abdomen. Ligamentum terus berjalan ke
arah inferior di bawah hepar dan berakhir sebagai round ligament. Pada
pasien dengan pneumoperitoneum pada posisi supine, ligamentum
falciformis dapat terlihat dilapisi udara. Pada CT Scan abdomen aksial,
udara bebas terlihat melapisi dinding anterior abdomen dan beberapa
lengkung usus. Bagian yang ditunjuk oleh panah putih merupakan
ligamentum falciformis yang dikelilingi oleh udara intraperitoneal.
Biasanya ligamen falciformis sign tidak ditemukan sendirian (biasanya
bersama juga dengan Riglers sign).

11
e. Triangular air

Gambar. Telltale Triangular Sign

Menggambarkan daerah segitiga udara diantara 2 lingkaran usus dengan


dinding abdomen.

f. The cupola sign

Gambar. The Cupola Sign

Mengacu kepada akumulasi udara di bawah tendon sentral diafragma.

12
g. Air dome sign

Gambar. Dome Sign

Dome sign biasanya menggambarkan pengumpulan udara di dalam


kantung dalam jumlah besar sehingga udara tampak membungkus seluruh
kavum abdomen, mengelilingi ligamentum falsiformis sehingga memberi
jejak seperti bola sepak.

h. Football sign

Gambar. Football Sign

13
Nama lain dari dome sign yang biasanya menggambarkan pengumpulan
udara di dalam kantung dalam jumlah besar sehingga udara tampak
membungkus seluruh kavum abdomen, mengelilingi ligamentum
falsiformis sehingga memberi jejak seperti gambaran bola kaki. Football
sign merupaka tanda adanya pneumoperitoneum masif yang dapat dilihat
pada foto polos abdomen posisi supine. Dalam keadaan normal, batas
rongga abdomen dapat terlihat karena adanya perbedaan densitas antara
lemak intraperitoneal dan dinding abdomen. Pada pneumoperitoneum,
udara membuat batas rongga abdomen yang terdistensi menyerupai bentuk
football. Terkadang ligamentum falciformis dapat dilihat di bagian tengah
abdomen. Football sign sering dijumpai pada neonatus dengan necrotizing
enterocolitis lanjut.

i. Double bubble sign

Gambar. Double Bubble Sign

Double bubble sign merupakan sign yang sering ditemukan pada


radiografi anak-anak atau neonatus. Dapat dilihat pada berbagai modalitas
pencitraan seperti USG atau foto polos abdomen. Gambarannya berupa
dua struktur berisi udara pada abdomen atas, dengan atau tanpa udara di
bagian distalnya. Bubble yang terletak di sebelah proksimal kiri adalah

14
lambung yang terisi udara dan cairan. Bubble kedua yang terletak di
sebelah kanan garis tengah adalah duodenum proksimal.

Atresia duodenum merupakan suatu obstruksi komplit sehingga


memberikan gambaran double bubble tanpa udara di bagian distal.
Sedangkan obstruksi parsial pada duodenum seperti duodenal web atau
stenosis duodenum, memberikan gambaran double bubble dengan udara di
bagian distal. Obstruksi dapat erjadi secara intrinsik seperti yang telah
dijelaskan di atas (atresia duodenum, stensois duodenum, duodenal web).

4. Kelainan kelainan dan gambar radiologinya pada kolumnavertebralis ?

A. Kongenital
1) Spina Bifida: Tidak terjadi penutupan tulang belakang yang sempurna pada
satu atau lebih arkus neuralis.
2) Skoliasis : pembengkokan dengan rotasi pada bidang sagital
3) Tortikosis muscular : pembengkakan otot kleidomastoidea
4) Spondilosis: cacat arku sneuralis yang ditutupi jaringan fibrosis pada daerah
hubungan antara prosesus artikularis superior dan inferior
5) Spondilolitesis : pergerakan korpus vertebra lumbal kedepan dalam
hubungannyadengan sacrum atau vertebra di bawahnya akibat hilangnya
kontinuitas pars intravertebralis.

15
Gambar.Spina Bifida

Gambar. (a) Skoliasis (b) Tortikosis

16
Gambar. (a) Spondilosis (b) Spondilolitesis

B. Trauma
1) Fraktur
2) Dislokasi

Gambar.(a) Frakturkompresi vertebral thorakal 12 (b) frakturcervikalis II dandislokasi

C. Infeksi
1) Spondilitis tuberculosis :infeksi Mycobacterium tuberculosis pada tulang
belakang. Spondilitis tuberculosis memiliki perjalanan penyakit yang

17
relative indolen, sehingga sulit untuk didiagnosis secara dini. Spondilitis TB
dapat terjadi akibat penyebaran secara hematogen/limfogen melalui
noduslimfatikus para-aorta dari focus tuberkulosis di luar tulang belakang
yang sebelumnya sudah ada. Pada anak, sumberi nfeksi biasanya berasal
dari fokus primer di paru, sedangkan pada orang dewasa berasal dari focus
ekstrapulmoner (usus, ginjal, tonsil).

Gambar. (a) Pencitraansinar-X memperlihatkan iregularitas dan berkurangnya ketinggian dari


vertebra T9 (tandabintang), serta masa paravertebral yang samar, yang merupakan cold
abscess (b) pencitraan ct scan terlihat destruksi, edema, dan penjepitan medulla spinalis.

Gambar. (c) Pencitraan MRI, terlihat destruksi vertebra L3-L4, infiltrasi jaringanlemak,
penyempitan dan penjepitan medulla spinalis

18
D. Neoplasma
1) Tumor vertebrae

2) Metastasis vertebrae

3) Hernia nukleus pulposus

19
E. Degenerasi
1) Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai denganmassa


(berat) tulang yang rendah dan kerusakan padajaringan di dalam
tulang. Pada Osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan
kuantitas kepadatan tulang, sehingga penderita Osteoporosis
mudah mengalami patah tulang atau fraktur.

2) Spondilosis
- Ditemukan adanya osteofit pada kolumna vertebrae yang bias
berupa lipping, spur formation, atau bridging
- Tonjolan yang asimetris dan berbeda bentuk
- Penyempitan diskus intervertebralis
- Tulang menjadi porotik
- Korpus menjadi lebih pipih

20
5. Indikasi, kontra indikasi, langkah pelaksanaan serta intrepretasi myelografi

Indikasi antara lain:


1. penilaian preoperasi pada penyakit diskus degeneratif, spondylopathy
dan stenosis spinalpenilaian pada akut myelopathy untuk mengetahui
adanya kompresi sehingga dapat di dekompresi atau radiotherapi
2. penilaian pada kronis myelopati
3. penilaian pada radikulopati non disgenik
4. mengetahui lokasi bocornya CSS atau robeknya lapisan dural
5. konfirmasi avulsi akar saraf
6. konfirmasi araknoiditis
7. konfirmasi dan evaluasi kista araknoid

Kontra indikasi antara lain:


1. adanya proses pada intrakranial dengan efek massa yang diketahui atau
tenda neurologikal yang disebabkan masa unilateral intrakranial,
Ctscan kepala dibutuhkan sebelum melakukan myelografi
2. adanya riwayat atau penemuan laboratorium yang menunjukan adanya
koagulopati
3. pernah melakukan myelografi minimal 1 minggu sebelum pemeriksaan
ulang
4. septikemi menyeluuh atau infeksi pada lokasi pungsi
5. adanya riwayat kejang (perlu diberikan pre medikasi)
6. pada punksi spinal ditemukan adanya penampakan darah
7. hamil
8. alergi pada bahan kontras

Persiapan pasien:
1. makan terakhir pukul 21:00 dan tidak boleh makan lagi sampai
prosedur dilakukan.

21
2. Pasien bebas cairan/minuman 3 jam sebelum prosedur.
3. Boleh makan obat sesuai prosedur dokter.
4. Jika ada masalah back pain, boleh makan obat selama persiapan
prosedur.
5. Sebelumnya pasien diingatkan supaya datang didampingi oleh
keluarga.

Pelaksanaan :

1. Posisi pasien lateral dengan bagian punggung menepel pada tempat tidur.
lutut pasien fleksi menempel,leher fleksi kedepan dan dagu menempel
pada dada.
2. Pilih pilih lokasi di tiap celah interspinosus vertebra dibawah L2-L3. beri
tanda pada celah interspinosus yang di tentukan.
3. Desinfeksi kulit dengan larutan desinfeksi pada daerah yang sudah di
tentukan.
4. Anastesi kulit pada daerah yang sudah di tentukan.
5. Tusukkan jarum spinal kedalam jaringan subkutis/dibawah kulit,jarum
harus memasuki ronggan interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang
vertebra.
6. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachoid dengan perlahan-lahan
7. Dokter biasanya mengambil cairan CSF ( cerebro spinal fluid) untuk
melakukan analisis laboratorium dan perlahan-lahan menyuntikkan
kontras media sekitar sebanyak 9-12 mL.
8. Setelah menyelesaikan injeksi, dokter melepaskan jarum spinal
9. lalu perjalanan media kontras diamati dan dikendalikan melalui
fluoroskopi, pergerakan meja pemeriksaan tersebut memungkinkan untuk
mengambil spot gambar bagian tubuh yang diperiksa pada saat
pemeriksaan berlangsung.

Intrepretasi :

22
1. nampak adanya herniasi yang mengakibatkan penekanan pada canalis
spinalis

2. terlihat adanya penyempitan pada kedua sisi kanalis spinalis, menandakan


spinal stenosis

23
3. gambaran tumor myelogram menampakan blok komplit kontras pada LI
dengan outline bawah berbentuk koveks. Filum terminale berdeviasi
kearah kiri dan posterior

4. nampak blok pada canalis spinalis bentuk outline konveks dengan batas
tegas pada kista araknoid

24
6. Gambaran grading HNP

Hernia Nukleus Pulposus terbagi dalam 4 grade berdasarkan keadaan herniasinya,


dimana ekstrusi dan sequestrasi merupakan hernia yang sesungguhnya, yaitu:

1. Protrusi diskus intervertebralis : nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa


kerusakan annulus fibrosus.
2. Prolaps diskus intervertebral : nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran
anulus fibrosus.
3. Extrusi diskus intervertebral : nukleus keluar dan anulus fibrosus dan berada di
bawah ligamentum, longitudinalis posterior.
4. Sequestrasi diskus intervertebral : nukleus telah menembus ligamentum
longitudinalis posterior

Gambar. Gambaran grading HNP

25

Anda mungkin juga menyukai