Oleh:
M. Candrasa 1102011048
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
1 Dr. Yusnita, M.Kes, Dipl DK, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi
masukan yang bermanfaat.
2 Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, selaku kepala bagian Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.
3 Dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI.
4 Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5 Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2
6 Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7 DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8 Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9 Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10 Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Tegal Angus Kecamatan Teluk
Naga, Tangerang.
11 Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN.................................................................................................xi
1.1.3.4. Pendidikan..................................................................................................6
1.1.3.5. Kesehatan...................................................................................................7
4
1.2.4. Keluarga Tn. Iwan......................................................................................20
5
2.2.1. Pengertian Dapur Sehat..............................................................................35
6
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................61
5.1. Simpulan.................................................................................................61
5.1.6. Saran...........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64
LAMPIRAN..........................................................................................................65
7
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan
Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan..............................3
Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ......................4
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2016
Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk..............................................................5
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus...................6
Tabel 1.6. Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2016...............................................7
Tabel 1.7 Jumlah Kasus Diare Per Bulan Tahun 2017..........................................8
8
Tabel 1.8 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal angusTahun 2016......9
Tabel 2.1 Tabel Definisi Operasional Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Area Masalah
Pengetahuan Mengenai Dapur Sehat Pada Daerah Keluarga Binaan RT
006/RW 002 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten...........................................................41
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data...................................................47
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan Tentang Dapur Sehat pada Keluarga
Binaan di RT 006/ RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016.................53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW
002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Oktober 2016......................................................53
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Sosial Budaya pada Keluarga Binaan di RT 006/
RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Oktober 2016......................................................54
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW
002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Oktober 2016......................................................54
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keterpaparan Informasi Kesehatan Mengenai Dapur Sehat
pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan
Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016
........................................................................................................55
Tabel 4.6 Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi......................57
9
Daftar Grafik
Grafik 1. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Bulan Januari - Oktober
tahun 2016........................................................................................8
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW
002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, Oktober 2016......................................................51
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW 002, Desa
Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten Oktober 2016.....................................................................52
Daftar Bagan
10
Bagan 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................39
Bagan 2.2 Kerangka Konsep.................................................................................40
Bagan 4.1 Fish Bone..............................................................................................56
BAB I
LATAR BELAKANG
11
1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis
Desa Pangkalan adalah salah satu desa binaan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus, terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi
Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 Km2), terdiri dari luas daratan
2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3
meter dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten
Tangerang sekitar 47 Km. Terdapat enam desa binaan Puskesmas:
a Desa Lemo
b Desa Tanjung Pasir
c Desa Tanjung Burung
d Desa Pangkalan
e Desa Tegal Angus
f Desa Muara
2
4 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga
dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan
No Desa / Luas Jumlah Jumla Jumlah Rata- Kepadatan
Wilayah Pendudu h KK Rumah rata Penduduk
Kelurah
(km2) k (jiwa) jiwa (per km2)
an
/rumah
3
1 Pangkalan 7.54 17.152 5.362 3.229 4.08 2.24
2 Tanjung 5.24 7.911 2.685 1572 4.5 1.48
Burung
3 Tegal 2.83 9.488 2.900 1895 4.6 3.31
Angus
4 Tanjung 5.64 9.975 1.823 2319 4.6 1.73
Pasir
5 Muara 5.14 3.563 492 793 4.4 6.86
6 Lemo 3.61 6.622 655 1408 4.4 1.82
Jumlah 30.02 54.711 13.917 10.745 4.6 10.364
Jumlah Penduduk
NO DESA/KEL Laki-
Perempuan JUMLAH
laki
1 Pangkalan 8.824 8.328 17.152
2 Tanjung Burung 4.051 3.860 7.911
3 Tegal Angus 4.865 4.623 9.488
4 Tanjung Pasir 4.889 4.624 9.975
5 Muara 1.814 1.749 3.563
6 Lemo 3.391 3.231 6.622
JUMLAH 28.054 26.657 54.711
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015
4
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya
asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan
sekitarnya.
5
9 Perangkat Desa 141
10 Pertukangan 4109
11 Petani pemilik 13316
12 Petani penggarap 6063
13 PNS 222
14 TNI/POLRI 65
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2015
1.1.3.4 Pendidikan
6
Tabel 1.6 Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015
1.1.3.5 Kesehatan
7
Grafik 1. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Bulan Januari -Juli
tahun2016
Data Penyebaran Penyakit Puskesmas Tegal Angus bulan Januari- Juli 2016
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Sumber : Data Surveilance Tegal Angus Bulan Januari -Juli tahun 2016
Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti ISPA, disusul dengan
penyakit dermatitis dan hipertensi. Kemudian Diare masuk ke dalam sepuluh besar
penyakit di Puskesmas Tegal angus.
Tabel 1.7 Jumlah kasus Diare Per Bulan Tahun 2016
N Jumlah kasus Diare Per Bulan Tahun 2016
NAMA DESA
O Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Lemo 13 8 13 9 14 32 7
2 Muara 13 5 9 13 7 2 1
3 Pangkalan 29 27 32 29 27 3 3
4 TanjungBurung 10 3 7 6 5 7 5
5 Tanjung Pasir 41 30 41 44 32 55 3
6 Tegal Angus 34 33 37 38 36 21 14
Jumlah Kasus 140 106 139 139 121 120 33 8
B. Sarana Kesehatan
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Tegal Angus tahun 2015:
Tabel 1.8 Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal angusTahun 2015
9
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
.
21 8
. Praktek Bidan Swasta
22 45
. Posyandu
Sumber: Puskesmas Tegal Angus
C. Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Pangkalan dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara
lain:
1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita
yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2 Pencegahan penyakit, imunisasi dasar (BCG , Hepatitis B, Polio, Campak, DPT),
pemberian vitamin A.
3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
dengan membersihkan rumah masingmasing dan lingkungan sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam
LANSIA dan POSBINDU.
10
Rute perjalaan menuju rumah keluarga binaan selama 10 menit perjalanan dengan
jarak 3 kilometer dari Puskesmas Tegal Angus. Setibanya di Desa pangkalan, lokasi
rumah keluarga binaan berada di sekitar 500 meter dari pinggir jalan raya.
Rumah warga
Gang
U
Rumah Tn. Iwan
Rumah Tn, Syarif
B T
S
GRumah Tn.Latif
A
N
G
Rumah Tn. Siman
11
Keluarga Tn. Mangkat terdiri dari 5 anggota keluarga yang tinggal serumah, yaitu
Tn. Mangkat sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Eti, anak keduanya bernama
Tn Kendi,anak ketiganya kevin dan anak bungsunya Keyla. Keluarga Tn. Mangkat tinggal
di Kampung Sukakarya RT 06/ RW 02 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini terdiri dari seorang suami, istri, dua
anak laki-laki dan satu anak bungsu perempuan yang tinggal serumah. Tn. Mangkat
sebagai kepala keluarga berusia 54 tahun dengan latar belakang pendidikan putus sekolah
saat di bangku Sekolah Dasar. Tn. Mangkat berprofesi sebagai supir truk dengan
pendapatan tidak menentu dengan penghasilan kira-kira berkisar antara Rp. 200 ribu
hingga Rp. 500 ribu perbulannya. Tn. Mangkat memiliki seorang istri bernama Ny. Eti
berusia 44 tahun dengan latar belakang pendidikan putus sekolah saat di bangku Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama. Ny. Eti, kesehariannya mengurus rumah seperti memasak,
mencuci pakaian, dan membersihkan rumah dan sebagai kader PKK Tn. Mangkat dan Ny.
Eti memiliki 4 orang anak. Anak pertama pertama berusia 28 tahun tidak tinggal serumah,
anak kedua laki-laki berusia 23 tahun, anak ketiga laki-laki berusia 19 tahun, anak keempat
perempuan berusia 9 tahun. Anak pertamanya telah berumah tangga,.
Keluarga Tn. Mangkat tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas 7 x 8 m
di atas tanah seluas mencapai 200 m2 yang terletak di dalam sebuah gang. Dinding rumah
terbuat dari tembok batu bata. Dinding rumah tidak menepel dengan dinding rumah
tetangga. Atap rumah menggunakan genteng tanah liat dan tidak ditutup plafon. Rumah
Tn. Mangkat terdiri dari satu buah ruang tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga
yang berukuran 3 x 3 m, tiga kamar tidur, satu dapur yang berdekatan dengan kamar
mandi, ruang cuci pakaian dan ruang makan. Kamar tidur berukuran 2 x 3 x 2,5 m terdapat
1 buah kasur kapuk yang jarang dijemur. Selain itu di dalam kamar tidur terdapat lemari
tempat keluarga menyimpan pakaian, di dalam kamar tersebut terdapat satu buah jendela
yang tidak dapat dilewati cahaya matahari karena ditutup oleh plastik. Dapur yang
digunakan oleh keluarga Tn. Mangkat berukuran 3 x 8 m, ruangan tanpa aliran udara
maupun ventilasi yang memadai. Hewan kerap berada di dalam dapur seperti kucing.
Banyak barang-barang bekas menumpuk di dalam dapur seperti kardus bekas makanan,
kaleng atau botol. Tersedia tempat sampah khusus untuk pembuangan sampah di dapur.
Keluarga Tn. Mangkat biasanya mencuci pakaian, buang air besar, dan mandi dengan
menggunakan air dari pompa sumur di samping rumahnya. Selama ini tidak ada keluhan
dari keluarga tentang air yang kotor, berbau atau aliran terhambat.
12
Di rumah tersebut hanya terdapat sedikit jendela dan tidak dapat dibuka namun
memiliki pintu yang dapat dilewati cahaya matahari. Untuk siang hari cahaya berasal dari
cahaya matahari saja sedangkan pada malam menggunakan lampu sebagai penerangan.
Lantai kamar tidur, ruang tamu, dapur dan toilet ditutupi dengan keramik. Pada kamar
mandi terdapat bak mandi untuk menampung air. Air bersih untuk minum menggunakan
air galon dari tetangga .
KAMAR DAPUR
MANDI
Rumah keluarga Tn. Mangkat terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
5 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Mangkat memiliki kebiasaan membuang
sampah di lahan kosong belakang rumahnya. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah
terkumpul banyak. Keluarga Tn. Mangkat memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny.
Eti memasak makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah nasi dan sayur tahu, ikan goreng, terkadang ayam. Menurut Ny. Eti,
semua makanan dimasak sampai matang, keluarga Tn. Mangkat sangat jarang makan buah
karena bukan menjadi kebiasaan dalam keluarga untuk memakan buah-buahan. Sebelum
makan maupun sesudah selesai aktivitas keluarga Tn. Mangkat sering mencuci tangan.
Anak pertama Tn. Mangkat, bernama Tn Ibrahim , sekarang berusia 28 tahun, anak
keduanya bernama Tn. Kendi berusia 23 tahun, anak ketiga bernama Kevin berusia 19
tahun, anak keempat bernama Keyla berusia 9 tahun. Keempat anaknya lahir dengan
persalinan normal dipuskesmas dengan dibantu oleh bidan, mendapatkan ASI selama 4
bulan, anak bungsu hingga 6 bulan ,mendapatkan imunisasi lengkap dan memeriksakan
kehamilan ke bidan ketika masih mengandung secara tidak rutin. Selama ini Ny. Eti tidak
pernah menjalani program Keluarga Berencana (KB).
13
Keluarga Tn. Mangkat berobat jarang memeriksakan dirinya ke tempat pelayanan
kesehatan jika mengalami keluhan sakit dan jarang melakukan pemeriksaan untuk
mengetahui tekanan darah tinggi atau diabetes melitus. Ketika ada anggota keluarga yang
sakit karena tidak kunjung membaik setelah meminum obat dari warung terdekat akan
dibawa ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau klinik dokter terdekat.
Keluarga Tn. Mangkat jarang berobat ke Puskesmas karena jika anggota keluarga
sakit maka lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang beberapa kali diderita
anggota keluarga Tn. Mangkat adalah nyeri kepala, batuk selama tidak lebih dari 2
minggu, pilek beberapa kali terjadi pada tiap anggota keluarga, nyeri sendi dialami oleh
Tn. Mangkat da Ny. Eti. Riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, asma,
penyakit keganasan tidak diketahui oleh keluarga.
Keluarga Tn. Mangkat mengaku jarang mencuci tangan sebelum makan dan tidak
memakai sabun, jarang mencuci tangan sebelum memasak dan menyiapkan bahan dan alat
memasak. Kebiasaan berolahraga jarang dilakukan. Dalam kesehariannya Tn. Mangkat,
Ny. Eti dan anak- anak nya tidak selalu memakai alas kaki saat ke halaman maupun saat
keluar rumah.
Keluarga Tn. Latif terdiri dari 5 anggota keluarga yang tinggal serumah, yaitu Tn.
Latif sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Iyah, anak pertamanya bernama Ny.
Nemi, anak keduanya bernama Tn. Idris dan anak ketiganya bernama Nn. Widiana.
Keluarga Tn. Latif tinggal di Kampung Sukakarya RT 006/ RW 02 No. 63 Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini
terdiri dari seorang suami, istri, dua anak perempuan dan satu anak laki-laki yang tinggal
serumah. Tn. Latif sebagai kepala keluarga berusia 50 tahun dengan latar belakang
pendidikan Sekolah Dasar. Tn. Latif berprofesi sebagai penjahit rumahan dengan
pendapatan tidak menentu dengan penghasilan kira-kira berkisar antara Rp. 800 ribu
hingga Rp. 900 ribu perbulannya. Tn. Latif memiliki seorang istri bernama Ny. Iyah
14
berusia 50 tahun dengan latar belakang pendidikan tidak bersekolah. Ny. Iyah,
kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan membersihkan
rumah. Tn. Latif dan Ny. Eti memiliki 3 orang anak. Anak pertama pertama perempuan
berusia 23 tahun tidak tinggal serumah karena sudah menikah, anak kedua laki-laki berusia
21 tahun, anak ketiga perempuan berusia 17 tahun.
Keluarga Tn. Latif tinggal di sebuah rumah bangunan permanen seluas 9 x 7 m di
atas tanah seluas mencapai 100 m2 yang terletak di dalam sebuah gang. Dinding rumah
sebagian terbuat dari tembok batu bata dan sebagian lagi terbuat dari anyaman bambu.
Dinding rumah tidak menepel dengan dinding rumah tetangga. Atap rumah menggunakan
genteng tanah liat dan tidak ditutup plafon. Rumah Tn. Latif terdiri dari satu buah ruang
tamu yang sekaligus dijadikan ruang keluarga yang berukuran 3 x 3 m, tiga kamar tidur,
satu dapur yang berdekatan dengan kamar mandi, ruang cuci pakaian dan ruang makan.
Kamar tidur berukuran 2 x 3 x 2,5 m terdapat 1 buah kasur kapuk yang jarang dijemur.
Selain itu di dalam kamar tidur terdapat lemari tempat keluarga menyimpan pakaian, di
dalam kamar tersebut tidak terdapat jendela. Dapur yang digunakan oleh keluarga Tn.
Latif berukuran 3 x 8 m, ruangan tanpa aliran udara maupun ventilasi yang memadai.
Hewan kerap berada di dalam dapur seperti kucing. Didalam dapur terdapat 3 buah lemari
berukuran sedang yang dipenuhi barang-barang bekas menumpuk di dalam dapur seperti
kardus bekas makanan, kaleng atau botol dan 1 buah meja berukuran 1x1 m sebagai meja
makan. Dibelakang meja makan terdapat kamar mandi yang dipisahkan hanya dengan
sekat yang terbauat dari semen yang telah di haluskan dengan tinggi sedada orang dewasa
dan setengah dari kamar mandi digunakan untuk tempat mencuci pakaian. Tidak tersedia
tempat sampah khusus untuk pembuangan sampah di dapur. Keluarga Tn. Latif biasanya
mencuci pakaian, buang air besar, dan mandi dengan menggunakan air dari pompa sumur
di samping rumahnya. Selama ini tidak ada keluhan dari keluarga tentang air yang kotor,
berbau atau aliran terhambat.
Di rumah tersebut hanya terdapat sedikit jendela dan tidak dapat dibuka namun
memiliki pintu yang dapat dilewati cahaya matahari. Untuk siang hari cahaya berasal dari
cahaya matahari saja sedangkan pada malam menggunakan lampu sebagai penerangan.
Lantai kamar tidur dan ruang tamu ditutupi dengan keramik sedangkan dapur kamar mandi
hanya terbuat dari tanah saja. Pada kamar mandi terdapat bak mandi untuk menampung
air. Air bersih untuk minum menggunakan air galon dari tetangga .
SUNGAI
15
DAPUR KAMAR MANDI
RUANG CUCI
RUAN PAKAIAN
G RUAN
RUAN G
TIDUR
G
RUANG RUANGTIDUR
TAMU
TIDUR
KELUARGA
DEPAN
Gambar 1.4. Denah Rumah Tn. Latif
Rumah keluarga Tn. Latif terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
5 meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Latif memiliki kebiasaan membuang
sampah di lahan kosong belakang rumahnya. Biasanya sampah tersebut di bakar setelah
terkumpul banyak. Keluarga Tn. Latif memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali
sehari. Ny. Iyah memasak makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang
disajikan sehari-hari ialah nasi dan sayur tahu, ikan goreng, terkadang ayam. Menurut Ny.
Iyah, semua makanan dimasak sampai matang, keluarga Tn. Latif sangat jarang makan
buah karena bukan menjadi kebiasaan dalam keluarga untuk memakan buah-buahan.
Sebelum makan maupun sesudah selesai aktivitas keluarga Tn. Mangkat sering mencuci
tangan.
Keempat Tn. Latif lahir dengan persalinan normal dipuskesmas dengan dibantu
oleh bidan, mendapatkan ASI selama 6 bulan, anak bungsu hingga 1 tahun, mendapatkan
imunisasi lengkap dan memeriksakan kehamilan ke bidan ketika masih mengandung
secara tidak rutin. Selama ini Ny. Iyah tidak pernah menjalani program Keluarga
Berencana (KB).
16
Keluarga Tn. Latif jarang berobat ke Puskesmas karena jika anggota keluarga sakit
maka lebih memilih membeli obat warung atau menunggu ada puskesmas keliling.
Penyakit yang beberapa kali diderita anggota keluarga Tn. Latif adalah diare, nyeri kepala,
batuk selama tidak lebih dari 2 minggu, pilek beberapa kali terjadi pada tiap anggota
keluarga. Ny. Iyah memiliki riwayat Hipertensi tetapi tidak rutin meminum obat dengan
alasan jauh untuk datang ke puskesmas. Anak kedua Tn. Latif yang bernama Nn. Widiana
17 tahun memiliki penyakit kulit terutama dibagian wajah yang dialami selama 2 terakhir
dan rutin datang ke puskesmas untuk mengambil obat tiap bulannya. Riwayat penyakit
diabetes melitus, asma, penyakit keganasan tidak diketahui oleh keluarga.
Keluarga Tn. Latif mengaku jarang mencuci tangan sebelum makan dan tidak
memakai sabun, jarang mencuci tangan sebelum memasak dan menyiapkan bahan dan alat
memasak. Setelah memasak makanan yang telah disajikan hanya diletakkan di atas meja
tanpa penutup dan dimakan tidak menentu. Kebiasaan berolahraga jarang dilakukan.
Dalam kesehariannya Tn. Tn. Latif, Ny. Iyah dan anak- anak nya tidak selalu memakai alas
kaki saat ke halaman maupun saat keluar rumah.
Keluarga binaan Tn. Iwan terdiri dari 7 anggota keluarga, yaitu Tn. Iwan sebagai
kepala keluarga dan istrinya, yaitu Ny. Neti. Keduanya menikah dan mempunyai 3 orang
anak. Anak pertama bernama Ny. Desi, anak keduanya bernama Deril dan anak ketiganya
bernama Dandy. Anak pertama Tn. Iwan yaitu Ny. Desi telah menikah dan masih tinggal
serumah dengan Tn. Iwan bersama dengan suaminya yaitu Tn. Anto dan anaknya yaitu An.
Febriansyah.
Keluarga Tn. Iwan tinggal di RT 06 / RW 02, kampung Sukasari, desa Pangkalan.
Tn. Iwan saat ini berusia 46 tahun dan bekerja sebagai supir truk buah Carefour di Jakarta
dengan penghasilan/bulan Rp. 3.000.000,- dan dengan latar belakang pendidikan tamatan
SD. Tn. Iwan telah menikah dengan Ny. Neti sejak tahun 1986 dan memiliki 3 orang anak.
Anak pertamanya adalah seorang anak perempuan atas nama Ny. Desi berusia 23 tahun,
sudah bekerja sebagai buruh pabrik sepatu di bagian sablon dengan penghasilan Rp
1.300.000,- , sudah menikah dan tinggal di rumah Tn. Iwan bersama suami dan seorang
17
anak laki-laki. Suami Ny. Desi, yaitu Tn. Anton bekerja dan menetap di Jakarta dan rutin
pulang ke rumah 1 x/ bulan dengan penghasilan/bulan Rp. 2.000.000,- dan dengan latar
belakang pendidikan tamatan SMK. Ny. Desi dan Tn. Anton telah memiliki 1 orang anak
lakilaki bernama An. Febriansyah berumur 8 bulan. Anak keduanya adalah seorang anak
laki laki atas nama An. Deril berusia 15 tahun dan masih duduk di bangku SMK kelas 1.
Anak ketiganya adalah seorang laki laki atas nama An. Dandy berusia 14 tahun dan
sudah tidak melanjutkan sekolahnya dan tamat pada kelas 4 SD.
Keluarga Tn. Iwan tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 150m2.
Rumah terdiri dari sebuah ruang tamu, yang terdapat sebuah sofa, meja, lemari, TV dan
kulkas yang sekaligus berfungsi sebagai ruang tv, berukuran 3 x 5 m. Rumah ini memiliki
2 kamar tidur masing-masing berukuran 2 x 3 m. Kamar tidur hanya diisi oleh kasur kapuk
dan lemari pakaian. Ventilasi di rumah ini kurang baik karena hanya memiliki dua jendela
kaca pada bagian depan rumah, dan tidak terdapat jendela pada setiap ruangan atapun
kamar. Jendela tersebut jarang dibuka. Cahaya matahari masuk menerangi sebagian dari
ruangan rumah. Di belakang rumah, terdapat sebuah sumur berukuran 2 x 2 m untuk
mencuci baju, alat makan, dan mandi serta di sebelahnya terdapat dapur berukuran 2 x 2
m, namun ruangan-ruangan ini tidak memiliki saluran pembuangan udara dan pencahayaan
yang cukup. Seluruh ruang di rumah ini teralasi dengan lantai keramik dan atap rumahnya
terbuat dari kayu dan genteng.
Keluarga Tn. Iwan menggunakan ruangan air sumur sebagai sumber air untuk
keperluan sehari-hari seperti memasak, minum (dimasak terlebih dahulu), mencuci dan
mandi. Untuk keperluan buang air pada keluarga Tn. Iwan menggunakan jamban leher
angsa yang ada di dalam rumahnya
KEBUN SUNG
AI
SUMUR
JAMBAN
KAMAR 2 DAPUR
18
KAMAR 1
TERAS
RUANG
KELUARGA
Rumah Tn. Iwan terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat jalan berbatuan, bagian belakang terdapat sungai dan kebun, dan di bagian kanan
dan kiri terdapat rumah tetangga. Terdapat tempat untuk mengalirkan limbah yang
langsung menuju ke sungai. Rumah ini tidak memiliki tempat sampah, dan sampahnya
hanya dibuang ke kebun belakang atau dibakar di sekitaran depan rumah.
Tn. Iwan memasak makanan sendiri untuk keluarganya dan sesekali juga membeli
makanan di luar. Ia sering memasak makanan dengan menu seperti tahu, tempe, telur,
sayur, ikan dan sesekali daging atau ayam. Keluarga Tn. Iwan mengaku senang
mengonsumsi sayuran berupa wortel, kankung, bayam dan beragam buah-buahan.
Biasanya selesai memasak Ny. Neti menaruh masakannya di wajan yang terkadang tidak
tertutup atau di wadah yang tidak tertutup. Sehari- harinya keluarga Tn. Iwan makan
sebanyak 2 kali. Sebelum makan keluarga Tn. Iwan selalu mencuci tangan hanya dengan
air sumur.
Semua anak-anak Tn. Iwan dan Ny. Neti lahir di dukun, lahir dalam keadaan
normal dengan usia kehamilan yang cukup bulan. Ketiga anaknya mendapatkan ASI
sampai umur 2 tahun dan mulai makan makanan seperti biskuit saat usia 6 bulan.
Ketiga anaknya rutin imunisasi di posyandu. Saat mengandung ketiga anaknya, Ny. Neti
jarang memeriksakan kehamilan anaknya pada tenaga kesehatan. Ia juga mengatakan tidak
pernah mengalami sakit semasa hamil sampai melahirkan.
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Iwan belum pernah mengalami sakit yang
serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya antara lain diare,
batuk, pilek dan demam yang dialami oleh Tn. Iwan, istri dan ketiga anaknya. Menurut
penuturan Tn. Iwan, bila sakit keluarganya memilih untuk membeli obat sendiri terlebih
dahulu di warung dan apabila tidak ada perbaikan, keluarga Tn. Iwan baru akan
memeriksakannya ke bidan atau puskesmas terdekat dari rumah. Alasan untuk mengobati
penyakitnya sendiri terlebih dahulu dengan obat warung dikarenakan takut akan mahalnya
biaya pengobatan dan merasa repot jika harus berobat terlalu jauh. Keluarga Tn. Iwan juga
19
mengaku belum mempunyai jaminan dalam bentuk apapun terutama untuk program
kesehatan.
Keluarga Tn. Iwan belum pernah mengalami sakit yang serius dan belum pernah
dirawat di rumah sakit. Namun, keluarga Tn. Iwan terutama anak ke 3 dan 4-nya sering
mengalami diare. Kurang lebih rata rata 2x/ bulan. Tn. Iwan memiliki penyakit hipertensi
namun tidak rutin berobat. Tn. Iwan memiliki riwayat keluarga hipertensi dan keluarga Ny.
Neti, yaitu ibu dari Ny. Neti memiliki riwayat kanker payudara dan meninggal akibat
penyakit ini.
Tn. Iwan, setiap harinya bekerja rata-rata dari jam 05.00 pagi sampai jam 10.00
malam. Tn. Iwan memiliki kebiasaan merokok rata-rata 5-8 batang/ hari., Keluarga Tn.
Iwan tidak terbiasa untuk mencuci tangan memakai sabun setiap hari sehabis melakukan
kegiatan. Untuk keperluan mandi, mencuci, memasak dan sumber air minum, keluarga
Tn. Iwan menggunakan air sumur. BAB dan BAK di jamban dalam rumah. Untuk
kebiasaan olahraga, keluarga Tn. Iwan mengaku jarang
Rumah keluarga Tn. Iwan berada di lingkungan perumahan yang padat dan tidak
memiliki tempat sampah. Mereka hanya membuang sampah di kebun belakang rumah atau
membakarnya di depan rumah.
Keluarga Tn. Syarif terdiri dari 4 anggota keluarga yang tinggal serumah, yaitu Tn.
Syarif sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Atin dan anak pertamanya bernama
Sabila. Keluarga Tn. Syarif tinggal di di Kp. Sukakarya RT 06/ RW 052 No. 68 Desa
Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga ini
terdiri dari sepasang suami istri, dan dua orang anak yang tinggal serumah. Tn. Syarif
sebagai kepala keluarga berusia 35 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir
sekolah menengah atas. Tn. Syarif berprofesi sebagai supir carteran dengan pendapatan
tidak menentu, dengan penghasilan kira-kira berkisar Rp. 3 jt perbulannya.
Tn Syarif memiliki seorang istri yang bernama Ny. Atin berusia 33 tahun dengan
latar pendidikan terakhir sekolah menengah atas. Ny. Atin bekerja dengan berjualan kue,
gorengan, jus, dan tabung gas 3 kg. penghasilannya kira-kira berkisar Rp. 800rb 1 jt
20
perbulannya, kesehariannya mengurus rumah seperti memasak, mencuci pakaian, dan
membersihkan rumah. Tn. Syarif dan Ny. Atin memiliki dua orang anak. Anak pertama
perempuan berusia 11 tahun, anak kedua laki-laki berusia 6 tahun yang keduanya tinggal
bersama Tn. Syarif dan Ny. Atin.
Keluarga Tn. Syarif tinggal di rumah kontrakan dengan bangunan permanen diatas
tanah seluas 100 m. Dinding rumah terbuat dari batu bata, berlantaikan keramik. Atap
rumah menggunakan genteng. Rumah Tn. Syarif terdiri dari satu buah ruang tamu yang
sekaligus dijadikan ruang keluarga, dua buah kamar tidur, satu buah ruang dapur, dan satu
buah kamar mandi. Di rumah tersebut terdapat jendela dengan ventilasi yang baik. Untuk
siang hari hingga malam keluarga Syarif menggunakan lampu sebagai penerangan. Pada
ruang tidur terdapat ventilasi dan kipas angin.
Air yang digunakan untuk sehari-hari berasal dari sumur yang letaknya disamping
rumah Tn. Syarif di campur air isi ulang dari tetangganya yang berjualan air isi ulang.
Pada kamar mandi ada bak mandi dan kloset. Air tersebut di gunakan untuk mandi, dan
mencuci. Untuk minum dan makan Tn. Syarif membeli air isi ulang di tetangga dekat
rumah Tn,. Syarif kemudian merebusnya kembali. Dapur Tn. Syarif terdapat tumpukan
tabung gas 3 kg, kompor gas, terdapat tempat mencuci tangan, dan tidak terdapat tempat
sampah.
WC
DAPUR
KAMAR 2
RUANG
KELUARGA
KAMAR 1
TERAS
21
Rumah keluarga Tn. Syarif terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak 0,2
meter dengan rumah depan. Keluarga Tn. Syarif memiliki kebiasaan membuang sampah di kali di
belakang rumah pakk RT.
Keluarga Tn. Syarif memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Atin memasak
makanan dengan menu yang tidak menentu, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi dan
tempe tahu terkadang ikan, ayam dan sayur. Menurut Ny. Atin, semua makanan dimasak sampai
matang, keluarga Tn. Syarif terkadang makan buah. Anak pertama Tn. Syarif, bernama Sabila,
sekarang berusia 11 tahun, lahir normal di tolong oleh bidan, dengan berat badan 3300 gram. Ny.
Atin mengaku anak pertamanya mendapatkan imunisasi lengkap dan selalu memeriksakan
kehamilan ke bidan ketika masih mengandung. Anak kedua Tn. Syarif bernama Fardan, sekarang
berusia 6 tahun, lahir normal di tolong oleh bidan, dengan berat badan 2900 gram. Fardan juga
mendapatkan imunisasi lengkap dan mendapat ASI selama 1 tahun. Saat ini Ny. Atin belum
menggunakan kb. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke
puskesmas. Keluarga Tn. Syarif jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya
jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita
anggota keluarga Tn. Syarif adalah batuk pilek serta diare.
Keluarga Tn. Syarif mengaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, slalu
mencuci tangan sebelum memasak dan menyiapkan bahan dan alat memasak. Kebiasaan
berolahraga tidak ada. Dalam kesehariannya Tn. Syarif, Ny. Atin dan anaknya tidak selalu
memakai alas kaki saat ke halaman maupun saat keluar rumah. Keluarga Tn. Syarif mandi
dan mencuci pakaian sehari-hari berasal dari sumur yang letaknya disamping rumah Tn.
Syarif di campur air isi ulang dari tetangganya yang berjualan air isi ulang..
22
5. Ketidaktahuan faktor risiko hipertensi
6. Ketidaktersedianya tempat sampah dan pengelolaan sampah
7. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
8. Kurangnya kesadaran berolahraga
9. Pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam rumah yang tidak baik
10. Pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi seimbang
Masalah medis:
1. ISPA
2. Hipertensi
Masalah medis:
1. Diabetes Mellitus
2. Diare
3. Katarak
23
Masalah medis:
1. Diare
2. Hipertensi
3. Gatal-gatal
Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Iwan dibagi menjadi 2, yaitu
masalah medis dan non medis.
Masalah non medis:
1. Kebiasaan merokok didalam rumah
2. Kurangnya pengetahuan tentang dapur sehat
3. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
4. Kebiasaan mencuci tangan tidak memakai sabun sebelum makan
5. Tidak tersedianya ventilasi didalam rumah
6. Kurangnya pencahayaan didalam rumah
7. Kurangnya kesadaran dalam berobat ke tenaga kesehatan
8. Kurangnya pengetahuan tentang faktor resiko hipertensi
9. Kurangnya kesadaran untuk berolahraga
10. Ketidaktersediaan tempat sampah serta pengelolaan yang baik
Masalah medis:
1. Hipertensi
2. Diare
3. ISPA
Area masalah yang terdapat pada keluarga Tn. Syarif dibagi menjadi 2, yaitu
masalah medis dan non medis.
Masalah non medis:
1. Kebiasaan merokok didalam rumah
2. Kurangnya pengetahuan tentang dapur sehat
3. Pendapatan setiap keluarga binaan mayoritas dibawah UMR
4. Kurangnya pengetahuan mengenai faktor risiko diabetes mellitus
5. Tidak tersedianya ventilasi didalam rumah
6. Kurangnya pencahayaan didalam rumah
7. Kurangnya kesadaran dalam berobat ke tenaga kesehatan
8. Kurangnya pengetahuan tentang faktor resiko hipertensi
9. Kurangnya kesadaran untuk berolahraga
10. Ketidaktersediaan tempat sampah serta pengelolaan yang baik
Masalah medis:
1. Hipertensi
2. Diare
24
3. Diabetes Mellitus
25
Gambar 1.8 Metode Delphi
Pengetahuan mereka mengenai dapur yang sehat ini hanya berdasarkan kebiasaan
dan turun temurun keluarga dalam kebiasaan menggunakan dapur dengan kriteria di atas
26
yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, responden percaya hal tersebut tidak
mempengaruhi kualitas kesehatan keluarga mereka. Mayoritas keluarga binaan
menggunakan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti
sandang dan pangan. Dapur merupakan sarana dalam menghasilkan makanan yang baik
dan sehat dimana ini merupakan sumber kehidupan sehari-hari. Pemberian penyuluhan
mengenai dapur yang sehat juga tidak pernah didapatkan di desa pangkalan, khusunya
kepada keluarga binaan ini.
27
Artinya :
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri kedalam kebinasaan dan berbuat baik; sesungguhnya Allah mencintai
orang yang berbuat baik. (Q.s al-Baqarah ayat 195).
Kebersihan lingkungan erat kaitanya dengan masalah kesehatan. Lingkungan yang
bersih adalah lingkungan yang sehat. Kelalaian dalam menjaga kebersihan lingkungan
merupakan awal dari mewabahnya berbagai penyakit. Banyak wabah penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Menjaga kebersihan lingkungan dimulai dari
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebagimana ajaran mulia yang
menyetarakan membuang sampah dengan sedekah, Perintah membersihkan lingkungan,
tempat tinggal dan tempat ibadah secara tersirat diperintahkan pada Nabi Ibrahim untuk
selalu menjaga kebersihan Baitullah tempat beribadah, rumah Allah. Hendaklah perintah
ini ditauladani juga bagi segenap muslim dalam menjaga kebersihan lingkungan. Berikut
merupakan ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa Allah itu mencintai kebersihan
antara lain :
28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk
terbentuknya suatu tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui
sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi
tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi.
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra
yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat
membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya tersebut.
29
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah,
yang meliputi:
1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak
berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai
didapatkan hasil mencapai kebenaran.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik
tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat
memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut.
4) Melalui Jalan Pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan. Cara baru atau modern dalam
memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. (Budiman, 2012)
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
30
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang telah dipelajari antara lain: menyabutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan
sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata - kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.
31
2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Sukmadinata, bahwa
pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:
a. Faktor internal
Faktor internal meliputi jasmani dan rohani. Faktor jasmani adalah tubuh orang
itu sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor, serta
kondisi afektif dan kognitifnya.
b. Faktor eksternal
1. Tingkat pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar.
Orang berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap
informasi yang datang. Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke
arah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan diklasifikasikan menjadi :
1. Pendidikan tinggi: akademi/ PT
2. Pendidikan menengah: SLTP/SLTA
3. Pendidikan dasar : SD
Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa,
sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan yang
rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit
menerima pesan, mencerna pesan,dan informasi yang disampaikan.
Menurut Wiet Hary dan Notoatmodjo menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
2. Papan media massa
Media massa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi
yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering
mendengar atau melihat media massa (tv, radio, dan majalah) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
tidak pernah mendapat informasi dari media massa.
32
3. Ekonomi
Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan
primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi
yang termasuk kebutuhan sekunder.
4. Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling
berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara
kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan social juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima
pesan menurut model komunikasi.
5. Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang
berpengalaman mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar
sehingga lebih baik dalam mengambil keputusan. Pengetahuan yang
dipengaruhi oleh faktor tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengaruh dari intelektual, afektif,
kognitif dan pengalaman manusia sebagai subjek akan mempengaruhi
pengetahuannya terhadap suatu objek yang terjadi melalui pengindraan.
33
mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
(Notoatmodjo, 2005).
34
dapat dilihat lebih jelas warna makanan dan mengetahui kondisi makanan apakah
masih baik atau tidak.
e. Cahaya Aksen
Pencahayaan ini digunakan untuk mempercantik tampilan dapur. Umumnya
diletakkan di dalam lemari kabinet pada bagian pintu kaca yang berisi pajangan.
Dengan kehadiran lampu ini tentu akan memperkuat keindahan dari dapur.
3. Kebersihan Dapur
Dapur merupakan penghasil limbah rumah tangga terbesar di rumah. Agar sampah
yang dihasilkan tidak menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap, maka Anda
harus menjaga agar dapur tetap bersih. Caranya adalah dengan membersihkan
dapur selesai memasak. Percikan minyak, tumpahan kuah atau percikan air
sebaiknya segera dibersihkan. Selain itu, Anda juga wajib membuang sampah yang
ada di dapur setiap hari karena sampah yang disimpan lebih dari satu hari akan
menjadi tempat tumbuhnya bakteri dan jamur.
4. Tempat pencucian piring yang terpisah dari kamar mandi, jamban, tempat cuci baju
5. Saluran pembuangan air limbah yang mengalir kedalam paralon dan tertutup, tidak
tersumbat.
6. Pilihan material
7. Keamanan
Keamanan yang dimaksud di sini bukan aman dalam arti bebas pencuri, tetapi
kemanan dari hal-hal membahayakan. Pasalnya, di dapur banyak terdapat hal yang
berpotensi membahayakan, seperti gas, listrik, api atau benda-benda tajam. Untuk
itu, demi keamanan, harus dipertimbangkan peletakkan masing-masing benda dan
pengawasannya.
35
a. Penempatan tabung gas yang aman. Pastikan ada sirkulasi udara memadai di
sekitar tabung gas
b. Letakkan stop kontak listrik jauh dari sumber air.
c. Simpan peralatan tajam di tempat yang tak mudah dijangkau anak-anak.
d. Standar keamanan berikutnya adalah menyediakan alat pemadam api ringan.
Ini tentu standar prosedur untuk pencegahan pertama jika terjadi kebakaran di
dapur. (Mahfoedz, Irham.2008)
36
2.2.4. Hal Penting Dalam Dapur Sehat
Yang terpenting dalam dapur adalah peralatan memasak yang digunakan, seperti
kompor dan perangkat masaknya. Selain itu sumber air dan pembuangan harus mutlak ada
supaya dalam melakukan pembersihan bahan makanan dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Lalu yang tidak boleh ketinggalan adalah ventilasi udara sehingga dapur tidak
pengap dan lembab karena udara dapat bersirkulasi dengan baik. Dapur yang lembab akan
membuat bakteri dan jamur mudah berkembangbiak serta serangga yang suka bersarang di
dalamnya. Hal ini akan membuat dapur tidak sehat dan terkontaminasi kotoran. Dapur
sejatinya tidak hanya sekedar tempat memasak, namun dari sinilah kesehatan keluarga
anda berawal. (Mahfoedz, Irham.2008)
37
Tingkat
Ekonomi
Paparan
Hubunga
media
n sosial
massa
Tingkat
pendidika
PENGETAH Pengalam
n UAN an
38
Paparan
Tingkat
media massa
ekonomi
mengenai
responden
dapur sehat
Hubungan
sosial yang
Tingkat
mendukung
pendidikan PENGETAHU pengetahuan
responden
AN mengenai
dapur sehat
MENGENAI
DAPUR
SEHAT
Tabel 2.1 Tabel Definisi Operasional Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Area Masalah
Pengetahuan Mengenai Dapur Sehat Pada Daerah Keluarga Binaan RT 006/RW 002 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten
39
OPERASIONAL UKUR UKUR
Pengetahuan Pengetahuan Mengenai Kuesioner Wawancara Baik Ordinal
Mengenai Cukup
Dapur Sehat adalah
Buruk
Dapur Sehat
sebuah ruangan khusus
yang berisikan peralatan
yang dipergunakan untuk
menyiapkan, mengolah
dan memasak bahan
makanan menjadi
makanan yang siap
disajikan dan disantap
yang layak, bersih dan
sehat sesuai dengan
criteria dapur sehat.
Penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat
pengelolaan sampah yang
tidak baik yakni, ISPA,
penyakit saluran
pencernaan (diare, kolera,
tifoid), cacingan.
Pendidikan Jenjang pendidikan formal Kuesioner Wawancara Baik Ordinal
Cukup
terakhir yang ditamatkan
Rendah
oleh keluarga binaan.
40
Hubungan Hubungan sosial
yang Kuesioner Wawancara Baik Ordinal
Cukup
Sosial saling mempengaruhi
Buruk
keluarga binaan dengan
keluarga lain di
lingkungan sekitar
menyangkut dalam hal
pengetahuan tetangga
sekitar tentang
Pengetahuan Dapur Sehat.
Media Massa Media massa adalah alat Kuesioner Wawancara Baik Ordinal
Buruk
yang digunakan dalam
penyampaian pesan-
pesan dari sumber
kepada khalayak
(menerima) dengan
menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis
seperti surat kabar, film,
radio, TV.
BAB III
METODE
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah, langkah-
langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.
41
3.1 Populasi Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan, baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan pengambilan sampel. Populasi merupakan keseluruhan
unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah keluarga di RT 006/RW 002 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan
keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri- ciri dan
keberadaan populasi yang sebenarnya. Suatu sampel yang baik akan dapat memberikan
gambaran yang sebenarnya tentang populasi.
Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan
mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan sebagi
wakil yang dapat mewakili populasi tersebut. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah
empat keluarga binaan di RT 006/RW 002 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
42
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian,
yaitu:
1. Tidak bersedia menjadi informan
2. Berusia dibawah 18 tahun atau diatas 70 tahun
3. Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
4. Memiliki gangguan mental
5. Tidak bisa membaca dan menulis
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan
data misalnya wawancara, analisis, observasi yang telah dituangkan dalam
catatan lapangan (transkrip).
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika. (Sugiyono, 2008)
Data kuantitatif yang diperoleh adalah berupa data diskrit dan data kontinu yaitu:
1. Data diskrit
Dalam penelitian ini terdapat 16 responden yang tercantum dalam grafik 4.1
dan grafik 4.4 mengenai jumlah perempuan dan laki-laki serta distribusi
tingkat pendidikan pada keluarga binaan.
2. Data kontinu diperoleh dari segi usia yang tercantum dalam grafik 4.2
43
Data yang langsung didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke
rumah, melalui hasil wawancara terpimpin, analisis dan observasi pada
keluarga binaan di RT 006/ RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016.
b Data sekunder
Data yang didapat dari data yang sudah ada di Puskesmas Tegal Angus,
yaitu :
1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus 2015
2. Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin jumlah
pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun
2015
3. Lapangan pekerjaan penduduk
4. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
5. Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015
6. Sepuluh besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus tahun 2016
7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015
8. Data jumlah kasus diare per bulan Januari Juli tahun 2016
c Data tersier
Data yang didapat dari buku Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni karya
Soekidjo Notoatmodjo tahun 2011 dan internet. Data yang didapat dari
buku dan internet yaitu mengenai Manajemen Penelitian, Pengantar Ilmu
Kesehatan Lingkungan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PokokPokok
Metodologi Penelitian, Pendidikan dan Ilmu Perilaku, Memahami
Penelitian Kualitatif dan lain-lain.
44
cek list, kuesioner, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi,
skala, kamera foto dan sebagainya. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah kuesioner.
45
Tanggal Kegiatan
47
BAB IV
HASIL ANALISA
Laki-laki
44% Perempuan
56%
Grafik 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW 002,
Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016
48
Berdasarkan dari Grafik 4.1 tentang distribusi jenis kelamin pada keluarga binaan
didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebanyak 9 orang (56,25 %).
Usia Responden
7
6
17-20
5 21-30
31-40
4
Jumlah Responden 41-50
3
>51
2
0
Usia Respoden
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW 002, Desa
Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober
2016
Berdasarkan dari Grafik 4.2 tentang frekuensi berdasarkan usia pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang berusia 21-30 tahun
yaitu sebanyak 6 orang.
2 Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berdasarkan variabel-
variabel dalam check list dan kuesioner yang diambil langsung pada empat rumah keluarga
binaan pada bulan Oktober 2016.
49
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan Tentang Dapur Sehat pada Keluarga
Binaan di RT 006/ RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016
Pengetahuan Tentang Jumlah Persentase
Dapur Sehat
Baik 3 18,75 %
Cukup 5 31,25 %
Buruk 8 50 %
Total 16 100%
Berdasarkan dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa sebanyak 8 orang responden (50%)
memiliki pengetahuan yang buruk mengenai dapur sehat.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW
002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Oktober 2016
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Baik 2 12,5 %
Cukup 3 18,75 %
Rendah 11 68,75 %
Total 16 100 %
Baik 2 12,5 %
50
Cukup 4 25 %
Buruk 10 62,5 %
Total 16 100%
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Penghasilan pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW
002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Oktober 2016
Tingkat Ekonomi Jumlah Persentase
Berdasarkan dari Tabel 4.4 terlihat tingkat penghasilan pada keluarga binaan
sebanyak 15 responden (93,75 %) berada pada tingkat penghasilan dibawah UMR. Namun
masih terdapat 1 responden (6,25%) yang memiliki tingkat penghasilan diatas UMR.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keterpaparan Informasi Kesehatan Mengenai Dapur Sehat
pada Keluarga Binaan di RT 006/ RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016
Baik 0 0%
Buruk 16 100 %
Total 16 100%
51
Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan bahwa sebanyak 16 responden (100%) berpendapat
bahwa buruknya keterpaparan informasi kesehatan mengenai dapur sehat di dalam rumah.
52
PENDIDIKAN EKONOMI
Kurangnya motivasi
Kurangnya pengetahuan responden untuk
mengenai dapur sehat mencari informasi
mengenai dapur sehat
Pengaruh lingkungan
terhadap kebiasaan Kurangnya informasi
memiliki dapur yang terkait dapur sehat
tidak sehat
Berkerjasama dengan
pemerintah dan instansi
terkait untuk
memberikan modal
usaha gratis.
54
3. Responden tidak Memberikan Memberikan Jangka Pendek
mengetahui edukasi mengenai penyuluhan mengenai
kriteria dapur Mengadakan penyuluhan
kriteria dapur dapur sehat
sehat mengenai dapur sehat
sehat
dan menyediakan alat-
alat kebersihan, penutup
meja makan, alat-alat
makan dan lain
sebagainya yang dapat
mendukung terciptanya
dapur sehat
Jangka panjang
Bekerjasama dengan
kader dan tokoh
masyarakat untuk selalu
memantau dapur
keluarga binaan.
4. Responden tidak Memberikan Memberikan Jangka Pendek
mengetahui edukasi mengenai penyuluhan mengenai
dampak yang Mengadakan penyuluhan
dampak dari dapur dampak dari dapur
dapat terjadi mengenai dapur sehat
akibat dapur yang tidak sehat yang tidak sehat sehat
dan menyediakan alat-
tidak sehat sehat
alat kebersihan, penutup
meja makan, alat-alat
makan dan lain
sebagainya yang dapat
mendukung terciptanya
dapur sehat
Jangka panjang
Bekerjasama dengan
kader dan tokoh
masyarakat untuk selalu
55
memantau dapur
keluarga binaan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
56
5.1 Simpulan
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke
keluarga binaan yang bertempat tinggal di RT 006/ RW 002, Desa Pangkalan,
Kecamatan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober
2016 maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan
area masalah yaitu Pengetahuan Mengenai Dapur Sehat pada Keluarga
Binaan RT 006 RW 002, Desa Pangkalan, Kecamatan Tegal Angus,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2016
57
1. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya mengemban
pendidikan wajib belajar 12 tahun
2. Memberikan penyuluhan mengenai cara membuka lapangan
pekerjaan mandiri
3. Mengadakan penyuluhan mengenai dapur sehat dan menyediakan
alat-alat kebersihan, penutup meja makan, alat-alat makan dan lain
5.1.6 Saran
1 Bekerja sama dengan pemerintah untuk menggalakan program wajib
belajar 12 tahun.
2 Berkerja sama dengan pemerintah dan instansi terkait untuk
memberikan modal usaha gratis.
3 Bekerja sama dengan kader dan tokoh masyarakat untuk selalu
memantau dapur keluarga binaan.
DAFTAR PUSTAKA
58
Arsyad dan Bongkareng. 2010. Upaya-upaya Penyehatan Rumah (Rumah Sehat). Heru
Subaris Kasjono (ed.). Yogyakarta. Gosyen Publishing.
Azwar. 2012. Pengantar Epidemiologi. Edisi Revisi. Jakarta Barat: Penerbit Binarupa
Aksara.
Depkes RI. 2010. Petunjuk Teknis Sarana Kesehatan Lingkungan. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Edisi Revisi 2011. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjarwo dan Basrowi. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN I
PRE-SURVEY
KUESIONER
59
PENGETAHUAN MENGENAI PENGGUNAAN DAPUR SEHAT PADA KELUARGA
BINAAN DESA PANGKALAN RT 006 RW 002, KECAMATAN TELUK NAGA ,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN, BULAN OKTOBER 2016
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
PENGETAHUAN
1. Apa yang anda ketahui tentang dapur?
a) Ruangan khusus untuk mengolah makanan
b) Ruangan untuk makan bersama keluarga
c) Ruangan untuk menyimpan barang - barang
SIKAP
60
b) Tidak setuju
PERILAKU
61
Total :
Jumlah total 10 : Pengetahuan BAIK (Baik, bila responden mampu
menjawab dengan poin 83% - 100% dari hasil poin setelah
menjawab pertanyaan)
Jumlah total 8-9 : Pengetahuan CUKUP (Cukup, bila responden mampu
menjawab dengan poin 66% - 82% dari hasil poin setelah
menjawab pertanyaan)
Jumlah total <7 : Pengetahuan BURUK (Buruk, bila responden mampu
menjawab dengan poin <66% dari hasil poin setelah
menjawab pertanyaan)
62
Jumlah total <7 : Perilaku BURUK (Buruk, bila responden mampu
menjawab dengan poin <66% dari hasil poin setelah
menjawab pertanyaan)
LAMPIRAN II
SURVEY
KUESIONER
PENGETAHUAN MENGENAI PENGGUNAAN DAPUR SEHAT PADA KELUARGA
BINAAN DESA PANGKALAN RT 006 RW 002 KECAMATAN TELUK NAGA ,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN, BULAN OKTOBER 2016
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
63
I. PENGETAHUAN MENGENAI DAPUR SEHAT
6. Penyakit apakah yang dapat muncul ketika menggunakan dapur yang tidak sehat?
a) Diare
b) Demam berdarah
c) Hipertensi
II. PENDIDIKAN
3. Menurut anda darimana saja sumber informasi yang bisa anda dapatkan mengenai
dapur sehat?
a) Petugas kesehatan, televisi, koran, brosur/iklan selebaran
b) Tetangga, kader, tokoh masyarakat
c) Tidak Tahu
III. EKONOMI
64
1. Berapakah penghasilan anda perbulan?
a) > 3.050.000
b) = 3.050.000
c) < 3.050.000
3. Apakah anda ingin merubah dapur anda setelah mengetahui kriteria dapur sehat?
a) Ya
b) Tidak
V. INFORMASI KESEHATAN
1. Apakah anda pernah mendapat informasi mengenai dapur sehat?
a) Ya
b) Tidak
3. Apakah petugas kesehatan pernah datang untuk menilai dapur rumah anda?
a) Ya
b) Tidak
65
Jumlah total 8-9 : Pengetahuan CUKUP (Cukup, bila responden mampu
menjawab dengan poin 66% - 82% dari hasil poin setelah
menjawab pertanyaan)
Jumlah total <7 : Pengetahuan BURUK (Buruk, bila responden mampu
menjawab dengan poin <66% dari hasil poin setelah
menjawab pertanyaan)
66
Jika jawaban YA nilai :2
Jika jawaban TIDAK nilai : 1
Total :
Jumlah total 6 : Informasi kesehatan BAIK
Jumlah total 4-5 : Informasi kesehatan CUKUP
Jumlah total 3 : Informasi kesehatan BURUK
67