Anda di halaman 1dari 2

- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja -

Oleh: Clara Andyna- 1406576736

Merupakan suatu kewajiban bagi suatu perusahaan untuk mengatur dan


mengelola perusahaannya termasuk didalamnya adalah kesehatan dan
keselamatan para pekerja. Hal tersebut dikarenakan keselamatan dan kesehatan
merupakan hak para pekerja, selain itu juga menjadi salah satu faktor penunjang
kesuksesan suatu perusahaan karena tingginya produktivitas para pekerja
sehingga hasil atau produk yang dihasilkan juga dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat, selain itu dapat meminimumkan biaya yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan. Dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan sehat perlu
dilakukan suatu manajemen pencegahan maupun pengendalian terintegrasi dan
efektif yang dilakukan oleh semua unsur dalam suatu perusahaan untuk
mengendalikan dan mengurangi resiko kesehatan dan kecelakan kerjanya.
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja tersebut dapat dibentuk
menjadi suatu sistem terintegrasi yang terdiri dari beberapa aspek yaitu dimulai
dari struktur organisasi, penataan dan perencanaan, tanggung jawab, penerapan,
manajemen pengendalian resiko, proses dan sumberdaya, serta evaluasi program
untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan para pekerja (Harinaldi, Dr.)
dengan menciptakan suatu kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Di
Indonesia, sudah menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan untuk membentuk
suatu sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Hal tersebut sudah
tercantum dalam Undang-Undang No 13 tahun 2003, Peraturan Pemerintah No
50 tahun 2012 serta Permenaker No 5 tahun 1996.
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dapat terbentuk
karena adanya kesadaran dari para pekerja serta orang-orang yang mempunyai
andil besar dalam perusahaan tersebut untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman serta sehat bagi para pekerjanya, hal itu dapat dilakukan dengan cara
mengendalikan resiko penyakit, mengurangi jumlah hazards yang mungkin
muncul dalam proses kerja, dan meminimalisir resiko kecelakaan kerja. Sistem ini
bertujuan untuk membentuk suatu kebijakan-kebijakan K3 baru. Sistem
manajemen tersebut terbagi dari beberapa tahapan-tahapan yang kemudian
membentuk suatu sistem yang berputar.
Tahapan sistem manajemen K3 dimulai dari pembentukan struktur
organisasi. Setelah strukturnya telah terbentuk, orang-orang di dalam organisasi
tersebut membentuk suatu perencanaan, prosedur atau program K3 setelah itu
dilakukan suatu penerapan untuk prosedur yang telah dibentuk. Ketika penerapan
dari prosedur atau program tersebut dilakukan, beberapa orang di dalam
organisasi tersebut melakukan suatu pemeriksaan sebelum program tersebut
diaplikasikan. Apabila rencana tersebut sudah memenuhi standar dan kriteria yang
telah ditetapkan, rencana tersebut akan diaplikasikan pada para pekerja. Selama
prosedur dan program tersebut berjalan, dilakukan suatu evaluasi yang kemudian
dari evaluasi tersebut dapat terbentuk kebijakan-kebijakan baru dalam K3.
Dalam tahapan-tahapan yang ada pada sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja terdapat poin-poin khusus yang dilakukan. Dimulai dari
perencanaan yang dimulai dari identifikasi bahaya serta penilaian dan
pengendalian resiko yang dilakukan untuk menentukan tujuan-tujuan apa yang
ingin dicapai apabila dibentuk suatu program pencegahan dan pengenddalian
resiko K3 yang didasari oleh kebijakan-kebijakan yang sudah ada sebelumnya.
Selanjutnya, setelah perencanaan sudah tersusun dengan baik akan dilakukan
penerapan dari perencanaan tersebut yang termasuk didalamnya yaitu sumber
daya yang memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, selain itu
sumber daya tersebut diberikan pelatihan dan sertifikasi agar dapat melakukan
persiapan tanggap darurat nantinya ketika program K3 tersebut berjalan. Setelah
itu, dilakukan pemeriksaan dan evaluasi audit dalam program tersebut, pemantuan
kinerja para pekerja, investigasi kembali resiko-resiko yang mungkin muncul
serta perbaikan-perbaikan yang dinilai masih kurang. Saat tahapan-tahapan diatas
sudah terlaksana dan terpenuhi sesuai dengan kebijakan yang ada maka
selanjutnya program tersebut dapat dilaksanakan dalam perusahaan tersebut
dengan pengawasan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja K3
berkelanjutan.
Dari program atau prosedur yang dilakukan tersebut, akan tercipta suatu
kebijakan-kebijakan baru K3 yang nantinya akan digunakan untuk menentukan
prosedur atau program K3 baru yang lebih baik dari sebelumnya karena sudah
mengalami beberapa perbaikan untuk mengurangi resiko penyakit, resiko
kecelakaan kerja dan juga meminimalisir besarnya biaya yang dikeeluarkan oleh
perusahaan terkait. Hal tersebut yang menjadi dasar utama mengapa sistem
manajemen K3 ini sangat penting bagi setiap perusahaan. Saat ini, di Indonesia
wajib bagi suatu perusahaan yang memiliki pekerja lebih dari 100 orang untuk
membentuk suatu sistem manajemen K3.

Referensi:
Occupational Health and Safety Management System: Guidelines for the
implementation of OHSAS. (2008). 1st ed. [ebook] OHSAS. Available at:
http://file:///C:/Users/clara/Downloads/Guideline%20-%20OHSAS
%2018002-2008.pdf [Accessed 1 Dec. 2015].
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (n.d.). [online]
Available at:
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/yunita.sadeli/material/safetychapter-
1smk3.pdf [Accessed 2 Dec. 2015].

Anda mungkin juga menyukai