Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM) adalah lokasi
pemusatan kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan
produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis dan atau mengerjakan proses
produksi yang sama, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang. Kegiatan ini
pada dasarnya upaya untuk mengembangkan industri kecil dan industri
menengah yang berbasis sumber daya dan potensi daerah yang diwadahi secara
terpadu dalam suatu Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM)
mandiri yang mampu menghasilkan nilai tambah serta menyerap tenaga kerja.
Seiring dengan pengembangan kawasan industri dibeberapa daerah,
pengembangan Sentra IKM dinilai akan dapat membantu menunjang kegiatan
industri pengolahan dalam skala kecil dan menengah. Adapun pembangunan
Sentra IKM tetap harus berada di dalam Kawasan Peruntukan Industri.
Tabel 1.1
Program Pengembangan Sentra IKM Tahun 20152035
Jangka Menengah (20152019) Jangka Panjang (20202035)
1. Survey dan pemetaan potensi 1. Pengadaan tanah oleh pemerintah
pembangunan Sentra IKM; kabupaten/kota untuk pembangunan
2. Penyusunan rencana pembangunan Sentra Sentra IKM;
IKM; 2. Pembangunan infrastruktur untuk
3. Pembentukan kelembagaan Sentra IKM mendukung Sentra IKM;
oleh pemerintah kabupaten/kota 3. Pembangunan sentra IKM; dan
4. Pengadaan tanah oleh pemerintah 4. Pembinaan dan pengembangan Sentra
kabupaten/kota untuk pembangunan IKM.
Sentra IKM;
5. Pembangunan infrastruktur untuk
mendukung Sentra IKM;
6. Pembangunan Sentra IKM;
7. Pembinaan dan pengembangan Sentra
IKM.
1.3.1. Maksud
1.3.2. Tujuan
Gambar 1. 1
Peta Daerah Kajian Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat
Penyusunan Pola Pengembangan Sentra Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bantaeng 1-4
Laporan Akhir
1.5.1. Pendekatan
1. Resource Driven
a. Valuable (berharga)
b. Rare (Langka)
Untuk menjadi bernilai, sumber daya harus langka dalam pasar yang
bersaing sempurna dan harga sumber daya akan menjadi cerminan
pendapatan masa depan (Barney, 1986a; Dierickx dan Cool, 1989).
Sumber daya yang langka berpotensi menciptakan nilai dan tidak dapat
ditiru. Aspek lain yang sama pentingnya adalah kurangnya barang
substitusi (Dierickx dan Cool, 1989). Jika pesaing mampu melawan nilai
perusahaan dengan menciptakan barang substitusi, maka harga
sumberdaya menjadi rendah dan mengakibatkan keuntungan nol.
Gambar 1.2
Kerangka Praktis Analisis Strategi Dengan Pendekatan Sumber Daya
2. Market Driven
1.5.2. Metodologi
Tabel 1.2
Materi Kajian Pelaksanaan Penyusunan Pola Pengembangan Sentra IKM
j. Kesiapan dan
Kesediaan
Pemerintah
k. Kesiapan dan
Kesediaan Pelaku
Usaha.
8. Analisis Pasar a. Jenis komoditi hasil Analisis pasar komoditi Pasar potensial
Sentra IKM dan hasil Sentra IKM. komoditi hasil
Jumlah Sentra IKM.
Produksinya;
b. Kondisi pasar
komoditi hasil
Sentra IKM.
e. Sumber
permodalan;
f. Aspek sosial budaya
masyarakat lokal;
g. Aspek lingkungan.
11. Penyusunan a. Site Plan Sentra IKM Proses penyusunan Pola Dokumen Pola
Pola (hasil kajian no. 6); Pengembangan Sentra Pengembangan
Pengembangan b. Kelembagaan IKM di Kabupaten Sentra IKM di
Sentra IKM Pengelola Sentra IKM Manokwari. Kabupaten
(hasil kajian no. 5); Manokwari:
c. Biaya investasi 1. Siteplan
pembangunan Pembangun
Sentra IKM (hasil an Sentra
kajian no. 8); IKM;
d. Kelayakan ekonomi, 2. Model Ke-
sosial budaya dan lembagaan,
lingkungan 3. Rencana
pembangunan Strategis
Sentra IKM (hasil dan Ren-
kajian no. 10). cana Aksi
pengemba-
ngan Sentra
IKM.
Sumber : Hasil Kajian Tim Konsultan Pada Pola Pengembangan Sentra IKM 2016.
a. Survei instansional
Survei instansional yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui
survey sekunder pada instansi-instansi terkait, seperti Bappeda, Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, BKPMD, Dinas Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan, Dinas Perikanan Kelautan Kabupaten,
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas
Pendidikan dan Olah Raga, dan BPS yang ada, baik tingkat Provinsi dan
Kabupaten serta juga dilakukan pengambilan data pada pelaku Usaha
IKM dan Sentra IKM yang ada.
b. Survei Lapangan
Survei lapangan adalah pengamatan keadaan lapangan secara visual.
Adapun tujuan dari survei lapangan ini adalah untuk mengamati kondisi
yang terdapat di lapangan, dan mendapatkan gambaran permasalahan
yang sebenarnya terdapat di lapangan. Dalam kegiatan pengamatan di
lapangan ini, metode yang digunakan adalah pengamatan terkendali
(controlled obersevation), yaitu metode pengamatan dimana posisi
pengamat hanya terbatas pada pengamatan dari kondisi yang ada,
tetapi tidak secara langsung terlibat didalam kegiatan-kegiatan yang
diamatinya.
c. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui, menyusun dan
menformulasikan kriteria yang dijadikan pertimbangan dasar oleh
pemerintah dalam pengembangan sentra IKM. Adapun objek penelitian
dalam melakukan wawancara adalah pelaku IKM dan pejabat yang
berhubungan langsung dengan pengembangan IKM.
f. Kebutuhan Data
Data yang dibutuhkan didapatkan dari survei baik primer maupun
sekunder ke beberapa instansi pemerintah daerah berupa softcopy
maupun hardcopy. Kebutuhan data dari setiap instansi dapat dilihat
pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Metode Pengumpulan Data
No. Instansi Data yang dibutuhkan Output Metode Survei
Sumber : Hasil Kajian Tim Konsultan Pada Pola Pengembangan Sentra IKM 2016.
1) Metode Kualitatif
Metode kualitatif dimana peneliti dituntut untuk berada di lokasi
wilayah studi untuk melihat fenomena sosial yang ada secara holistik
sehingga dapat menginterpretasikan data yang ada. Pada penelitian ini,
metode kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.
2) Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan metode yang menggunakan data yang
terukur dan dianalisis dengan cara statistik deskriptif. Alat analisis yang
digunakan dalam studi ini adalah distribusi frekuensi dan pembobotan.
Distribusi frekuensi digunakan untuk menganalisis kecenderungan dari
suatu data. Alat analisis ini digunakan dalam mengidentifikasi dan
menganalisis karakteristik IKM berdasarkan sebaran data secara
statistik. Alat analisis pembobotan digunakan dalam menganalisis
penentuan lokasi Sentra IKM, pemilihan lembaga pengelola, dan jenis
IKM yang diprioritaskan.
Pada tahap FGD-1 ini dilakukan pada lokasi kegiatan yaitu Kabupaten
Manokwari dengan harapan didapat kesepakatan industri yang akan
dikembangkan pada lokasi Sentra IKM.
Dari hasil kesepakatan pada FGD-1, kemudian dilakukan analisa data yang
meliputi:
1) Pendahuluan;
2) Tinjauan kebijakan pengembangan Sentra IKM;
3) Gambaran umum lokasi kegiatan;
4) Analisis pengembangan Sentra IKM
5) Analisis kelembagaan Sentra IKM;
6) Analisis kelayakan Sentra IKM;
7) Rencana strategis pembangunan Sentra IKM;
8) Siteplan Sentra IKM; dan
9) Kesimpulan dan rekomendasi.
Gambar 1.4
Dimensi Analisis Rantai Nilai
Pada analisis lokasi Sentra IKM, GIS digunakan untuk menganalisis fisik dan
infrastruktur dari lokasi Sentra IKM yang terpilih. GIS dapat membantu
analisis topografi, hidrologi lahan tapak dan kondisi penggunaan lahan
sentra, sehingga dapat dianalisis kesesuaian lahan Sentra IKM pada lokasi
terpilih.
Tabel 1.4
Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Industri
Kesesuaian
No. Kriteria
Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
1. Ketersediaan air Hujan, sungai, Sumur 10-30 m Sumur >30 m
bersih atau sumur 10 m
2. Kualitas air tanah Tawar Payau Asin
3. Resiko banjir dan Tidak Ada Banjir Musiman Permanen
genangan
4. Kemiringan lahan <8% 8-15 % > 15 %
5. Drainase Lahan dengan Lahan dengan Daerah rawa
Permukaan pangaliran air pangaliran air dengan
sangat baik sedang, sedikit genangan
setelah turun terpengaruh banjir.
hujan fluktuasi air
tanah.
Kesesuaian
No. Kriteria
Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
6. Penggunaan Lahan Lahan berupa Lahan pertanian Sawah
semak, lahan kering berupa irigasi,
kosong, dan lahan tegalan, permukiman,
tidak perkebunan dan situs
dimanfaatkan semacamnya. pubakala,
militer,
pendidikan
dan jasa.
Sumber : Maberry, Tahun 1972 dan dan diolah Tim Konsultan, Tahun 2016.
Qm = fm x Qr
Keterangan:
Qr = Jumlah Penduduk
Qm = Debit Maksimum Harian
Fm = Faktor Jam Puncak
Debit puncak harian, merupakan pemakaian terbesar dalam
jam satu hari, dimana pemakaian air melebihi pemakaian air
melebihi pemakaian per jam rata-rata. Harga ini menjadi dasar
dalam perencanaan system jaringan perpiaan distribusi.
Qm = fp x Qr
Keterangan:
Qr = Jumlah Penduduk
Qp = Debit Puncak Harian
Fp = Faktor Jam Puncak
Perhitungan Telekomunikasi
Analisis jaringan telekomunikasi dapat diketahui dengan jumlah
penduduk yang ada menggunakan rumus sebagai berikut:
Pn = Po (1 + r.n)
Keterangan:
Pn = Jumlah Penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r = angka pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
n
Pn = Po (1+r)
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
4. Analisis Pasar
Analisis pasar terdiri dari analisis produk, segmen pasar, target pasar,
positioning dan proyeksi permintaan, rencana penjualan dan pangsa
pasar. Selain itu juga ditenyukan strategi pemasaran dengan metode
marketing xix. Marketing mix adalah strategi pemasaran yang terdiri
dari strategi product, price, promotion, people, dan physical evidence.
E. Analisis Kelembagaan
Penentuan pola kelembagaan pada sentra IKM dilakukan dengan metode
pembobotan. Beberapa alternatif pola kelembagaan adalah Perusahaan
Daerah (PD), Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, CV, Unit Pelayanan Teknis
(UPT). Kriteria pemilihan pola kelembagaan terdiri dari badan hukum,
pertanggungjawaban investasi pemerintah, profit, manajemen pengelolaan,
kepemilikan/interst pribadi, kemampuan mendapatkan permodalan.
F. Analisis Investasi
Analisis investasi dilakukan berdasarkan kebutuhan luas ruang dan biaya
pada bangunan, energi, air baku dan pengolahan limbah pada Sentra IKM.
1. Nilai tambah
Di dalam melakukan analisis aspek ekonomi, metode analisis yang
dilakukan adalah meliputi metode analisis struktur perekonomian.Suatu
wilayah akan cenderung lebih terlihat berkembang selain dilihat dari
pendapatan perkapita, dapat dilihat juga dari kemampuan struktur
perekonomian yang mampu memberikan kontribusi terhadap sektor-
sektor lain juga memberikan kontribusi yang besar terhadap total PDRB
wilayah, sehingga saling berkaitan antara pendapatan perkapita dengan
struktur perekonomian. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi
akan berpengaruh terhadap besarnya PDRB dan pendapatan perkapita
juga akan meningkat, juga sebaliknya. Selain itu, analisis nilai tambah
Sentra IKM dilakukan terhadap SDM.
2. Analisis keuangan
modal kerja awal yang dihitung secara netto yaitu jumlah kebutuhan
harta lancar dikurangi hutang lancar yang dapat diharapkan diperoleh
dari pihak ketiga. Disajikan pula usulan struktur pembiayaan Sentra IKM,
kemampuan Sentra IKM memperoleh laba, memenuhi kebutuhan
keuangan dan mendatangkan manfaat sosial ekonomi yang lain.
atau
investasi
PBP = x 1 tahun
Cash flow
dimana:
PV = present value
TPV = total present value
dimana:
IRR = Internal Rate of Return
rk = tingkat bunga yang kecil (rendah)
rb = tingkat bunga yang besar (tinggi)
NPV rk = Net Value Value pada tingkat bunga yang kecil
PV rk = Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil
PV rb = Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar
1.6. KELUARAN