Anda di halaman 1dari 65

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Ruangan : D1
Diagnosa medis : Kejang demam
No. Register : 52xxxx
Tgl/jam MRS : 14 April 2017 / 09.14 WIB
Tgl/jam pengkajian : 14 April 2017 / 16.00 WIB

Anamnesa diperoleh dari :


1. Ibu

I. IDENTITAS ANAK
Nama : An. L
Umur/tanggal lahir : 20 Oktober 2009
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Golongan darah :
Bahasa yang dipakai : Jawa, Madura dan Indonesia
Anak ke : 3 (Tiga)
Jumlah saudara : 2 (Dua)
Alamat : Bendul Merisi, Surabaya

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama ayah : Tn. B
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : + Rp 2.700.000,-
Alamat : Bendul Merisi, Surabaya
Nama ibu : Ny. H
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Surabaya
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : + Rp 1.500.000,-
Alamat : Bendul Merisi, Suarabaya

III. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam tinggi kemudian
kejang sampai dua kali di rumah pada pagi hari.

IV. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami demam terus menerus sejak
hari Kamis sore tanggal 13 April 2017. Ibu sempat membawa anaknya ke
puskesmas dan hanya mendapatkan obat penurun panas, ketika
diminumkan anaknya masih tetap panas. Pada hari Jumat tanggal 14 April
2017 jam 03.00 WIB anaknya mengalami kejang dengan posisi tengkurap,
tangan kaku berada di dada, gigi merapat. Ibu pasien akhirnya meletakkan
anaknya di lantai dengan posisi telentang, mulut anaknya diganjal dengan
handuk dan pada selangkangan dan tangan dipijat oleh ibunya dengan
tujuan mencari yang sakit yang dirasakan oleh ibunya. Anak sempat
berhenti kejang pada jam 04.50 WIB dan tidak sadarkan diri. Ibunya hanya
mengompres anaknya dengan air hangat. Kemudian pada jam 05.15 WIB
anaknya mengalami kejang kembali dan diberikan tindakan oleh ibunya
dengan cara yang sama. Ketika kejang berhenti pada jam 05.40 WIB anak
langsung dibawa ke IGD Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Anak sampai di
IGD pada pukul 06.00 WIB dengan keadaan tidak sadar. Di IGD anak
mendapatkan tindakan pasang monitor, pasa infus, pasang oksigen, cek
darah, diberi suntikan obat. Ibu pasien mengatakan sejak terkena kejang
pertama samapi di IGD anak tidak sadarkan diri dan selama di IGD anak
juga masih belum sadar. Ibu pasien mengatakan rencananya anaknya akan
dipindahkan di PICU, namun ketika IGD telepon ruang PICU penuh
sehingga anaknya sementara dipindahkan di ruang D1. Setelah itu, anak
dipindahkan ke ruang D1 pada jam 09.30 WIB. Ibu pasien mengatakan
bahwa dokter yang memeriksa anaknya jika nanti anaknya sadar
kemungkinan pindah PICU akan dibatalkan. Ketika berada di ruang D1
anaknya sadar pada sekitar jam 09.40 WIB.

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


A. Prenatal Care
Ibu pasien mengatakan bahwa dirinya selama hamil An. L selalu
rutin memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu pasien mengatakan
bahwa selama kehamilan An. L pemeriksaan yang dijalankan oleh
ibu pasien sebanyak 4 kali. Ibu pasien mengatakan bahwa selama
masa kehamilan An. L ibu mengkonsumsi obat vitamin dan obat
untuk penambah darah. Ibu pasien mengatakan bahwa selama
kehamilan An. L tidak pernah mengalami gangguan. Ibu pasien
mengatakan bahwa kehamilan An. L sekitar usia 37 minggu 4 hari.
B. Natal Care
Ibu pasien mengatakan bahwa saat melahirkan An. L secara normal.
Panjang badan An. L ketika lahir adalah 51 cm dan berat badan An.
L ketika lahir adalah 3.000 gram atau 3 kilogram. Ketuban pada saat
melahirkan adalah berwarna jernih. Ibu pasien mengatakan bahwa
selama proses persalinan An. L tidak ada penyulit apapun.
C. Post Natal Care
Ibu pasien mengatakan bahwa An. L diberikan ASI penuh samapai
usia 6 bulan dan ditambah makanan pendamping sehingga Asi
diberikan sampai usia 2 tahun. Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya tidak mempunyai penykakit selama baru lahir.

VI. RIWAYAT MASA LAMPAU


A. Penyakit-Penyakit Waktu Kecil
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sebelumnya tidak pernah
mengalami kejang. Anaknya hanya sakit demam saja kemudian
dibawa ke puskesmas biasanya sudah tidak demam lagi.
B. Pernah Dirawat Di Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sebelumnya tidak pernah di
rawat di Rumah Sakit.
C. Penggunaan Obat-Obatan
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya hanya mengkonsumsi obat-
obatan ketika sedang sakit dan saat ini anaknya tidak mengkonsumsi
obat apapun.
D. Tindakan (Operasi Atau Tindakan Lain)
Ibu pasien mengatakan anaknya sebelumnya tidak pernah melakukan
tindakan operasi atau tindakan medis lainnya.
E. Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mempunyai alergi makanan
telur dan cokelat. Reaksi yang ditimbulkan ketika mengalami alergi
makanan telur dan cokelat adalah timbulnya bisul pada seluruh
tubuh.
F. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sebelumnya pernah jatuh
waktu usia 4 tahun ketika bermain sepeda dan posisi jatuh awalnya
pada bagian kaki sebelah kanan.
G. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan bahwa imunisasi anaknya lengkap.

VII. PENGKAJIAN KELUARGA


A. Genogram (Sesuai Dengan Penyakit)

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
B. Psikososial Keluarga
Anak tinggal di rumah sendiri bersama kedua orang tua dan kedua
saudaranya. Lingkungan rumah berada di tengah kota. Hubungan
antar anggota keluarga baik. An. L diasuh oleh kedua orang tuanya
dan paling dekat dengan ibunya.

VIII. RIWAYAT SOSIAL


A. Yang Mengasuh Anak
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya diasuh oleh dirinya dan
suaminya.
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa hubungan anaknya dengan anggota
keluarga yang lain baik.
C. Hubungan Dengan Teman Sebaya
An. L mengatakan bahwa dirinya berhubungan baik ketika bermain
dengan teman-temannya, baik di sekolah, di rumah dan main
dimanapun.
D. Pembawaan Secara Umum
Pembawaan secara umum pasien An. L jika berada di rumah aktif
dalam bertingkah seperti sekolah, bermain dengan teman-temannya,
les, dll.

IX. KEBUTUHAN DASAR


A. Pola Persepsi Sehat-Pelaksanaan Sehat
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa masih menganut keyakinan jaman
dahulu yang bila anak mengalami kejang di tidurkan di lantai dan
memijati daerah yang di anggap sakit oleh anaknya.
MRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa setelah masuk Rumsah Sakit, ibu
pasien menyerahkan kesehatan anaknya pada pihak Rumah Sakit.
B. Pola Nutrisi
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa pola makan pada keluarga An. L
dengan frekuensi makan 3 kali dalam sehari, yaitu pagi, siang dan
malam. Minuman yang diminum pada keluarga An. L biasanya
minum air 1 gelas setelah makan atau es. An. L ketika makan di
rumah selalu habis.
MRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa selama di Rumah Sakit, An. L makan
makanan yang telah disediakan oleh Rumah Sakit. Pada saat makan,
An. L jarang menghabiskan makanan porsi. Sedangkan minum,
An. L lebih banyak sekitar + 1000 cc/hari.
C. Pola Tidur
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa ketika berada di rumah, An. L
terkadang tidur siang dan terkadang tidak tidur siang. Jika tidur siang
An. L tidur mulai jam 12.00 14.00 WIB. Sedangkan pada malam
hari An. L tidur mulai jam 21.00 05.00 WIB.
MRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa ketika berada di Rumah Sakit masih
belum tidur karena anaknya baru sadar.
D. Pola Aktivitas/Bermain
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya jika berada di rumah
aktivitas yang dilakukannya yaitu sekolah, belajar, mengerjakan PR,
bermain bersama teman-temannya, les, dll. Ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, menggosok
gigi 3 kali sehari yaitu pagi, sore dan malam sebelum tidur, keramas
2 kali dalam seminggu, dan potong kuku sekali seminggu.
MRS :
Ibu pasien mengatakan ketika masuh Rumah Sakit ini anaknya masih
berdiam diri di tempat tidurnya saja karena baru sadar. Hanya
hiburan televisi lewat Hp dan bermain bersama kakaknya.
E. Pola Eliminasi
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa ketika berada di rumah, pola BAB An.
L 1 kali sehari lembek berwarna kuning kecokelatan dan BAK sering
+ 6-7 kali/hari.
MRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa ketika berada di Rumah Sakit ini
masih belum BAB dan BAK sudah ada + 4 kali.
F. Pola Seksualitas Reproduktif
SMRS :
An. L mengatakan sebagai anak laki-laki yang bermain dengan
sesama anak laki-laki.
MRS :
An. L mengatakan sebagai anak laki-laki yang bermain dengan
sesama anak laki-laki.

G. Pola Peran Hubungan


SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa An. L di sekolah selalu aktif untuk
bertanya kepada gurunya. Hubungan An. L dengan guru dan teman-
temannya baik.
MRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa kendala ketika An. L masuk Rumah
Sakit adalah An. L ijin untuk tidak sekolah.
H. Pola Persepsi Diri Konsep Diri
SMRS:
An. L merupakan anak laki-laki nomer tiga dari kedua saudara laki-
lakinya. An. L berusia 8 tahun yang saat ini sekolah dasar kelas 1.
An. L mengatakan bahwa dirinya selama berada di rumah baik-baik
saja.
MRS:
An. L merupakan anak laki-laki nomer tiga dari kedua saudara laki-
lakinya. An. L berusia 8 tahun yang saat ini sekolah dasar kelas 1.
An. L mengatakan bahwa dirinya selama berada di Rumah Sakit
merasa badannya masih lemas.
I. Pola Kognitif Perseptual
SMRS :
An. L berbicara dengan 3 bahasa, yaitu Madura, Jawa dan Indonesia.
Jika berbicara dengan keluarganya dan teman-temannya An. L
berbicara bahasa Madura dan Jawa.
MRS :
An. L berbicara dengan petugas kesehatan dengan menggunakan
bahasa Indonesia dan Jawa.
J. Pola Nilai Keyakinan
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa keluarganya beragama Islam dan
selalu melaksanakan ibadah sholat wajib secara berjamaah.
MRS :
Ibu pasien mengatakan anaknya berada di Rumah Sakit selalu
menganjurkan untuk melalukan ibadah sholat wajib.
K. Pola Koping Toleransi Stress
SMRS :
Ibu pasien mengatakan bahwa An . L jika merasa stress karena
banyak tugas sekolah yang dikerjakan, maka An. L bersama teman-
temannya sama-sama mengerjakannya. Jika dia merasa marah, di
rumah An. L marah.
MRS :
Ibu pasien mengatakan ketika berada di Rumah Sakit An. L lebih
diam.

X. KEADAAN UMUM (PENAMPILAN UMUM)


A. Cara Masuk
Pasien masuk di ruang D1 dari IGD dengan keadaan tidak sadar,
pakaian yang terbuka pada bagian dadanya, terpasang infus pada
tangan kanannya, terdapat elektrode pada bagian dadanya sebanyak
3 buah (kanan atas, kiri atas dan bagian kiri perut) dan menggunakan
bed.
B. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien lemas.

XI. TANDA-TANDA VITAL


Suhu/nadi : 36,5oC/80 x/menit
RR : 20 x/menit
TB/BB : 120 cm / 25 kg.

XII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pernafasan
1. Hidung:
a. Letak septum hidung berada di tengah.
b. Tidak ada kemerahan pada hidung.
c. Tidak ada pembengkakan pada hidung.
d. Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
e. Tidak ada polip.
f. Pasien terpasang oksigen nasa kanul 4 lpm.
2. Trakea:
Letak trakea berada di tengah.
3. Dada:
a. Bentuk dada normochest.
b. Letak dada kanan dan dada kiri simetris.
c. Tidak ada luka atau bekas luka pada dada kanan dan kiri.
d. Tidak ada jejas pada dada kanan dan dada kiri.
e. Tidak ada cedera pada dada kanan dan dada kiri.
f. Tidak ditemukan adanya krepitasi pada dada kanan dan
dada kiri.
4. Gerakan:
a. Pergerakan napas dada antara dada kanan dan dada kiri
simetris.
b. Taktil fremitus pada dada kanan dan dada kiri teraba.
c. Taktil fremitus pada punggung kanan dan punggung kiri
teraba.
5. Suara nafas dan lokasi:
a. Suara napas vesikuler pada dada kanan dan dada kiri.
b. Tidak ada bunyi napas tambahan pada dada kanan dan dada
kiri.
6. Otot Bantu Nafas :
Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
7. Batuk:
Tidak ada batuk.
8. Sputum:
Tidak ada sputum.
9. Sianosis:
Tidak ada sianosis.
B. Kardiovaskuler
1. Nyeri dada:
Tidak adanya nyeri dada.
2. Pusing:
Tidak pusing.
3. Kram kaki:
Tidak ada kram kaki.
4. Sakit kepala:
Tidak mengalami sakit kepala.
5. Clubing finger :
Tidak mengalami clubing finger.
6. Palpitasi:
Palpitasi normal.
7. Suara jantung :
Bunyi S1 lup dan bunyi S2 dup.
8. Edema:
Tidak ada edema.
9. Kapilari refill time:
CRT < 2 detik.
C. Persarafan
1. Kepala dan wajah :
a. Kepala dan sisi wajah kanan dan sisi wajah kiri simnetris.
b. Tidak ada cedera pada kepala dan wajah.
c. Tidak ada jejas pada kepala dan wajah.
d. Tidak ada luka atau bekas luka pada kepala dan wajah.
2. Mata:
a. Posisi antara mata kanan dan mata kiri simetris.
b. Tidak ada anemis pada konjungtiva mata kanan dan mata
kiri.
c. Tidak adanya ikterik pada mata kanan dan mata kiri.
d. Sklera berwarna putih pada mata kanan dan mata kiri.
e. Tidak terjadi buta warna.
3. Leher:
Tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid pada leher.
4. Pendengaran:
a. Keadaan telinga sedikit terdapat serumen pada kedua
telinga.
b. Tidak ada kemerahan pada kedua telinga.
c. Tidak ada pembengkakan pada kedua telinga.
d. Tidak ada nyeri tekan pada kedua telinga.
e. Tidak ada gangguan pada pendengaran.
5. Penciuman:
a. Keadaan hidung bersih.
b. Tidak adan kemerahan pada hidung.
c. Tidak ada pembengkakan pada hidung.
d. Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
e. Letak septum di tengah.
f. Tidak ada gangguan pada penciuman.
6. Pengecapan:
a. Warna lidah kemerahan.
b. Tidak ada luka atau bekas luka pada lidah.
c. Tidak ada gangguan pada penciuman.
7. Penglihatan:
a. Posisi antara mata kanan dan mata kiri simetris.
b. Tidak ada anemis pada konjungtiva mata kanan dan mata
kiri.
c. Tidak adanya ikterik pada mata kanan dan mata kiri.
d. Sklera berwarna putih pada mata kanan dan mata kiri.
e. Tidak terjadi buta warna.
f. Tidak ada gangguan pada penglihatan.
8. Perabaan:
Tidak ada gangguan pada perabaan (pasien mampu merakan
kasar, sakit, halus pada kulitnya).
D. Eliminasi uri
1. Produksi urin:
6-7 kali per hari
2. Warna urin:
Kuning jernih.
3. Gangguan saat kencing:
Tidak ada gangguan saat berkemih.
E. Pencernaan- eliminasi alvi
1. Mulut:
a. Keadaan mulut bersih.
b. Membran mukosa kering.
2. Tenggorokan:
Tidak ada gangguan pada tenggorokkan.
3. Abdomen:
a. Bentuk perut flat.
b. Umbilikus berada di tengah.
c. Tidak ada luka atau bekas luka di perut.
d. Suara bising usus normal (5-35 x/menit).
e. Tidak ada nyeri tekan pada perut.
f. Suara perkusi pada bagian atas saat pasien posisi supinasi
adalah timpani dan pada bagian samping suara redup.
4. Rektum:
a. Terdapat rektum.
b. Tidak ada luka atau bekas luka pada rektum.
5. BAB:
BAB belum.
6. Obat pencahar:
Tidak menggunakan obat pencahar.
F. Tulang-otot-integumen
1. Kemampuan pergerakan sendi:
Bebas.

2. Ekstremitas Atas:
a. Tidak ada luka atau bekas luka pada ektremitas atas kanan
dan kiri.
b. Pergerakan sendi bebas.
3. Ekstremitas Bawah:
a. Tidak ada luka atau bekas luka pada ektremitas atas kanan
dan kiri.
b. Pergerakan sendi bebas.
4. Tulang belakang:
Tidak ada gangguan pada tulang belakang.
5. Warna kulit:
Sawo matang
6. Akral:
HKM (hangat, kering, merah).
7. Turgor kulit:
Normal (dapat kembali dengan cepat).
8. Kekuatan Otot:
D S
5555 5555
5555 5555
G. Sistem endokrin
1. Karakterisktik seks skunder:
An. L berjenis kelamin laki-laki.
2. Riwayat tumbuh kembang fisik:
a. Tengkurap usia 5 bulan.
b. Tumbuh gigi usia 5 bulan.
c. Duduk usia 8 bulan.
d. Berdiri usia 12 bulan.
e. Bicara 14 bulan.
f. Berjalan usia 16 bulan.

XIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Laboratorium
Tanggal Jenis Hasil Normal
Pemeriksaan
14 April Leukosit 17.600/ul 4.000 10.000/ul
2017 Erotrosit 4.420.000/ul 3.500.000 5.200.000/ul
Hemoglobin 11,1 gr/dl 12,0 16,0 gr/dl
Hematokrit 32,6% 35 49%
Trombosit 220.000/ul 150.000 400.000/ul
Glukosa 186 mg/dl 70 115 mg/dl
Natrium 129,6 mmol/L 135 145 mmol/L
Kalium 4,14 mmol/L 3,5 5 mmol/L
Klorida 103,0 mmol/L 95 108 mmol/L

Taggal Jenis Hasil Normal


Pemeriksaan
16 April Leukosit 3.400/ul 4.000 10.000/ul
2017 Eritrosit 4.800.000/ul 3.500.000 5.200.000/ul
Hemoglobin 11,6 gr/dl 12,0 16,0 gr/dl
Hematokrit 34,8% 35 49%
Trombosit 112.000/ul 150.000 400.000/ul

B. Terapi
Tanggal, 14 April 2017
Infus NS 700 cc/24 jam
Cinam 3 x 800 mg
Antrain 250 mg (k/p)
Ranitidine 2 x 25 mg
Penythoin 3 x 5 mg

Tanggal 15 April 2017


Infus NS 700 cc/24 jam
Ceftriaxone 1 gram
Antrain 250 mg (k/p)
Ranitidine 50 mg (k/p)
Penythoin 3 x 5 mg

Tanggal 16 April 2017


Infus NS 700 cc/24 jam
Ceftriaxone 1 gram
Antrain 250 mg (k/p)
Ranitidine 50 mg (k/p)
Penythoin 3 x 5 mg (sementara stop)

Surabaya, 14 April 2017

(Kelompok 4A)

3.2 PRIORITAS MASALAH


Nama Pasien : An. L
Umur : 8 tahun
Ruangan/Kamar : D1/2A
No. Register : 52xxxx
No. Diagnosa Tanggal Nama
Keperawatan Ditemukan Teratasi Perawat
1. PK: Kejang 14 April 2017 Kelompok 4A
2. Ketidakefektifan 14 April 2017 Kelompok 4A
termoregulasi
3. Risiko cedera 14 April 2017 Kelompok 4A
4. Risiko infeksi 14 April 2017 Kelompok 4A
5. Defisit pengetahuan 14 April 2017 Kelompok 4A
6. Ketidakseimbangan 16 April 2017 Kelompok 4A
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

3.3 ANALISA DATA


Nama Pasien : An. L
Umur : 8 tahun
Ruangan/Kamar : D1/2A
No. Regsiter : 52xxxx
No. Data Penyebab Masalah
1. DS: Peningkatan suhu PK: Kejang
Ibu pasien mengatakan tubuh (hipertermia)
anaknya mengalami kejang
sebanyak 2 kali.
DO:
1. Kesadaran menurun, yaitu
somnollen.
2. Pasien lemas.
3. Suhu di IGD: 39,4oC.
4. Suhu di ruang D1: 36,5oC.
5. Terpasang nasal kanula 4
lpm.
6. Penurunan kesadaran:
somnollen.
2. DS: Proses penyakit Peningkatan suhu
Ibu pasien mangatakan tubuh (hipertermia)
anaknya mengalami demam
tinggi dari pagi dini hari dan
mengalami kejang sebanyak 2
kali.
DO:
1. Suhu di IGD: 39,4oC
2. Ruang D1: Suhu 36,5oC
3. Kulit teraba hangat.
3. DS: Gerakan klonik Risiko cedera
Ibu pasien mengatakan bahwa yang tidak sekunder akibat
anaknya kejang sebanyak 2 kali terkontrol selama kejang
dan badannya kaku semua. episode kejang
DO:
1. Kesadaran menurun, yaitu
somnollen.
2. Pasien lemas.
3. Terpasang nasal kanula 4
lpm.
4. Terpasang gelang kuning
risiko cedera.
4. DS: Tidak adekuat Risiko Infeksi
Ibu pasien mengatakan pertahanan
anaknya demam tinggi sejak sekunder
pagi dini hari.
DO:
1. Pasien lemas.
2. Suhu di IGD: 39,4oC.
3. Suhu di ruang D1: 36,5oC.
4. Badan pasien terasa hangat.
5. Leukosit: 17.600/ul.
6. Hb: 11,1 gr/dl.
7. Ht: 32,6%.
5. DS: Kurangnya Defisit
Ibu pasien mengatakan ketika terpajang dengan pengetahuan
anaknya kejang yaitu anaknya sumber informasi
di tidurkan di lantai kemudian
mulut anak diberi handuk dan
dipijati pada bagian yang sakit.
DO:
1. Keluarga gelisah.
2. Keluarga terus bertanya apa
yang dilakukannya
terhadap anaknya adalah
benar atau salah.
3. Keluarga cemas.
6. Tanggal 16 April 2017 Anoreksia Ketidakseimbangan
DS: nutrisi kurang dari
1. Pasien mengatakan bahwa kebutuhan tubuh
perutnya sakit.
2. Ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya sering mual
tapi tidak muntah.

DO:
1. Antropometri:
IMT:
BB/(TB)2
= 25/(1,2)2
= 25/1,44
= 17,36
2. Biokimia:
Hb: 11,1 gr/dl.
3. Clinis:
a. Membran mukosa
kering.
b. Perut pasien saat
diperkusi hipertimpani.
4. Diet:
Makan pasien habis
porsi.
3.4 RENCANA TINDAKAN
Nama Pasien : An. L
No. Rekam Medik : 52xxxx
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. PK: Kejang b.d Tujuan: Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda vital. 1. Monotir tanda-tanda vital
peningkatan suhu tindakan keperawatan bertujuan untuk mengetahui
tubuh selama 4 x 24 jam, keadaan umum pasien dan
(hipertermia). diharapkan tidak akan menentukan rencana keperawatan
terjadi kejang kembali. selanjutnya.
Kriteria Hasil: 2. Pantau suhu tubuh. 2. Pemantauan suhu tubuh untuk
1. Kesadaran kompos mengetahui keadaan umum pasien
mentis. dan bila didapatkan suhu tubuh
2. GCS 456. yang meningkat maka bisa
3. PEWS: 0 direncanakan tindakan
4. Pasien tenang. keperawatan untuk selanjutnya
5. Suhu tubuh dalam dengan mencegah terjadinya
rentang normal (36- kejang.
37,5oC). 3. Hitung frekuensi kejang. 3. Perhitungan frekuensi kejang
6. Nadi dalam rentang bertujuan untuk mengetahui
normal (62-130 berapa banyak pasien mengalami
x/menit). kejang dan menentukan tindakan
7. Pernapasan dalam keperawatan selanjutnya.
rentang normal (18-30 4. Anjurkan keluarga untuk 4. Pemberian pengawasan yang ketat
x/menit). memantau atau mengawasi kondisi terhadap pasien akan mengetahui
pasien. secara cepat terjadinya kejang bila
timbul kembali atau mengawasi
perkembangan pasien setelah
terjadinya kejang.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Pemberian injeksi antrain
pemberian obat antipiretik, yaitu bertujuan untuk menurunkan
injeksi antrain 250 mg (k/p). demam secara signifikan. Jika
demam turun dengan signofikan,
maka dapat menurunlan terjadinya
kejang kembali.
6. Kolaborasi pemberian obat 6. Pemberian injeksi penythoin
antikonvulsi, seperti penythoin 3 x bertujuan untuk pengobatan
5 mg. selama terjadinya kejang dan
mencegah timbulnya kejang
kembali.
2. Ketidakefektifan Tujuan: Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu, 1. Pemantauan tanda-tanda vital
termoregulasi b.d tindakan keperawatan nadi dan pernapasan. bertujuan untuk mengetahui
proses penyakit selama 4 x 24 jam, keadaan umum pasien dan
diharapkan suhu tubuh menentukan rencana keperawatan
dalam rentang yang selanjutnya.
diharapkan. 2. Beri selimut dingin atau anjurkan 2. Penggunaan selimut yang dingin
Kriteria hasil: untuk memakai pakaian yang tipis. atau penggunaan pakaian yang tipis
1. Suhu tubuh dalam bertujuan untuk menghilangkan
rentang normal (36- panas tubuh sehingga dapat
37,5oC). menurunkan panas.
2. Nadi dalam rentang 3. Berikan kompres air biasa pada 3. Pemberian kompres air biasa pada
normal (62-130 dahi dan ketiak. dahi bertujuan untuk menurunkan
x/menit). panas tubuh secara umum dan
3. Pernapasan dalam pemberian kompres pada lipatan
rentang normal (18-30 tubuh bertujuan untuk
x/menit. mempercepat penguapan panas
4. Kulit teraba hangat. tubuh sehingga dapat menurunkan
5. Kesadaran kompos panas dalam tubuh.
mentis. 4. Anjurkan pasien dan keluarga 4. Minum air yang banyak bertujuan
6. GCS: 456. pasien untuk minum air yang untuk mengeluarkan panas tubuh
7. PEWS: 0. banyak + 1600cc/24 jam. sehingga dapat menurunkan panas
8. Mukosa mulut lembab. tubuh. Pengukuran kebutuhan
cairan tubuh berdasarkan berat
badan pasien.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Pemberian injeksi antrain bertujuan
pemberian obat antipiretik, yaitu untuk menurunkan demam secara
injeksi antrain 250 mg (k/p). signifikan.
3. Risiko cedera Tujuan: Setelah dilakukan 1. Catat berbagai gerakan tubuh 1. Jenis gerakan dan lamanya
sekunder akibta tindakan keperawatan pasien dan freuensi terjadinya terjadinya kejang membantu
kejang b.d gerakan selama 4 x 24 jam, kejang. memastikan jenis kejang yang
klonik yang tidak diharapkan tidak akan dialami oleh pasien.
terkontrol selama terjadi cedera. 2. Kaji status pernapasan pasien. 2. Pasien memerlukan resusitasi
episode kejang. Kriteria Hasil: pernapasan jika mengalami apnea
1. Kesadaran kompos selama atau setelah kejang.
mentis. 3. Lakukan kewaspadaan terjadinya 3. Kewaspadaan ini mencegah pasien
2. GCS: 456. kejang, seperti pasang penghalang jatuh, cedera, kepleset dan
3. PEWS: 0 tempat tidur. mengurangi risiko komplikasi
4. Pernapasan dalam lebih jauh.
rentang normal (18-30 4. Kolaborasi pemberian obat 4. Pemberian injeksi penythoin
x/menit). antikonvulsi, seperti penythoin 3 x bertujuan untuk pengobatan selama
5. Irama napas reguler. 5 mg. terjadinya kejang dan mencegah
6. Taktil fremitus teraba timbulnya kejang kembali.
pada kedua lapang
dada.
4. Risiko infeksi b.d Tujuan: Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital, terutama 1. Peningatan suhu tubuh
tidak adekuat tindakan keperawatan suhu tubuh. menandakan adanya infeksi dalam
pertahanan selama 4 x 24 jam, tubuh pasien.
sekunder diharapkan pasien tidak 2. Pantau adanya tanda dan gejala 2. Tanda dan gejala infeksi diantranya
jatuh dalam keadaan dari infeksi. kemerahan (rubor), nyeri (dolor),
infeksi. panas (kalor), bengkak (tumor) dan
Kriterai Hasil: kematian jaringan (fungsio laesa)
1. Pasien tenang. penandaan tersebut merupakan
2. Kesadaran kompos awal untuk mengetahui adanya
mentis. infeksi pada tubuh pasien.
3. GCS: 456. 3. Peningkatan leukosit, penurunan
4. PEWS: 0 3. Pantau hasil laboratorium, seperti hemoglobin dan hematokrit
5. Suhu tubuh dalam leukosit, hemoglobin dan menandakan bahwa dalam tubuh
rentang normal (36-37, hematokrit. pasien mengalami infeksi.
6. Badan pasien terasa 4. Penggunaan teknik aseptik
hangat. 4. Gunakan teknik aseptik bila bertujuan untuk mencegah adanya
7. Leukosit dalam rentang melakukan tindakan kepada infeksi silang.
normal: 4.000 pasien. 5. Meminta pengunjung mencuci
10.000/ul. 5. Instruksikan kepada pengunjung tangan agar tidak ada
8. Hb dalam rentang untuk mencuci tangan saat mikroorganisme yang tertinggal d
normal: 12,0 16,0 memasuki dan keluar dari ruangan tangan.
gr/dl. pasien. 6. Antbitik sebagai terapi
9. Ht dalam rentang 6. Kolaborasi pemberian obat farmakologis untuk mengatasi dan
normal: 35 49%. antibiotik, seperti injeksi cinam 3 mencegah terjadinya infeksi dalam
x 800 mg. tubuh pasien.

5. Defisit Tujuan: Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang 1. Menyadari terhadap bagaimana
pengetahuan b.d tindakan keperawatan kondisi pasien. infeksi ditularkan akan memberikan
kurangnya terpajan selama 3 jam, diharapkan informasi untuk merencanakan atau
dengan sumber pasien dan keluarga pasien melakukan tindakan protektif.
informasi. dapat memahami tentang 2. Berikan pendidikan kesehatan 2. Meningkatkan pemahaman dan
penyakit kejang demam tentang penyakit anak (pengertian, meningkatkan kerja dalam
pada anak. penyebab, tanda dan gejala, penyembuhan.
Kriterai Hasil: komplikasi, perawatan dan
1. Keluarga tidak bingung pencegahan).
lagi. 3. Tinjau faktor risiko individu dan 3. Mengetahui sejauh mana keluarga
2. Keluarga paham bentuk penularan atau tempat- pemahaman keluarga tentang
dengan kondisi yang tempat infeksi. keadaan pasien.
dialami oleh pasien. 4. Berikan informasi mengenai 4. Meningkatkan pemahaman dan
3. Keluarga mengetahui terjadinya penyakit dan mengenai meningkatkan kerjasama dalam
cara perawatan anak di terapi pengobatan kepada keluarga penyembuhan.
rumah. pasien.
6. Tanggal 16 April Tujuan: Setelah dilakukan 1. Identifikasi penyebab 1. Identifikasi awal penyebab
2017 tindakan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang ketidakseimbangan nutrisi kurang
Ketidakseimbangan selama 6 x 24 jam dari kebutuhan pada pasien. dari kebutuhan tubuh bertujuan
nutrisi kurang dari Kriterai Hasil: untuk menentukan tindakan
kebutuhan tubuh 1. Pasien tidak mual lagi. keperawatan selanjutnya.
b.d anoreksia 2. Suara perkusi pada 2. Kaji frekuensi mual, durasi, 2. Penting untuk mengetahui
abdomen perkusi. tingkat keparahan, faktor karakteristik mual serta faktor-
3. Pasien mampu frekuensi, presipitasi yang faktor yang dapat menyebabkan
mengahbiskan menyebabkan mual. mual sehingga dapat menentukan
makanan porsi. rencana keperawatan selanjutnya.
4. Membran mukosa 3. Selingi makan dan minum. 3. Makan yang diselingi dengan
lembab. minum bertujuan untuk
5. BB meningkat menjadi mempermudah makanan untuk
25,5. masuk.
6. Hb dalam rentang 4. Atur posisi semi fowler saat 4. Posisi semi fowler saat sedang
normal: 12,0 16,0 memberikan makanan. makan bertujuan untuk mencegah
gr/dl. terjadinya regurgitasi.
5. Timbang berat badan setiap hari. 5. Menimbang berat badan setiap hari
dapat memantau peningkatan atau
penurunan berat badan pasien.
6. Ajarkan pasien dan keluarga untuk 6. Makan dengan sedikit tapi sering
makan sedikit tapi sering. akan meningkatkan asupan nutrisi
pasien.
7. Anjurkan pasien dan keluarga 7. Makan dengan kondisi hangat
untuk makan selagi hangat. dapat menurunkan rasa mual
sehingga intake nutrisi dapat
ditingkatkan.
8. Kolaborasi dengan dokter dalam 8. Antiemetik dapat digunakan
pemberian obat antiemetik, yaitu sebagai terapi farmakologis dalam
injeksi ranitidine 50 mg. manajemen mual dengan
menghambat sekresi asam
lambung.
3.5 TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : An. L
Umur : 8 tahun
Ruangan/Kamar : D1/2A
No. Regsiter : 52xxxx

No. Tgl/jam Tindakan TT Tgl/jam Catatan Perkembangan TT


Dx. Perawat Perawat
14/04/17 Dinas Sore Kel. 4A 16/04/17 Dx.1 Kel. 4A
1,2,3 16.00 1. Mengkaji kesadaran pasien, dengan (Zr. DS S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
,4 hasil kesadaran pasien menurun Inggar) 21.00 mengalami kejang sebanyak 2 kali di Inggar)
yaitu somnollen. rumah.
1,2,3 2. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. O:
,4 vital: Inggar) 1. Kesadaran: kompos mentis.
S: 36oC 2. GCS: 456.
N: 90 x/menit 3. PEWS: 2.
RR: 20 x/menit 4. Pasien lemas.
Irama napas reguler 5. Pasien tidak terpasang oksigen nasal
Taktil fremitus teraba pada kedua kanula.
lapang dada. 6. Tanda-tanda vital:
2,3 3. Menanyakan kepada keluarga (Zr. S: 36oC
berapa kali anak mengalami Inggar) A: Masalah teratasi sebagian.
kejang, dengan hasil keluarga P:
mengatakan anak mengalami 1. Monitor tanda-tanda vital.
kejang sebanyak 2 kali di rumah. 2. Pantau suhu tubuh.
2,3 4. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
memantau atau mengawasi kondisi Inggar) memantau atau mengawasi kondisi
anak, seperti memasang pengaman pasien.
tempat tidur dan keluarga selelu 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
mendampingi anak. program.
5 5. Mengkaji pengetahuan keluarga (Zr. Dx.2 Kel. 4A
tentang penyakit anaknya, dengan Inggar) S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah (Zr.
hasil keluarga saat anak mengelami tidak demam lagi. Inggar)
kejang kemudian anak diletakkan O:
dilantai, mulut anak diberi handuk 1. Kesadaran: kompos mentis.
dan badan anak dipijati untuk 2. GCS: 456.
mencari yang sakit. 3. PEWS: 2.
5 6. Menjelaskan tentang penyakit (Zr. 4. Tanda-tanda vital:
kejang demam pada anak dan Inggar) S: 36oC
keluarga. 5. Badan anak teraba hangat.
4 7. Memantau hasil laboratorium, (Zr. A: Masalah teratasi sebagian.
dengan hasil leukosit 17.600/ul, Inggar) P:
hemoglobin 11,1 gr/dl dan 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
hematokrit 32,6%. nadi dan pernapasan.
16.50 8. Melakukan injeksi ranitidine 25 mg (Zr. 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
secara intravena melalui selang Inggar) untuk memakai pakaian yang tipis,
infus. jika demam.
17.00 9. Mengganti cairan infus NS. (Zr. 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
Inggar) dan ketiak, jika demam.
4 18.00 10. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 4. Anjukrna pasien dan keluarga pasien
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar) untuk minum air yang banyak + 1600
dengan mencuci tangan sebelum cc/24 jam.
dan setelah melakukan tindakan 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
serta menggunakan sarung tangan. program.
2,3 11. Melakukan injeksi penythoin: 5 mg (Zr.
secara intravena melalui selang Inggar)
infus. Dx.3 Kel. 4A
4,5 12. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
selalu menjaga kebersihan dengan Inggar) mengalami kejang sebanyak 2 kali di Inggar)
cara mencuci tangan untuk rumahnya dan badannya saat ini lemas.
mencegah terjadinya infeksi pada O:
lingkungan sekitar anak. 1. Kesadaran: kompos mentis
4 13. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 2. Pasien lemas.
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar) 3. GCS: 456.
dengan mencuci tangan sebelum 4. PEWS: 2.
dan setelah melakukan tindakan 5. Terpasang gelang kuning risiko
serta menggunakan sarung tangan. cedera.
1,2,3 19.00 14. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 6. Tanda-tanda vital:
,4 vital: Inggar) S: 36oC
S: 36oC 7. Irama pernapasan reguler.
N: 98 x/menit 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
Irama napas reguler lapang dada.
Taktil fremitus teraba pada kedua A: Masalah teratasi sebagian.
lapang dada. P:
RR: 20 x/menit 1. Catat berbagai gerakan tubuh pasien
BAB/BAK: -/3 kali dan frekuensi terjadinya kejang.
Makan/minum: porsi/+ 600 cc 2. Kaji status pernapasan pasien.
Muntah: - 3. Lakukan kewaspadaan terjadinya
15. Melepaskan oksigen nasal kanula. (Zr. kejang, seperti pasang penghalang
Inggar) tempat tidur.
4 20.00 16. Melakukan injeksi obat cinam: 800 (Zr. 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
mg secara intravena melalui selang Inggar) program.
infus.
Dx.4 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
sudah tidak demam lagi. Inggar)
O:
1. Pasien lemas.
2. Kesadaran: kompos mentis.
3. GCS: 456.
4. PEWS: 2.
5. Tanda-tanda vital:
S: 36oC
6. Badan pasien teraba hangat.
7. Hasil laboratorium:
Leukosit: 17.600/ul.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.5 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa (Zr.
sekarang sudah mulai sedikit memahami Inggar)
tentang kejang demam yang dialami oleh
anaknya.
O:
1. Ibu terlihat sedikit tenang.
2. Ibu dan keluarga sudah mulai
memhami apa yang dilakukan ketika
anak kejang.
3. Ibu dan keluarga memahami ketika
anak mengalami kejang jangan panik.
A: Masalah teratasi.
P: Intervensi dipertahankan.
14/04/17 Dinas Malam Kel. 4A 15/04/17 Dx.1 Kel. 4A
2,3 21.00 1. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. DM S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
selalu memantau dan mengawasi Intan) 06.30 sudah tidak mengalami kejang lagi. Intan)
kondisi pasien, seperti selalu O:
memasang pengaman tempat tidur 1. Kesadaran: kompos mentis.
dan mendampingi pasien. 2. GCS: 456.
3 2. Mencatat bebagai gerakan tubuh (Zr. 3. PEW: 0.
pasien dan frekuensi terjadinya Intan) 4. Pasien masih lemas.
4 kejang. (Zr. 5. Tanda-tanda vital:
3. Menggunakan teknik aseptik bila Intan) S: 38oC
melakukan tindakan kepada pasien, A: Masalah teratasi sebagian.
dengan mencuci tangan sebelum P:
dan setelah melakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital.
serta menggunakan sarung tangan. 2. Pantau suhu tubuh.
1,2,3 22.00 4. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 3. Anjurkan keluarga untuk selalu Kel. 4A
,4 vital: Intan) memantau atau mengawasi kondisi (Zr.
o
S: 37,4 C pasien. Intan)
N: 90 x/menit 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
RR: 20 x/menit program.
Irama napas reguler. Dx.2
Taktil fremitus teraba pada kedua S: Ibu pasien mengatakan anaknya
lapang dada. demam lagi.
15/04/17 O:
4 05.00 5. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis.
melakukan tindakan kepada pasien, Intan) 2. GCS: 456.
dengan mencuci tangan sebelum 3. PEWS: 0
dan setelah melakukan tindakan 4. Tanda-tanda vital:
serta menggunakan sarung tangan. S: 38oC
1,2,3 6. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 5. Badan anak teraba panas.
,4 vital: Intan) 6. Mukosa mulut kering.
S: 38oC A: Masalah teratasi sebagian.
N: 90 x/menit P:
RR: 20 x/menit 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
Irama napas reguler nadi dan pernapasan.
Taktil fremitus teraba pada kedua 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
lapang dada. untuk memakai pakaian yang tipis.
BAB/BAK: -/4 kali 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
Makan/minum: porsi/+ 210 cc dan ketiak.
Muntah: - 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
4 7. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. untuk minum air yang banyak + 1600
melakukan tindakan kepada pasien, Intan) cc/24 jam.
dengan mencuci tangan sebelum 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
dan setelah melakukan tindakan program.
4 serta menggunakan sarung tangan. Dx.3 Kel. 4A
8. Melakukan injeksi antrain dengan (Zr. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
dosis 250 mg secara intravena Intan) sudah tidak mengalami kejang lagi. Intan)
melalui selang infus. O:
1 9. Menganjurkan pasien dan keluarga (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis
untuk memakai pakaian yang tipis Intan) 2. GCS: 456.
dengan tujuan panas dalam tubuh 3. PEWS: 0.
bisa keluar. 4. Pasien masih lemas.
1 10. Menganjurkan pasien dan keluarga (Zr. 5. Terpasang gelang kuning risiko
untuk minum air banyak dengan Intan) cedera.
tujuan menghilangkan panas dalam 6. Tanda-tanda vital:
tubuh. S: 38oC
4 11. Melakukan injeksi antibiotik, yaitu 7. Irama pernapasan reguler.
cinam 800 mg secara intra vena (Zr. 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
melalui selang infus. Intan) lapang dada.
4 12. Memantau tanda-tanda terjadinya A: Masalah teratasi sebagian.
infeksi, dengan hasil wajah tidak (Zr. P:
memerah, badan pasien terasa Intan) 1. Catat berbagai gerakan tubuh pasien
nyeri, badan pasien teraba panas, dan frekuensi terjadinya kejang.
tidak ada pembengkakan pada 2. Kaji status pernapasan pasien.
tubuh pasien. 3. Lakukan kewaspadaan terjadinya
kejang, seperti pasang penghalang
tempat tidur.
4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.4 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
anaknya sudah tidak demam lagi. Intan)
O:
1. Pasien masih lemas.
2. Tanda-tanda vital:
S: 38oC
3. Badan pasien teraba panas.
4. Hasil laboratorium:
Leukosit: 17.600/ul.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
15/04/17 Dinas Pagi Kel. 4A Kel. 4A Dx.1 Kel. 4A
4 08.00 1. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. DP S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar 14.00 mengalami kejang sebanyak 2 kali di Inggar
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. rumah dan di Rumah Sakit sudah tidak dan Br.
dan setelah melakukan tindakan Evo) mengalami kejang. Evo)
serta menggunakan sarung tangan. O:
1,2,3 2. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis.
,4 vital: Inggar 2. GCS: 456.
S: 37,3oC dan Br. 3. PEWS: 2.
N: 104 x/menit Evo) 4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
RR: 20 x/menit 5. Tanda-tanda vital:
Irama napas reguler. S: 37,1oC
Taktil fremitus teraba pada kedua A: Masalah teratasi sebagian.
lapang dada. P:
4 3. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 1. Monitor tanda-tanda vital.
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar 2. Pantau suhu tubuh.
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
dan setelah melakukan tindakan Evo) memantau atau mengawasi kondisi
2,3 serta menggunakan sarung tangan. pasien.
4. Melakukan injeksi penythoin (Zr. 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
dengan dosis 5 mg secara intravena Inggar program.
melalui selang infus. dan Br. Dx.2 Kel. 4A
Evo) S: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak (Zr.
2,3 09.30 5. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. demam lagi. Inggar
selalu mengawasi atau memantau Inggar O: dan Br.
anaknya agar tidak mengalami dan Br. 1. Kesadaran: kompos mentis. Evo)
cedera, seperti selalu menjaga Evo) 2. GCS: 456.
pengaman tempat tidur dan 3. PEWS: 2.
menemani pasien. 4. Tanda-tanda vital:
6. Menjalankan advice dokter: (Zr. S: 37,1oC
Infus NS 700 cc/24 jam Inggar 5. Badan anak teraba hangat.
Ceftriaxone 1 gram dan Br. 6. Mukosa mulut lembab.
Antrain 250 mg (k/p) Evo) A: Masalah teratasi sebagian.
Ranitidine 50 mg (k/p) P:
Penythoin 3 x 5 mg 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
4 11.00 7. Menganjurkan pengunjung untuk (Zr. nadi dan pernapasan.
mencuci tangan dengan Inggar 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
menggunakan hand scrub yang dan Br. untuk memakai pakaian yang tipis.
telah disediakan sebelum masuk Evo) 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
dan kelar dari kamar tidur pasien. dan ketiak.
4 8. Menjelaskan kepada pengunjung (Zr. 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
dan keluarga tentang pentingnya Inggar untuk minum air yang banyak +
mencuci tangan dengan dan Br. 1600cc/24 jam.
menggunakan hand scrub sebelum Evo) 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
dan keluar dari kamar pasien program.
adalah untuk mencegah terjadinya Dx.3 Kel. 4A
infeksi. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
4 9. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. mengalami kejang sebanyak 2 kali di Inggar
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar rumahnya dan saat ini sudah mulai dan Br.
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. menggerakkan badannya. Evo)
dan setelah melakukan tindakan Evo) O:
serta menggunakan sarung tangan. (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis
10. Melakukan injeksi ranitidine 25 mg Inggar 2. GCS: 456.
secara intravena melalui selang dan Br. 3. PEWS: 2.
infus. Evo) 4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
4 12.00 11. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 5. Terpasang gelang kuning risiko
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar cedera.
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. 6. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan Evo) S: 37,1oC
serta menggunakan sarung tangan. 7. Irama pernapasan reguler.
1,2,3 12. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
,4 vital: Inggar lapang dada.
S: 37,1oC dan Br. A: Masalah teratasi sebagian.
N: 102 x/menit Evo) P:
RR: 20 x/menit 1. Kaji status pernapasan pasien.
Irama napas reguler 2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
Taktil fremitus teraba pada kedua kejang, seperti pasang penghalang
lapang dada. tempat tidur.
BAB/BAK: 1 kali lembek/2 kali 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
Makan/minum: porsi/+ 360 cc program.
Muntah: - Dx.4 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
anaknya tidak demam lagi. Inggar
O: dan Br.
1. Pasien sudah mulai terlihat aktif. Evo)
2. Tanda-tanda vital:
S: 37,1oC
3. Badan pasien teraba hangat.
4. Hasil laboratorium:
Leukosit: 17.600/ul.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
15/04/17 Dinas Sore Kel. 4A 15/04/17 Dx.1 Kel. 4A
4 16.00 1. Melakukan teknik aseptik bila (Zr. DS S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
melakukan tindakan kepada pasien, Risca 21.00 badannya sudah mulai enakan. Risca
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. O: dan Br.
dan setelah melakukan tindakan Akbar) 1. Kesadaran: kompos mentis. Akbar)
serta menggunakan sarung tangan. 2. GCS: 456.
1,2,3 2. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 3. PEWS: 2.
,4 vital: Risca 4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
S: 36,5oC dan Br. 5. Tanda-tanda vital:
N: 106 x/menit Akbar) S: 36,5oC
RR: 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian.
Irama napas reguler. P:
Taktil fremitus teraba pada kedua 1. Monitor tanda-tanda vital.
lapang dada. 2. Pantau suhu tubuh.
4 3. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
melakukan tindakan kepada pasien, Risca memantau atau mengawasi kondisi
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. pasien.
dan setelah melakukan tindakan Akbar) 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
serta menggunakan sarung tangan. program.
2,3 4. Melakukan injeksi penythoin: 5 mg (Zr. Dx.2 Kel. 4A
secara intravena melalui selang Risca S: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak (Zr.
infus. dan Br. demam lagi. Risca
Akbar) O: dan Br.
1. Kesadaran: kompos mentis. Akbar)
17.00 5. Mengganti cairan infus NS. (Zr. 2. GCS: 456.
Risca 3. PEWS: 2.
dan Br. 4. Tanda-tanda vital:
Akbar) S: 36,5oC
4 17.10 6. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. 5. Badan anak teraba hangat.
selalu menjaga kebersihan dengan Risca 6. Mukosa mulut lembab.
cara mencuci tangan untuk dan Br. A: Masalah teratasi sebagian.
mencegah terjadinya infeksi pada Akbar) P:
lingkungan sekitar anak. 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
4 7. Menganjurkan pengunjung untuk (Zr. nadi dan pernapasan.
mencuci tangan dengan Risca 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
menggunakan hand scrub yang dan Br. untuk memakai pakaian yang tipis,
telah disediakan sebelum masuk Akbar) jika demam.
dan kelar dari kamar tidur pasien. 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
4 8. Menjelaskan kepada pengunjung (Zr. dan ketiak, jika demam.
dan keluarga tentang pentingnya Risca 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
mencuci tangan dengan dan Br. untuk minum air yang banyak +
menggunakan hand scrub sebelum Akbar) 1600cc/24 jam.
dan keluar dari kamar pasien 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
adalah untuk mencegah terjadinya program.
infeksi. Dx.3 Kel. 4A
2,3 9. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
selalu memantau atau mengawasi Risca badannya sudah mulai enakan. Risca
pasien seperti selalu memasang dan Br. O: dan Br.
pengaman tempat tidur dan Akbar) 1. Kesadaran: kompos mentis. Akbar)
menemani pasien. 2. GCS: 456.
4 19.00 10. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 3. PEWS: 2.
melakukan tindakan kepada pasien, Risca 4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. 5. Terpasang gelang kuning risiko
dan setelah melakukan tindakan Akbar) cedera.
serta menggunakan sarung tangan. 6. Tanda-tanda vital:
1,2,3 11. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. S: 36,5oC
,4 vital: Risca 7. Irama pernapasan reguler.
S: 36,5oC dan Br. 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
N: 104 x/menit Akbar) lapang dada.
RR: 20 x/menit A: Masalah teratasi sebagian.
BAB/BAK: -/ 5 kali P:
Makan/minum: 1 porsi/+ 600 cc 1. Kaji status pernapasan pasien.
Muntah: - 2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
Irama napas reguler kejang, seperti pasang penghalang
Taktil fremitus teraba pada kedua tempat tidur.
lapang dada. 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
4 20.00 12. Melakukan injeksi obat ceftriaxone (Zr. program.
1 gram secara intravena melalui Risca Dx.4 Kel. 4A
selang infus. dan Br. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
Akbar) sudah tidak demam lagi. Risca
O: dan Br.
1. Pasien sudah mulai terlihat aktif. Akbar)
2. Tanda-tanda vital:
S: 36,5oC
3. Badan pasien teraba hangat.
4. Hasil laboratorium:
Leukosit: 17.600/ul.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
15/04/17 Dinas Malam Kel. 4A 16/04/17 Dx.1 Kel. 4A
2,3 21.30 1. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. DM S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
selalu memantau dan mengawasi Intan) 06.30 badannya sudah mulai enakan. Intan)
kondisi pasien, seperti selalu O:
memasang pengaman tempat tidur 1. Kesadaran: kompos mentis.
dan mendampingi pasien. 2. GCS: 456.
4 22.00 2. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 3. PEWS: 2.
melakukan tindakan kepada pasien, Intan) 4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
dengan mencuci tangan sebelum 5. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan S: 36,3oC
serta menggunakan sarung tangan. A: Masalah teratasi sebagian.
1,2,3 3. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. P:
,4 vital: Intan) 1. Monitor tanda-tanda vital.
o
S: 36,1 C 2. Pantau suhu tubuh.
N: 104 x/menit 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
RR: 20 x/menit memantau atau mengawasi kondisi
Irama napas reguler. pasien.
Taktil fremitus teraba pada kedua 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
lapang dada. program.
16/04/17 Dx.2 Kel. 4A
4 05.00 4. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah (Zr.
melakukan tindakan kepada pasien, Intan) tidak panas lagi dan berharap anaknya Intan)
dengan mencuci tangan sebelum tidak panas lagi.
dan setelah melakukan tindakan O:
serta menggunakan sarung tangan. 1. Kesadaran: kompos mentis.
4 5. Mengambil sampel darah vena (Zr. 2. GCS: 456.
sebanyak 2 cc untuk cek Intan) 3. PEWS: 2.
laboratorium darah lengkap. 4. Tanda-tanda vital:
1,2,3 6. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. S: 36,3oC
,4 vital: Intan) 5. Badan anak teraba hangat.
S: 36,3oC 6. Mukosa mulut lembab.
N: 104 x/menit A: Masalah teratasi sebagian.
RR: 20 x/menit P:
BAB/BAK: -/4 kali 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
Makan/minum: -/+ 200 cc nadi dan pernapasan.
Muntah: - 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
Irama napas reguler untuk memakai pakaian yang tipis,
Taktil fremitus teraba pada kedua jika demam.
lapang dada. 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
4 7. Melakukan injeksi antibiotik, yaitu (Zr. dan ketiak, jika demam.
cinam 800 mg secara intra vena Intan) 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
melalui selang infus. untuk minum air yang banyak +
1600cc/24 jam.
5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.3 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
badannya sudah mulai enakan. Intan)
O:
1. Kesadaran: kompos mentis.
2. GCS: 456.
3. PEWS: 2.
4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
5. Terpasang gelang kuning risiko
cedera.
6. Tanda-tanda vital:
S: 36,3oC
N: 104 x/menit
RR: 20 x/menit
BAB/BAK: -/4 kali
Makan/minum: -/+ 200 cc
Muntah: -
7. Irama pernapasan reguler.
8. Taktil fremitus teraba pada kedua
lapang dada.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji status pernapasan pasien.
2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
kejang, seperti pasang penghalang
tempat tidur.
3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.4 Kel. 4A
S: (Zr.
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya Intan)
sudah tidak panas lagi dan berharap
anaknya tidak panas lagi.
O:
1. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
2. Tanda-tanda vital:
S: 36,3oC
N: 104 x/menit
RR: 20 x/menit
BAB/BAK: -/4 kali
Makan/minum: -/+ 200 cc
Muntah: -
3. Badan pasien teraba hangat.
4. Hasil laboratorium:
a. Leukosit: 17.600/ul.
b. Hb: 11,1 gr/dl.
c. Ht: 32,6%
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
16/04/17 Dinas Pagi Kel. 4A 16/04/17 Dx.1 Kel. 4A
4 08.00 1. Menggunakan teknik aseptik bila (Br. Evo) DP S: Ibu pasien mengatakan anaknya (Br. Evo)
melakukan tindakan kepada pasien, 14.00 badannya panas lagi.
dengan mencuci tangan sebelum O:
dan setelah melakukan tindakan 1. Kesadaran: kompos mentis.
serta menggunakan sarung tangan. 2. GCS: 456.
1,2,3 2. Melakukan observasi tanda-tanda (Br. Evo) 3. PEWS: 2.
,4 vital: 4. Tanda-tanda vital:
S: 36,5oC S: 38oC
N: 100 x/menit 5. Badan anak teraba panas.
RR: 20 x/menit 6. Mukosa mulut lembab.
Irama napas reguler. A: Masalah teratasi sebagian.
Taktil fremitus teraba pada kedua P:
lapang dada. 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
2,3 3. Melakukan injeksi penythoin (Br. Evo) nadi dan pernapasan.
dengan dosis 5 mg secara intravena 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
melalui selang infus. untuk memakai pakaian yang tipis.
4. Menjalankan adxice dokter: (Br. Evo) 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
Infus NS 700 cc/24 jam dan ketiak.
Ceftriaxone 1 gram 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
Antrain 250 mg (k/p) untuk minum air yang banyak +
Ranitidine 50 mg (k/p) 1600cc/24 jam.
Penythoin 3 x 5 mg (sementara 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
stop) program.
2,3 10.00 5. Menganjurkan keluarga untuk (Br. Evo) Dx.2 Kel. 4A
selalu mengawasi atau memantau S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Br. Evo)
anaknya agar tidak mengalami sudah tidak mengalami kejang.
cedera, seperti selalu menjaga O:
pengaman tempat tidur dan 1. Kesadaran: kompos mentis.
menemani pasien. 2. GCS: 456.
4 12.00 6. Menggunakan teknik aseptik bila (Br. Evo) 3. PEWS: 2.
melakukan tindakan kepada pasien, 4. Pasien lemas.
dengan mencuci tangan sebelum 5. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan S: 38oC
serta menggunakan sarung tangan. A: Masalah teratasi sebagian.
1,2,3 7. Melakukan observasi tanda-tanda (Br. Evo) P:
,4 vital: 1. Monitor tanda-tanda vital.
S: 38oC 2. Pantau suhu tubuh.
N:102 x/menit 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
RR: 20 x/menit memantau atau mengawasi kondisi
BAB/BAK: -/2 kali pasien.
Makan/minum: porsi/+ 300 cc 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
Muntah: - program.
Irama napas reguler Dx.3 Kel. 4A
Taktil fremitus teraba pada kedua S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Br. Evo)
lapang dada. sudah tidak mengalami kejang.
4 8. Menggunakan teknik aseptik bila (Br. Evo) O:
melakukan tindakan kepada pasien, 1. Kesadaran: kompos mentis.
dengan mencuci tangan sebelum 2. GCS: 456.
dan setelah melakukan tindakan 3. PEWS: 2.
serta menggunakan sarung tangan. 4. Pasien lemas.
1 9. Melakukan injeksi antrain dengan (Br. Evo) 5. Terpasang gelang kuning risiko
dosis 250 mg secara intravena cedera.
melalui selang infus. 6. Tanda-tanda vital:
1 10. Menganjurkan pasien dan keluarga (Br. Evo) S: 38oC
untuk menggunakan pakaian yang 7. Irama pernapasan reguler.
tipis dengan tujuan mengurangi 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
panas dalam tubuh. lapang dada.
1 11. Menganjurkan pasien dan keluarga (Br. Evo) A: Masalah teratasi sebagian.
untuk minum air yang banyak P:
dengan tujuan panas dalam tubuh 1. Kaji status pernapasan pasien.
bisa keluar. 2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
4 13.20 12. Menganjurkan pengunjung untuk (Br. Evo) kejang, seperti pasang penghalang
mencuci tangan dengan tempat tidur.
menggunakan hand scrub yang 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
telah disediakan sebelum masuk program.
dan kelar dari kamar tidur pasien. Dx.4 Kel. 4A
4 13. Menjelaskan kepada pengunjung (Br. Evo) S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Br. Evo)
dan keluarga tentang pentingnya badannya panas lagi.
mencuci tangan dengan
menggunakan hand scrub sebelum O:
dan keluar dari kamar pasien 1. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
adalah untuk mencegah terjadinya 2. Tanda-tanda vital:
infeksi. S: 38oC
4 14. Memantau hasil laboratorium: (Br. Evo) N:102 x/menit
Leukosit: 3.400/ul RR: 20 x/menit
Eritrosit: 4.800.000/ul BAB/BAK: -/2 kali
Hb: 11,6 gr/dl Makan/minum: porsi/+ 300 cc
Ht: 34,8% Muntah: -
Trombosit: 112.000/ul 3. Badan pasien teraba panas.
4. Hasil laboratorium:
a. Leukosit: 3.400/ul
b. Hb: 11,6 gr/dl
c. Ht: 34,8%
d. Trombosit: 112.000/ul
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
16/04/17 Dinas Sore Kel. 4A 16/04/17 Dx.1 Kel. 4A
4 16.00 1. Melakukan teknik aseptik bila (Zr. DS S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar, 21.00 sudah tidak mengalami kejang. Inggar,
dengan mencuci tangan sebelum Zr. Risca O: Zr. Risca
dan setelah melakukan tindakan dan Br. 1. Kesadaran: kompos mentis. dan Br.
serta menggunakan sarung tangan. Akbar) 2. GCS: 456. Akbar)
1,2,3 2. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 3. PEWS: 0.
,4 vital: Inggar, 4. Pasien lemas.
S: 36,7oC Zr. Risca 5. Tanda-tanda vital:
N: 90 x/menit dan Br. S: 36,4oC
RR: 20 x/menit Akbar) A: Masalah teratasi sebagian.
Irama napas reguler. P:
Taktil fremitus teraba pada kedua 1. Monitor tanda-tanda vital.
lapang dada. 2. Pantau suhu tubuh.
2,3 3. Melakukan injeksi penythoin: 5 mg (Zr. 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
secara intravena melalui selang Inggar, memantau atau mengawasi kondisi
infus. Zr. Risca pasien.
dan Br. 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
Akbar) program.
4 17.00 4. Mengganti cairan infus NS. (Zr. Dx.2 Kel. 4A
Inggar, S: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak (Zr.
Zr. Risca panas lagi dan berharap tidak akan panas Inggar,
dan Br. lagi. Zr. Risca
Akbar) O: dan Br.
4 5. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis. Akbar)
selalu menjaga kebersihan dengan Inggar, 2. GCS: 456.
cara mencuci tangan untuk Zr. Risca 3. PEWS: 0.
mencegah terjadinya infeksi pada dan Br. 4. Tanda-tanda vital:
lingkungan sekitar anak. Akbar) S: 36,4oC
4 6. Menganjurkan pengunjung untuk (Zr. 5. Badan anak teraba hangat.
mencuci tangan dengan Inggar, 6. Mukosa mulut kering.
menggunakan hand scrub yang Zr. Risca A: Masalah teratasi sebagian.
telah disediakan sebelum masuk dan Br. P:
dan kelar dari kamar tidur pasien. Akbar) 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
4 7. Menjelaskan kepada pengunjung (Zr. nadi dan pernapasan.
dan keluarga tentang pentingnya Inggar, 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
mencuci tangan dengan Zr. Risca untuk memakai pakaian yang tipis,
menggunakan hand scrub sebelum dan Br. jika demam.
dan keluar dari kamar pasien Akbar) 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
adalah untuk mencegah terjadinya dan ketiak, jika demam.
infeksi. 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
2,3 19.00 8. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. untuk minum air yang banyak +
selalu memantau atau mengawasi Inggar, 1600cc/24 jam.
pasien seperti selalu memasang Zr. Risca 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
pengaman tempat tidur dan dan Br. program.
menemani pasien. Akbar) Dx.3 Kel. 4A
4 9. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar, sudah tidak mengalami kejang. Inggar,
dengan mencuci tangan sebelum Zr. Risca O: Zr. Risca
dan setelah melakukan tindakan dan Br. 1. Kesadaran: kompos mentis. dan Br.
serta menggunakan sarung tangan. Akbar) 2. GCS: 456. Akbar)
1,2,3 10. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 3. PEWS: 0.
,4 vital: Inggar, 4. Pasien lemas.
S: 36,4oC Zr. Risca 5. Terpasang gelang kuning risiko
N: 94 x/menit dan Br. cedera.
RR: 20 x/menit Akbar) 6. Tanda-tanda vital:
Irama napas reguler S: 36,4oC
Taktil fremitus teraba pada kedua 7. Irama pernapasan reguler.
lapang dada. 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
BAB/BAK: 1 kali lembek/4 kali lapang dada.
Makan/minum: porsi/+ 600 cc A: Masalah teratasi sebagian.
Muntah: - P:
Mual: + 1. Kaji status pernapasan pasien.
6 19.20 11. Anak mengeluhkan perutnya sakit (Zr. 2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
dan mual. Inggar, kejang, seperti pasang penghalang
Zr. Risca tempat tidur.
dan Br. 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
Akbar) program.
6 12. Mengidentifikasi penyebab (Zr. Dx.4 Kel. 4A
ketidakseimbangan nutrisi kurang Inggar, S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
dari kebutuhan tubuh pada pasien, Zr. Risca sudah tidak panas lagi dan berharap tidak Inggar,
dengan hasil pasien tidak mau dan Br. akan panas lagi. Zr. Risca
makan sama sekali dan minum Akbar) O: dan Br.
6 hanya sedikit. 1. Pasien lemas. Akbar)
13. Mengkaji frekuensi mual, durasi, (Zr. 2. Tanda-tanda vital:
ringkat keparahan, faktor frekuensi, Inggar, S: 36,4oC
presipitasi yang menyebabkan Zr. Risca 3. Badan pasien teraba hangat.
mual, dengan hasil anak mual dan Br. 4. Hasil laboratorium:
sebanyak 2 kali karena tidak terisi Akbar) Leukosit: 3.400/ul
oleh makanan. A: Masalah teratasi sebagian.
6 14. Melakukan injeksi ranitidine 50 mg (Zr. P:
secara intravena melalui selang Inggar, 1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
infus. Zr. Risca tubuh.
dan Br. 2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
Akbar) infeksi.
4 20.00 15. Melakukan injeksi obat ceftriaxone (Zr. 3. Pantau hasil laboratorium, seperti
1 gram secara intravena melalui Inggar, leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
selang infus. Zr. Risca 4. Gunakan teknik aseptik bila
dan Br. melakukan tindakan kepada pasien.
Akbar) 5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.6 Kel. 4A
S: (Zr.
1. Pasien mengatakan sudah mendingan Inggar,
perutnya. Zr. Risca
2. Pasien mengatakan masih mual dan Br.
terkadang tapi tidak seperti Akbar)
sebelumnya.
3. Ibu mengatakan anaknya sudah mulai
tidak rewel.
O:
1. Pasien lemas.
2. Pasien masih memegangi perutnya.
3. Suara perkusi timpani.
4. Membran mukosa kering.
5. Makan habis.
6. Muntah: -
7. Mual: +
8. Hasil laboratorium:
Hb: 11,6 gr.dl
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat
keparahan, faktor frekuensi,
presipitasi yang menyebabkan mual.
2. Selingi makan dan minum.
3. Atur posisi semi fowler saat
memberikan makanan.
4. Timbang berat badan setiap hari.
5. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
makan sedikit tapi sering.
6. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
makan selagi hangat.
7. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
16/04/17 Dinas Malam Kel. 4A 17/04/17 Dx.1 Kel. 4A
6 21.30 1. Mengkaji frekuensi mual, durasi, (Zr. DM S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
tingkat keparahan, faktor frekuesni, Intan) 06.30 sudah tidak mengalami kejang. Intan)
presipitasi yang menyebabkan O:
mual, dengan hasil pasien tidak 1. Kesadaran: kompos mentis.
mengalami mual lagi. 2. GCS: 456.
2,3 2. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. 3. PEWS: 0.
selalu memantau dan mengawasi Intan) 4. Pasien lemas.
kondisi pasien, seperti selalu 5. Tanda-tanda vital:
memasang pengaman tempat tidur S: 36,3oC
dan mendampingi pasien. A: Masalah teratasi sebagian.
4 22.00 3. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. P:
melakukan tindakan kepada pasien, Intan) 1. Monitor tanda-tanda vital.
dengan mencuci tangan sebelum 2. Pantau suhu tubuh.
dan setelah melakukan tindakan 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
serta menggunakan sarung tangan. memantau atau mengawasi kondisi
1,2,3 4. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. pasien.
,4 vital: Intan) 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
S: 36.1oC program.
N: 90 x/menit Dx.2 Kel. 4A
RR: 20 x/menit S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah (Zr.
Irama napas reguler. tidak panas lagi dan berharap tidak akan Intan)
Taktil fremitus teraba pada kedua panas lagi.
lapang dada. O:
17/04/17 1. Kesadaran: kompos mentis.
4 05.00 5. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 2. GCS: 456.
melakukan tindakan kepada pasien, Intan) 3. PEWS: 0.
dengan mencuci tangan sebelum 4. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan 5. Badan anak teraba hangat.
1,2,3 serta menggunakan sarung tangan. 6. Mukosa mulut kering.
,4 6. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. A: Masalah teratasi sebagian.
vital: Intan) P:
S: 36,3oC 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
N: 90 x/menit nadi dan pernapasan.
RR: 20 x/menit 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
Irama napas reguler untuk memakai pakaian yang tipis,
Taktil fremitus teraba pada kedua jika demam.
lapang dada. 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
BAB/BAK: -/2 kali dan ketiak, jika demam.
Makan/minum: porsi/+ 360 cc 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
Muntah: - untuk minum air yang banyak +
Mual: - 1600cc/24 jam.
4 7. Melakukan injeksi antibiotik, yaitu (Zr. 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
ceftriaxone 1 gram secara intra Intan) program.
vena melalui selang infus. Dx.3 Kel. 4A
6 8. Melakukan injeksi antiemetik, (Zr. S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
yaitu ranitidine 50 mg secara Intan) sudah tidak mengalami kejang. Intan)
intraveana melalui selang infus. O:
6 06.00 9. Menyelingi makan dan minum (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis.
pada saat pasien makan. Intan) 2. GCS: 456.
6 10. Mengatur posisi semi fowler saat (Zr. 3. PEWS: 0.
memeberikan makanan. Intan) 4. Pasien lemas.
6 11. Mengajarkan pasien dan keluarga (Zr. 5. Terpasang gelang kuning risiko
untuk makan sedikit tapi sering. Intan) cedera.
6 12. Menganjurkan pasien dan keluarga (Zr. 6. Tanda-tanda vital:
untuk makan selagi hangat. Intan) S: 36,3oC
7. Irama pernapasan reguler.
8. Taktil fremitus teraba pada kedua
lapang dada.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji status pernapasan pasien.
2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
kejang, seperti pasang penghalang
tempat tidur.
3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.4 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
tidak panas lagi dan beraharap tidak akan Intan)
panas lagi.
O:
1. Pasien lemas.
2. Tanda-tanda vital:
S: 36,3oC
3. Badan pasien teraba hangat.
4. Hasil laboratorium:
Leukosit: 3.400/ul
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.6 Kel. 4A
S: (Zr.
1. Pasien mengatakan sudah mendingan Intan)
perutnya.
2. Pasien mengatakan sudah tidak mual
lagi.
3. Ibu mengatakan anaknya sudah mulai
tidak rewel.
O:
1. Pasien lemas.
2. Pasien masih memegangi perutnya.
3. Suara perkusi timpani.
4. Membran mukosa kering.
5. Makan habis.
6. Muntah: -
7. Mual: -
8. Hasil laboratorium:
Hb: 11,6 gr.dl
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat
keparahan, faktor frekuensi,
presipitasi yang menyebabkan mual.
2. Selingi makan dan minum.
3. Atur posisi semi fowler saat
memberikan makanan.
4. Timbang berat badan setiap hari.
5. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
makan sedikit tapi sering.
6. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
makan selagi hangat.
7. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
17/04/17 Dinas Pagi Kel. 4A 17/04/17 Dx.1 Kel. 4A
6 08.00 1. Mengkaji frekuensi mual, durasi, (Zr. DP S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
tingkat keparahan, faktor frekuensi, Intan, Zr. 14.00 sudah tidak mengalami kejang. Intan, Zr.
presipitasi yang menyebabkan Risca O: Risca
mual, dengan hasil pasien sudah dan Br. 1. Kesadaran: kompos mentis. dan Br.
tidak mual lagi. Akbar) 2. GCS: 456. Akbar)
4 2. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 3. PEWS: 2.
melakukan tindakan kepada pasien, Intan, Zr. 4. Pasien sudah mulai aktif.
dengan mencuci tangan sebelum Risca 5. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan dan Br. S: 36,4oC
serta menggunakan sarung tangan. Akbar) A: Masalah teratasi sebagian.
1,2,3 3. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. P:
,4 vital: Intan, Zr. 1. Monitor tanda-tanda vital.
S: 36,1oC Risca 2. Pantau suhu tubuh.
N: 98 x/menit dan Br. 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
RR: 20 x/menit Akbar) memantau atau mengawasi kondisi
Irama napas reguler. pasien.
Taktil fremitus teraba pada kedua 4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
lapang dada. program.
2,3 10.20 4. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. Dx.2 Kel. 4A
selalu mengawasi atau memantau Intan, Zr. S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah (Zr.
anaknya agar tidak mengalami Risca tidak panas lagi. Intan, Zr.
cedera, seperti selalu menjaga dan Br. Risca
pengaman tempat tidur dan Akbar) O: dan Br.
menemani pasien. 1. Kesadaran: kompos mentis. Akbar)
4 11.30 5. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 2. GCS: 456.
melakukan tindakan kepada pasien, Intan, Zr. 3. PEWS: 2.
dengan mencuci tangan sebelum Risca 4. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan dan Br. S: 36,4oC
serta menggunakan sarung tangan. Akbar) 5. Badan anak teraba hangat.
1,2,3 6. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 6. Mukosa mulut lembab.
,4 vital: Intan, Zr. A: Masalah teratasi sebagian.
S: 36,4oC Risca P:
N: 104 x/menit dan Br. 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
RR: 20 x/menit Akbar) nadi dan pernapasan.
Irama napas reguler 2. Beri selimut dingin atau anjurkan
Taktil fremitus teraba pada kedua untuk memakai pakaian yang tipis,
lapang dada. jika demam.
BAB/BAK: -/3 kali 3. Berikan kompres air biasa pada dahi
Makan/minum: porsi/+ 250 cc dan ketiak, jika demam.
Muntah: - 4. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
Mual: - untuk minum air yang banyak +
6 12.00 7. Menyelingi makan dan minum. (Zr. 1600cc/24 jam.
Intan, Zr. 5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
Risca program.
dan Br. Dx.3 Kel. 4A
Akbar) S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
6 8. Mengatur posisi semi fowler saat (Zr. sudah tidak mengalami kejang. Intan, Zr.
memberikan makanan. Intan, Zr. O: Risca
Risca 1. Kesadaran: kompos mentis. dan Br.
dan Br. 2. GCS: 456. Akbar)
Akbar) 3. PEWS: 0.
6 9. Mengajarkan pasien dan keluarga (Zr. 4. Pasien sudah mulai aktif.
untuk makan sedikit tapi sering. Intan, Zr. 5. Terpasang gelang kuning risiko
Risca cedera.
dan Br. 6. Tanda-tanda vital:
Akbar) S: 36,4oC
6 10. Menganjurkan pasien dan keluarga (Zr. 7. Irama pernapasan reguler.
untuk makan selagi hangat. Intan, Zr. 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
Risca lapang dada.
dan Br. A: Masalah teratasi sebagian.
Akbar) P:
6 14.00 11. Menimbang berat badan pasien, (Zr. 1. Kaji status pernapasan pasien.
dengan hasil BB = 25 kg. Intan, Zr. 2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
Risca kejang, seperti pasang penghalang
dan Br. tempat tidur.
Akbar) 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.4 Kel. 4A
S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
sudah tidak panas lagi. Intan, Zr.
O: Risca
1. Pasien sudah mulai aktif. dan Br.
2. Tanda-tanda vital: Akbar)
S: 36,4oC
3. Badan pasien teraba hangat.
4. Hasil laboratorium:
Leukosit: 3.400/ul
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Pantau adanya tanda dan gejala dari
infeksi.
3. Pantau hasil laboratorium, seperti
leukosit, hemoglobin dan hematokrit.
4. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
5. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
6. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
Dx.6 Kel. 4A
S: Pasien mengatakan bahwa sudah tidak (Zr.
mual lagi dan perutnya sudah mendingan. Intan, Zr.
O: Risca
1. Pasien sudah mulai aktif. dan Br.
2. Pasien masih memegangi perutnya. Akbar)
3. Suara perkusi timpani.
4. Membran mukosa lembab.
5. Makan habis.
6. Muntah: -
7. Mual: -
8. Hasil laboratorium:
Hb: 11,6 gr.dl
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji frekuensi mual, durasi, tingkat
keparahan, faktor frekuensi,
presipitasi yang menyebabkan mual.
2. Selingi makan dan minum.
3. Atur posisi semi fowler saat
memberikan makanan.
4. Timbang berat badan setiap hari.
5. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
makan sedikit tapi sering.
6. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
makan selagi hangat.
7. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
17/04/17 Dinas Sore Kel. 4A 17/04/17 Dx.1 Kel. 4A
6 15.00 1. Mengkaji frekuensi mual, durasi, (Zr. DS S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
tingkat keparahan, faktor frekuensi, Inggar 21.00 sudah tidak mengalami kejang. Inggar
presipitasi yang menyebabkan dan Br. O: dan Br.
mual, dengan hasil pasien tidak Evo) 1. Kesadaran: kompos mentis. Evo)
mual lagi. 2. GCS: 456.
4 16.00 2. Melakukan teknik aseptik bila (Zr. 3. PEWS: 1.
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar 4. Pasien mulai terlihat aktif.
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. 5. Tanda-tanda vital:
dan setelah melakukan tindakan Evo) S: 36,7oC
serta menggunakan sarung tangan. A: Masalah teratasi sebagian.
1,2,3 3. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. P:
,4 vital: Inggar 1. Monitor tanda-tanda vital.
S: 36,5oC dan Br. 2. Anjurkan keluarga untuk selalu
N: 98 x/menit Evo) memantau atau mengawasi kondisi
RR: 20 x.menit pasien.
Irama napas reguler. 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
Taktil fremitus teraba pada kedua program.
lapang dada. 4. Pasien rencana KRS.
17.00 4. Mengganti cairan infus NS. (Zr. Dx.2 Kel. 4A
Inggar S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah (Zr.
dan Br. tidak panas lagi. Inggar
Evo) O: dan Br.
6 17.25 5. Menyelingi pasien makan dan (Zr. 1. Kesadaran: kompos mentis. Evo)
minum. Inggar 2. GCS: 456.
dan Br. 3. PEWS: 1.
Evo) 4. Tanda-tanda vital:
S: 36,7oC
6 6. Mengatur posisi semi fowler saat (Zr. 5. Badan anak teraba hangat.
memberikan makanan. Inggar 6. Mukosa mulut lembab.
dan Br. A: Masalah teratasi sebagian.
Evo) P:
6 7. Mengajarkan pasien dan keluarga (Zr. 1. Kaji tanda-tanda vital, yaitu suhu,
untuk makan sedikit tapi sering. Inggar nadi dan pernapasan.
dan Br. 2. Anjurkan pasien dan keluarga pasien
Evo) untuk minum air yang banyak +
6 8. Menganjurkan pasien dan keluarga (Zr. 1600cc/24 jam.
untuk makan selagi hangat. Inggar 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
dan Br. program.
Evo) Pasien remcana KRS.
4 18.00 9. Menganjurkan keluarga untuk (Zr. Dx.3
selalu menjaga kebersihan dengan Inggar S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya Kel. 4A
cara mencuci tangan untuk dan Br. sudah tidak mengalami kejang. (Zr.
mencegah terjadinya infeksi pada Evo) O: Inggar
lingkungan sekitar anak. 1. Kesadaran: kompos mentis. dan Br.
4 10. Menggunakan teknik aseptik bila (Zr. 2. GCS: 456. Evo)
melakukan tindakan kepada pasien, Inggar 3. PEWS: 1.
dengan mencuci tangan sebelum dan Br. 4. Pasien sudah mulai terlihat aktif.
dan setelah melakukan tindakan Evo) 5. Terpasang gelang kuning risiko
serta menggunakan sarung tangan. cedera.
1,2,3 11. Melakukan observasi tanda-tanda (Zr. 6. Tanda-tanda vital:
,4 vital: Inggar S: 36,7oC
S: 36,7oC dan Br. 7. Irama pernapasan reguler.
N: 98 x/menit Evo) 8. Taktil fremitus teraba pada kedua
RR: 20 x/menit lapang dada.
Irama napas reguler A: Masalah teratasi sebagian.
Taktil fremitus teraba pada kedua P:
lapang dada. 1. Kaji status pernapasan pasien.
BAB/BAK: 1 kali lembek/4 kali 2. Lakukan kewaspadaan terjadinya
Makan/minum: 1 porsi/+ 350 cc kejang, seperti pasang penghalang
Muntah: - tempat tidur.
4 Mual: - 3. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
20.00 12. Melakukan injeksi obat ceftriaxone (Zr. program.
1 gram secara intravena melalui Inggar 4. Pasien rencana KRS.
selang infus. dan Br. Dx.4 Kel. 4A
Evo) S: Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya (Zr.
sudah tidak panas lagi. Inggar
O: dan Br.
1. Pasien sudah mulai terlihat aktif. Evo)
2. Tanda-tanda vital:
S: 36,7oC
3. Badan pasien teraba hangat.
4. Hasil laboratorium:
Leukosit: 3.400/ul
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu
tubuh.
2. Gunakan teknik aseptik bila
melakukan tindakan kepada pasien.
3. Instruksikan kepada pengunjung
untuk mencuci tangan saat memasuki
dan kelaur dari ruangan pasien.
4. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
5. Pasien rencana KRS.
Dx.6 Kel. 4A
S: Pasien mengatakan bahwa sudah tidak (Zr.
mual lagi dan perutnya sudah membaik. Inggar
O: dan Br.
1. Pasien sudah mulai terlihat aktif. Evo)
2. Pasien tidak memegangi perutnya.
3. Suara perkusi timpani.
4. Membran mukosa lembab.
5. Makan habis.
6. Muntah: -
7. Mual: -
8. Hasil laboratorium:
Hb: 11,6 gr.dl
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
1. Selingi makan dan minum.
2. Timbang berat badan setiap hari.
3. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
makan sedikit tapi sering.
4. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
makan selagi hangat.
5. Terapi tetap dijalankan sesuai dengan
program.
6. Pasien rencana KRS.

Anda mungkin juga menyukai