Disusun Oleh :
Semarang, November
2016
A. Latar belakang
Dalam hal ini faktor alat bantu mempunyai peranan penting untuk menghasilkan
suatu produk yang berkualitas. Alat bantu dapat digunakan untuk mempermudah
proses produksi. Salah satu jenis proses produki yang membutuhkan alat bantu yaitu
pengelasan.
Pengelasan adalah membuat sambungan tetap antara dua buah logam padat
dengan cara melelehkanya, baik dengan bahan tambahan ataupun tanpa bahan
tambah. Ada beberapa jenis pengelasan, salah satu yang digunakan dalam praktikum
praktikum pengelasan di Politeknik Negeri Semarang (POLINES) adalah las SMAW.
Las SMAW adalah adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Panas
yang timbul pada busur listrik yang terjadi antara elektroda karbon dengan benda
kerja mencairkan ujung elektroda karbon dan benda kerja setempat, kemudian
membentuk paduan dan membeku menjadi sambungan tetap. Di dalam pengelasan di
terdapat berbagai macam jenis sambungan las, diantaranya adalah sambungan
tumpul, sambungan T, sambungan silang dan sambungan sudut.
Gambar 1. Jenis Jenis Pengelasan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kami menemukan berbagai
permasalahan, antara lain :
1. Bagaimana cara merangkai atau membuat alat bantu pengelasan yang dapat
memudahkan mahasiswa dalam menguasai beberapa teknik dan posisi
pengelasan ?
2. Apa saja keunggulan dengan menggunakan alat bantu tersebut, dibandingkan
dengan tanpa menggunakan alat bantu ?
C. Tujuan
1. Membuat alat bantu pengelasan untuk melancarkan program pengelasan
dalam praktikum pengelasan.
2. Menambah efisiensi waktu pada saat praktikum pengelasan.
D. Batasan Masalah
1. Alat bantu pengelasan ini digunakan skala laboratorium Politeknik Negeri
Semarang Jurusan Teknik Mesin.
2. Alat bantu pengelasan ini digunakan untuk benda kerja berbahan pelat dan
pipa baja karbon dengan ukuran diameter maksimal 4,5.
3. Alat bantu pengelasan ini dapat digunakan dalam praktikum pengelasan
dengan berbagai posisi yaitu :
a) Posisi datar bawah tangan (flat)
b) Posisi horizontal
c) Posisi vertical
d) Posisi diatas kepala (overhead)
e) Posisi sumbu vertical dan horizontal dapat diputar
Secara umum pencekam atau penepat terdiri dari 3 bagian yaitu bagian
peletak untuk meletakkan benda kerja secara akurat pada bagian pemandu dan
pengatur, bagian pemegang untuk memegang benda kerja secara aman saat
proses pengerjaan berlangsung dan yang terakhir adalah bagian pengatur.
3. Locator
Locator pada alat bantu ini berfungsi untuk meletakkan pencekam pada susut
yang diinginkan. Locator pada alat bantu ini mempunyai bentuk piringan
dengan lubang-lubang penunjuk sudut.
4. Perhitungan dan Analisa Bahan
a. Daya Motor
Untuk menghitung daya ( P ) motor perlu dihitung dulu torsinya ( T),
yaitu:
T =F X R
Kecepatan sudut :
2 n
=
60
T =Torsi(kg . mm)
b) Mekanisme Pulley
Pulley 1, sebagai pulley pengggerak dengan diameter (d pulley ) , dan
d pulley n motor
n pulley =
D pulley
d) Mekanisme Sprocket
Setelah di dapatkan hasil putaran dari reduksi speed reducer dari
mekanisme speed reducer, kemudian dilanjutkan dengan reduksi
mekanisme sprocket dengan perbandingan i sprocket . Dan selanjutnya
d 1 n1 d 2 n 2 n1 d 1
= = =i
60 60 n2 d 2
Keterangan :
d1 = Diameter puli penggerak (mm)
d2 = Diameter puli yang digerakkan (mm)
n1 = Putaran puli penggerak (rpm)
n2 = Putaran puli yang digerakkan (rpm)
2
( r 1r 2 )
L= ( r 1 +r 2 ) +2 ( r 1r 2 ) +2 x
x
P=( T 1T 2 ) v (Watt)
Keterangan :
T1 = Gaya tegang sabuk pada sisi kencang (N)
T2 = Gaya tegang sabuk poda sisi kendor (N)
r1 = Jari-jari puli penggerak (mm)
r2 = Jari-jari puli yang digerakkan (mm)
e = Bilangan alam = 2,718281828
= Koefisien gesek antara sabuk dan puli
= Sudut kontak antara sabuk dan puli pada puli penggerak (rad)
Gaya Sentrifugal :
w . v2
Fc =
g
Keterangan :
FC = Gaya sentrifugal (N)
M = Massa sabuk (kg)
w = Berat sabuk per satuan panjang (N/m)
g = Gravitasi (m/det2)
v = Kecepatan linear sabuk (m/det)
Gear : p=90 0p
Gear : xg=xp
Sudut Kaki (f )
hfp
Pinion : fp=arc tg ( R ) (Sularso, 1994 :270)
hfg
Gear : fg=arc tg ( R ) (Sularso, 1994 :270)
Jarak dari puncak sampai puncak gigi luar atau diameter lingkaran
kaki :
dg
Pinion ( )
: Xp= 2 hkp . sin p (Sularso, 1994 :270)
dp
Gear : Xg=( )hkg . sin g (Sularso, 1994 :270)
2
S 1+ S 2=m
Lebar Sisi Terhadap Modul
b
m
Gaya normal
Ft
Fn=
cos o
i) Perhitungan Sprocket Dan Rantai
{
Dk= 0,6+cot
( )}
180
z1
.p
Faktor keamanan
Ks K 1. K 2. K 3
mn
m a=
cos
F. Deskripsi Kerja
Rancang Bangun Alat Bantu Las Sudut Tumpul Dengan Sudut Tertetu Guna
Memenuhi Kelengkapan Laboraturium Las di Politeknik Negeri Semarang
dirancang untuk membantu kelancaran praktikum pengelasan di Politeknik Negeri
Semarang.
Prinsip Kerja Mesin :
Prinsip kerja alat ini menggunakan dua buah cekam yang bertumpu pada satu
poros guna membantu pengelasan terutama pengelasan tumpul dengan sudut
tertentu. Dan juga dapat ditambahkan alat bantu untuk pengelasan overhead yang
ditempatkan pada poros penyangga utama.
Eksplorasi Masalah
Observasi
Perancangan Dan
Perhitungan Alat
Pembuatan Dan
Perakitan Alat
Pengujian Alat
Evaluasi Dan
Revisi
Eksplorasi Masalah
Langkah pertama dalam membuat alat bantu pengelasan tumpul dengan sudut
tertentu ini adalah eksplorasi masalah. Langkah ini ditempuh untuk mencari
atau mengidentifikasi permasalahan yang muncul, dari masalah tersebut
nantinya dikembangkan sebgai dasar untuk membuat perencanaan.
Perencanaan pembuatan alat bantu pengelasan tumpul dengan sudu tertentu
ini diharapkan dapat memenuhi tujuan yang telah ditulis.
Observasi
Pada tahap ini dilakukan peninjauan alat-alat yang telah ada yang memunyai
fungsi yang hampir sama, dan kemudian digunakan sebagai referensi dalam
perancangan dan perhitungan alat.
Perancangan dan Perhitungan Alat
Pada tahap ini pembuatan design dari alat mulai dibuat. Serta menganalisa
bahan-bahan apa yang sesuai untuk pembuatan alat dan menghitung kekuatan
dari bahan-bahan alat tersebut, agar alat yang dibuat nanti sesuai dengan
tujuan.
Pembuatan dan Perakitan Alat
Langkah selanjutnya adalah pembuatan dan perakitan alat. Metode ini
meliputi pembuatan komponen-komponen alat dan merakitnya menjadi
sebuah alat sesuai dengan rancangan yang diinginkan.
Pengujian Alat
Langkah selanjutnya adalah pengujian alat. Langkah ini bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan pembuatan alat secara fungsional maupun secara
operasional rancangan dan pembuatan alat bantu pengelasan. Apabila masih
ada kekurangan saat dilakukan pengujian maka alat dapat diperbaiki dan
disempurnakan kembali sehingga tujuan pembuatan alat ini dapat tercapai.
Evaluasi dan Revisi
Langkah terakhir adalah evaluasi dan revisi. Apabila terdapat kerusakan atau
kekurangan pada alat saat pengujian, maka harus diperbiki kekurangan-
kekurangannya sehingga menjadi alat yang lebih sempurna sesuai dengan
rancangannya.
Rp.5.732.500,-
I. ANGGARAN BIAYA
Perhitungan biaya untuk mengetahui total biaya yang dibutuhkan untuk membuat
mesin ini. Perhitungan ini meliputi :
3. Biaya permesinan
Biaya yang diperlukan sebagai ongkos sewa mesin yang digunakan dalam
pembuatan komponen.
4. Biaya pembuatan
Biaya pembuatan merupakan biaya pembuatan mesin di bengkel luar
5. Lain-lain
Biaya yang dikeluarkan di luar perencanaan
J. JADWAL KEGIATAN
N BULAN
JENIS KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6
1 STUDY LITERATUR
2 OBSERVASI BARANG
3 SURVEY BAHAN
PEMILIHAN ALTERNATIF
4
DESIGN
5 PERHITUNGAN DAN GAMBAR
6 PEMBUATAN KOMPONEN
7 ASSEMBLING KOMPONEN
8 PENGUJIAN ALAT
9 MODIFIKASI
10 PENGAMBILAN DATA
11 ANALISA DATA
12 PEMBUATAN LAPORAN
K. PENUTUP
Demikian proposal tugas akhir yang berjudul Rancang Bangun Alat
Bantu Pengelasan Guna Memenuhi Kelengkapan Laboraturium Las di Politeknik
Negeri Semarang sebagai acuan untuk pelaksanaan tugas akhir.
Lampiran