gatal agogo. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei Varian hominis dan produknya.(1)
Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, di semua geograf
daerah, semua kelompok usia, ras dan kelas sosial. Namun menjadi masalah utama
pada daerah yang padat dengan gangguan sosial, sanitasi yang buruk, dan negara
dengan keadaan perekonomian yang kurang. Skabies ditularkan melalui kontak fsik
langsung (skin-to-skin) maupun tak langsung (pakaian, tempat tidur, yang dipakai
bersama). (2,3)
Gejala utama adalah pruritus intensif yang memburuk di malam hari atau
kondisi dimana suhu tubuh meningkat. Lesi kulit yang khas berupa terowongan,
papul, ekskoriasi dan kadang-kadang vesikel. (4,5)
Tungau penyebab skabies merupakan parasit obligat yang seluruh siklus
hidupnya berlangsung di tubuh manusia. Tungau tersebut tidak dapat terbang atau
meloncat namun merayap dengan kecepatan 2.5 cm per menit pada kulit yang
hangat. (6)
II. ETIOLOGI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei Varian hominis dan produknya. (1,4)
Sarcoptes scabiei adalah parasit manusia obligat yang termasuk flum
Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamili Sarcoptes. Bentuknya
lonjong, bagian kepala depan kecil dan bagian belakang berbentuk
torakoabdominal dengan penonjolan seperti rambut yang keluar dari dasar kaki. (6)
Tungau skabies mempunyai empat kaki dan diameternya berukuran 0,3 mm,
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tungau ini tidak dapat terbang
atau melompat dan hanya dapat hidup selama 30 hari di lapisan epidermis. (3)
Skabies betina dewasa berukuran sekitar panjangnya 0,4 mm dengan luas
0,3 mm2 dan skabies jantan dewasa lebih kecil yaitu panjang 0,2 mm dengan luas
0,15 mm2, Tubuhnya berwarna putih susu dan ditandai dengan garis melintang yang
bergelombang dan pada permukaan punggung terdapat bulu dan dentikel. (9)
Gamba 1
Terdapat empat pasang kaki pendek, di bagian depan terdapat dua pasang
kaki yang berakhir dengan perpanjangan peduncles dengan pengisap kecil di
bagian ujungnya. Pada tungau betina, terdapat dua pasang kaki yang berakhir
dengan rambut (Satae) sedangkan pada tungau jantan rambut terdapat pada
pasangan kaki ketiga dan peduncles dengan pengisap pada pasangan kaki
keempat. (9)
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, tungau jantan akan mati, namun kadang-kadang masih dapat
hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau
betina yang telah dibuahi menggali terowongan dari stratum korneum hingga
stratum granulosum dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakkan
telurnya 2 atau 4 butir sehari. Setiap tungau betina dapat menghasilkan 40-50 telur
selama rentang umur 4-6 minggu. Setelah itu, larva berkaki enam akan muncul dari
telur setelah 3-4 hari dan keluar dari terowongan dengan memotong atapnya. Larva
kemudian menggali terowongan pendek (moulting pockets) di mana mereka
berubah menjadi nimfa. Setelah itu berkembang menjadi tungau jantan dan betina
dewasa. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8 - 12 hari. (9,10)
Gambar 2
Tungau skabies lebih suka memilih area tertentu untuk membuat terowongan
dan menghindari area yang memiliki banyak folikel pilosebaseus, biasanya pada
satu individu terdapat kurang dari 20 tungau di tubuhnya, kecuali pada Norwegian
scabies dimana individu bisa didiami lebih dari sejuta tungau, Orang tua dengan
infeksi virus immunodefsiensi dan pasien dengan pengobatan immunosuppresan
mempunyai risiko tinggi untuk menderita Norwegian scabies. (3,9)
IV. PATOGENESIS
Reaksi alergi yang sensitif terhadap tungau dan produknya memperlihatkan
peran yang penting dalam perkembangan lesi dan terhadap timbulnya gatal. (9) S.
Scabiei melepaskan substansi sebagai respon hubungan antara tungau dengan
keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan penetrasi ke dalam kulit. (11)
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan keterlibatan reaksi hipersensitivitas tipe
IV dan tipe I. (9,11) Pada reaksi tipe I pertemuan antigen tungau dengan
Imunoglobulin-E yang terdapat pada epidermis menyebabkan degranulasi sel mast,
sehingga terjadi peningkatan antihodi IgE. Keterlibatan reaksi hipersensitivitas tipe
IV akan memperlihatkan gejala sekitar 10-30 hari setelah sensitisasi tungau (11) dan
akan memproduksi papul-papul dan nodul inflamasi yang dapat terlihat dari
perubahan hislologik dan jumlah sel limfosit T banyak pada infltrat kutaneus. (9)
Kelainan kulit yang menyerupai dermatitis tersebut sering terjadi lebih luas
dibandingkan lokasi tungau dengan efloresensi dapat berupa papul, nodul, vesikel,
urtika dan lainnya. Akibal garukan yang dilakukan oleh pasien dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta hingga terjadinya infeksi sekunder. (12)
Cara penularan skabies:
Skabies ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Penularan melalui kontak langsung (skin-to-skin) menjelaskan mengapa penyakit ini
sering menular ke seluruh anggota keluarga. (11) Penularan secara tidak langsung
dapat melalui penggunaan bersama pakaian, handuk, maupun tempat tidur,
skabies dapat pula ditularkan melalui hubungan seksual, (1) namun skabies bukan
manifestasi utama dari penyakit menular seksual. (7)
V. DIAGNOSIS
Kelainan klinis pada kulit yang ditimbulkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei sangat
bervariasi, meskipun demikian kita dapat menemukan gambaran klinis berupa
keluhan subjektif dan objektif yang spesifk. Terdapat 4 tanda utama atau cardinal
sign pada lnfestasi S. scabiei, yaitu(1,13):
1. Pruritus nocturna
Setelah pertama kali terinfeksi dengan tungau skabies, kelainan kulit seperti
pruritus akan timbul selama 6 hingga 8 minggu, infeksi yang berulang
menyebabkan ruam dan gatal timbul hanya dalam beberapa hari. Gatal
terasa lebih hebat pada malam hari.(3,4) Hal ini disebabkan karena
meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih lembab dan panas.
Sensasi gatal yang hebat seringkali mengganggu tidur dan penderita menjadi
gelisah.(13)
2. Menyerang sekelompok orang
Penyakit ini menyerang manusia yang berkelompok, sehingga dalam sebuah
keluarga biasanya mengenai seluruh anggota keluarga. Begitu pula dalam
sebuah pemukiman yang padat penduduknya seperti pemukiman kumuh,
asrama pelajar, penjara, panti asuhan, dll. skabies dapat menular hampir ke
seluruh anggota kelompok, didalam kelompok mungkin akan ditemukan
individu yang hiposensitisasi, walaupun terinfestasi oleh parasit sehingga
tidak menimbulkan keluhan klinis akan tetapi menjadi pembawa/carier bagi
individu lain.(13)
3. Adanya terowongan
Kelangsungan hidup S. Scabiei sangat bergantung kepada kemampuannya
meletakan telur, larva dan nimfa didalam stratum korneum, oleh karena itu
parasit ini sangat menyukaitempat dimana lapisan stratum korneum
yangtipisyang relatif lebih longgar dan tipis. (13)
lesi yang timbulberupaeritem , krusta, eskoriasi, papul dan nodul yang sering
ditemukan di sela-sela jari, aspek volar pada pergelangan tangan dan lateral
telapak tangan dan siku sangal laaaganlnng laapana ksmampuannya
naalalalakan mlur, larva dan nnnfa unlalanl snannn knmeum, oleh laalana lln
parasit
sangat naanynlaaa laagaan lanlll yang nlannllln snalnnl komcum yang relative lbih
longgar llan npls "Sl
Las. yang nnllanl bnmpa anlalna, lnnala akakanasl papal aan nodul yang snnng
llalanlnkan all uanfan salaaala Jari, aspsk yalaf pada pafgalangan langan llan lateral
lalapala Iangan, anna alallaa, alnannn, penis, lalna dan pada afaala wanita ualla
alla
anfaksl sdiunder nlanl lnllllnya nlanjanl p0lim0rf(pustu1, akakanaal, aan laln_laanl
<='
` ix . ' ;~@'tl\,1\ I*
",P _
,. _ ' 1" lffl '
II
.\_
canalm 3. Las. pada aala1an.pn|,llan aaanla lnaanlnaa ~
Empsi anlanlalnna dapat terscbar ll. ballan salaagal reaksl lnpafsanslnyllas palla
anngan tungau Las. yang palagnnnmnak analala lanawangan yang llpls llan mal
aapanl henang, laaaalnllnnf linear kurang lalnn l lnngga I0 nnn, berwama pnllla abu-
alan, pada nynng lanawangan ullafnnlaan papal alan yasllaal yang nlanlpalaan naall
llan
pafgaaalaan lnngan ll. dalam malam lnnnanln Terowongan lnl laallnal Jalan knlihatan
di sela-sela lan, paagalangan langan llan uaalala anna Nannln, laaawangan tcrslcbut
anlaaf llnafnnlaan di anal anfaksl karena alnnnlas naangganlla paslan yang laalaal
~
Gambar ll, Sarcaptes scabiei dalam epidennis (panah) dengan pewamaan H_E *
6. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah
dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin
tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikulifm Dari
berbagai macam pemeriksaan tersebut, pemeriksaan kerokan kulit merupakan cara
yang paling mudah dan hasilnya cukup memuaskan Agar pemeriksaan berhasil, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni lm :
1. Kerokan hams dilakukan pada lesi yang utuh (papula, kanalikuli) dan tidak
dilakukan pada tempat dengan lesi yang tidak spesifk
2. Sebaiknya lesi yang akan dikerok diolesi terlebih dahulu dengan minyak mineral
agar tungau dan produknya tidak larut, sehingga dapat menemukan tungau dalam
keadaan hidup dan utuh.
3. Kerokan dilakukan pada lesi di daerah predileksi.
4 mph lfafpna fungal' terdapat dalam stratum korneum maka kerokan harus ____
nghindari terjadinya perdarahan. Namun karena sulitnya menemukan tungau maka
diagnosis scabies harus dipertimbangkan pada setiap penderita yang datang
dengan keluhan gatal yang menetap.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis bandingnya adalah:
1. Urtikaria Akuti erupsi pada papul-papul yang gatal, selalu sistemik_