Perhitungan
Perhitungan
Catatan:
Agar dapat memulai sistem peramalan metode Brown kita memerlukan A1 dan A1, karena
A2 Y2 (1 ) A1 dan A' 2 A2 (1 ) A'1
Karena pada saat t = 1, nilai A1 dan A1 tidak diketahui, maka kita dapat menggunakan nilai observasi
pertama (Y1).
Contoh:
Pemulusan eksponensial dari Brown pada data permintaan suatu produk. Perhitungan pada contoh di
bawah ini menggunakan nilai = 0,2.
Permintaan
Periode suatu produk At A't at bt Nilai ramalan
1 143 143 143 143.0 0.0
2 152 144.8 143.4 146.2 0.4 143.0
3 161 148.0 144.3 151.8 0.9 146.6
4 139 146.2 144.7 147.8 0.4 152.7
5 137 144.4 144.6 144.1 -0.1 148.2
6 174 150.3 145.8 154.9 1.1 144.1
7 142 148.6 146.3 151.0 0.6 156.0
8 141 147.1 146.5 147.7 0.2 151.5
9 162 150.1 147.2 153.0 0.7 147.9
10 180 156.1 149.0 163.2 1.8 153.7
11 164 157.7 150.7 164.6 1.7 164.9
12 171 160.3 152.6 168.0 1.9 166.3
13 - - - - - 169.9 (p =1)
14 - - - - - 171.9 (p=2)
15 - - - - - 173.8 (p=3)
16 - - - - - 175.7 (p=4)
17 - - - - - 177.6 (p=5)
Catatan:
Agar dapat memulai sistem peramalan metode Holt kita memerlukan A1, karena
A2 Y2 (1 )( A1 T1 ) , karena pada saat t = 1, nilai A1 tidak diketahui, maka kita dapat
menggunakan nilai observasi pertama (Y1). Untuk estimasi trend pada saat t = 1, nilai T 1 tidak diketahui,
maka kita dapat menggunakan selisih nilai observasi kedua (Y 2) dengan nilai observasi pertama (Y1), yaitu
T1 = Y2 Y1.
Contoh:
Pemulusan eksponensial dari Holt pada data permintaan suatu produk. Perhitungan pada contoh di bawah
ini menggunakan nilai = 0,2 dan = 0,3.
Permintaan
Periode suatu produk At Tt Nilai ramalan
1 143 143 9
2 152 152.0 9.0 152.0
3 161 161.0 9.0 161.0
4 139 163.8 7.1 170.0
5 137 164.2 5.1 170.9
6 174 170.2 5.4 169.3
7 142 168.9 3.4 175.6
8 141 166.0 1.5 172.2
9 162 166.4 1.2 167.5
10 180 170.1 1.9 167.6
11 164 170.4 1.4 172.0
12 171 171.6 1.4 171.8
13 - - - 173.0 (p =1)
14 - - - 174.4 (p=2)
15 - - - 175.8 (p=3)
16 - - - 177.2 (p=4)
17 - - - 178.6 (p=5)
Contoh:
Pemulusan eksponensial dari Winter pada data musiman di bawah ini. Perhitungan pada contoh di bawah
ini menggunakan nilai = 0,4 ; = 0,1 ; dan = 0,3. Panjang musim L = 4
Catatan:
Dalam metode ini diperlukan estimasi nilai awal yg akan digunakan untuk mendapatkan nilai pemulusan
awal, estimasi trend awal, dan keempat estimasi musiman.
Nilai pemulusan awal dapat diestimasi dengan menggunakan nilai aktual awal.
Nilai trend awal dapat diestimasi dengan menggunakan nilai 0 (slope persamaan trend yang diperoleh dari
data masa masa lalu tidak ada).
Nilai estimasi pengaruh musiman awal dengan menggunakan nilai 1 (untuk menghilangkan penaruh
musiman dalam data asli Y1 Y1/S1 = Y1/1 = Y1