Ratri Argandi 1,* , Kus Sri Martini,2 dan Agung Nugroho Catur Saputro2
1
Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia ,Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, Indonesia
2
Dosen Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) prestasi belajar aspek kognitif siswa yang diajar
dengan metode inquiry terbimbing menggunakan kegiatan laboratorium real dan laboratorium
virtual pada pokok bahasan Pemisahan Campuran, (2) prestasi belajar aspek afektif siswa yang
diajar dengan metode inquiry terbimbing menggunakan kegiatan laboratorium real dan
laboratorium virtual pada pokok bahasan Pemisahan Campuran . Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen semu dengan rancangan penelitian Randomized Pretest-postest
Comparison Group Design untuk prestasi belajar kognitif . Sedangkan prestasi belajar afektif
menggunakan Randomized Postest Only Comparison Group De sign. Sampel diambil dengan
teknik Cluster Random Sampling. Analisis data menggunakan Uji t -pihak kanan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) prestasi belajar aspek kognitif pada siswa yang diajar menggunakan
metode inquiry terbimbing yang didukung dengan kegiatan laboratorium virtual lebih baik
daripada laboratorium real pada pokok bahasan pemisahan campuran . Hal ini dilihat dari harga
thitung yang diperoleh, thitung >t(0,05; 54) = 4,464 > 1,6725, (2) prestasi belajar aspek afektif pada
siswa yang diajar menggunakan metode inquiry terbimbing yang didukung dengan kegiatan
laboratorium virtual lebih lebih baik daripada laboratorium real pada pokok bahasan pemisahan
campuran. Hal ini dilihat dari harga t hitung yang diperoleh, thitung > t(0,05; 54) = 3,669 > 1,6725.
Kata Kunci: inquiry terbimbing, laboratorium real, laboratorium virtual, pemisahan campuran,
prestasi belajar
Copyright 2013 44
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 44-49
materi yang sangat kecil itu bergabung Proses pembelajaran yang baik
satu sama lain membentuk materi yang dapat diperoleh dengan menggunakan
berukuran besar yang dapat diamati media yang menarik, seperti laboratorium
[2]. real dan virtual. Keterkaitan antara
Selama ini pembelajaran pada permainan kimia dengan praktikum
pokok bahasan pemisahan campuran, adalah dimana dalam permainan kimia
siswa lebih cenderung untuk menerima merupakan suatu percobaan yang
informasi, tidak mencari informasi) menarik menggunakan bahan dan alat-
sehingga materi tersebut kurang alat yang mudah didapat, sehingga dapat
membekas dalam diri siswa. Siswa dikatakan sebagai media yang
cenderung menghafal bukan menghibur dan inovatif [6]. Pembelajaran
memahami konsep sehingga informasi yang dikemas secara menarik
atau ilmu yang diperoleh akan lebih diharapkan mampu memberikan suasana
cepat luntur. Pengembangan aspek pembelajaran yang berbeda dan
kognitif, afektif dan psikomotor dalam membekas bagi peserta didik tetapi yang
pengajaran kimia dapat dilakukan paling utama adalah membantu peserta
dengan meningkatkan kemampuan didik memahami materi kimia.
dalam proses sains yang didapat Tujuan yang ingin dicapai pada
melalui aktivitas belajar. Contoh dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
proses sains yang dapat dikembangkan (1) Prestasi belajar aspek kognitif siswa
adalah eksperimen atau percobaan [3]. yang diajar dengan metode inquiry
Pengalaman yang dialami oleh peserta terbimbing menggunakan kegiatan
didik dapat digunakan sebagai sumber laboratorium real dan siswa yang diajar
belajar, dan yang paling berpengaruh dengan metode inquiry terbimbing
adalah pengalaman langsung menggunakan kegiatan laboratorium
contohnya melalui eksperimen atau virtual pada pokok bahasan Pemisahan
percobaan [4]. Pemisahan campuran Campuran kelas VII semester genap
merupakan pokok bahasan yang berisi SMP Negeri 1 Nguter tahun pelajaran
metode-metode pemisahan campuran, 2011/2012. (2) Prestasi belajar aspek
dimana metode tersebut digolongkan afektif siswa yang diajar dengan metode
menjadi dua macam yaitu pemisahan inquiry terbimbing menggunakan
campuran secara fisika dan pemisahan kegiatan laboratorium real dan siswa
campuran secara kimia. Hal ini yang diajar dengan metode inquiry
membuat siswa kurang paham dan terbimbing menggunakan kegiatan
cenderung hanya menghafal teori-teori laboratorium virtual pada pokok bahasan
yang ada tanpa memahami konsep Pemisahan Campuran kelas VII
yang ada. Untuk membantu mengatasi semester genap SMP Negeri 1 Nguter
kesulitan belajar tersebut diperlukan tahun pelajaran 2011/2012.
suatu metode yang mampu menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar. METODE PENELITIAN
Metode inquiry terbimbing merupakan Metode penelitian yang digunakan
salah satu metode yang dapat pada penelitian ini adalah metode quasi
membantu siswa untuk berpikir kritis eksperimental dengan desain penelitian
dan kreatif, sehingga siswa mampu Randomized Pretest - postest
memahami materi dengan baik. Riza Comparison Group Design untuk
(2012) melakukan penelitian yang prestasi belajar kognitif. Sedangkan
menunjukkan bahwa pembelajaran prestasi belajar afektif menggunakan
Inkuiri terbimbing dengan metode Randomized Postest Only Comparison
eksperimen dan demonstrasi terhadap Group Design. Obyek dalam penelitian
prestasi belajar siswa pada pokok ini adalah siswa kelas VII semester
bahasan laju reaksi kelas XI semester genap SMP Negeri 1 Nguter Tahun
1 SMA N 1 Mojolaban tahun ajaran Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 7
2011/2012, dapat menaikkan kelas. Sampel diambil dengan teknik
ketuntasan belajar siswa dari 62,50 % Cluster Random Sampling. Sampel terdiri
menjadi 84,38 %[5]. dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen I
Copyright 2013 45
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 44-49
Copyright 2013 46
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 44-49
32,5
38,5
43,5
49,5
Copyright 2013 47
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 44-49
Copyright 2013 48
JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Hal. 44-49
[1] Anonim. (2011). UUD Sisdiknas. [10] Bhukuvhani, C., Kusure, L.,
Tersedia dalam http:// Munodawafa, V., Sana, A., dan
www.inherent-dikti.net. Diakses Gwizangwe, I.(2010). Pre-service
tanggal 28 Desember 2011 Teachers use of improvised and
virtual laboratory experimentation in
[2] Depdiknas. (2009). Analisis Butir Science teaching. Zimbabwe:
Soal. Jakarta: Departemen (IJEDICT), 6, Issue 4, pp.27-38.
Pendidikan Nasional.
[11] Tuysuz, C.(2010). The Effect of the
[3] Arifin,M. (1995). Pengembangan Virtual Laboratory on Students
Program Pengajaran Bidang Studi Achievement and Attitude in
Kimia. Surabaya: Airlangga Chemistry. Turki: Mustafa Kemal
University Press. University, IOJES, 2010, 2 (1), 37-
53.
Copyright 2013 49