Istilah coklat pada awalnya muncul dari bahasa suku bangsa Aztec yang waktu itu memberi nama minuman yang rasanya pahit dari produk tanaman tersebut dengan nama xocolati artinya memang minuman pahit. Kakao sejak waktu itu tidak hanya sebagai bahan membuat minuman dan makanan yang lezat serta mewah saja, tetapi juga sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang mempunyai nilai tukar tinggi. Cokelat merupakan produk pangan hasil olahan derivat biji kakao yang berasal dari tanaman kakao atau Theobroma cacao, L. Biji kakao yang berkuaitas mengandung 35-50% minyak/ lemak, 15% pati, 15% protein, 1-4% theobromin dan 0,07-0,36% kafein. Kernel kakao mengandung 0,19-0,30% theobromin dan kulit arinya mengandung sekitar 0,19-2,98% senyawa alkaloid. Biji kakao juga mengandung 0,05-0,36% senyawa kafein dan lemak kakao yang berasal dari nib kakao sebanyak 45-53% Salah satu cara untuk memperbaiki mutu cokelat adalah dengan cara tempering yaitu proses yang melibatkan serangkaian tahapan pemanasan, pendinginan, dan pengadukan dengan kecepatan rendah. Proses tempering dapat meningkatkan titik leleh, beberapa studi tentang proses pembuatan cokelat telah diteliti tentang efek pergeseran kristal pada lemak kakao dan olahan cokelat tempering pada sejumlah aliran geometri yang berbeda, aliran geometri pada cokelat susu. Oleh karena itu perlu diadakan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh perbedaan suhu yang dicapai dan perbedaan pengadukan pada saat tempering terhadap kualitas dari produk. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu : 1. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada biji kakao selama penyangraian 2. Untuk mengetahui efisiensi proses winowing 3. Untuk mengetahui ukuran partikel pasta kakao hasil proses pemastaan dan dibandingkan dengan pasta komersial 4. Untuk mengetahui sifat coklat yang dihasilkan dengan cara tempering yang berbeda