Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Masa Lalu yang Menyenangkan)

Terhadap Depresi pada Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading


Semarang 2014.
ABSTRAK
Jumlah lansia yang mengalami depresi meningkat sekitar 50-75 % pada lansia yang
tinggal di instusisi. Perubahan psikososial lansia akibat depresi sangat merugikan bagi kesehatan
lansia baik bagi kesehatan fisik maupun mentalnya (jiwanya). Sehingga diperlukan upaya atau
intervensi yang tepat seperti Terapi Reminiscence. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang masa lalu yang menyenangkan) terhadap depresi
pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang.
Teknik pengambilan data menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi
Eksperiment), yaitu dengan menggunakan Non Equivalent Control Group Design. Populasi
dalam penelitian ini adalah lansia sejumlah 115. Teknik sampling menggunakan purposive
sampling dengan jumlah sampel yaitu 34 responden, 17 responden kelompok perlakuan dan 17
responden kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner GDS (Geriatric
Depression Scale) dan uji hipotesis yang digunakan adalah uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang masa lalu
yang menyenangkan) terhadap depresi pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
Semarang dengan p-Value = 0,000 ( = 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan lansia dengan Terapi Reminiscence dapat
mendiskusikan kejadian-kejadian masa lalu yang menyenangkan secara rutin dan mandiri untuk
mengatasi depresi.
Kata kunci : Lansia, Depresi, Terapi Reminiscence
Kepustakaan : 21 pustaka (2003-2013)

ABSTRACT
Total of elderly people experience depression increased in a drastic is approximately 50-
75%. Pshychosocial of elderly people change result of depression damage for psychal health and
mental health elderly people . This study aimed to determine the influence of reminiscence
theraphy (Reminiscently comfortability experience) toward depression on elderly people at
Pucang Gading Social Rehabilitation Unit in Semarang in 2014.
Data collecting technique used quasi experiment, which used Non Equivalent Control
Group Design. The popultion in this study was all elderly people living in Social Rehabilitation
Unit as many as 115 people. Sampling technique used purposive sampling with the samples of
34 respondents. 17 respondents were in intervention group and 17 respondents in control group.
Data collecting in this study used observation sheet and hipotesis test used Mann Whitney test.
The result show that there is an influence of reminiscence therapy toward of depression
on elderly people in Pucang Gading Social Rehabilitation Unit in Semarang with p-Value =
0,000 ( = 0,05)
Based in results, the elderly people are advised to implement reminiscence therapy
routine and autonomous for overcame depression.

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 1
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
Key words : Elderly people, Depression, Reminiscence Therapy
Bibliographies : 21 (2003-2013)
1. PENDAHULUAN diberikan Terapi Kognitif dan Perilaku atau
Cognitif Behaviour Theraphy (CBT),
Kemajuan di bidang kesehatan, Reminiscence Theraphy (RT) dan kombinasi
meningkatnya sosial ekonomi dan peningkatan Interpersonal Psychotgeraphy (IPT) dan
pengetahuan masyarakat yang bermuara pada medikasi. Secara khusus Jones (2003) telah
peningkatan kesejahteraan akan meningkatkan melakukan penelitian mengenai efektifitas
usia harapan hidup. Di dalam Undang-undang Terapi Reminiscence pada 30 orang lansia
No.13 tahun 1998 juga menyatakan tentang wanita yang mengalami depresi yang tinggal di
kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah tempat khusus (panti) di Florida. Hasil
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas penelitian ini menyimpulkan bahwa Terapi
(Azizah, 2011). Proses menjadi lanjut usia Reminiscence efektif untuk menurunkan
merupakan proses alamiah sesuai dengan depresi pada lansia wanita.
peningkatan usia seseorang ( Darmojo &
Martono, 2004). Dalam proses menua ini dapat Reminiscence adalah proses mengingat
terjadi beberapa perubahan yang menyangkut kembali kejadian dan pengalaman masa lalu
biologis, psikologis, sosial, spritual. (Johnson, 2005). Dalam kegiatan terapi ini,
Perubahan-perubahan ini pada setiap individu terapis memfasilitasi lansia untuk
dapat berbeda-beda, namun tetap mengalami mengumpulkan kembali memori-memori masa
proses perubahan yang sama. Shives (2005) lalu sejak masa anak, remaja, dan dewasa serta
menyatakan bahwa psikodinamik yang umum hubungan klien dengan keluarga, kemudian
terjadi pada lansia adalah kecemasan, dilakukan sharing dengan klien lain.
kesepian, rasa bersalah, depresi, keluhan
somatik, reaksi paranoid, demensia, dan Berdasarkan hasil studi pendahuluan
delerium. Sehingga lansia dapat mengalami yang dilakukan penelitian di Unit Rehabilitasi
masalah psikososial depresi yang disebabkan Sosial Pucang Gading Semarang ditemukan
oleh karena adanya penyakit fisik, stress, dari 10 orang lansia yang diwawancarai
kurangnya atau tidak adanya dukungan sosial terdapat 7 orang (70 %) lansia yang mengalami
dan sumber ekonomi yang kurang memadai. depresi dengan keluhan merasa tidak berdaya,
tidak berguna, kesepian, malas mengikuti
Depresi merupakan satu masa aktivitas dan sosialisasi dengan lansia lain.
terganggunaya fungsi manusia yang berkaitan Dari hasil pengkajian terdapat 5 orang lansia
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala selama bulan September 2013 yang kabur/
penyertanya, termasuk perubahan pola tidur keluar tanpa izin dari Unit Rehabilitasi Sosial
dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, Pucang Gading Semarang karena tidak betah
kelelahan, rasa putus asa, dan tak berdaya serta hidup di panti. Pelayanan keperawatan yang
gagasan bunuh diri ( Kaplan & Sadock, 1998 telah dilaksanakan di panti sosial ini masih
dalam Azizah, 2011). Perubahan psikososial bersifat pada pemenuhan kebutuhan dasar
lansia akibat depresi sangat merugikan bagi lansia, sedangkan pelayanan keperawatan
kesehatan lansia baik bagi kesehatan fisik psikososial baik intervensi keperawatan yang
maupun kesehatan mentalnya (jiwanya). bersifat standar (generalis) maupun intervensi
keperawatan spesialis belum dilaksanakan
Mackin dan Arean (2005, dalam termasuk Terapi Reminiscence. Oleh karena itu
Wheeler, 2008 menyatakan bahwa intervensi peneliti berminat untuk melakukan penelitian
utama untuk depresi pada lansia dapat
Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)
terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 2
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
tentang pengaruh Terapi Reminiscence pada intervensi di Unit Rehabilitasi Sosial
lansia yang mengalami depresi. Pucang Gading Semarang yang paling
banyak dalam kategori ringan (41,7%)
sejumlah 8 lansia.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan cara 2) Gambaran Depresi pada Lansia
Quasi Experiment Non Equivalent Control Sebelum Terapi Reminiscence
Grup Design, rancangan penelitian ini (Mengenang masa lalu yang
mengobservasi sebanyak dua kali yaitu menyenangkan) pada Kelompok
sebelum dan sesudah, peneliti membagi Kontrol.
responden menjadi dua kelompok yaitu
kelompok yang diberi terapi reminiscence Depresi FrekuensiPresentasi
sebagai kelompok perlakuan dan kelompok (%)
yang tidak diberi terapi reminiscence sebagai Ringan 9 52,9
kelompok kontrol. Pengambilan sampel dalam Sedang 6 35,3
penelitian ini dilakukan dengan cara purposive Berat 2 11,8
sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel Jumlah 17 100
yang dilakukan dengan tujuan dan kriteria Berdasarkan tabel, diketahui
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. bahwa Depresi pada lansia sebelum
Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel yang Terapi Reminiscence (Mengenang
digunakan 17 responden untuk setiap masing- masa lalu yang menyenangkan) pada
masing kelompok intervensi dan kelompok kelompok kontrol yang paling banyak
kontrol dan tidak ada yang droup out. dalam kategori ringan (52,9%)
sejumlah 9 lansia.
3. HASIL PENELITIAN
3) Gambaran Depresi pada Lansia
a. Analisa Univariat Sesudah Diberikan Terapi
1) Gambaran Depresi pada Lansia Reminiscence (Mengenang Masa Lalu
Sebelum Diberikan Terapi yang Menyenangkan) pada Kelompok
Reminiscence (Mengenang masa Intervensi di Unit Rehabilitasi Sosial
lalu yang menyenangkan) pada
Pucang Gading Semarang, 2014.
kelompok intervensi.
Depresi Frekuensi Presentasi
Depresi Frekuensi Presentasi (%)
(%) Ringan 14 82,4
Ringan 8 47,7
Sedang 3 17,6
Sedang 7 41,2
Berat 0 0,00
Berat 2 11,1
Jumlah 17 100
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel, diketahui
Berdasarkan tabel, diketahui bahwa depresi pada lansia sesudah
bahwa depresi pada lansia sebelum diberikan Terapi Reminiscence
diberikan Terapi Reminiscence (Mengenang masa lalu yang
(Mengenang masa lalu yang menyenangkan) pada kelompok
menyenangkan) pada kelompok intervensi tidak ada yang mengalami

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 3
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
depresi berat, yang paling banyak berbeda dan termasuk dalam kategori
dalam kategori ringan, yaitu sejumlah depresi ringan.
14 orang lansia (82,4%).
2) Perbedaan Depresi Lansia
4) Gambaran Depresi pada Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan
Sesudah Terapi Reminiscence Terapi Reminiscence (Mengenang
(Mengenang Masa Lalu yang Masa Lalu yang Menyenangkan)
Menyenangkan) pada Kelompok pada Kelompok Intervensi.
Kontrol.
variabel perlakuan n mean Sd Z p-
Value
Depresi Frekuensi
Presentasi Depresi Sebelum 17 8,76 1,562 -3,671 0,000
(%)
Ringan 6 35,3 Sesudah 17 6,47 1,841

Sedang 9 52,9 Berdasarkan tabel, menunjukkan


Berat 2 11,8 bahwa pada kelompok intervensi rata-
Jumlah 17 100 rata skor depresi lansia sebesar 8,76
Berdasarkan tabel 5.4, diketahui dalam kategori depresi ringan sebelum
bahwa depresi pada lansia sesudah diberikan Terapi Reminiscence
perlakuan pada kelompok kontrol yang (Mengenang masa lalu yang
paling banyak dalam kategori sedang, menyenangkan), kemudian sesudah
yaitu sejumlah 9 lansia (52,9%). diberikan Terapi Reminiscence
(Mengenang masa lalu yang
menyenangkan) rata-rata skor depresi
lansia mengalami penurunan 2,29 poin
b. Analisa Bivariat sebesar 6,47 dalam kategori depresi
1) Uji Kesetaraan Depresi Lansia ringan.
Sebelum Diberikan Terapi
Reminiscence (Mengenang Masa Hasil analisis dapat disimpulkan
Lalu yang Menyenangkan) antara bahwa ada perbedaan yang signifikan
Kelompok Intervensi dan depresi lansia pada kelompok
Kelompok Kontrol. intervensi di Unit Rehabilitasi Sosial
Pucang Gading Semarang sebelum dan
variabel kelompo n mean Sd Z p- sesudah diberikan Terapi Reminiscence
k Value
Depresi intervensi 17 8,76 1,562 -0,053 0,958
(Mengenang masa lalu yang menyenangkan),
dengan p-Value = 0,000 ( =0,05).
kontrol 17 8,82 1,776
Berdasarkan tabel, rata-rata skor 3) Perbedaan Depresi Lansia Sebelum
depresi sebelum diberikan Terapi dan Sesudah Perlakuan pada
Reminiscence (Mengenang masa lalu Kelompok Kontrol di Unit
yang menyenangkan) pada kelompok Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
intervensi sebesar 8,76, sedangkan pada Semarang.
kelompok kontrol sebesar 8,82. Ini variabel perlakuan n mean Sd Z p-
dapat diartikan bahwa rata-rata skor Value
Depresi Sebelum 17 8,82 1,776 -0,566 0,572
depresi lansia sebelum diberikan Terapi Sesudah 17 9,00 1,732
Reminiscence (Mengenang masa lalu
yang menyenangkan) tidak jauh

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 4
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
Berdasarkan tabel 5.7, yang signifikan Terapi Reminiscence
menunjukkan bahwa pada kelompok (Mengenang masa lalu yang
konrol rata-rata skor depresi lansia menyenangkan) terhadap depresi
sebesar 8,82 dalam kategori depresi
lansia di Unit Rehabilitasi Sosial
ringan sebelum Terapi Reminiscence
(Mengenang masa lalu yang Pucang Gading Semarang, dengan p-
menyenangkan), kemudian sesudah Value = 0,000 ( = 0,05)
Terapi Reminiscence (Mengenang
masa lalu yang menyenangkan) rata-
rata skor depresi lansia mengalami
4. PEMBAHASAN
kenaikan 1,82 poin sebesar 9,00 dalam
kategori depresi sedang. a. Depresi pada Lansia
Hasil analisis dapat disimpulkan Dari hasil penelitian yang dilakukan
bahwa tidak ada perbedaan yang
oleh peneliti kepada responden yang
signifikan depresi lansia pada
kelompok kontrol di Unit Rehabilitasi berjumlah 34 orang lansia sebelum
Sosial Pucang Gading Semarang diberikan Terapi Reminiscence (Mengenang
sebelum dan sesudah Terapi masa lalu yang menyenangkan) yaitu : pada
Reminiscence (Mengenang masa lalu kelompok intervensi ada 8 (47,1%) orang
yang menyenangkan), dengan p-Value lansia yang mengalami depresi ringan
= 0,572 ( = 0,05). sedangkan pada kelompok kontrol ada 9
4) Pengaruh Terapi Reminiscence (52,9%) orang lansia yang mengalami
(Mengenang Masa Lalu yang depresi ringan. Dari hasil kuesioner depresi
Menyenangkan) Terhadap Depresi sebagian besar dengan gejala merasa tidak
pada Lansia. berdaya dan tidak berharga.
variabel kelompo n mean Sd Z p-
k Value
Dari hasil penelitian yang dilakukan
Depresi intervensi 17 6,47 1,841 -3,671 0,000 Agustin (2008) untuk mengetahui perbedaan
kontrol 17 9,00 1,732
tingkat depresi pada lansia sebelum dan
Berdasarkan tabel, rata-rata sesudah dilakukan senam bugar lansia di
skor depresi lansia sesudah diberikan Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran
Terapi Reminiscence (Mengenang didapatkan hasil sebelum perlakuan pada
masa lalu yang menyenangkan) pada kelompok intervensi yang mengalami
kelompok intervensi sebesar 6,47 depresi ringan 12 (57,12%) responden, 9
dalam kategori depresi ringan, (42,9%) responden mengalami depresi
sedangkan pada kelompok kontrol sedang/berat. Penelitian lain menyebutkan
sebesar 9,00 dalam kategori depresi yang dilakukan oleh Edi Bachtiar (2012)
sedang. untuk mengetahui hubungan antara interaksi
sosial dengan tingkat depresi pada lanjut
Hasil analisis dapat usia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
disimpulkan bahwa ada pengaruh Wardoyo Ungaran didapatkan lansia yang

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 5
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
mengalami depresi ringan sebesar 11 orang Lansia merupakan kelompok yang
(14,9%), depresi sedang sebesar 56 orang kepekaan dan kerentanannya tinggi terhadap
(75,7%) dan depresi berat sebanyak 7 orang gangguan kesehatan sebagai akibat
(9,5%). Sedangkan penelitian yang menurunnya fungsi dan kekuatan fisik dan
dilakukan oleh Sri Eko P (2013) untuk fungsi kognitif, sumber-sumber finansial
mengetahui pengaruh terapi musik yang tidak memadai dan isolasi sosial. Rasa
keroncong terhadap penurunan tingkat kurang percaya diri atau tidak berdaya dan
depresi pada lansia di PTSW Budi Luhur selalu menganggap bahwa hidupnya telah
Jogjakarta, didapatkan hasil sebelum gagal karena harus menghabiskan sisa
perlakuan lansia yang mengalami depresi hidupnya jauh dari orang-orang yang
ringan 12 (77,4%) orang, depresi sedang 6 dicintai mengakibatkan lansia memandang
(22,2%) orang. Dari beberapa penelitian masa depan suram dan selalu menyesali diri
dapat disimpulkan bahwa lansia yang sehingga mempengaruhi kemampuan lansia
tinggal di institusi paling banyak mengalami dalam beradaptasi terhadap situasi baru
depresi ringan, tetapi tetap harus dikontrol tinggal di institusi (Azizah, 2011).
kondisi lansia terhadap depresi karena
kondisinya dapat berubah setiap saat dan Sedangkan yang mengalami depresi
banyak faktor yang mempengaruhi depresi berat pada kelompok intervensi ada 2
lansia seperti trauma pada masa lalu, merasa (11,8%) orang dan pada kelompok kontrol
tidak berdaya, tidak berharga dan lain-lain. ada 2 (11,8%) orang lansia yang mengalami
depresi berat. Dari hasil observasi yang
Lansia yang mengalami depresi dilakukan peneliti lansia yang mengalami
sedang ada 7 (41,2%) orang dan 6 (35,3%) depresi berat, karena ada trauma dengan
orang lansia mengalami depresi sedang. kehidupannya pada masa lalu, sehingga sulit
Dari hasil kuesioner depresi sebagian besar untuk melupakan kejadian-kejadian tersebut
dengan gejala merasa tidak berdaya dan dan mempengaruhi kondisi pada lansia.
tidak berharga. Ini didukung dengan Satu dari tiga lansia yang mengalami
observasi yang dilakukan peneliti depresi berat, merasa betah dan nyaman
kebanyakan dari lansia lebih banyak tinggal di panti karena tidak ingin bertemu
berdiam diri di wisma (tempat tinggal) lagi dengan keluarga dan sanak saudaranya.
masing-masing tanpa melakukan aktivitas Sedangkan 3 lansia merasa bosan dan tidak
ataupun komunikasi antar sesaamanya. Bila betah tinggal di panti serta rindu dengan
ada perawat/petugas panti mereka mau keluarganya.
beromunikasi dan terbuka terhadap masalah
yang dihadapinya. Sehingga peran perawat Menurunnya kapasitas hubungan
sangat penting dalam mengontrol kondisi keakraban dengan keluarga dan
lansia salah satunya dengan masalah berkurangnya interaksi dengan keluarga
depresi. yang dicintai dapat menimbulkan perasaan
tidak berguna, merasa disingkirkan, tidak
dibutuhkan lagi sehingga dapat
Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)
terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 6
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
menyebabkan terjadinya depresi. Tinggal di sejumlah 14 (82,4%) orang lansia dan
institusi membuat konflik bagi lansia antara kategori depresi sedang yaitu sejumlah 3
integritas, pemuasan hidup dan (17,6%) orang lansia. Sedangkan pada
keputusasaan karena kehilangan dukungan kelompok kontrol diketahui bahwa depresi
sosial yang mengakibatkan lansia sesudah perlakuan pada kelompok
ketidakmampuan untuk memelihara dan kontrol paling banyak dalam kategori
mempertahankan hidup dan self esteemnya sedang, yaitu sejumlah 9 (52,9%) orang
sehingga mudah terjadi depresi pada lansia lansia, kategori depresi ringan yaitu
(Stoudemine, 1994 dalam Azizah 2011). sejumlah 6 (35,3%) orang lansia dan
kategori depresi berat, yaitu sejumlah 2
Hasil penelitian di atas dapat (11,8%). Pada kelompok kontrol hanya
disimpulkan bahwa proses menua yang terdapat sedikit perubahan depresi pada
dialami lansia menyebabkan lansia dapat lansia. Hal ini dikarenakan pada kelompok
mengalami masalah psikososial depresi. perlakuan sebanyak 17 lansia diberikan
Upaya penanggulangan depresi pada lansia Terapi Reminiscence (Mengenang masa lalu
salah satunya dengan Terapi Reminiscence yang menyenangkan) sedangkan pada
(Mengenang masa lalu yang kelompok kontrol sebanyak 17 lansia yang
menyenangkan). Terapi Reminiscence tidak diberikan Terapi Reminiscence.
bertujuan untuk meningkatkan harga diri
dan membantu mencapai kesadaran diri dan Di kelompok intervensi terdapat
memahami diri, beradaptasi terhadap stres perubahan setelah diberikan Terapi
dan melihat bagian dirinya dalam konteks Reminiscence dari depresi berat menjadi
sejarah dan budaya. Dalam kegiatan terapi depresi sedang dan depresi sedang menjadi
ini, terapis memfasilitasi lansia untuk depresi ringan, disebabkan karena Terapi
mengumpulkan kembali memori-memori Reminiscence fokus terhadap peristiwa-
masa lalu sejak masa anak, remaja, dan peristiwa yang menyenangkan pada lansia,
dewasa serta hubungan klien dengan sehingga dengan menceritakan dan
keluarga, kemudian dilakukan sharing mendiskuikan hal tersebut lansia menjadi
dengan klien lain. Melalui terapi ini senang, bangga dapat meningkatkan
diharapkan lansia akan mengenang kembali integritas diri dan mendapatkan penguatan
masa lalunya yang menyenangkan. positif sehingga mampu mengeliminasi
peristiwa yang tidak menyenangkan. Pada
Dari hasil penelitian yang dilakukan kelompok intervensi terdapat 7 lansia yang
oleh peneliti setelah diberikan perlakuan tidak mengalami perubahan pada depresi,
maka diketahui bahwa depresi pada lansia ini disebabkan karena Terapi Reminiscence
sesudah Terapi Reminiscence (Mengenang dilakukan dengan sistem berkelompok
masa lalu yang menyenangkan) pada sehingga ada lansia yang aktif dan pasif
kelompok perlakuan tidak ada yang dalam pelaksanaan terapi. Terutama pada
mengalami depresi berat, paling banyak lansia yang pasif dalam kegiatan terapi
dalam kategori depresi ringan, yaitu
Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)
terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 7
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
perlu dimotivasi dan waktu lebih banyak dari kelompok supaya menjadi tenang dan
untuk menceritakan dan mendiskusikan hal- diberikan terapi secara individu.
hal menyenangkan. Ini dapat berpengaruh
terhadap hasil post test depresi lansia b. Pengaruh Terapi Reminiscence
setelah diberikan Terapi Reminiscence. (Mengenang Masa Lalu yang
Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi Menyenangkan)
perubahan depresi sebelum dan setelah Berdasarkan tabel 5.6, menunjukkan
penelitian dari depresi ringan menjadi bahwa pada kelompok intervensi rata-rata
depresi sedang. Ini disebabkan pada skor depresi lansia sebesar 8,76 sebelum
kelompok kontrol tidak diberikan Terapi diberikan Terapi Reminiscence (Mengenang
Reminiscence yaitu penguatan positif untuk masa lalu yang menyenangkan), kemudian
mengatasi masalah depresi yang dialami sesudah diberikan Terapi Reminiscence
lansia sehingga tidak menunjukkan (Mengenang masa lalu yang
perubahan penurunan depresi tetapi menyenangkan) rata-rata skor depresi lansia
menunjukkan peningkatan depresi pada sebesar 6,47. Hasil analisis dapat
lansia. disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
Melalui Terapi Reminiscence signifikan depresi lansia pada kelompok
(Mengenang masa lalu yang intervensi di Unit Rehabilitasi Sosial
menyenangkan) lansia dirangsang atau Pucang Gading Semarang sebelum dan
dimotivasi untuk mendiskusikan kejadian sesudah diberikan Terapi Reminiscence
atau peristiwa yang menyenangkan pada (Mengenang masa lalu yang
masa lalu sehingga membangkitkan menyenangkan), dengan p-Value = 0,000 (
perasaan atau emosi positif pada lansia, = 0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol,
terdiri dari 5 sesi, setiap sesi satu hari Berdasarkan tabel 5.7, menunjukkan bahwa
dengan topik yang berbeda-beda dan pada kelompok kontrol rata-rata skor
dilakukan sekitar 30 menit selama 5 hari. depresi lansia sebesar 8,82 sebelum Terapi
Pada saat penelitian peneliti pemberian Reminiscence (Mengenang masa lalu yang
terapi Di dalam proses penelitian menyenangkan), kemudian sesudah Terapi
didapatkan pada kelompok intervensi ada 3 Reminiscence (Mengenang masa lalu yang
orang lansia pada saat terapi berlangsung menyenangkan) rata-rata skor depresi lansia
menangis karena mengingat kejadian- sebesar 9,00. Hasil analisis dapat
kejadian yang tidak menyenangkan, disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
sehingga untuk mengatasi hal tersebut yang signifikan depresi lansia pada
peneliti mengalihkan perhatian lansia untuk kelompok kontrol di Unit Rehabilitasi
mengingat hal-hal yang menyenangkan dan Sosial Pucang Gading Semarang sebelum
apabila responden larut dalam kesedihannya dan sesudah Terapi Reminiscence
responden tersebut dikeluarkan sementara (Mengenang masa lalu yang
menyenangkan), dengan p-Value = 0,572 (
= 0,05). Hal ini dikarenakan pada kelompok
Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)
terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 8
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
kontrol para lansia tidak diberikan Terapi yang pernah dialami lansia, sehingga
Reminiscence. menimbulkan perasaan bahagia, senang dan
bangga pada saat proses terapi berlangsung.
Terapi Reminiscence adalah suatu Perasaan bahagia dan bangga ini kemudian
terapi yang ditujukan untuk memulihkan diintegrasikan dengan kemampuan dan
depresi pada lansia. Di dalam kegiatan keberhasilan lansia saat ini (usia tua).
terapi ini, terapis akan membantu lansia Dengan demikian melalui kegiatan Terapi
untuk mengingat kembali aspek positif dan Reminiscence ini lansia masih dapat
hal-hal berarti bagi lansia yang telah memotivasi dirinya untuk menimbulkan
dialami lansia pada masa lalunya. Proses ini perasaan bahagia dan bangga dengan diri
diharapkan dapat membantu lansia untuk sendiri, sehingga perasaan-perasaan negatif
menilai kehidupan yang telah dilaluinya dan kesedihan yang dirasakan dapat
sampai usia sekarang, sehingga lansia dapat menjadi berkurang atau bahkan hilang.
merasakan kepuasan atas kehidupannya
tersebut. Dari hasil penelitian memperlihatkan
adanya perbedaan sebelum dan sesudah
Selain itu, lansia yang mengikuti diberikan Terapi Reminiscence (Mengenang
kegiatan Terapi Reminiscence juga akan masa lalu yang menyenangkan) terhadap
mempunyai pengalaman dalam depresi pada lansia di Unit Rehabilitasi
meningkatkan kemampuan konsentrasi dan Sosial Pucang Gading Semarang. Hal ini
perhatiannya pada suatu topik tertentu. dikarenakan Terapi Reminiscence yang
Lansia akan dibimbing untuk berkonsentrasi diberikan kepada kelompok perlakuan
mengingat kembali keberhasilan yang merupakan terapi yang membahas hal-hal
pernah dicapai dari masa anak, remaja, yang menyenangkan lansia pada masa lalu
sampai usia dewasa. Kemampuan ini dapat sehingga membangkitkan rasa senang,
menjadi pengalaman bagi lansia dalam bahagia dan bangga terhadap hal yang
memusatkan perhatian pada suatu kegiatan pernah dicapainya.
tertentu. Keberhasilan lansia dalam
berkonsentrasi pada aktivitas tertentu dapat Nuansa emosi di sistem limbik-dalam
membantu lansia melakukan aktivitas merupakan penyaring yang menentukan
sehari-hari, sehingga lansia dapat bagaimana emosi/perasaan seseorang dalam
beraktivitas secara normal. menerjemahkan semua peristiwa yang
terjadi dalam sehari. Respon positif serta
Inti kegiatan Terapi Reminiscence perasaan atau emosi positif dapat
yang berfokus pada eksplorasi keberhasilan meningkatkan integritas dirinya pada lansia
yang pernah dicapai lansia sangat berarti telah mengeliminasi perasaan tidak
mendukung pemulihan depresi pada lansia. berharga dan tidak berguna yang
Dalam proses kegiatan terapi ini lansia dialaminya. Mengenang kembali sesuatu
dimotivasi untuk mengingat kembali yang menyenangkan akan menyehatkan
pengalaman keberhasilan atau suka cita mental. Mengenang berarti membawa
Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)
terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 9
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
kembali suasana hati dan perasaan yang Pada lansia yang tinggal di Unit
sama, melepaskan senyawa kimia yang Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
sama dengan yang dilepaskan ketika Semarang yang tidak mendapat Terapi
mengalami kejadian yang sebenarnya. Otak Reminiscence tidak mengalami penurunan
akan menyimpan pola kimiawi yang sama depresi yang bermakna. Pada lansia ini
dengan yang kita masukkan saat peristiwa tidak diberikan perlakuan yang ditujukan
yang sehat terjadi. Untuk menyeimbangkan khusus kepada upaya penurunan depresi.
kenangan buruk dan memulihkan bagian Pada lansia ini perlakuan yang diberikan
limbik-dalam otak, penting untuk ditujukan kepada fenomena yang ada pada
mengingat masa dalam kehidupan yang lansia dengan depresi. Pada lansia yang
sarat dengan emosi positif (Amen, 2013). mengalami depresi dapat terjadi adanya
penurunan minat dalam melakukan
Dari fakta di atas dapat disimpulkan aktivitas. Berbagai macam aktivitas tidak
bahwa lansia yang diberi Terapi akan dilakukan lagi oleh lansia dengan
Reminiscence dapat menurunkan depresi depresi dan lansia akan lebih banyak
pada lansia yang dialami sehingga Terapi dikuasai oleh perasaan sedih, tidak berdaya,
Reminiscence berpengaruh terhadap depresi tidak berguna dan tidak bahagia. Perasaan
pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial ini dapat muncul tanpa disadari oleh
Pucang Gading Semarang. Hasil penelitian individu yang bersangkutan. Perasaan
ini mendukung penelitian yang dilakukan negatif ini dapat diketahui apabila individu
Jones (2003) dan Bambang dkk (2012) yang bersangkutan telah menyampaikannya
bahwa Terapi Reminiscence berpengaruh dengan orang lain. Menurut Lubis (2006)
terhadap masalah psikososial pada lansia individu yang mengalami depresi akan
salah satunya depresi. Hasil penelitian ini mengalami kesulitan untuk memfokuskan
sesuai dengan proses yang telah dilakukan perhatian dan pikiran pada suatu hal atau
dalam kegiatan terapi. Terapi dilakukan pekerjaan. Mengingat kondisi ini maka
dalam 5 kali pertemuan dan setiap topik dapat dikatakan bahwa pada lansia yang
sesuai dengan usia, dimana setiap proses mengalami depresi, perawat sangat
lansia akan selalu mendapat penguatan diperlukan yang dapat membantu dan
positif. Proses penguatan positif ini sangat memfasilitasi dalam upaya meningkatkan
memberikan manfaat bagi lansia. Dengan kemampuan konsentrasi pada satu hal
diadakannya Terapi Reminiscence tertentu.
(Mengenang masa lalu yang
menyenangkan) diharapkan lansia dapat 5. KESIMPULAN
melakukan secara mandiri terapi ini.
Depresi pada lansia di Unit
Apabila terapi ini dilakukan secara teratur
Rehabilitasi Sosial Pucang Gading
setiap hari maka dapat menurunkan depresi
Semarang sebelum Terapi Reminiscence
pada lansia.
(Mengenang masa lalu yang

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 10
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
menyenangkan) dalam kategori ringan pada 3. Bagi peneliti lain
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Bagi calon peneliti selanjutnya
deisarankan melakukan penelitian
Depresi pada lansia sesudah diberikan lebih lanjut tentang pengaruh Terapi
Terapi Reminiscence (Mengenang masa lalu Reminiscence terhadap depresi pada
yang menyenangkan) pada kelompok lansia menggunakan desain penelitian
yang berbeda seperti Factorial
intervensi mengalami penurunan bermakna,
Experimental, studi kualitatif depresi
sebagian besar dalam kategori ringan, yaitu lansia.
sejumlah 14 orang lansia (82,4%).. 4. Bagi Institusi Unit Rehabilitasi Sosial
Pucang Gading Semarang
Ada perbedaaan depresi pada lansia Diharapkan dapat membuat kebijakan
sebelum dan setelah dilakukan Terapi untuk menerapkan Terapi
Reminiscence (mengenang masa lalu yang Reminiscence sebagai salah satu
menyenangkan) pada kelompok intervensi intervensi untuk mengatasi depresi
di URESOS Pucang Gading Semarang, pada lansia di URESOS Pucang
dengan p-Value = 0,000 ( = 0,05). Gading Semarang.

Tidak ada perbedaan depresi pada


lansia sebelum dan setelah dilakukan DAFTAR PUSTAKA
penelitian pada kelompok kontrol di
Azizah, M. L. (2011). Keperawatan Lanjut
URESOS Pucang Gading Semarang,
Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
dengan p-Value = 0,572 ( = 0,05).
Rosenbaum, J.B. (2012) . Psikiatri Praktis :
Ada pengaruh Terapi Reminiscience Pedoman Dasar Kesehatan Psikologi.
(mengenang masa lalu yang menyenangkan) Bandung : Nuansa.
terhadap depresi pada lansia di URESOS
Amen, D.G. (2011) .Change Your Brain
Pucang Gading Semarang, dengan p-Value Change Your Life : Mengoptimalkan
= 0,005 ( = 0,05). Fungsi Otak untuk Hidup Lebih Baik
dan Lebih Sehat. Mizan Media
SARAN Bandung : Utama (MMU).
1. Bagi perawat Gillian Butler, Tony Hope. (2001) . Manage
Terapi Reminiscence (Mengenang Your Mind : Hidup dengan Menata
masa lalu yang menyenangkan) ini Pikiran. Jakarta : PT Raja Grafindo
dapat diterapkan untuk menangani Persada
lansia dengan depresi.
2. Bagi lansia Patricia A. Potter, Anne G. Perry. (2009) .
Terapi Reminiscence pada lansia dapat Fundamentals of Nursing :
mendiskusikan kejadian-kejadian masa Fundamental Keperawatan Buku 1
lalu yang menyenangkan yang Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika..
dilakukan secara mandiri dan rutin
yang merupakan salah satu cara Gillian Butler & Tony Hope. (2001). Manage
mengatasi masalah depresi. Your Mind : Hidup dengan Menata

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 11
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014
Pikiran. Jakarta : PT Raja Grafindo Yontz, Jami. (2013). What is Reminiscence
Persada. Therapy ?. Retrieved Desember 21,
2013, from http://www.wisegeek.com.
Bambang Soemantri,. Retno Lestari, M. Nurs,
Pramudyani Van Triambadha. (2012). Wikipedia Ensikopledia. Reminiscence
Pengaruh Terapi Mengenang Masa Therapy. Retrieved Desember 21,
Lalu (Reminiscence Theraphy) 2013, from http://www.wikipedia.org
Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pada Lansia di Panti Miller, Michael.(2009). What is Reminiscence
Wreda Pangesti Lawang. Theraphy ?. Harvard Mental Health
Letter. Retrieved Desember 21, 2013,
Almisar Hamid. (2013) . Penduduk Lanjut from Http://www.health.harvard.edu
Usia di Indonesia dan Masalah
Kesejahteraannya. Retrieved Jones, E.D. (2003). Reminiscence Theraphy
November 15, 2013, from for older women with depression.
http://www.menkokesra.go.id//modules Jurnal of Gerontological Nursing.
.php?name=News&file=article&sid=52 Retrieved Desember 21, 2013, from
2 http://proquest.umi.com.

RIPFA. (2006). Reminiscence Therapy for Winslow, Oxon. Reminiscence Social and
People With Dementia. Retrieved Creative Aktivities with Older People
Desember 21 2013, in Care. Dorset HealthCare NHS
http://www.ripfa.org.uk/evidencecluster Foundation Trust. Retrieved December
s /displayCLUSTER4 .asp?catID 21, 2013, from
Ham, R.J., et al. (2010). Primary Care Http://www.dorsethealthcare.nhs.uk
Geriatric: case-based approach.
Budiharto. (2008) . Metodelogi Penelitian
International Journal of Geriatric
Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu
Psychiatry, 308-388.
Kesehatan Gigi. EGC : Jakarta.
Johnson. (2005). Reminiscence groups for
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk
people with dementia and their family
Profesi Perawat. EGC : Jakarta.
carers, retrieved, November 15, 2013,
from http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Sugiyono. (2013) . Metode Penelitian
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Fontaine and Fletcher.(2003). Structured group Kualitatif, dan R & D. Alfabeta :
reminiscence : an intervention for older Bandung.
adults. The Journal of Continuing
Education in Nursing. Retrieved Sugiyono. (2007) . Statistika untuk Penelitian.
Desember 21, 2013. http:// Bandung : Alfabeta.
www.proquest.umi.com.

Pengaruh Terapi Reminiscence (Mengenang Msa Lalu Yang Menyenangkan)


terhadap Depresi Pada Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang 12
HARDIMANSYAH PUTRA-PSIK NWU 2014

Anda mungkin juga menyukai