Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEBIJAKAN PUBLIK
Analisis Penerapan Absensi Finger Print di Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura

Disusun Oleh:
FRICO SURYA PUTRA
E1011151131
ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat di era

globalisasi zaman sekarang. Perkembangan tersebut melahirkan teknologi

sebagai media dalam penyampaian informasi dan telekomunikasi yang tidak

terbatas ruang dan waktu. Dan pengaruh global juga dirasakan pada bidang

manajemen yang sangat berkaitan dengan teknologi, yakni dengan munculnya

peralatan-peralatan teknologi canggih yang memudahkan usaha manusia dalam

meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja sumber daya manusia terhadap

suatu institusi/lembaga.
Sumber daya manusia merupakan salah satu asset terpenting dalam suatu

organisasi atau institusi. Apabila sumber daya manusia tidak ada, secara tidak

langsung sumber-sumber daya yang lain tidak akan berjalan. Maka dari itu,

suatu organisasi harus memiliki sumber daya manusia harus mempunyai

produktivitas dan kinerja tinggi. Dalam rangka peningkatan produktivitas dan

kinerja tinggi sumber daya manusia menuju ke arah profesionalisme dan

menunjang terciptanya organisasi atau institusi yang baik, organisasi dapat

melakukan banyak cara, seperti pendidikan dan latihan pegawai, perekrutan

pegawai baru, mutase pegawai, dan sebagainya. Salah satu cara memperbaiki

kinerja pegawai dalam rangka mencapai kinerja organisasi yang baik yaitu

dengan peningkatan pendispilinan pegawai. Pendisiplinan merupakan usaha-

usaha untuk menanamkan nilai atau pemaksaan agar subjek memiliki

kemampuan untuk menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Sedangkan

disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah kesanggupan ASN untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan yang apabila tidak ditaati akan dikenakan sanksi/hukuman.

Contohnya terlihat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura terdapat pegawai yang melakukan pelanggaran terutama mengenai

disiplin jam kerja. FISIP Untan telah menggunakan finger print pada bulan

Maret 2017, akan tetapi penerapan absensi finger print belum berjalan efektif

karena masih saja pegawai yang tidak disiplin jam kerjanya atau korupsi waktu,

dan celakanya pegawai hanya datang untuk absensi lalu pergi entah kemana

(tidak ada ditempat kerja). Padahal dengan adanya finger print menjadi motivasi

bagi setiap karyawan untuk hadir tepat waktu dan lebih rajin untuk datang ke

kantor karena absensi finger print tidak dapat dimanipulasi kehadirannya.


1.2. Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang masalah, maka penulis mengindentifikasi

adanya masalah yaitu: masih banyak pegawai FISIP Untan yang bekerja tidak

sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan, pergi tanpa sepengetahuan

atasan, kembali dari istirahat tidak sesuai dengan jam yang ditentukan.

1.3. Rumusan Masalah

Melihat dari permasalahan yang muncul dalam absensi pegawai, maka

penulis ingin mengetahui seberapa besar tingkat keefektifan penerapan

kebijakan fakultas dalam penggunaan absensi dengan finger print di FISIP

Untan.
1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengungkapkan/mendeskripsikan

mengapa absensi finger print masih belum dapat diterapkan secara efektif.

1.5. Manfaat Penulisan

Penulisan ini memiliki dua manfaat yaitu manfaat secara teoritis dan

secara praktis :

1.5.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penulisan ini adalah penulisan ini dapat digunakan

untuk menunjang ilmu pengetahuan, terutama tentang manajemen pelayanan

fakultas dalam menjalankan roda administari fakultas, dikarnakan kita dapat

mengetahui sejauh mana efektivitas absensi pegawai dengan finger print..

1.5.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penulisan ini adalah dapat mengetahui sejauh mana

efektivitas absensi pegawai dengan finger print di FISIP Untan sehingga dapat

dijadikan bahan evaluasi agar semakin baik setiap tahunnya.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Absensi

Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia, absen adalah tidak bekerjanya

seorang pegawai pada saat hari kerja, karena sakit, izin, alpa atau cuti. Absensi

adalah daftar administrasi ketidakhadiran pegawai.

Dari pengertian diatas, Absensi adalah daftar kehadiran pegawai yang

berisi jam datang dan jam pulang serta alasan atau keterangan kehadirannya.

Absensi ini berkaitan dengan penerepan disiplin yang ditentukan oleh masing-

masing institusi/organisasi.

2.2.Pengertian Absensi Sidik Jari (Absensi Finger Print)

Finger Print berasal dari bahasa inggris yang berarti sidik jari. Sidik jari

adalah gurat-gurat yang terdapat dikulit ujung jari. Sidik jari berfungsi untuk

memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda lebih erat.

Pada umumnya, sidik jari satu orang akan berbeda dari sidik jari orang lain,

kemungkinan untuk identik sama sangat kecil bahkan tidak ada.

Absensi sidik jari (finger print) adalah suatu metode baru yang saat ini

telah berkembang, mesin dengan bantuan software untuk mengisi data kehadiran

suatu komunitas kelompok maupun instansi yang menggunakannya. Sehingga

dengan menggunakan alat ini, absensi yang direkapitulasi setiap sebulan sekali

akan dapat dengan mudah diketahui pelanggaran jam kerja maupun


keterlambatan yang telah dilakukan, dikarenakan sulit untuk dilakukan

manipulasi.

2.3.Tujuan Penggunaan Finger Print


Tujuan dari penggunaan absensi finger print yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas pegawai terhadap institusi/organisasi yang

berawal dari kedisiplinan atas kehadiran di tempat kerja.


2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada

kepegawaian dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan

laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kepegawaian.


3. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan sistem

absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam pengadaan kertas.
4. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan

bagian kepegawaian yang berhubungan dengan kedisipilinan pegawai berupa

absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu dari syarat kerja serta

memberikan informasi loyalitas pegawai yang dapat dijadikan dasar dalam

penilaian kinerja.
2.4. Manfaat Absensi Finger Print
Manfaat penggunaan absensi dengan finger print, yaitu:
1. Memberikan Kemudahan dan Kecepatan dalam Mendata Absensi

Pegawai

Kegunaan utama mesin absensi finger print adalah untuk mendata kehadiran

pegawai dan dosen oleh fakultas, khususnya Fakultas besar yang telah

memiliki ratusan atau bahkan ribuan pegawai. Kepala sub bagian

Kepegawaian (Kasubbag Kepegawaian) sangat berkepentingan untuk

mengetahui, memantau, serta mengawasi daftar absensi pegawai.


Mendata dengan jelas dan pasti kehadiran masing-masing pegawai dalam

jumlah besar akan sangat sulit dilakukan. Oleh karenanya, mesin absensi
finger print sangat bermanfaat guna memberikan kemudahan dan kecepatan

dalam mendata absensi pegawai.


2. Memberikan Tanda Bukti Kehadiran Pegawai dengan Akurat

Setiap pegawai memasukkan data kehadirannya melalui mesin absensi

sesuai prosedur yang berlaku, sebagai tanda bukti kehadiran. Hal ini

memudahkan Kasubbag Kepegawaian untuk mengetahui absensi pegawai

tersebut dengan lebih akurat. Pegawai yang tidak hadir, dengan alasan

apapun, sudah pasti tidak terdeteksi data kehadirannya dan dipastikan tidak

masuk kerja.
3. Mencegah Tindakan Kecurangan dalam Praktik Absensi Pegawai

Dengan menggunakan mesin finger print, pegawai tidak dapat lagi

bertindak kurang jujur dengan memanipulasi kehadiran, sebagaimana

halnya bila memakai mesin manual. Hal ini disebabkan pendeteksian

otomatis pada mesin absensi finger print membutuhkan data akurat berupa

sidik jari pegawai yang bersangkutan secara langsung.


4. Pihak Fakultas Dapat Mengetahui Kinerja Pegawai
Dengan adanya data yang secara otomatis tercatat dalam mesin absensi

finger print, memungkinkan Kasubbag Kepegawaian untuk menghitung

lama jam kerja pegawai dalam sehari dengan tepat. Penting bagi Fakultas

untuk bisa mengetahui lama kerja setiap pegawai mulai masuk hingga

pulang kerja secara akurat, melalui mesin finger print yang canggih dan

terintegrasi dengan basis data.


Jam masuk dan pulang pegawai dapat dilihat secara langsung menggunakan

mesin absensi finger print ini. Dengan demikian, kasubbag kepegawaian

juga bisa memantau kinerja pegawai dilihat dari durasi waktu kerjanya.
5. Bisa Mengetahui Kedisiplinan Pegawai Terkait Jam Istirahat serta Jam

Kerja Lembur
Dalam pencatatan data di mesin absensi pegawai ini, jam kerja pegawai

dimulai dari saat autentifikasi data diri melalui mesin finger print dan saat

jam kerja berakhir sebelum pulang. Pegawai yang bekerja lembur serta ada

keperluan tugas di akhir pekan pun, kelebihan waktunya dapat ditambahkan

pada perhitungan jam kerja ini melalui rekaman data di mesin absensi finger

print. Oleh karenanya, pegawai yang disiplin serta pegawai yang sering

bekerja lembur bisa terlihat.


6. Menghitung Gaji dan Uang Lembur Pegawai.
Setelah mempertimbangkan perhitungan jam kerja masing-masing pegawai,

dengan memerhatikan ketepatan waktu bekerja pada laporan dari

otomatisasi mesin absensi, dapat dilakukan perhitungan gaji serta uang

lembur pegawai.
Fakultas, terutama yang besar, sangat diuntungkan dengan penggunaan

mesin absensi canggih ini. Dengan mesin finger print ini, bisa didapatkan

informasi data yang akurat terkait kalkulasi upah dan uang lembur yang

diterima pegawai sesuai dengan waktu kerjanya. Termasuk pengurangan gaji

karena bolos kerja, cuti, atau sakit.


2.5.Kekurangan Absensi Finger Print
Kekurangan absensi dengan finger print, yaitu:
1. Menambah beban pembiayaan dari pihak fakultas, karena dengan pengadaan

finger print memerlukan pendanaan yang memadai seperti pengadaan barang

dan pemakaian listrik


2. Jika sistem rusak, maka secara otomatis data yang ada tentu juga akan

mengalami kerusakan atau bias dikatakan hilang. Data yang ada menjadi

kurang akurat. Biasanya sistem yang rusak disebabkan oleh virus.


3. Jika sidik jarinya bermasalah, seperti terluka dan sebagainya tentu secara

otomatis absensi dengan finger print tidak dapat dilakukan.


4. Apabila listrik padam maka absensi tidak dapat dilakukan dengan finger

print.
2.6.Analisis Absensi Finger Print di FISIP Untan
Analisis penulis mengenai keefektifan penggunaan absensi dengan

finger print di FISIP Untan untuk dari segi penggunaan dari mesin absensi

finger print sudah dapat dijalankan dengan baik oleh seluruh pegawai maupun

dosen FISIP Untan. Akan tetapi, terdapat pegawai yang datang ke kampus hanya

untuk absensi semata setelah itu pegawai ini langsung pergi entah kemana,

dimana seharusnya pegawai harus berada di fakultas pada waktu jam kerjanya

(kasus penulis pribadi). Akibatnya beberapa bagian-bagian penting yang

menunjang dalam belajar mengajar pun menjadi terganggu. Contoh kasus

sederhana: ruangan tata usaha yang masih terkunci, sehingga dalam

pengambilan proyektor tidak tepat pada waktu yang seharusnya terutama pada

jadwal jam masuk kuliah pagi dan pelayanan dalam hal administrasi mahasiswa

menjadi terhambat karena terkadang akademik terlambat dari jam pelayanannya.


Kebijakan FISIP Untan dalam hal penggunaan absensi pegawai dengan

finger print sudah tepat dalam menjawab tuntutan perkembangan zaman yang

semakin modern dan kecakapan pihak fakultas dalam mencegah manipulasi


daftar kehadiran (absensi). Akan tetapi pihak fakultas yang mempunyai

wewenang harus melakukan pengawasan kerja agar dapat meminimalisir

manipulasi absensi finger print. Karena menurut penulis, absensi finger print di

FISIP Untan itu sendiri masih belum dapat menunjang kinerja dari seorang

pegawai tersebut, maka dari itu perlu dilakukannya pengawasan kerja oleh

Kassubag kepegawaian itu sendiri. Seperti yang diketahui, penerapan absensi

finger print tersebut untuk membuat bertumbuhnya motivasi dalam bekerja,

efektivitas dalam penggunaan absensi finger print menurut penulis akan tercapai

dengan adanya pengawasan secara berkala dalam menilai kinerja dari pegawai

itu sendiri. Apabila kinerja pegawai sudah baik maka kegiatan-kegiatan

penunjang kampus akan dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan kepada tujuan dari absensi finger print tersebut dalm

peningkatan produktivitas serta kinerja pegawai maka upaya yang harus

dilakukan yaitu adalah pengendalian dan pengawasan disiplin secara berkala

(terus-menerus) dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai

alat pengawasan adalah dengan melihat tingkat kehadiran secara periodik.


BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Absensi merupakan daftar kehadiran pegawai yang berisi jam datang dan

jam pulang serta alasan atau keterangan kehadirannya. Absensi ini berkaitan

dengan penerepan disiplin yang ditentukan oleh masing-masing

institusi/organisasi.

Absensi sidik jari (finger print) adalah suatu metode baru yang saat ini

telah berkembang, mesin dengan bantuan software untuk mengisi data kehadiran

suatu komunitas kelompok maupun instansi yang menggunakannya.

Tujuan dari penggunaan absensi finger print yaitu:


a. Meningkatkan produktivitas pegawai terhadap institusi/organisasi yang

berawal dari kedisiplinan atas kehadiran di tempat kerja.


b. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada

kepegawaian dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan

laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kepegawaian.


c. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan sistem

absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam pengadaan kertas.
d. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan

bagian kepegawaian terkait absensi pegawai.

Manfaat penggunaan absensi dengan finger print, yaitu:


a. Memberikan Kemudahan dan Kecepatan dalam Mendata Absensi Pegawai
b. Memberikan Tanda Bukti Kehadiran Pegawai dengan Akurat

Mencegah Tindakan Kecurangan dalam Praktik Absensi Pegawai


c. Pihak Fakultas Dapat Mengetahui Kinerja Pegawai
d. Bisa Mengetahui Kedisiplinan Pegawai Terkait Jam Istirahat serta Jam Kerja

Lembur
e. Menghitung Gaji dan Uang Lembur Pegawai.
Kekurangan absensi dengan finger print, yaitu:
a. Menambah beban pembiayaan dari pihak fakultas, karena dengan pengadaan

finger print memerlukan pendanaan yang memadai seperti pengadaan barang

dan pemakaian listrik


b. Jika sistem rusak, maka secara otomatis data yang ada tentu juga akan

mengalami kerusakan atau bias dikatakan hilang. Data yang ada menjadi

kurang akurat. Biasanya sistem yang rusak disebabkan oleh virus.


c. Jika sidik jarinya bermasalah, seperti terluka dan sebagainya tentu secara

otomatis absensi dengan finger print tidak dapat dilakukan.


d. Apabila listrik padam maka absensi tidak dapat dilakukan dengan finger

print.
3.2.Saran
Dalam peningkatan kinerja serta produktivitas pegawai, penerapan

absensi finger print perlu dilakukan agar penerapan absensi ini dapat berjalan

dengan efektif maka dari itu pemimpinan dalam hal ini kasubbag kepegawaian

perlu melakukan evaluasi dan pengawasan kerja secara berkala agar

kemungkinan korupsi waktu yang digunakan oleh pegawai dapat diminimalisir.


DAFTAR PUSTAKA

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33822/4/Chapter%20II.pdf. diakses tanggal 12

mei 2017

elib.unikom.ac.id/download.php?id=2231. Diakses tanggal 12 mei 2017

http://mesinabsensidistributor.blogspot.co.id/2015/12/8-manfaat-mesin-absensi-sidik-jari-

bagi.html. Diakses tanggal 12 mei 2017

https://www.scribd.com/doc/258133091/Dampak-Negatif-Finger-Print. Diakses tanggal 12

mei 2017

Anda mungkin juga menyukai