Tugas Resume P. Jasa
Tugas Resume P. Jasa
PEMASARAN JASA
Oleh :
Segmentasi pasar menurut Kotler (1994) adalah suatu proses untuk membagi pasar
menjadi kelompok-kelompok konsumen yang lebih homogen, dimana tiap kelompok
konsumen dapat dipillih sebagai target pasar untuk dicapai perusahaan melalui strategi
bauran pemasarannya. Dalam setiap segmen terdiri dari individu dengan kebutuhan dan
keinginan yang sama, dan mempunyai respon yang sama terhadap usaha pemasaran yang
ditawarkan. Dasar Segmentasi pasar konsumen meliputi: segmentasi geografis, segmentasi
demografis, segmentasi psikografis,
Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka
harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut :
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau
dapat didekati.
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif
memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan
untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
1. tahap survey. Pada tahap ini periset harus melakukan wawancara untuk mencari
penjelasan dan membentuk kelompok focus untuk mendapatkan pemahaman atas
motivasi, sikap dan perilaku konsumen. Selanjutnya periset menyiapkan kuesioner dalam
rangka untuk mengumpulkan data mengenai atribut yang dibutuhkan.
2. tahap analisis. Periset menerapkan analisis factor terhadaap data untuk membuang
variable-variabel yang berkorelasi tinggi, kemudian periset menerapkan analisis
kelompok untuk menghasilkan jumlah segmen yang berbeda- beda secara maksimum.
3. tahap pembentukan. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap,
perilaku, demografis, psikologis, psikografis, dan pola media. Masing-masing segmen
dapat diberi nama berdasarkan sifat-sifat dominan yang ada pada kelompok tersebut.
A. Pengertian Diferensiasi
Pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti
untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997).Menurut
Kartajaya diferensiasi adalah semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan
perbedaan diantara pesaing dengan tujuan memberikan nilai yang terbaik untuk konsumen.
B. Strategi Diferensiasi
1. Differensiasi Produk
Dalam diferensiasi produk, produk memiliki arti atau nilai bahwa perusahaan
menciptakan suatu produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan pelanggan sebagai produk
yang unik dan berbeda. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah mutu produk yang akan
mendukung posisi produk dipasaran.
2. Differensiasi Personil
Dalam hal ini, pelayanan personalia yang dimaksud meliputi kualitas dari pelayanan.
Kualitas pelayanan ini meliputi lima dimensi, yaitu :
3. Differensiasi Pelayanan
4. Differensiasi Saluran
5. Differensiasi Citra
Citra yang penting bagi seorang pelanggan adalah citra yang dirasakan memiliki
perbedaan dari citra pesaing. Dalam hal ini, citra yang dimaksud berupa image dari produk
dan perusahaan. Para pembeli memiliki tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau
merek.
Identitas yang efektif melakukan tiga hal, yaitu :
Agar identitas dapt berfungsi dengan baik, maka harus diwujudkan melalui sarana
komunikasi. Ia juga harus diserap dalam iklan, laporan tahunan, brosur, catalog, kemasan,
perlengkapan kantor perusahaan dan kasus bisnis.
Secara garis besar langkah-langkah analisis yang di perlukan untuk menentukan landasan
bagi diferensiasi dan menyeleksi strategi diferensiasi adalah sebagai berikut:
Marketing Mix secara bahasa adalah Bauran Pemasaran, sedangkan menurut istilah
Marketing Mix adalah strategi pemasaran yang di laksanakan secara terpadu atau strategi
pemasaran yang di lakukan secara persamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada
dalam Marketing Mix itu sendiri.
Marketing mix terdiri dari variabel product, price, place, dan promotion atau sering
disingkat 4P merupakan bauran pemasaran yang dipergunakan untuk kegiatan marketing
yang berkaitan dengan produk yang bersifat barang. Variabel marketing mix yang terdiri dari
4P ini sering dikatakan sebagai bauran pemasaran yang konvensional atau tradisional.
Sedangkan bauran pemasaran jasa atau Service Marketing Mix terdiri atas unsur 4P
ditambah dengan unsur variabel lain terdiri atas variabel 4P (Product, Price, Place, dan
Promotion) ditambah dengan variabel process, people serta promise. Maka
variabel marketing mix jasa sering disingkat dengan 7P :
a) Produk: Barang atau jasa yang dipasarkan. Di dalam produk terdapat Merek dagang
(Brand), Kemasan (Packaging), Kualitas/mutu produk, Pelayanan (Services),
Diversifikasi produk, Pengembangan produk.
b) Price: Jumlah yg akan dibayar oleh konsumen untuk membayar produk. Harga meliputi
unsur-unsur daftar harga, potongan, bonus, jangka waktu pembayaran, aturan kredit.
Harga biasanya digunakan oleh konsumen/pelanggan sebagai indikator kualitas. Artinya
kalau harganya mahal seharusnya kualitasnya baik, dan sebaliknya, kalau harganya
murah, maka produk/jasa yang dibeli biasanya kualitasnya tidak baik.
c) Place: Sarana yang produsen gunakan untuk memasarkan/menjual produk atau jasa.
Tempat ini dibedakan menjadi dua ada yaitu:
Saluran tempat secara langsung seperti pasar, toko, warung, agen, internet, mail
order, direct mail, dsb
Saluran tempat tidak langsung atau distribusi seperti pabrik konsumen, pabrik
eceran konsumen , pabrik grosir eceran konsumen
d) Promotion: Cara produsen menawarkan barang atau jasa yang ia jual ke konsumen. Cara
promosi seperti advertising, public relations and publicity, personal selling, non personal
selling dan direct marketing.
e) People: Orang atau SDM yang mewakili bisnis. People meliputi karyawan, manajemen,
budaya yang dikembangkan dan custumer service.
f) Process: Gabungan semua aktivitas yang terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan,
mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen, meliputi Kompleksitas (complexity) dan Keragaman (divergence).
Physical Environment (Lingkungan Fisik): Keadaan sekitar atau suasana sekitar atau
Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan, perusahaan jasa dan konsumennya
berinteraksi dan setiap komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa
tersebut. Lingkungan fisik meliputi smart (kecerdasan), run-down (susunan acara), Interface
(antarmuka), Comfort (kenyamanan) dan facilities (fasilitas).
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai
sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang
dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan
dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk,
persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, gery,
bagus, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela
pada windows, simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh
lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si
domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain
sebagainya.
1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, ultraflu, so klin,
philips, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa
menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen
maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan,
gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di
bawah ini :
D. Konsep Harga
Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai
jumlah uang (satuan moneter) dan / atau aspek lain nonmoneter yang mengandung utilitas /
kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Istilah yang digunakan untuk
mengacu pada harga bisa beraneka-ragam. Ini menunjukkan bahwa penetapan harga sangat
tergantung kepada jenis produk spesifik yang dijual. Biasanya para pemasar menetapkan harga
untuk kombinasi antara lain: Barang atau jasa spesifik yang menjadi objek transaksi. Sejumlah
layanan pelengkap (seperti pengiriman, instalasi, pelatihan, reparasi, pemeliharaan, dan garansi).
Manfaat pemuasan kebutuhan yang diberikan oleh produk bersangkutan.
Sebagai salah satu elemen bauran pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan cermat,
sehubungan dengan sejumlah dimensi strategis harga berikut ini:
F. Peranan Harga
Harga berperan penting secara makro (bagi perekonomian secara umum) dan secara mikro (bagi
konsumen dan perusahaan).
1. Bagi perekonomian. Harga produk mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba.
Harga meruapakan regulator dasar dalam sistem perekonomian karena harga berpengaruh
terhadap alokasi faktor-faktor produksi. Sebagai alokator sumber daya, harga menentukan
apa yang akan diproduksi (penawaran) dan siapa yang akan membeli barang dan jasa
yang dihasilkan (permintaan).
2. Bagi konsumen. Mayoritas konsumen agak sensitif terhadap harga, namun juga
mempertimbangkan faktor lain (seperti citra merek, lokasi toko, layanan, nilai, fitur
produk, dan kualitas). Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas produk seringkali
dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa kasus, harga yang mahal dianggap
mencerminkan kualitas tinggi, terutama dalam kategori specialty products.
3. Bagi perusahaan. Dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya yang membutuhkan
pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan stu-satunya elemen bauran
pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinan utama bagi
permintaan pasar atas produk bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan
pangsa pasar perusahaan. Dampaknya, harga berpengaruh pada pendapatan dan laba
bersih perusahaan.
Strategi permintaan primer dirancang untuk menaikkan tingkat permintaan terhadap bentuk
produk atau kelas produk. Pada prinsipnya, ada dua sumber permintaan baru untuk bentuk atau
kelas produk, yaitu bukan pengguna (non-users) dan pengguna yang berpotensi memperbesar
tingkat penggunaannya. Oleh karena itu, strategi permintaan primer dapat dikelompokkan
menjadi dua macam berdasarkan sasaran tipe konsumennya.
Dalam strategi ini, perusahaan harus mampu meningkatkan kesediaan (willingness) atau
kemampuan (ability) konsumen untuk membeli produk. Melalui cara tersebut, jumlah pengguna
bisa meningkat.
3. Strategi Mempertahankan atau Meningkatkan Permintaan dari Basis Pelanggan Saat Ini.
Berikut ini ada tiga alternatif strategi yang bisa dipilih sebagai berikut:
a. Mempertahankan Tingkat Kepuasan Pelanggan yang Tinggi
Kepuasan pelanggan merupakan penyebab utama loyalitas.
b. Relationship Marketing
Relationship Marketing dirancang untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya bisnis
ulangan melalui pengembangan hubungan yang sifatnya formal-interpersonal dengan
pelanggan. Upaya menjalin relasi jangka panjang dengan pelanggan bias
diimplementasikan melalui tiga pendekatan sebagai berikut: (1) Menambah manfaat
finansial, seperti memberikan reward kepada pelanggan yang sering membeli produk
jasa. (2) Menambah manfaat sosial, dengan cara melakukan personalisasi dan
individualisasi kepada pelanggan. (3) Menambah ikatan-ikatan struktural, seperti
menyediakan fasilitas tambahan.
c. Produk Komplementer
Ada dua bentuk strategi produk komplementer yaitu (1) Bundling, di mana perusahaan
menawarkan kombinasi spesifik dari berbagai produk yang dijual secara bersama, dengan
hrga yang lebih murah daripada bila produk dijual secara terpisah. (2) System Selling,
yaitu merancang produk-produk yang saling kompatibel satu sama lain, sehingga
kinerjanya bsa lebih bagus jika digunakan bersama.
Tipe-tipe strategi pemasaran yang dipilih berkaitan erat dengan tujuan umum penetapan harga.
merangkum keterkaitan tersebut secara rinci.
Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus didasarkan pada pemahaman
secara mendalam atas tujuan spesifik yang ingin dicapai. Ada tiga kategori tujuan spesifik
penetapan harga jasa, yakni (1) tujuan berorientasi pendapatan; (2) tujuan berorientasi kapasitas;
dan (3) tujuan berorientasi pelanggan.
Orientasi Tujuan
Tujuan Spesifik
1. Orientasi pendapatan
a. Mengejar profit
Menghasilkan surplus sebesar mungkin. Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak
berusaha memaksimumkan laba.
b. Menutup biaya
Menutup biaya teralokasi secara penuh. Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa
tertentu. Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu pelanggan ekstra.
2. Orientasi kapasitas
Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan sesuai dengan
penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu (sehingga bisa mengoptimalkan
kapasitas produktif).
3. Orientasi pelanggan
Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam rangka mencapai
tingkat pendapatan minimum tertentu.
Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen pasar
yang menjadi target pemasaran organisasi. Menawarkan metode pembayaran (termasuk
fasilitas kredit) yang bisa meningkatkan kemungkinan membeli).
Tujuan penetapan harga jasa perlu dijabarkan ke dalam program penetapan harga jasa dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
3. Faktor Biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor pokok yang
menentukan batas bawah harga. Artinya, tingkat harga minimal harus bisa menutup biaya
(setidaknya biaya variabel).
Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang program penetapan
harga antara lain sebagai berikut:
2. Relationship Pricing
Pada prinsipnya, strategi ini merupakan upaya menarik, mempertahankan, dan
meningkatkan relasi dengan para pelanggan. Strategi ini bermanfaat bagi perusahaan
maupun bagi pelanggan. Bagi perusahaan, mempertahankan pelanggan jauh lebih murah
dibandingkan meraih pelanggan baru. Bagi pelanggan, juga diuntungkan karena menjalin
hubungan dengan penyedia jasa yang kompeten dan terpercaya. Pendekatan yang bisa
digunakan antara lain: (a) Long Term Contracts, di mana pemasar bisa menggunakan
kontrak jangka panjang yang memberikan insentif harga dan nonharga kepada pelanggan
agar mereka bersedia mengikat diri pada relasi jangka panjang yang saling menguntungkan.
(b) Price Bundling, yaitu perusahaan menjual dua atau lebih jasa dalam satu paket, di mana
harga paket lebih murah daripada harga total masing-masing item jika dijual terpisah.
3. Efficiency Pricing
Aspek utama dalam strategi ini adalah pemahaman, pengelolaan dan penekanan biaya.
Sebagian atau seluruh pneghematan biaya akan diteruskan kepada para pelanggan dalam
bentuk harga yang lebih murah. Agar dapat efektif, struktur biaya yang rendah harus sulit
ditiru oleh pesaing, minimal dalam jangka pendek. Selain itu, penghematan biaya yang
diteruskan kepada konsumen harus dapat meningkatkan persepsi positif konsumen terhadap
nilai produk.
Sementara itu, Zeithaml & Britner (2003) menguraikan sejumlah persoalan khusus yang
berkaitan dengan aplikasi tiga metode penetapan harga konvesional ke dalam sector jasa, yakni:
1. Cost-Based Pricing
Metode ini menetapkan harga berdasarkan biaya-biaya finansial. Dalam metode ini, harga
diperoleh dengan jalan menghitung biaya penuh untuk menghasilkan dan memasarkan
sebuah jasa dan menambahkan imbuhan harga (mark-up).
2. Competition-Based Pricing
Metode ini berfokus pada harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain dalam
pasar yang sama. Metode ini tidak selalu berarti menetapkan harga yang persis sama
dengan pesaing, namun bisa pula menggunakan harga pesaing sebagai patokan atau
pembanding untuk penetapan harga jasa perusahaan.
3. Demand-Based Pricing (Value-Based Pricing)
Metode ini diorientasikan pada perspektif pelanggan. Metode ini memiliki keunggulan
dibandingkan metode-metode lainnya karena memperhitungkan tiga hal, yakni (a)
pelanggan mengalami kesulitan dalam mendapatkan harga referensi; (b) pelanggan bisa
sensitif terhadap harga-harga nonmoneter; (c) pelanggan menilai kualitas berdasrkan
harga. Metode ini menetapkan harga konsisten dengan persepsi pelangganterhadapnilai.
A. KEPUASAN PELANGGAN
Pelanggan mengalami berbagi tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah mengalami
masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi atau terlampaui.
Karena kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi paska pembelian mereka dapat berupa
kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau kesenangan.
Pelanggan yang marah atau tidak puas akan menimbulkan masalah karena mereka dapat
berpindah ke perusahaan lain dan menyebarkan berita negatif dari mulut ke mulut. Pelanggan
yang sedikit puas atau netral dapat direbut oleh pesaing. Namun, pelanggan yang senang akan
tetap loyal walaupun ada tawaran yang menarik dari pesaingnya. Kepuasan pelanggan
memainkan peran yang sangat besar dalam loyalitas antara pelanggan yang sekedar puas dan
yang benar benar puas.
Contoh : suatu studi tentang pelanggan perbankan ritel menunjukkan bahwa pelanggan yang
benar benar puas hampir 42% lebih loyal dibandingkan dengan pelanggan yang sekedar puas.
Hasil berbagai survei kepuasan ini dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah pelanggan
yang loyal terhadap perusahaan, dan juga berapa banyak yang beresiko tidak loyal.
Pelanggan yang netral atau puas (tingkat 3 dan 4) mungkin senang dengan jasa intinya tetapi
ingin senantiasa mendapatkan jasa tambahan yang membuat produk dasar lebih efektf atau lebih
mudah digunakan. Penyedia jasa dengan jumlah pelanggan netral dan puas yang tinggi perlu
menambah jenis jasa pendukungnya dan mengembangkan strategi pemulihan proaktif untuk
memperbaiki masalah yang muncul selama penyerahan jasa.
Pelanggan yang puas percaya bahwa perusahaan sangat memahami dan memperhatikan
kesukaan, kebutuhan, harapan, dan masalah pribadi mereka. Penyedia jasa dengan peringkat
kepuasan pelanggan 5 jelas telah mendengarkan dengan hati-hati pelanggan mereka dan, sebagai
hasilnya, telah sanggup menggabungkan dalam jumlah besar elemen kalahkan kedalam tawaran
jasa inti mereka. Karena elemen kalahkan dapat dengan mudah menjadi elemen imbangi jika
ditiru oleh pesaing, perusahaan harus terus menerus mendengarkan pelanggannnya dan mencari
cara baru untuk menyenangkan mereka.
Walaupun setiap pemasar yang berhasil ingin memberikan jasa yang memuaskan pelanggan,
ini bukanlah satu-satunya sasaran. Perusahaan tidak dapat menentuan sasaran bisnis mendasar
lainnya, seperti mencapai keunggulan bersaing atau mencetak keuntungan. kepuasan pelanggan
memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan pelanggan yang makin
tinggi akan menghasilkan loyalitas pelanggan yang lebih besar. Dalam jangka panjang, akan
lebih menguntungkan mempertahankan pelanggan yang baik dari pada terus menerus menarik
dan membina pelanggan baru untuk menggantikan pelanggan yang pergi. Hal ini terutama
penting bagi penyedia jasa profesional (seperti dokter gigi, pengacara, insinyur, atau akuntan),
karena nama baik, dan cerita dari mulut ke mulut merupakan sumber informasi utama bagi klien
baru.
Riset perusahaan dan data keluhan menunjukkan bahwa beberapa cacat kualitas jauh lebih
penting bagi pelanggan dibanding yang lainnya, dan beberapa biaya perbaikan akibat cacat
tersebut jauh lebih besar dari pada yang lainnya. Selain itu, tidak semua peningkatan kualitas
akan selalu menutupi kerugiannya sendiri. Pendekatan ROQ dapat menolong perusahaan
menetapkan prioritas berdasarkan sumber daya yang diinvestasikan untuk memperbaiki cacat
tersebut yang akan memberikan laba keuangan terbaik. Sasarannya seharusnya adalah
menjalankan metode sistematis guna upaya-upaya peningkatan kualitas menurut tingkat
pengembalian keuangan yang telah ditetapkan.
Organisasi-organisasi yang terkenal karena memberikan kualitas jasa yang sangat tinggi
akan mahir mendengarkan pelanggn dan karyawan garis depan mereka. Untuk melakukan hal ini
secara efektif, peruahaan perlu menciptakan proses penelitian jasa berkesinambungan yang akan
menyediakan data yang berguna dan tebaru bagi para menager. Sebagaimana dikatakan Leonard
Barry dalam on great service, perusahaan perlu membangun sistem informasi kualitas jasa,
tidak hanya sekadar melakukan studi. Melakukan studi kualitas jasa dapat disamakan dengan
mengambil foto. Pemahaman yang lebih mendalam dan pengertian tentang pola perubahan
tersebut berasal dari serangkaian pengambilan foto berkesinambungan tentang berbagai pokok
persoalan dari banyak sudut .
Survei Transaksi
Survei transaksi (transactional survey) didesain untuk mengukur kepuasan dan persepsi
pelanggan tentang pengalaman jasa pada saat masih segar dalam ingatan pelanggan tersebut.
Survei ini dilakukan langsung setelah penggunaan jasa atau beberapa hari sesudahnya. Banyak
perusahaan jasa, termasuk hotel dan restoran, mempunyai kuesioner di tempat pelayanannya
untuk diisi pelanggan. Beberapa perusahaan bahkan memberi insentif kepada pelanggan untuk
mengisi survei ini. Contohnya, restoran Olive Garden kadang-kadang memberi pelanggannya
diskon untuk biaya makan apabila mereka mengisi survei kepuasan pelanggan yang disertakan
pada setiap tagihan.
Tujuan survei pasar menyeluruh (total market surveys) adalah mengukur penilaian total
pelanggan terhadap kualitas jasa. Karena penilaian ini merupakan hasil dari akumulasi
pengalaman pelanggan dari waktu ke waktu ( dan karena jenis pengumpulan data ini mahal ),
survei ini lebih jarang dilakukan dibanding dengan surevi transaksi. Berbagai informasi dapat
dikumpulkan, termasuk harapan dan persepsi pelanggan terhadap jasa, tingkat kepentingan relatif
dimensi-dimensi jasa yang dibahas sebelumnya, dan maksud perilaku pelanggan untuk membeli
kembali dan memberikan rekomendasi positif tentang jasa perusahaan kepada orang lain.
Perusahaan juga dapat menggunakan survei pasar menyeluruh untuk mengukur kualitas jasa
pesaing. Namun, mereka perlu mengambil sampel dari pelanggan maupun bukan pelanggan
untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang posisi persaingan mereka.
Belanja Misterius
Pembeli misterius adalah orang yang disewa perusahaan untuk bertindak sebagai pelanggan
biasa. Selama kunjungan diam-diamnya ke tempat-tempat penyedia jasa, mereka memperhatikan
lingkungan fisik maupun interaksi antara pelanggan dan karyawan. Satu keuntungan teknik ini
adalah bahwa cara ini memberi umpan balik tentang kinerja masing-masing karyawan jasa.
Informasi ini dapat digunakan untuk memberikan imbalan jasa atas kinerja yang bagus, dan juga
mengidentifikasi karyawan yang perlu diberikan pelatihan atau pendampingan tambahan.
Perusahaan seperti Au Bon Pain dan Safeway menggunakan belanja misterius (mystery
shopping) secara teratur untuk meningkatkan layanan pelanggannya. Contohnya, Au Bon Pain
mengirimkan kriteria kualitas jasanya ke setiap toko, lengkap dengan daftar karyawan yang telah
mnerima nilai bagus dari pembeli misterius.
Bertanya kepada pelanggan sebelumnya mengapa mereka berpindah dapat sangat membantu
kalau informasinya menenangkan hati untuk melihat bidang-bidang di mana kekurangan kualitas
jasa suatu perusahaan. Survei yang memonitor pola penurunan dapat mengidentifikasi mengapa
pelanggan makin sedikit membeli jasa dan juga dapat memprediksi penurunan pelanggan yang
akan datang. Dan pelanggan baru dapat memberikan informasi tentang apa yang memikat
mereka pada penyedia jasa tertentu, termasuk reputasi dan komunikasi pemasaran perusahaan.
Jadi, ketiga survei ini sangat berguna dalam melihat efek kualitas jasa terhadap keuntungan
perusahaan.
Survei pelanggan yang baru, berkurang, dan sebelumnya paling mudah dilakukan dalam bisnis di
mana pelanggan menggunakan jasa secara teratur dan transaksi penjualan di catat untuk setiap
pelanggan. Contohnya, toko swalayan Safeway dapat melakukan survei seperti ini dengan
menggunakan kartu keanggotaan baru yang dapat memantau riwayat belanja pelanggan secara
elektronik dari waktu ke waktu. Karena data kontak pelanggan diperoleh pada saat pelanggan
melakukan permohonan kartu tersebut, Safeway dapat dengan mudah menghubungi pelanggan
yang baru, yang berkurang, dan yang sebelumnya. Perusahaan juga dapat menggunakan kartu
anggota untuk memebrikan diskon khusus dan potongan tunai kepada pelanggan yang setia.
Wawancara kelompok fokus (focus group interview) dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
kepasa sekelompok wakil pelanggan tentang masalah atau topik khusus. Wawancara, yang
biasanya berlangsung beberapa jam, dilakukan oleh moderator terlatih, yang mengarahkan
peserta biasanya enam sampai sepuluh orang agar tetap pada topik yang dibahas. Kelompok
fokus sangat berguna untuk mendapatkan informasi mendalam tentang persoalan-persoalan jasa
dan mengidentifikasi solusi yang memungkinkan. Cara ini juga dapat digunakan untuk mencari
kriteria yang digunakan pelanggan untuk menilai kualitas jasa atau mendapatkan umpan balik
tentang gagasan-gagasan jasa yang baru.
Walaupun kebanyakan riset kelompok fokus dilakukan dengan pembicaraan tatap muka,
beberapa perusahaan melakukannya melalui teknologi canggih. Contohnya, jaringan kabel
Nickelodeon melakukan kelompok-kelompok fokus on-line dengan partisipan berumur 8 sampai
12 tahun untuk mendapatkan reaksi mereka tentang pemrograman dan pemasaran mereka.
Walaupun kebanyakan data kualitas jasa dikumpulkan dari pelanggan, karyawan-karyawan suatu
perusahaan juga dapat menjadi narasumber yang berharga untuk data kualitatif. Laporan
lapangan karyawan adalah metode sistematis untuk mengetahui apa yang dipelajari karyawan
dari interaksi mereka dengan pelanggan dan dari pengamatan langsung mereka terhadap perilaku
pelanggan. Data dapat dikumpulkan dari karyawan melalui survei tertulis, wawancaa telpom,
atau kelompok fokus. Karyawan dapat juga mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
selama pertemuan jasa. Contohnya, karyawan di tempat praktik dokter gigi dapat diminta
mencatat reaksi pasien terhadap semua aspek jasa tersebut, termasuk lingkungan fisik, peralatan
baru, atau interaksi pribadi.
A. Pengertian Kualitas
Menurut Gaspers (1997) kualitas adalah totalitas dari fitur-fitur dan karakteristik-
karakteristik yang dimiliki oleh produk yang sanggup untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Sedangkan definisi kualitas menurut Kotler (1997) adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada kesempatan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat.
Kinerja (Performance)
Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features)
Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification)
Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal
pakai.
Daya tahan (Durability)
Estetika (Easthetica)
Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)
Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability)
Dimensi kualitas jasa menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Kotler (2005:122-123)
adalah:
Reliability (kehandalan)
Responsiveness (daya tanggap)
Assurance (jaminan)
Empahty (empati)
Tangibles (berwujud)
Seorang professor statistik di Universitas New York, Amerika Serikat, W. Edwards Deming pada
tahun 1940 membantu Jepang untuk merehabilitasi kemampuan industrinya setelah perang dunia
II. Banyak keberhasilan yang dicapai karena pengaruh deming. Deming menjadi terkenal untuk
empat belas nilainya yang member peran dalam mencapai kualitas.
Menurut Feigenbaum, kualitas bukan tanggung jawab bagian manufaktur saja, tetapi tanggung
jawab seluruh perusahaan, yang dikenal dengan total quality control TQC
D. Total Quality Manajemen
TQM adalah pendekatan manajemen yang lebih strategis untuk peningkatan bisnis. Kualitas
didefiniskan sebagai pemenuhan atau terlampuinya kebutuhan dan yang diharapkan dari
pelanggan untuk produk dan jasa. Hal ini meliputi ciri-ciri dan sifat-sifat khusus diantaranya;
tampilan kinerja, tahan uji, daya tahannya, tanggap/mau mendengarkan. Estetika, dan nama baik.
Lebih baik, lebih memikat, mengurangi factor tidak tetap pada kualitas produk atau jasa.
Lebih lentur/leluasa dalam mengatur perubahan volume permintaan pelanggan, dan
menyempurnakan permintaan yang ada
Meminimalkan biaya melalui peningktaan kualitas, pengurangan daur-ulang, dan
menghilangkan pemborosan tanpa perlu menambhakan biaya.
Kualitas baik bisa meningkatkan penjualan dan biaya yang rendah, gabungan keduanya
menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan.
Peranan CBIS dalam memperbaiki kualitas produk dan jasa bagi suatu perusahan, adalah
dengan penggunaan CBIS pihak manajemen selaku pihak yang berwenang dalam pengembangan
kualitas produk dan jasanya dapat mengambil informasi mengenai keadaan pasar saat itu, dimana
antaranya dapat mengambil informasi mengenai tanggapan pasar tentang barang dan jasa yang
telah diproduksi, persaingan produk sejenis dipasaran dan informasi penjualan produk dan jasa
dipasaran. Contoh : Agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam
memperkenalkan produk barang maupun jasa yang dimilikinya kepada konsumen diberbagai
belahan dunia, maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang tepat agar dapat memberikan
petunjuk aktual tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap komponen dalam
perusahaan tersebut. Sistem informasi yang tepat, tentunya akan menghasilkan informasi yang
cepat, akurat dan dapat dipercaya. Informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya tersebut
sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan keputusan strategis perusahaan untuk
dapat semakin maju dan bersaing di lingkungan yang penuh gejolak ini.
Pendekatan Top-Down untuk TQM yaitu dimulai dari CEO dan akhirnya melibatkan semua
pihak di perusahaan. Adapun prosesnya adalah :
Mengidentifikasi Pelanggan IS
Pada perusahaan yang secara historis telah menerapkan sumber daya informasinya untuk
memenuhi kebutuhan pemakai, identifikasi pelanggan mungkin telah dilakukan. Kemungkinan
besar perusahaan berorientasi pemakai akan memiliki steering committee SIM yang mewakili
para pemakai di perusahaan secara menyeluruh, mengevaluasi permintaan dukungan informasi
dan mengalokasi dana yang diperlukan.
Bahkan saat IS telah berorientasi pelanggan dan mengetahui para pelanggannya dan kebuthuan
informasi mereka, biasanya tetap perlu mendefinisikan dimensi kualitas yang dirasa penting oleh
pelanggan.
Suatu servei tahap kedua dapat mengumpulkan pendapat para pemakai mengenai dimensi
dimensi kualitas produk.
Setelah spesifikasi dimensi dimensi kualitas produk dan jasa informasi ditentukan, dapat
ditetapkan metrik untuk masing masing. Metrik kualitas digunakan dalam mengevaluasi
tingkat dimensi kualitas yang dicapai oleh tiap upaya sistem.
Setelah para pelanggan dan kebutuhan mereka diidentifikasi dan cara mengukur tingkat
kepuasan ditetapkan, IS dapat mengikuti satu set strategi yang dirancang untuk menempatkan
sistem kualitas pada tempatnya.
PROMOSI
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi
orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang
atau jasa yang dipasarkannya. Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran,
artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi / membujuk,
dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya strategi promosi. Berikut
strategi promosi terdiri dari :
Sedangkan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui :
Surat kabar
Majalah
Radio
Televisi
Papan Reklame
Direct Mail
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus
barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri
dari brosur, information sheets, dan lain-lain.
Promosi penjualan bertujuan untuk merangsang tanggapan pembeli yang cepat (quick buying
response) yang antara lain adalah perlombaan, pemberian hadiah, kombinasi penawaran, kupon,
dan potongan harga untuk konsumen.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat diklasifikasikan ke dalam empat
jenis yaitu :
Customer promotion, yaitu penjualan yang bertujuan untuk mendorong pelanggan untuk
membeli.
Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong pedagang
grosir, pengecer, eksportir, dan importir untuk memperdagangkan barang dan jasa dari
sponsor.
Sales force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi
armada penjual.
Business promotion, yaitu promosi penjualan untuk memperoleh pelanggan baru,
mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru,
menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
Menurut Moekijat (2000 : 123), direct selling (penjualan langsung) adalah penjualan di
mana pengusaha melampaui para pedagang besar dan menjual produknya langsung kepada
pedagang-pedagang eceran, atau dapat diartikan juga secara luas sebagai penjualan langsung
oleh produsen kepada konsumen.
Meskipun demikian, pemasaran langsung juga menghadapi masalah masalah seperti orang
yang terganggu karena penjualan agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu
direct marketer yang menipu pelanggannya, menganggu privacy orang lain, dan kadang kala
terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli
impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi.
Direct mail
Mail order
Direct response
Direct selling
Telemarketing
Digital marketing
Internet
Menurut Lamb, Hair McDaniel (2001 : 148), hubungan masyarakat merupakan fungsi
pemasaran yang mengevaluasi sikap publik, identifikasi area di dalam organisasi yang
masyarakat mungkin tertarik dan menjalankan suatu program tindakan untuk memperoleh
pemahaman dan penerimaan masyarakat.
PressRelations
Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas/layak
dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk,
jasa atau organisasi.
Product Publicity Aktivitas ini meliputi upaya untuk mempublikasikan produk produk
tertentu.
Corporate Communication
Kegiatan ini mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman
tentang organisasi.
Lobbying
Lobbying merupakan usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang undang dan
pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi informasi penting
yang berharga. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan
yang akan diambil.
Counseling
Aktivitas ini dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen
mengenai masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra
perusahaan.
Kegiatan kegiatan di atas tidak seluruhnya mendukung tujuan pemasaran. Oleh karena itu,
dalam departemen public relations biasanya dibentuk seksi khusus yang disebut Marketing
Public Relations (MPR). Tujuannya adalah agar departemen pemasaran dan departemen public
relations dapat berjalan bersama. Melalui MPR banyak kegiatan public relations yang
diselaraskan dengan situasi situasi pemasaran sedemikian rupa sehingga menguntungkan
produknya.
Public relations sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran, yaitu antara lain :
5. Penjualan Personal
Interaksi secara personal antar penyedia jasa dan konsumen sangat penting.
Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin.
Orang merupakan bagian dari produk jasa.
Sifat penjualan personal dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara
langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing masing
calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap
penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian penyesuaian di tempat pada
saat itu juga.
Adapun sifat sifat penjualan personal adalah :
Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif
antara dua orang atau lebih.
Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan,
mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
Response, yaitu situasi yang seolah olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar,
memperhatikan dan menanggapi.
A. PRODUK JASA
Saat menyatakan produk dan jasa sering terjadi kerancuan terminology (pokok). Kata
produk sebenarnya lebih mengacu pada keseluruhan konsep atas objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai (value) kepada konsumen. Sedangkan istilah barang dan jasa
merupakan sub kategori yang digunakan untuk menggambarkan dua jenis produk. Konsumen
bukanlah membeli barang atau jasa, melainkan manfaat (benefit) yang spesifik dan nilai (value)
dari keseluruhan penawaran.
Konsep penawaran kepada konsumen di atas (yang ditulis tebal) disebut the offer.
Menurut Kotler the offer dapat dibagi menjadi empat kategori:
1. A pure tangible good. Seperti sabun mandi, pasta gigi, garam.
2. A tangible good with accompanying services. Tujuannya untuk meningkatkan daya
tarik bagi konsumen. Seperti komputer dengan servis instalnya.
3. A major service with accompaniying minor goods dan services. Seperti jasa
penerbangan kelas satu.
4. A pure service. Seperti jasa penjaga anak dan psikoterapi.
Sebagian besar jasa bukan jasa murni, maka menggu nakan kata the offerdapat
menghilangkan kerancuan semantik. Sebuah offer dapat divisualisasikan sebagai atom dengan
nucleus/inti di tengah, dikelilingi tampilan (feature) yang tangible dan intangible.
1. The core or generic product. Produk inti atau generik terdiri dari jasa dasar. Seperti
tempat tidur pada jasa kamar hotel.
2. The expected product. Produk yang diharapkan terdiri dari produk inti bersama
pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi. Seperti ruang tunggu
yang nyaman di bandara, lift yang bersih.
3. The augmented produk. Area yang memungkinkan suatu produk didiferensiasi
terhadap produk yang lain.excellent customer service.
The potential product. Produk potensial merupakan tampilan dan manfaat tambahan yang
berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan konsumen. Bagian ini dapat
memberikan kelebihan guna meningkatkan switching cost sehingga konsumen berpikir ulang
untuk beralih ke produk jasa lain menjadi member jasa perusahaan
C. DISTRIBUSI JASA
1. LOKASI
Lokasi yaitu keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan
stafnya akan ditempatkan. Pentingnya memilih lokasi perusahaan jasa tergantung pada tipe dan
derajat interaksi yang terlibat.
Terdapat 3 lokasi antara penyedia jasa dan konsumen:
a. Merah, warna api dan gairah menggambarkan efek aktivitas, energi dan
kegembiraan. Digunakan perancang interior untuk menambah kenyamanan ruang
yang tidak dipanasi dan desain restoran khususnya fast food.
b. Orange, menambah semarak perilaku sosial, membangkitkan semangat, dan
mengurangi rasa permusuhan dan kemarahan.
c. Kuning, warna ini menimbulkan dua dampak pertentangan, disatu sisi bisa
memberikan dampak stimulatif saat orang membutuhkan konsentrasi namun jika
digunakan terlalu banyak orang bisa menjadi stress. Bersama warna biru, warna
kuning bisa membangkitkan nafsu makan, cocok untuk desain ruang makan.
2. SALURAN DISTRIBUSI
Saluran mencakup siapa yang berpartisipasi dalam mengantarkan jasa.
Secara tradisional, penjualan langsung (direct sales) adalah metode distribusi yang paling
cocok (contohnya: untuk jasa professional). Akan tetapi perusahaan secara aktif mencari saluran
lain untuk meningkatkan pertumbuhan dan untuk mengisi kapasitas yang tidak digunakan.
Menurut Kotler (1991 : 279) Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk
atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
B. Perantara Pedagang
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran distribusi
tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada
pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
C. Perantara Agen
1. Produsen - konsumen
bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan panjang sederhana adalah saluran
distribusi dari produsen ke konsumen,tanpa menggunakan perantara
2. Produsen - pengecer - konsumen
Seperti halnya dengan jenis saluran yang pertama ( produsen-konsumen), saluran ini juga
disebut sebagai saluran distribusi langsung
3. Produsen - pedagang besar - pengecer - konsumen
Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai
saluran distribusi tradisional.
4. Produsen - Agen - Pengecer - Konsumen
Disini produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalur
5. Produsen - Agen - Pedagang besar - Pengecer - Konsumen
Dalam saluran distribusi,prosusen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-
toko kecil.
Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu
mengembangkan organisasi penjualan langsung.
Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala
operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka untuk
ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang dari
seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.
Pengertian Jasa
Pengertian jasa menurut Kotler yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:27) ialah setiap
tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak
berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan.
Menurut Djaslim Saladin (2007:71) bahwa definisi jasa ialah kegiatan atau manfaat yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
menghasilkan kepemilikan apapun.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan yang
memberikan bermanfaat yang dapat ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang pada
dasarnya memiliki sifat tidak berwujud dan tidak dapat dipindah kepemilikannya.
Karakteristik Jasa
Menurut Edward Wheatley yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:244), ada beberapa perbedaan
antara jasa dan barang, antara lain
Pembelian jasa sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi
Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat berwujud, dapat
dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran dan lain-lain
Barang bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu yang
sama
Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan
Ramalan permintaan dalam marketing barang merupakan masalah, tidak demikian halnya
dengan marketing jasa
Usaha jasa sangat mementingkan unsure manusia
Distribusinya bersifat langsung, dari produsen kepada konsumen.
Leonard Berry yang dikutif oleh Buchari Alma (2009:244) mengemukakan bahwa ada 3
karakteristik jasa, antara lain sebagai berikut :
Klasifikasi Jasa
Industri jasa sangat beragam, sehingga tidak mudah untuk menyamakan cara pemasarannya.
Klasifikasi jasa dapat membentu memahami batasan-batasan dari industri jasa dan
memanfaatkan pengalam industri jasa lainnya yang mempunyai masalah dan karakteristik yang
sama untuk diterapkan pada suatu bisnis jasa.
Di dalam buku Ratih Hurriyati (2010:33) ada beberapa macam tipe kalsifikasi jasa menurut
beberapa para ahli, antara lain :
Menurut Gronroos, jasa dapat dapat diklasifikasikan berdasarkan :
Jenis jasa (type of service)
Jasa professional (professional service)
Jenis pelanggan (type of customer)
Individu (individuals)
Menurut Kotler, ia mengklasifikasikan jasa berdasarkan beberapa sudut pandang yang berbeda,
antara lain :
a. Jasa dibedakan menjadi jasa yang berbasis manusia (people based) atau jasa yang
berbasis peralatan (equipment based)
b. Tidak semua jasa memerlukan kehadiran klien (clients presence) dalam menjalankan
kegiatannya.
c. Jasa dapat dibedakan menjadi jasa untuk kebutuhan pribadi atau jasa untuk kebutuhan
bisnis.
Disamping suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
Sistem operasi jasa (service operating system)
Merupakan komponen yang terdapat dalam total sistem jasa, dimana input proses dan
unsur produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen
fisik.
Sistem penyerahan jasa (service delivery system)
Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa diserahkan kepada
pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi
termasuk juga hal-hal yang disiapkan pada konsumen lainnya.
Pemasaran jasa (service marketing)
Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri dari
sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan
konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain
tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan
melalui berbagai aktif media. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi
ekonomi dan pandangan depan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau
inflasi tinggi (resesi).
A. Definisi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian,
akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.
Produk, Jasa dan Pengalaman.
Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Penawaran ini menjadi
basic bagi perusahaan dalam membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.
Pada satu sisi penawaran bisa terdiri dari barang yang sepenuhnya berwujud dan di sisi lain
terdapat jasa sepenuhnya.
Tingkat paling dasar adalah manfaat inti, yang membawa pertanyaan Apa yang benar-benar
dibeli oleh pembeli? Tingkat kedua, para perencana produk harus mengubah manfaat inti
menjadi produk aktual mengembangkan fitur produk dan jasa, desain, tingkat kualitas, nama
merek, dan kemasan. Pada tingkat terakhir, perencana produk harus membangun produk
tambahan di sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat
konsumen tambahan.
kualitas pelayanan adalah merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa,
dan manusia proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi pelanggan. kualitas pelayanan
merupakan faktor yang sangat penting. Karena dalam memasarkan produk jasa, interaksi antara
produsen dan konsumen terjadi secara langsung.
Tiga Dasar Pelayanan Berkualitas dan Memenuhi Kepuasaan Konsumen.
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang
menggunakannya produk konsumen dan produk industri. Produk Konsumen adalah produk dan
jasa yang dibelioleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.Berdasarkan bagaimana cara
konsumen membelinyadigolongkan menjadi:
Produk kebutuhan (convenience product) sehari-hari adalah produk dan jasa konsumen
yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan
pembelian yang minimum. Contoh: Pasta gigi, majalah.
Produk belanja (Shopping product) adalah produk yang lebih jarang dibeli dan pelanggan
membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk secara cermat. Contoh:
Televisi, pakaian
Produk khusus adalah produk dengan karakteristik unik atau identifikasi merek di mana
sekelompok pembelisignifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contoh:
Barang mewah, seperti jam Rolex.
Produk yang tak dicari (unsought product) adalah produk yang mungkin tidak dikenali
konsumen atau produk yang mungkin dikenali konsumen tetapi biasanya konsumen tidak
berpikir untuk membelinya. Contoh: Asuransi jiwa, donor darah Palang Merah. Produk
Industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau digunakan untuk
menjalankan suatu bisnis. Tiga kelompok produk dan jasa industri:
Bahan dan suku cadang mencakup bahan mentah yang terdiri dari produk pertanian dan
suku cadang manufaktur yang terdiri dari bahan komponen dan suku cadang komponen.
Harga dan jasa adalah factor pemasaran utama.
Barang-barang modal produk industri yang membantu produksi atau operasi pembeli,
termasuk peralatan instalasi dan aksesoris.
Persediaan dan jasa persediaan mencakup persediaan operasi serta barang perbaikan
dan pemeliharaan, sedangkan jasa bisnis meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan serta
jasa konsultasi bisnis.
Perusahaan jasa memahami rantai jasa-laba yang menghubungkan laba perusahaan dengan
karyawan dan kepuasan pelanggan. Terdiri dari lima hubungan:
Perusahaan jasa bisa mendiferensiasikan hantaran jasa mereka dengan memiliki orang yang
berhubungan langsung dengan pelanggan yang lebih mampu dan dapat diandalkan, melalui
pengembangan lingkungan fisik yang baik di mana produk jasa dihantarkan atau dengan
merancang proses penghantaran yang baik.
Langkah pertama adalah memberdayakan karyawan jasa lini depan memberikan mereka
wewenang, tanggung jawab, dan insentif yang mereka perlukan untuk mengenali,
memperhatikan, dan mengerti kebutuhan pelanggan.
Untuk meningkatkan produktivitas jasa, perusahaan harus memikirkan cara menciptakan dan
menghantarkan nilai pelanggan. Pendeknya, perusahaan harus berhati-hati untuk tidak merusak
jasa tersebut.