Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ERGONOMI

ANALISIS STANDARISASI TATA RUANG


PERPUSTAKAAN

Tugas guna memenuhi Tugas Akhir Semester


Mata Kuliah Ergonomi
Dosen Pembimbing : Drs. Tri Septiantono.

Disusun Oleh:
Miftahul Huda 10140067
Kelas: A

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2013
BAB I

PENDAHULUAN

Perpustakaan merupakan salah satu elemen pendidikan. Perpustakaan juga


bisa disebut sebagai sumber informasi sekunder, karena di dalam perpustakaan
kita dapat menemukan berbagai sumber informasi berupa koleksi buku
perpustakaan, dan di perpustakaan pula kita dapat menjumpai berbagai karya dari
para pakar ilmu pengetahuan.
Akan tetapi, perlu diperhatikan juga sisi-sisi di mana pemustaka yang
datang ke perpustakaan merasa nyaman untuk melihat, menelaah, ataupun
memahami informasi yang ada di dalam perpustakaan tersebut. Maka, seorang
pustakawan harus menciptakan suasana perpustakaan yang nyaman, salah satu
komponennya adalah sistem penataan ruang perpustakaan yang sesuai dengan
standar.
Dengan sistem tata ruang yang baik akan menghasilkan suasana yang
efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi staf perpustakaan maupun bagi
pemustaka. Untuk menghasilkan sistem tata ruang yang demikian itu, desainer
memerlukan pemahaman tentang keperluan pemakai perpustakaan serta objek dan
fungsi perpustakaan. Kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan akan
menimbulkan kerugian besar.
Tentang standar perpustakaan yang dibuat, berbagai negara pastinya telah
mengeluarkan standar mengenai ruang yang diperlukan untuk berbagai jenis
perpustakaan. Tergantung pada filsafat masyarakat mengenai perpustakaan, dana,
iklim, dan pemakai, maka standar yang berlaku di suatu negara tidak selalu dapat
diterapkan di negara lain. Namun lazimnya standar perpustakaan dipakai dan
dianut oleh banyak perpustakaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tata Ruang Perpustakaan

Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan bahwa tata ruang dapat


dirumuskan sebagai penyusunan perabot dan alat perlengkapan pada luas lantai
yang tersedia. Sedangkan menurut George Terry menyatakan bahwa tata ruang
penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara
terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktisdari faktor-
faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kegiatan dengan biaya yang
layak. Dengan demikian tata ruang merupakan pengaturan ruangan serta
penyusunan alat-alat dan perabotan pada luas lantai dan ruangan sesuai alur untuk
memberi sarana bagi pengguna.Sistem penataan ruang perpustakaan akan
menentukan apakah perpustakaan tersebut menjadi perpustakaan yang berbasis
open acces atau close acces.
Luas ruangan perpustakaan secara keseluruhan biasanya dihitung
berdasarkan rasio terhadap jumlah populasi pengguna, sedangkan alokasinya
dibagi menjadi sebagai berikut; 25% untuk keperluan pengguna perpustakaan,
50% untuk keperluan koleksi, 25% untuk keperluan ruang kerja petugas
(pustakawan). Tetapi pada umumnya perpustakaan menganut sistem pelayanan
terbuka (open acces), maka dalam praktek perhitungan alokasi ruangan tersebut,
penataan ruang koleksi dan ruang baca disatukan sehingga perbandingan menjadi
75% untuk keperluan ruang koleksi dan ruang baca, dan 25% untuk ruang kerja
atau keperluan administrasi perpustakaan. Apabila perpustakaan menganut sistem
pelayanan tertutup (close acces), maka alokasinya adalah 45% untuk koleksi, 25%
untuk pengguna, 20% untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain perpustakaan.
B. Kategori Tata Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan yang nyaman bagi pemakai dan petugas apabila ditata
dengan memperhatikan fungsi, keindahan dan keharmonisan ruang. Dengan
penataan yang baik akan memberikan kepuasan fisik maupun psikis bagi
penghuninya. Oleh karena itu dalam perencanaan ruang perlu diperhatikan
kebutuhan manusiadan segi lingkungannya. Disamping itu juga perlu diperhatikan
asas-asas dan tata ruang yakni, asas jarak, asas rangkaian kerja dan asas
pemanfaatan.
Selain itu penenmapatan ruang juga hrus diperhatikan bagaimana
hubungan fungsional antardaerah pelayanan perpustakaan. Agar dapat
memberikan pelayanan yang maksimal, maka penempatan dari berbagai unit kerja
perpustakaan yang memerlukan ruang atau daerah pelayanan yang khusus
merupakan suatu keharusan. Untuk setiap unit kegiatan kerja ada;aha harus
disediakan tempat tersendiri, akan tetapi lebih penting lagi bagaimana penempatan
itu diatur sehingga memperlihatkan suatu pola rangkaian kerja dan pengawasan
yang efektif dan efisien.
Dari segi kegiatan pelayanan perpustakaan, tata ruang perpustakaan dapat
dibagi atas beberapa daerah, yaitu:
1. Ruang depan (loby)
Ruang depan biasanya terdapat tempat penitipan barang para pemakai.
Sebagai pilihan ruang dapat dihubungkan dengan WC di sebalah kiri
dan di sebelah kanan sebagai ruang pameran.
2. Pintu kontrol menghubungkan ruang depan dengan bagian lain.
3. Tempat peminjaman harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
petugas dapat juga mengawasi pintu kontrol.
4. Katalog dan referensi harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
mudah dicapai dari daerah petugas, terutama petugas pengolahan.
5. Daerah koleksi dan pemakai diatur sedemikian rupa, sehingga pemakai
dengan mudah memakai koleksi yang diperlukannya.
6. Daerah petugas hendaknya tersisih dari daerah pemakai dan juga
fasilitasnya. Akan tetapi, perlu diatur sehingga ruang pengolahan
koleksi berdekatan dengan katalog dan tempat referensi.
C. Perlengkapan dan Perabotan
Perpustakaan sebaiknya mengikuti standar perlengkapan dan perabotan
yang ada, perlengkapan yang dikehendaki sebaiknya memiliki nilai ekonomis,
estetis, fungsional, tahan lama dan mudah pemeliharaannya.
Adapun perlengkapan dan perabotan menurut standar yang memuaskan
adalah sebagai berikut:
1. Rak
a. Rak koleksi Buku
Untuk koleksi buku diperlukan rak buku, rak khusus untuk dispaly
buku. Hendaknya setiap rak diberi petunjuak tertentu mengenai
buku yang ditempatkan, rak buku dapat dibuat dari baja, kayu, dan
aluminium, rak itu dibuat terbuka dari belakang, untuk bahannya
lebih baik meggunakan aluminium atau baja daripada kayu, karena
jangka panjang rak baja tahan lama, labih fleksibel. Tinggi rak
buku untuk perguruan tinggi biasanya 8 kaki, jumlah papannya 9
lembar (ukuran standar). Papannya harus dapat digeserkan atau
dinaik-turunkan, lebar papan 8 10 inci dan lebar rak 3 kaki atau 1
m.
b. Rak surat kabar dan majalah
Untuk surat kabar ukurn panjang 78 cm, lebar 68 cm dan tinggi 85
cm, sedangkan rak majalah panjang 120 cm, lebar 50 cm dan tinggi
150 cm.
2. Almari katalog
Untuk almari katalog diperlukan almari katalog yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah koleksi, perlu dibedakan antara katalog
pengarang dan judul serta subjek atau menurut sistem lain yang
dipakai.
3. Meja dan kursi baca
Meja ruang baca yang cukup untuk 4 orang pembaca berukuran 100 x
150 cm. Jika dikehendaki meja bundar, maka garis tengahnya 120 cm
dan tingginya 75 cm dan setiap kaki dipasang karet untuk mencegah
bunyi penyeretan kursi.
4. Meja dan kursi kerja
Untuk meja kerja ukuran panjang 130 cm, lebar 75 cm dan tinggi 75
cm. Kursi kerja beroda dapat menggunakan bahan logam bersifat
fleksibel karena staf dapat bergerak kemana-mana.
5. Meja peminjaman
Untuk meja peminjaman dapat digunakan meja biasa ataupun meja
tulis. Untuk ruangan yang kecil sebaiknya meja peminjaman berbentuk
L, jika ruang layanan cukup besar berbentuk U tingginya 100 cm
dan lebar 70 cm.
D. Pemenuhan Kenyamanan Pengguna Perpustakaan
Kenyamanan pengguna merupakan syarat penting dari sebuah
perpustakaan agar perpustakaan tersebut dapat digunakan dengan baik oleh
penggunanya. Berikut ini adalah beberapa aspek yang berkaitan dengan
kenyamanan pengguna, yang terdiri dari aspek pencahayaan, pengudaraan,
penggunaan warna, penyediaan petunjuk dan tanda-tanda, persyaratan keamanan,
keselamatan dan aksesibilitas.
1. Pencahayaan
Kondisi pencahayaan perlu menjadi pertimbangan dalam memberikan
kenyamanan terhadap pengguna perpustakaan. Pencahayaan yang
memadai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan membaca
buku, majalah, serta dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan
lainnya. Pencahayaan harus diupayakan agar memadai bagi berbagai
tempat yang digunakan dalam ruang perpustakaan. Secara umum
pencahayaan minimum yang diperlukan untuk ruang perpustakaan
adalah sekitar 200 flux.
2. Pengudaraan
Penataan ruang perpustakaan harus dapat memungkinkan kondisi
pengudaraan yang baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi
pengguna. Idealnya sebuah ruang perpustakaan memiliki suhu ruang
20 40 0C dan kelembaban berkisar 40 60%, namun kondisi ini sulit
dicapai pada iklim tropis di Indonesia hanya dengan mengandalkan
pengudaraan alami. Untuk itu, maka pengudaraan dapat diterapkan
untuk mencapai kenyamanan pengudaraan ruangbagi pengguna
perpustakaan.
3. Warna
Warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan umum
terhadap ruang perpustakaan. Penggunaan warna pada perpustakaan
harus dapat memberikan perasaan menyenangkan bagi pengguna.
4. Petunjuk/Tanda
Petunjuk atau tanda-tanda merupakan elemen yang perlu direncanakan
dengan baik agarr dapat memudahkan pengguna dalam memanfaatkan
perpustakaan. Hal ini penting bagi perpustakaan yang memiliki ruang
cukup luas, karena pengguna membutuhkan petunjuk untuk
menemukan koleksi atau area yang diperlukannya. Petunjuk atau tanda
pada perpustakaan harus dirancang agar mudah dilohat oleh pengguna,
memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna, serta mendukung
suasana ruang perpustakaan secara keseluruhan. Perencanaan yang
baik dapat menghinadari terjadinya penambahan petunjuk atau tanda-
tanda yang sekedar ditempel, ditambahkan atau dibuat tidak jelas yang
dapat merusak suasana ruang secara keseluruhan dan tidak mencapai
sasarannya sebagai media informasi bagi pengguna.
5. Aksesibilitas
Berikut ini beberapa prinsip aksesibilitas yang perlu dipertimbangkan
oleh perpustakaan.
a. Ruang perpustakaan harus dapat dicapai dengan mudah oleh
pengguna. Bila bangunan tediri dari satu atau beberapa ruang,
hendaknya ditempatkan pada lantai dasar bangunan atau
menempati bagian bangunan yang mudah dicapai. Pada bangunan
perpustakaan yang terdiri lebih dari satu lantai perlu
dipertimbangkan akses oleh pengguna kursi roda.
b. Koleksi perpusttakaan harus dapat dicapai dengan mudah, baik
oleh anak-anak maupun dewasa. Oleh karena itu, ukuran rak
penyimpanan harus disesuaikan.
c. Tata letak perabot dalam perpustakaan tidak boleh mempersulit
gerak bagi pengguna perpustakaan.
6. Keamanan dan keselamatan
Perencanaan ruang perpustakaan perlu memperhatiklan prinsip-prinsip
keamanan dan keselamatan, baik yang terkait dengan pengguna
maupun koleksi perpustakaan. Kemanan terkait dengan perlindungan
terhadap bahaya pencurian atau kejahatan lain, serta keselamatan
terkait dengan perlindungan terhadap terjadinya kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Lasa Hs.2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Mark Karlen.2007. Dasar-dasar Perencanaan Ruang. Jakarta: Erlangga.

Paramita Atmodiwirjo, Yandi Andri Yatmo.2009. Pedoman Tata Ruang dan


Perabot Perpustakaan Umum. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sudibyo.1987. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni.

Sulistyo-Basuki.1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Anda mungkin juga menyukai