Anda di halaman 1dari 5

Pembuatan UMB untuk suplement ternak ruminansia

UMB (Urea Molases Block) adalah pakan suplemen untuk ternak ruminansia, berbentuk
padat yang kaya dengan zat-zat makanan, terbuat dari bahan utama molase (tetes tebu)
sebagai sumber energi, urea sebagai sumber nitrogen (protein), bahan lain seperti garam
dapur, ultra mineral, kapur sebagai pelengkap zat-zat makanan, serta bahan pengisi dan
penyerap molase seperti dedak, konsentrat. Pakan suplemen ini dapat juga disebut sebagai
permen jilat untuk ternak atau permen kambing
Beberapa manfaat dan keuntungan bagi usaha peternakan ternak ruminansia, yakni antara lain
sebagai berikut :
1. Merupakan sumber protein (non-protein nitrogen)., energy dan mineral yang sangat
dibutuhkan oleh ternak.
2. Sebagai pakan tambahan (supelemen) bagi ternak yang dikandangkan atau digembalakan.
3. Dapat meningkatkan kecernaan dam konsumsi zat-zat makanan dari bahan pakan yang
berserat tinggi, sehingga produktivitas ternak dapat ditingkatkan.

Metode Pembuatan UMB:


1. Metode dingin
semua bahan ditimbang,dicampur sampai rata,dicetak,diberikan ke ternak
2. Metode Hangat
semua bahan ditimbang,dicampur kemudian dicampur kmd dipanaskan dgn api kecil sampai
hangat,didinginkan dan dicetak
3. Metode panas
semua bahan ditimbang,dicampur kemudian dicampur kemudian dipanaskan sampai suhu
100C ( 15 menit), didinginkan dan dicetak.

No. Nama bahan Perhitungan


Bahan
Jmh bhn (gr) /1000 x Harga 1 kg UMB
(gr)
Harga/kg
1. Molases 300 300/1000 x10000 Rp. 3000
2. Urea 70 70 / 1000 x 4000 Rp. 280
3. Dedak 250 250/1000 x 3500 Rp. 875
4. Tepung Jagung 250 250/1000 x 5500 Rp. 1,375
5. Garam 80 80/1000 x 7000 Rp. 560
6. Kapur 50 50/1000 x 2000 Rp. 100
Harga total untuk 1000 gr / 1 kg UMB Rp. 6.190
Kualitas UMB
BAIK TIDAK BAIK
Coklat Matang Belang, Berbitik putih
Aroma Khas molases Tengik, Busuk
Asam manis Asam
pH 3,5 4.2 lebih 4,2
Padat,kenyal, Bergumpal, remah
Kesat, tidak berlendir
Fermentasi jerami padi

Jerami padi merupakan salah satu produk samping pertanian yang tersedia cukup
melimpah. Namun, jerami padi tergolong bahan pakan yang berkualitas rendah, karena
kandungan protein kasarnya rendah sementara kandungan serat kasarnya tinggi. Oleh karena
itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi
agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara optimal, terutama untuk ternak
ruminansia. Jerami dapat dihasilkan dari suatu pertanaman padi sekitar 6 t/ha/musim tanam,
bergantung kepada lokasi dan jenis varietas yang digunakan. Jumlah jerami sebanyak itu
dapat digunakan untuk pakan 2 ekor sapi/ kerbau dewasa sepanjang tahun. Areal persawahan
dengan pola tanam dua kali padi setahun akan dapat menghasilkan jerami sekitar 12
t/ha/tahun, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan 4 ekor sapi/kerbau sepanjang
tahun. ( Endang susilawati, 2012).
Jerami padi adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga
tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian serta belum sepenuhnya
dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Jerami padi selama ini hanya
dikenal sebagai hasil ikutan dalam proses produksi padi di sawah. Produksi jerami padi yang
dihasilkan sekitar 50% dari produksi gabah kering panen (Hanafi, 2008).
Jerami Padi merupakan salah satu pakan alternatif yang paling banyak dipakai untuk
memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak. Namun bahan pakan tersebut berkualitas
rendah, karena rendahnya kandungan nutrien dan kurang dapat dicerna. Dengan pengolahan,
daya cerna jerami padi dapat ditingkatkan hingga 70 % dan kandungan proteinnya dapat
mencapai 5 - 8 % (Herdoni, 2011).
Faktor-faktor pembatas dalam pemanfaatan jerami padi menurut Sutardi (1982)
adalah; a) dinding sel diselimuti kristal silika, sehingga sulit dihidrolisis oleh enzim dalam
rumen, b) dinding sel mengandung lignin yang membentuk senyawa komplek dengan
selulosa, sehingga struktur selulosanya tidak lagi berbentuk amorf dan molekul glukosanya
dikokohkan oleh ikatan hidrogen yang sulit dicerna oleh mikroba, dan c) memiliki kandungan
protein rendah yaitu sekitar 3 5%.
Untuk meningkatkan kualitas jerami padi sebagai bahan pakan, maka faktor-faktor
pembatas tersebut perlu diatasi. Salah satu pendekatan adalah dengan perlakuan fermentasi
menggunakan probion. Probion merupakan produk campuran berbagai macam mikroba yang
dibuat melalui proses inkubasi anaerob isi rumen dengan tambahan mineral dan bahan
organik yang dibutuhkan mikroba (Haryanto et al., 2005).
Pemanfaatan jerami yang telah difermentasi untuk menjadi pakan ternak lebih
menguntungkan, terutama bagi petani yang juga memiliki ternak, karena mudah didapat dan
kandungan nutrisinya sama dengan rumput segar. Jerami yang sudah difermentasikan
kandungan proteinnya sama dengan rumput segar sekitar 7 persen. Bahannya juga mudah
didapat karena biasanya petani hanya membakar atau membuang jerami tersebut. Proses
fermentasi jerami hanya memakan waktu sekitar 21 hari, hanya dengan menebar pupuk urea
dan probiotik serta jerami disusun dalam lapisan-lapisan. Oleh karena itu untuk mempercepat
proses fermentasi di butuhkan fermentor yaitu EM4. Fermentasi menggunakan EM4 dapat di
lakukang dengan membuthkan waktu 4-5 hari dalam keadaan anerobik.

No Bahan Persentase Jumlah


(%) (g)
1 Jerami jagung 60 600
2 Dedak Padi 20 200
3 Tepung Jagung 16 160
4 Molases 1 10
5 Garam 1 10
6 Mineral 1 10
7 EM4 1 10
8 Air - 800

Anda mungkin juga menyukai