OSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSIS
A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah
Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa
tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas
merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang
(Junaidi, 2007).
Tulang adalah jaringan yang hidup dan terus bertumbuh. Tulang mempunyai
struktur, pertumbuhan dan fungsi yang unik. Bukan hanya memberi kekuatan dan
membuat kerangka tubuh menjadi stabil, tulang juga terus mengalami perubahan
karena berbagai stres mekanik dan terus mengalami pembongkaran, perbaikan dan
pergantian sel.
proses penghancuran dan pembentukan kembali. Tulang yang sudah tua akan dirusak
dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Proses ini merupakan peremajaan
Pembentukan tulang paling cepat terjadi pada usia akil balig atau pubertas,
ketika tulang menjadi makin besar, makin panjang, makin tebal, dan makin padat
yang akan mencapai puncaknya pada usia sekitar 25-30 tahun. Berkurangnya massa
tulang mulai terjadi setelah usia 30 tahun, yang akan makin bertambah setelah diatas
hidupnya. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang
B. Penyebab Osteoporosis
kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-
75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen
berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa
tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.
2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang
(osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis berarti bahwa keadaan ini
hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas
70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita sering kali menderita
disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh
gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta
berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok dapat memperburuk keadaan
ini.
diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi
hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari
C. Gejala Osteoporosis
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai puluhan tahun
tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau
Jadi, seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala
sebagai berikut:
3. Patah tulang
Osteoporosis dapat menyerang setiap orang dengan faktor risiko yang berbeda. Faktor
risiko Osteoporosis dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan yang
dapat dikendalikan. Berikut ini faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat dikendalikan:
1.Jenis kelamin
Kaum wanita mempunyai faktor risiko terkena osteoporosis lebih besar dibandingkan
kaum pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam
2. Usia
Semakin tua usia, risiko terkena osteoporosis semakin besar karena secara alamiah
tulang semakin rapuh sejalan dengan bertambahnya usia. Osteoporosis pada usia lanjut terjadi
karena berkurangnya massa tulang yang juga disebabkan menurunnya kemampuan tubuh untuk
menyerap kalsium.
3. Ras
Semakin terang kulit seseorang, semakin tinggi risiko terkena osteoporosis. Karena itu,
ras Eropa Utara (Swedia, Norwegia, Denmark) dan Asia berisiko lebih tinggi terkena
osteoporosis dibanding ras Afrika hitam. Ras Afrika memiliki massa tulang lebih padat
dibanding ras kulit putih Amerika. Mereka juga mempunyai otot yang lebih besar sehingga
tekanan pada tulang pun besar. Ditambah dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi pada
ras Afrika.
Mereka yang berkulit gelap dan tinggal di wilayah khatulistiwa, mempunyai risiko
terkena osteoporosis yang lebih rendah dibandingkan dengan ras kulit putih yang tinggal di
5. Riwayat keluarga
Jika ada nenek atau ibu yang mengalami osteoporosis atau mempunyai massa tulang
6. Sosok tubuh
juga seseorang yang memiliki tubuh kurus lebih berisiko terkena osteoporosis dibanding yang
bertubuh besar.
7. Menopause
Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen karena tubuh tidak lagi
bertambahnya usia, akan semakin berkurang kepadatan tulang sehingga terjadi pengeroposan
tulang, dan tulang mudah patah. Menopause dini bisa terjadi jika pengangkatan ovarium terpaksa
dilakukan disebabkan adanya penyakit kandungan seperti kanker, mioma dan lainnya.
Berikut ini faktor faktor risiko osteoporosis yang dapat dikendalikan. Faktor-faktor ini
Seseorang yang kurang gerak, kurang beraktivitas, otot-ototnya tidak terlatih dan menjadi
kendor. Otot yang kendor akan mempercepat menurunnya kekuatan tulang. Untuk
menghindarinya, dianjurkan melakukan olahraga teratur minimal tiga kali dalam seminggu (lebih
2. Kurang kalsium
Kalsium penting bagi pembentukan tulang, jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan
mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada
di tulang. Kebutuhan akan kalsium harus disertai dengan asupan vitamin D yang didapat dari
sinar matahari pagi, tanpa vitamin D kalsium tidak mungkin diserap usus (Suryati, 2006).
3. Merokok
Para perokok berisiko terkena osteoporosis lebih besar dibanding bukan perokok. Telah
diketahui bahwa wanita perokok mempunyai kadar estrogen lebih rendah dan mengalami masa
menopause 5 tahun lebih cepat dibanding wanita bukan perokok. Nikotin yang terkandung dalam
rokok berpengaruh buruk pada tubuh dalam hal penyerapan dan penggunaan kalsium. Akibatnya,
4. Minuman keras/beralkohol
Alkohol berlebihan dapat menyebabkan luka-luka kecil pada dinding lambung. Dan ini
menyebabkan perdarahan yang membuat tubuh kehilangan kalsium (yang ada dalam darah) yang
5. Minuman soda
Minuman bersoda (softdrink) mengandung fosfor dan kafein (caffein). Fosfor akan
mengikat kalsium dan membawa kalsium keluar dari tulang, sedangkan kafein meningkatkan
pembuangan kalsium lewat urin. Untuk menghindari bahaya osteoporosis, sebaiknya konsumsi
soft drink harus dibarengi dengan minum susu atau mengonsumsi kalsium ekstra (Tandra, 2009)
6. Stres
Kondisi stres akan meningkatkan produksi hormon stres yaitu kortisol yang diproduksi
oleh kelenjar adrenal. Kadar hormon kortisol yang tinggi akan meningkatkan pelepasan kalsium
kedalam peredaran darah dan akan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan keropos sehingga
7. Bahan kimia
Bahan kimia seperti pestisida yang dapat ditemukan dalam bahan makanan (sayuran
dan buah-buahan), asap bahan bakar kendaraan bermotor, dan limbah industri seperti
organoklorida yang dibuang sembarangan di sungai dan tanah, dapat merusak sel-sel tubuh
termasuk tulang. Ini membuat daya tahan tubuh menurun dan membuat pengeroposan tulang
(Waluyo, 2009).