proses dan karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam tanah.
Indikator - indikator ini rnungkin berupa data/informasi analitis atau deskriptif. Kualitas
tanah dan indikator kesehatan mewakili berbagai kategori untuk berbagai fungsi tanah, dan
rneskipun fokus pada sifat-sifat tanah tapi mungkin juga terrnasuk sifat-sifat sistam
lingkungan dan biologis yang didukung oleh tanah, dan sosial ekonomi kawasan (Baja,
2012).
Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994) menyatakan bahwa indikator kualitas
tanah harus memenuhi kriteria:
b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi tanah.
c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses oleh para pengguna.
d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai kualitas tanah yang
bersifat dinamis).
Indikator kualitas tanah yang utama yaitu pH tanah, kadar bahan organik, N, P, K,
tersedia. Indikator tersebut merupakan faktor utama yang sangat penting dalam hubungannya
dengan pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, serta mempengaruhi fungsi dan keragaman
mikriorganisme tanah. Indikator-indikator tanah tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh cara
pengelolaan tanah, tanah yang terpolusi dan tergedradasi. Indikator tersebut merupakan
bagian dari Minimum Data Set (Winarso 2005).
Minimum data set yang berpotensi untuk menjaring kondisi kualitas tanah adalah
indikator fisika tanah meliputi : tekstur tanah, ketebalan tanah (lebih ditujukan sebagai
kualitas inherent tanah), infiltrasi, berat isi tanah dan kemampuan tanah memegang air.
Indikator kimia tanah meliputi : biomass mikroba, C dan N, potensi N dapat dimineralisasi,
respirasi tanah, kandungan air dan suhu ( Doran dan Parkin, 1994).
Meskipun banyak sifat-sifat tanah yang potensial untuk dijadikan indikator kualitas
tanah, namun, pemilihan sifat-sifat tanah yang akan digunakan untuk indikator kualitas tanah
sangat tergantung pada tujuan dilakukuannya evaluasi. Karlen et al., (1997) menyatakan
bahwa untuk mengimplementasikan penilaian kualitas tanah, perlu dilakukan identifikasi
indikator-indikator yang sensitif terhadap praktek produksi pertanian. Jangka waktu suatu
pengelolaan juga akan berpengaruh terhadap pemilihan parameter yang akan digunakan.
Idealnya indikator-indikator tersebut akan dapat dideteksi perubahannya dalam jangka waktu
pendek (1 5 tahun) setelah dilakukannya perubahan pengelolaan.
Baja, S. 2012. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Doran, J.W and T.B. Parkin. 1994. Defining and assessing soil quality. In J. W Doran, D.C
Coleman, D.F Bezdicek and B.A Stewart (Eds.) Definiing Soil Quality for Suistainable
Environment. SSSA. Madison, Wisconsin. Special Publication. 35 : 3-21
FAO, 2006. Guidlines For Soil Description. Food And Agriculture Organization Of The
United Nations. Rome.
Karlen, D.L, M.J Mausbach, J.W. Doran, R.G. Cline, R.F Harris and G.E. Schuman. 1997.
Soil quality : a concept, definition and framework for evolution (a guest editional). Soil Sci.
Soc. Am. J. 61 : 4-10. Washington.