Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Gizi adalah hubungan atau pengaruh dari konsumsi makanan terhadap derajat
kesehatan atau penampilan seseorang. Konsep gizi seimbang adalah suatu usaha untuk
mencapai keseimbangan antara kebutuhan tubuh (dinamis) akan zat gizi dengan asupan
yang didapat melalui makanan. Keseimbangan antara berbagai macam zat gizi dalam
makanan yang dikonsumsi. Tujuan tubuh memerlukan asupan gizi seimbang adalah
sebagai fungsi vital yang meliputi kerja otak, jantung, paru, ginjal, usus,; sebagai
aktivitas yang meliputi kerja otot lurik; sebagai pertumbuhan meliputi pembentukan
tulang, otot dan organ lain; sebagai imunitas meliputi melindungi tubuh agar tak mudah
sakit; sebagai perawatan jaringan untuk mengganti sel yang rusak; sebagai cadangan gizi
untuk persediaan zat gizi dalam menghadapi keadaan darurat.
Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya
tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah
gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah
ketahanan pangan ditingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan
perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun
dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain.
Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Nutrisi juga penting peranannya dalam setiap tahap tumbuh kembang gigi dan
dalam menjaga keseimbangan lingkungan mulut yang dihubungkan dengan kesehatan
gigi. Nutrisi untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh
karena masa pertumbuhan gigi sejalan dengan masa pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Nutrisi penting untuk kalsifikasi optimal gigi sulung, sedangkan nutrisi
pada masa balita dan anak-anak penting untuk pertumbuhan gigi tetap.
Meningkatnya masalah gizi, tentunya berdKampak pula pada peningkatan
prevalensi penyakit gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan bertambah buruknya
1
masalah gizi tersebut. Mengetahui hubungan antara status gizi dan kesehatan gigi dan
mulut menjadi penting karena seringkali terdapat karakteristik yang khas dari berbagai
jaringan dalam rongga mulut yang lebih sensitif terhadap defisiensi nutrisi, sehingga
apabila tubuh mengalami defisiensi nutrisi seringkali jaringan dalam rongga mulutlah
yang pertama kali memperlihatkan efek defisiensi nutrisi tersebut. (Moyers 1988)
Tentunya beberapa dari kita sudah mengetahui berbagai macam zat yang
dibutuhkan oleh tubuh, atau bisa disebut juga sebagai nutrisi. Banyak industri farmasi
yang telah membuat berbagai macam sediaan yang berfungsi sebagai nutrisi, baik dalam
bentuk makanan, suplemen, susu, dll. nutrisi dibutuhkan oleh tubuh sebagai
pembentukan energi sehingga kita dapat melakukan aktivitas, pertumbuhan badan,
menjaga kelangsungan homesostatis dan fisiologis tubuh.
Nutrisi dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu mikronutrisi dan makronutrisi.
a. Makronutrisi adalah nutrisi yang dapat menghasilkan energi dan berfungsi
sebagai pertumbuhan badan sehingga diperlukan dalam jumlah banyak.
Makronutrisi biasanya sering dikonsumsi, misalnya lemak, karbohidrat, dan
protein.
b. Mikronutrisi adalah jenis nutrisi yang tidak mempunyai fungsi sebagai energi
maupun pertumbuhan tubuh secara langsung tetapi mikronutrisi ini berfungsi
sebagai katalisator metabolisme atau homeostatis tubuh. Bisa dibilang sebagai
koenzim. Yang termasuk dalam minronutrisi ini adalah vitamin dan mineral.

BAB II
VITAMIN

2
Untuk mendapat asupan vitamin, maka diperlukan konsumsi makanan yang
bergizi cukup, bersih, dan seimbang. Vitamin dapat diperoleh dari makanan (sebagian
besar) dan disintesis oleh tubuk kita sendiri (misalnya vitamin D dan vitamin B12).
Berikut ini adalah beberapa keadaan dimana vitamin dan mineral dibutuhkan dalam
jumlah yang lebih besar daripada normalnya:
- Bayi dan anak-anak (untuk masa pertumbuhan), wanita hamil (kebutuhan vitamin
dan mineralnya meningkat), dan olahragawan.
- Berkurangnya absorpsi vitamin dan mineral, disebabkan karena
patologi/seseorang menderita sakit dan dalam penggunaan obat.
- Asupan vitamin dan mineral berkurang, karena pola makan yang salah.
- Meningkatnya biotransformasi vitamin pada perokok dan pengonsumsi alkohol.
- Sintesis vitamin D berkurang pada penderita gagal ginjal.

2.1. Pengelompokan vitamin


Vitamin dikelompokkan menjadi vitamin larut air dan vitamin larut lemak.
a. Vitamin larut lemak, terdiri dari:
- Vitamin A (retinol)
- Vitamin D (kalsiferol)
- Vitamin E (tokoferol)
- Vitamin K
b. Vitamin larut air, terdiri dari:
- Vitamin B1 (Thiamin) - Vitamin C (asam askorbat)
- Vitamin B2 (Riboflavin) - Asam folat
- Vitamin B6 (Piridoksin) - Nicotinamid
- Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin yang larut dalam lemak :
1. Vitamin A
Sifatnya:
- Peka terhadap cahaya dan oksidasi
- Terbentuk dari provitamin karoten menjadi ester retinil
- karoten yang terdapat dalam nutrisi berperan penting dalam fungsi penglihatan
Indikasi: kekurangan vitamin A, karena : gangguan penglihatan, rabun senja, kulit
kering, dan hyperkeratosis.
Overdosis: menyebabkan mual, muntah, pusing.
Sumber: vitamin A dapat diperoleh dari telur& daging sedangkan karoten dapat
diperoleh dari sayur dan buah terutama sayuran berwarna.

2. Vitamin D
Sifatnya:

3
- Turunan/derivat dari vitamin D3 (kolekalsiferol) yang terdapat dalam tubuh
- Disintesis di kulit dengan bantuan sinar UV
- Berperan dalam metabolisme kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi
- Sumber: dari dalam tubuh (endogen) sedangkan asupan dari luar dapat diperoleh
dari minyak ikan.
Kekurangan: dapat menyebabkan rakhitis dan osteomalasi.
Overdosis: dapat menyebabkan hiperkalsemia.

3. Vitamin E
Peranan:
- Sebagai antioksidan yang dapat mencegah oksidasi LDL dan proses oksidasi
lainnya
- Membran fluiditas dan ektivitas beberapa enzim
Sumber: kacang-kacangan, minyak ikan, sayur, dan jagung.
Kekurangan: tidak ada suati kondisi yang spesifik.

4. Vitamin K
Peranan: berperan dalam proses pembekuan darah.
Kekurangan: dapat mengganggu proses pembekuan darah.
Penggunaan terapi: sebegai suplemen apabila digunakan bersama vitamin lain dan dalam
bentuk tunggal dapat digunakan untuk gangguan pembekuan darah.

Vitamin yang larut dalam air


1. Vitamin B1
Bersama vitamin B lainnya berfungsi sebagai koenzim reaksi metabolisme tubuh.
Kekurangan: dapat menyebabkan penyakit beri-beri yang dikarakterisasi oleh
polineuritis, parastesia, dan disertai udem; menyebabkan lemah dan lesu, nafsu makan
berkurang, pegal-pegal, dan perubahan EKG (parah).
Sumber: roti, ikan, sereal, dan susu.

2. Vitamin B2
Diberikan bersama vitamin B lain.
4
Kekurangan: dapat menyebabkan dermatitis wajah, vaskularisasi kulit, dan
konjungtivitis.
Sumber: roti, ikan, susu, kacang, telur, dan sayur.

3. Vitamin B6
Lebih banyak digunakan bersama vitamin B lainnya.
Dalam bentuk tunggal, biasanya diberikan kombinasi bersama INH (obat anti TBC).
Bersama dengan turunannya (piridoksal dan piridoksamin) digunakan sebagai koenzim,
khususnya transaminase dan reaksi lain yang melibatkan amino.
Kekurangan: dapat menyebabkan dermatitis, neuritis perifer, dan kram.
Sumber: buncis, roti, sereal, daging, ikan, telur.

4. Vitamin B12, Asam folat, dan Zat Besi


Ketiga vitamin dan mineral di atas berperan dalam pembentukan erotrosit (eritropoesis).
Kekurangan: dapat menebabkan gangguan pembentukan eritrosit (anemia)
Penyebab anemia: gangguan eritropoisis, perdarahan, dan percepatan rusaknya eritrosit
(anemia hemolitik)
Dalam eritropoisis dstimulasi oleh hormon eritropoitin, yang disekresi oleh ginjal. Jika
terkena anemia nefrogenik (gagal ginjal) diberikan eritropoitin.
Gangguan eritropoisis disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:
Inhibisi pembelahan sel, karena DNA tidak mencukupi. Disebabkan karena kekurangan
asam folat dan vitamin B12 sehingga menyebabkan anemia makrositik hiperkromik.
Gangguan sintesa hemoglobin. Disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) sehingga
menyebabkan anemia mikrosistik hipokromik.

5. Vitamin B12
Diproduksi oleh bakteri di bagian kolon.
Makanan yang kaya akan vitamin B12: hati, daging, ikan, dan susu.
Gangguan pada gastrointestinal menyebabkan defisiensi vitamin B12.
Defisiensi: anemia megaloblastik dan anemia pernisiosa.

6. Asam folat
Sumber: hati, susu, dan sayuran berdaun.
Defisiensi: anemia makrositik

5
Pada wanita hamil penting untuk mencegah anemia dan neural tube defect pada bayi
lahir, karena asam folat penting untuk pembelahan sel.

7. Vitamin C
Sumber: sayur dan buah
Vitamin C disintesa di tanaman dan hewan. Hanya manusia, marmut, dan kera yang tidak
dapat mensintesis vitamin C sehingga perlu asupan dari luar.
Fungsi:
Antioksidan
Peningkatan kolagen
Peningkatan aktivitas trombin
Peningkatan sisitem imun
Penebalan pembuluh darah
Metabolisme hormon anak ginjal, yaitu pembentukan adrenalin dan dopamin
Penguraian asam amino siklik
Perubahan folat menjadi tetrahidrofolat
Kekurangan:
Kelelahan
Perdarahan
Gigi tanggal dini
Skorbut
Luka pada mulut
Kulit kering

BAB III
Mineral

Masalah kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh gizi. Kekurangan
sumber zat tertentu akan menyebabkan kelainan tertentu. Berikut beberapa kelainan
akibat kekurangan gizi yang terjadi pada gigi dan mulut:
1. Mineral meliputi kalsium, fosfor dan magnesium
Fungsi : merupakan unsur utama dalam pembentukan tulang dan gigi dan merupakan
unsur mineral yang terbanyak dalam tubuh.
Kekurangan Kalsium, fosfor dan magnesium:
6
- mineralisasi tulang dan gigi menjadi terganggu, sehingga tulang akan mudah patah.
- Gigi rapuh sehingga rentan terhadap caries
- Pertumbuhan tulang dan gigi pada anak-anak menjadi terganggu.
Terdapat dalam : susu, telur, sayuran, ikan.
Lebih rinci lagi untuk fosfor: Diperlukan untuk perkembangan tulang yang sehat
terutama pada pembentukan dan pertumbuhan rahang, dan pola erupsi gigi. Fosfor
banyak terdapat pada Susu, keju, daging, biji-bijian, telur, dan kacang-kacangan.
Manifestasi defisiensi fosfor dalam rongga mulut adalah terjadinya gangguan
pertumbuhan rahang dan erupsi gigi. Juga adanya pertumbuhan kondili yang lambat
disertai maloklusi.
Kalsium: Membantu dalam pembentukan serta memperkuat gigi dan tulang.
Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, telur, dan sayuran berwarna hijau tua.
Manifestasi defisiensi kalsium dalam rongga mulut adalah terjadi absorpsi tulang rahang
yang merata dan destruksi ligamentum periodontal dan berkurangnya kekuatan gigi.
Magnesium: Mencegah terjadinya hipoplasia enamel dan membantu dalam
proses mineralisasi tulang dan gigi. Magnesium banyak terdapat pada kacang kedelai,
kerang dan gandum. Defisiensi magnesium dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi
hipoplasia enamel.
2. Besi
Fungsi : unsur pembentukan Hemoglobin selain itu Berperan penting dalam
pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serat jaringan mukosa mulut.
Kekurangan zat besi : mengakibatkan anemia, gangguan pada lidah dan luka pada sudut
bibir. Gejalanya berupa : penipisan papila pada tepi-tepi lidah , serta penipisan mukosa
mulut secara menyeluruh sehingga pasien rentan terhadap stomatitis aptosa ( sariawan ),
dan warna mukosa menjadi pucat. Manifestasi defisiensi besi dalam rongga mulut adalah
terjadinya glossitis yang merupakan penyakit pada lidah, di mana lidah tampak merah
dan sakit.
Terdapat dalam : Telur, hati, kacang-kacangan, sayuran
3. Fluor
Fungsi : Menguatkan struktur gigi serta Melindungi gigi dari serangan karies selain itu
flour juga berfungsi mengatur pH asam-basa dalam rongga mulut.
Kekurangan Fluor : pada gigi akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh dan mudah
terserang karies. Manifestasi Defisiensi flour dalam rongga mulut yang paling utama
adalah kerentakan gigi terhadap terjadinya karies gigi.
7
Terdapat dalam : Air minum yang kita konsumsi sehari hari, teh, duri ikan, garam.
4. Seng
Fungsi: Berperan besar dalam penyembuhan luka pada mukosa mulut.
Kekurangan seng: Seng banyak terdapat pada seafood, hati, daging, dan sereal gandum.
5. Vitamin B2 ( Ribovlavin )
Kekurangan B2 : Mengakibatkan terjadinya luka pada sudut mulut (angular ceilitis), luka
pada bibir (cheilitis), radang pada ujung dan bagian samping lidah, lidah tampak
berwarna merah jambu dan licin.
Terdapat dalam : Susu, hati, ginjal, jantung, daging, telur, sayuran dan ragi kering.
6. Vitamin B12
Kekurangan B12 : Dapat mengakibatkan anemia yang bermanifestasi dalam rongga
mulut dengan tanda-tanda lidah halus, mengkilat dan terasa sakit, mukosa mulut tampak
pucat. Kepekaan terhadap rasa makanan berkurang, luka pada sudut bibir.
Terdapat dalam : Susu, keju, hati, daging, telur.
7. Vitamin C
Kekurangan vit C : Menimbulkan kelainan pada gusi, gusi meradang dan mudah
berdarah, jika terjadi luka penyembuhannya sangat lambat, pembentukan gigi menjadi
terganggu.
Terdapat dalam : Jeruk, tomat, kentang, cabai hijau, sayuran selada hijau, jambu.

8. Vitamin D
Kekurangan vitamin D : Pada anak-anak erupsi / keluarnya gigi menjadi terhambat,
Defisiensi vitamin D menyebabkan terjadinya hipoplasia enamel yang melibatkan gigi
insisivus dan molar permanen yang umumnya terdapat pada penderita rhiketsia.
Terdapat dalam : Minyak ikan, susu, mentega, hati, kuning telur
9. Vitamin A
Diperlukan untuk kesehatan gingiva. Penting untuk menjaga selaput lendir mulut dan
jaringan mukosa mulut. Memelihara jaringan epitel, membantu perkembangan gigi serta
pertahanan terhadap infeksi. Vitamin A banyak terdapat pada sayuran yang berwarna
hijau atau kuning, buah dengan warna yang mencolok, susu, telur dan minyak ikan.
Defisiensi vitamin A menyebabkan terjadinya gingivitis, hiperplasia gingiva serta
penyakit periodontal dan hipoplasia enamel.
10. Vitamin E
8
Mencegah pertumbuhan bercak putih tebal di mulut (leukoplakia). Mencegah kanker oral
selain itu vitamin E juga berperan sebagai anti oksidan. Vitamin E banyak terdapat pada
telur, susu, daging, dan kacang-kacangan. Defisiensi vitamin E menyebabkan terjadinya
pendarahan gingival, keluarnya pus dari poket dan penyakit periodontal serta
leukoplakia.
11. Vitamin K
Berperan dalam proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya pendarahan spontan
dalam rongga mulut. Vitamin K banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau. Defisiensi
vitamin K menyebabkan terjadinya pendarahan spontan pada gingival atau setelah
menggosok gigi.
12. Vitamin C
Diperlukan untuk kesehatan periodontal dan gingiva, faktor dalam penyembuhan luka.
Diperlukan untuk produksi kolagen. Dan mencegah perdarahan gingival. Vitamin C
banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran hijau dan tomat. Defisiensi vitamin C
menyebabkan rentannya gingival terhadap iritasi lokal sehingga terjadi hiperplasia
gingival, mudah berdarah dan dapat terjadi ulserasi yang biasa disebut Scurvy.
Protein banyak terdapat pada daging, telur, susu, ikan dan jagung. Manifestasi defisiensi
protein dalam rongga mulut adalah lidah tampak berwarna merah karena hilangnya
papila, terjadi angular cheilitis dan fissura bibir atau bibir pecah-pecah. Selain itu rongga
mulut terasa kering dan nampak kotor. Resistensi terhadap infeksi mengalami penurunan
sehingga mudah terjadi infeksi pada jaringan periodontal.
Karbohidrat
Meskipun banyak penelitian menyebutkan bahwa karbohidrat sebagai penyebab
timbulnya berbagai penyakit gigi dan mulut, namun dari fungsinya sebagai katalis dalam
proses metabolisme terhadap zat gizi lain ( mineral, vitamin, dan lemak ) dan
meningkatkan konsumsi zat gizi lain serta peran sebagai imunopolisakarida dalam
menangkal infeksi,berperan penting pada masa pra erupsi dan pasca erupsi, maka
karbohidrat juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Lemak
Lemak berperan sebagai pengangkut vitamin yang memiliki peran dalam menjaga
kesehatan gigi yang mulut. Salah satu jenis lemak adalah lemak jenuh. Lemak ini
memainkan peranan penting terhadap kesehatan tulang dan gigi. Agar kalsium dapat
bersatu dengan struktur tulang kerangka dan gigi secara efektif, sedikitnya 50 persen
lemak makanan seharusnya mengandung lemak jenuh.
9
Protein
Protein sangat berperan terutama pada masa pertumbuhan jaringan termasuk
perkembangan gigi sejak awal pertumbuhannya. Selain itu protein berperan dalam
pembentukan antibodi yang melindungi seluruh jaringan termasuk mukosa mulut dan
darerah sekitarnya terutama dari infeksi yang mungkin menyerang jaringan periodontal
serta mencegah terjadinya angular cheilitis.
Defisiensi vitamin B kompleks
Tiamin ( B 1 )
Defisiensi Tiamin menyebabkan terjadinya pembesaran papila fungiformis pada perifer
lidah, adanya retakan pada bibir dan sensitifitaspada gigi dan mukosa mulut meningkat.
Ribofavin ( B 2 )
Defisien
si ribofavin menyebabkan terjadinya angular cheilitis dan atrofi papilla fungiformis.
Asam nikotinat ( B 5 )
Defisiensi Asam Nikotinat menyebabkan terjadinya atrofi papilla di mana lidah tampak
merah, gingivitis kronis dan periodontitis.
Peridoksin ( B 6 )
Defisiensi Peridoksin menyebabkan terjadinya angular cheilitis, glossis, serta rasa tidak
enak pada mulut.
Asam Pentotenat
Defisiensi Asam Pentotenat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, ulserasi, dan
nekrosis pada gingiva. Terlihat juga mukosa mulut dan bibir warna merah mengkilat.
Asam Folat
Manifestasi defisiensinya adalah pembengkakan pada lidah, gingivitis, angular cheilitis
dan ulkus pada lidah.
Sianokobalamin ( B 12 )
Manifestasi defisiensinya adalah gingival nampak pucat dan mudah terjadi ulserasi.
Lidah tampak merah licin dan mengkilat serta lebih sensitiv ( glositis hurteri ).

10
Referensi :
1. nizel, papas 1989 Nutrition in clinical dentistry. W.B Saunders company
2. a.jaelani sediaoetama.2004. ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi .Jakarta: Dian
rakyat
3. Agus kresno, 2009.dasar-dasar ilmu gizi. UUM Press

11

Anda mungkin juga menyukai