Tartil adalah perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa. Diantaranya, memperhatikan potongan ayat,
permulaan dan kesempurnaan makna, sehingga seorang pembaca akan berpikir terhadap apa yang
sedang ia baca. Allah Taala berfirman, Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Al-
Muzammil: 4).
Ibnu Katsir berkata, Bacalah dengan perlahan-lahan, karena hal itu akan membantu untuk
memahami Al-Quran dan men-tadabburi-nya. Dengan cara seperti itulah Rasulullah membaca Al-
Quran. Aisyah berkata, Beliau membaca Al-Quran dengan tartil sehingga seolah-olah menjadi surat
yang paling panjang. Beliau senantiasa memutus-mutus bacaannya ayat demi ayat.
Tata cara membaca Al-Quran yang dinukil dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan
para sahabat menunjukkan pentingnya perlahan-lahan dalam membaca dan memperindah suara
bacaan. Zaid bin Tsabit radiallahu anhu pernah ditanya, Bagaimana pendapatmu tentang bacaan Al-
Quran dalam tujuh hari? Ia menjawab, Baik, dan jika saya membacanya dalam setengah bulan atau
satu bulan lebih saya sukai, mengapa demikian? Orang tadi bertanya, Saya akan bertanya demikian
itu. Zaid berkata, Agar saya dapat men-tadabbur-i dan berhenti dalam setiap bacaan.
Ibnu Hajar berkata, Sesungguhnya orang yang membaca dengan tartil dan mencermatinya, ibarat
orang yang bershadaqah dengan satu permata yang sangat berharga, sedangkan orang yang
membca dengan cepat ibarat bershadaqah beberapa permata, namun nilainya sama dengan satu
permata. Boleh jadi, satu nilai lebih banyak daripada beberapa nilai atau sebaliknya.
Pendapat yang benar adalah, sesungguhnya seseorang yang membaca dengan tergesa-gesa, maka
ia hanya mendapatkan satu tujuan membaca Al-Quran saja, yaitu untuk mendapatkan pahala bacaan
Al-Quran, sedangkan orang yang membaca Al-Quran dengan tartil disertai perenungan, maka ia
telah mewujudkan semua tujuan membaca Al-Quran, sempurna dalam mengambil manfaat Al-
Quran, serta mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat yang
mulia.
Sumber: Kunci-Kunci Tadabbur Al-Quran, Dr. Khalid bin Abdul Karim Al-Laahim: Pustaka An-Naba
Sumber: http://dakwahsyariah.blogspot.com/2011/07/definisi-tartil-al-quran.html#ixzz4j4uTjpC6