Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Polis
Polis asuransi adalah akta atau sertifikat yang berisi asuransi yang dibuat secara
tertulis dan diterbitkan perusahaan asuransi yang akan dibayarkan sesuai pertanggungan atau
jatuh tempo oleh penjaminnya (perusahaan asuransi).
Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-
pihak yang mengadakan perjanjian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam polis adalah :
Polis dibuat dengan iktikad baik dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian.

Dituliskan / disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan
oleh kedua belah pihak, hak-hak masing-masing pihak, sangsi atas pelanggaran
perjanjian, dan sebagainya.

Redaksinya harus disusun sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat ditangkap
maksud dari perjanjian itu, juga tidak memberi peluang untuk menyalahtafsirkannya.
Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara
penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak
penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang
akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.
Agar suatu kerugian potensial (yang mungkin terjadi) dapat diasuransikan (insurable)
maka harus memiliki karakteristik:
1) terjadinya kerugian mengandung ketidakpastian,
2) kerugian harus dibatasi,
3) kerugian harus signifikan,
4) rasio kerugian dapat terprediksi dan
5) kerugian tidak bersifat katastropis (bencana) bagi penanggung.

B. Penyerahan Polis
Penanggung harus menyerahkan polis kepada tertanggung dalam jangka waktu
sebagai berikut :
Bila perjanjian dibuat seketika dan langsung antara penanggung dan tertanggung atau yang
dikuasakan tertanggung, maka polis yang telah ditandatangani oleh penanggung harus
diserahkannya kepada tertanggung ddalam tempo 24 jam (pasal 259 KUHD).
Jika pertanggungan dilakukan melalui makelar asuransi (broker), maka polis yang telah
ditandatangani oleh penanggung harus diserahkan kepada tertanggung paling lama dalam
tempo 8 hari (pasal 260 KUHD).
Sekalipun secara otentik telah ditetapkan batas waktu penyerahan polis oleh penanggung
kepada tertanggung, namun di dalam praktek asuransi, penanggung baru mau menyerahkan
polis kepada tertanggung setelah dia memperoleh pembayaran premi dari tertanggung

C. Fungsi Umum Polis


perjanjian pertanggungan (a contract of indemnity).
sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian
yang mungkin akan dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya, dengan prinsip :
untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum
terjadi/mengalami kerugian.
Untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan (total collapse).
bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung sebagai balas
jasa atas jaminan penanggung.

D. Fungsi Polis
1) Fungsi polis Bagi Tertanggung
sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian yang
mungkin akan dideritanya yang ditanggung oleh polis.
sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung.
sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau tidak mematuhi
jaminannya.

2) Fungsi Polis bagi Penanggung


sebagAi bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung
sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk
membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.
sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (klaim) bila yang
menyebabkan kerugian tidak memenuhi syarat-syarat polis.

E. Macam-macam Polis
1) Polis ditaksir
Polis ditaksir atau valued policy merupakan polis yang jumlah harga
pertanggungannya ditaksir. Di dalam polis dicantumkan syarat valued at atau so valued. Polis
ini dapat berupa polis perjalanan atau polis waktu atau polis yang lainnya.
Untuk harga pertanggungan Rp 10.000.000,- misalnya, maka di dalam polis
dicantumkan valued at Rp. 10.000.000,- atau Rp. 10.000.000,- so valued. Berarti harga
pertanggungan yang disetujui oleh penanggung dan tertanggung adalah sebesar Rp.
10.000.000,- tidak menjadi soal apakah harga yang sebenarnya (real value) lebih besar atau
lebih kecil dari itu.
Bila dialami total loss, maka ganti rugi Rp. 10.000.000,- asalkan total loss diakibatkan
oleh resiko (bahaya) yang ditanggung oleh polis. Bila dialami partial loss, maka ganti rugi
sesuai dengan kerugian.

2) Polis tidak ditaksir


Polis tidak ditaksir atau unvalued policy merupakan kebalikan dari valued policy.
Harga pertanggungan yang dicantumkan dalam polis diperlukan sebagi dasar untuk
perhitungan premi asuransi dan batas maksimal ganti rugi.
Bila harga pertanggungan Rp. 5 juta dan harga yang sebenarnya (real value) hanya
Rp. 4 juta maka apabila dialami total loss mka ganti ruginya sesuai dengan real value. Juka
dialami partial loss Rp 1 juta, maka ganti rugi Rp 1 juta karena jumlah ini merupakan
kerugian yang sebenarnya. Bila barang yang rusak itu masih bias dijual Rp 500.000,- maka
ganti rugi Rp. 500.000,-
Bila harga perranggungan Rp. 5 juta dan harga realnya Rp. 6 juta. Bila dialami total
loss, maka yang diganti Rp 5 juta. Kelebihan yang Rp. 1 juta dianggap tidak diasuransikan.

3) Polis perjalanan
Polis perjalanan menjamin insurable interest selama dalam perjalanan dari
tempat pemberangkatan sampai dengan ke tempat tujuan. Kedua tempat itu harus disebutkan
namanya di dalam polis perjalanan, misalnya dari Tanjung Priok ke London. Jalan yang
ditempuh oleh alat pengangkut harus jalur yang lazim. Bila ada penyimpangan yang
diperlukan dalam perjalanan, penyimpangan itu harus disebutkan dalam polis kontrak.
Polis perjalanan dapat digunkana untuk menanggung barang dalam perjalanan
maupun dalam alat pengangkut. Polis perjalanan yang digunakan dalam pengangkutan
melalui laut disebut voyage policy.
From warehouse to warehouse adalah pertanggungan sejak pengangkutan dari
gudang asal sampai dengan ke gudang tujuan.
At and from adalah pertanggungan sejak pengangkutan dari samping kapal
mulai barang diangkut sampai samping kapal barang di tempat tujuan. Contoh : at and from
Tanjug Piok to London.
Form adalah pertanggungan sejak kapal siap berangkat, tali yang menambat
kapal dilepas dan jangkar dinaikkan sampai dengan kapal diba di tujuan jangkar diturunkan
dan tali penambat di pasang.
Resiko yang mungkn dihadapi, seperti kerusakan, kebakaran, kehilangan, dan
lain-lain untuk partial loss dan atau total loss juga disebutkan dalam polis.
4) Polis Waktu
` Polis waktu merupakan polis yang terikat dengan jangka waktu, misalnya 6
bulan, 12 bulan atau lebih dari 12 bulan. Yang lazim adalah 12 bulan. Premi dibayar dimuka
ketika polis dikeluarkan oleh penanggung.

F. Pokok-pokok Umum Isi Polis

Pokok-pokok umum isi polis, dapat dogolongkan ke dalam beberapa golongan. Dalam
pembahasan ini digolongkan ke dalam :
mukaddimah
syarat uraian
syarat operatif
kondisi-kondisi (conditions)
pengecualian-pengecualian (exclusions)
syarat tanda tangan
program ikhtisar
informasi lain-lain

G. Perjanjian Asuransi Berakir


Ada dua macam penyebab berakhirnya perjanjian asuransi, yaitu
perjanjian berakhir secara wajar karena masa berlakunya perjanjian telah berakhir
sebagaimana yang telah dijanjikan semula.
Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena dibatalakan oleh salah satu pihak walau masa
berlakunya perjanjian belum berakhir.
Segera setelah perjanjian berakhir, maka semua kerugian yang diderita oleh
tertanggung tidak lagi mendapat ganti rugi dari penanggung
H. Perjanjian Asuransi Batal
menyimpang dari warranty
tanpa insurable interest
perdagangan tidak legal
tidak mengindahkan iktikad baik
perjanjian dibatalkan
kapal melakukan deviasi (dalam asuransi pengangkutan/perjalanan)

Anda mungkin juga menyukai