Anda di halaman 1dari 4

PARADIGMA PERENCANAAN

Mengenai Paradigma dan Model Perencanaan,


dimana masing-masing paradigma dan model perencanaan ini dapat
dijadikan dasar dalam perencanaan suatu kota atau
wilayah.Paradigma dapat berarti cara kita untuk melihat, memahami dan
menafsirkan sesuatu. Paradigma tentang sesuatu (misalnya : perencanaan)
dapat mewarnai dan bahkan mengaburkan pandangan manusia tentang
sesuatu itu. Paradigma yang tidak tepat dapat membahayakan kehidupan
manusia itu sendiri atau lingkungan sekitarnya.

Ada 4 paradigma perencanaan yang patut untuk diketahui :

1. Positivistik

Inti/ Konsep :
a) Ilmu pengetahuan harus nyata tidak bersifat abstrak, bermanfaat dan
diarahkan untuk mencapai kemajuan;
b) Membatasi pada hukum-hukum yang bersifat obyektif;
c) Menolak metafisik dan teologik;
d) Menuju generalisasi fakta dengan acuan pada pengetahuan nyata dan
pandangan ilmiah.

Ciri :
a) Perencanaan dengan perumusan program-program untuk mencapai tujuan-
tujuan yang sudah ditetapkan;
b) Lebih terarah keteknikan (penerapan standar teknis), pendekatan masterplan
dan pedoman penggunaan lahan;
c) Perencanaan harus memiliki kapasitas sosial;
d) Perencanaan harus memiliki citra pasti.
Contoh : Perencanaan dengan Standar yang berlaku
2. Rasionalis

Inti/Konsep :
a) Sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal
b) Pengalaman (empiris) berfungsi meneguhkan pengetahuan
c) Yang diinderawi harus disikapi ragu-ragu karena bersifat tidak pasti, relative
berubah-ubah dan menyesatkan

Ciri :
a) Perencanaannya merupakan kegiatan publik, dimana masyarakat
memutuskan dan mengontrol pembangunan sendiri dengan cara rasional;
b) Program-program disusun untuk dievaluasi dan memberikan peluang bagi
adanya tindakan pemecahan masalah;
c) Perencanaan merupakan suatu pola umum dalam berpikir dan bertindak;
d) Esensi perencanaan adalah rasionalitas/penerapan akal sehat untuk
keperluan manusia;
e) Perencanaan harus mencerminkan dan mengarahkan pada cara kerja ilmiah;
f) Memiliki cara holistik atas kemungkinan yang ada;
g) Mensyaratkan lembaga perencanaan yang serba tahu dan serba bisa;
h) Mensyaratkan SDM berkualitas tinggi dan berpandangan luas;
i) Berorientasi jangka panjang;
j) Menganalisis sistem dan masalahnya dengan membuat alternative-alternatif;

Contoh Teori perencanaannya :


Sistem Perencanaan, pemrograman dan penganggaran (the Planning,
programming, budgeting system - PPBS); metode lintasan kritis (the critical
method - CPM); dan program evaluasi dan teknik penelahan (the program
evaluation and review technique - PERT), benefit cost model; model pohon
keputusan; rational comprehensive planning; strategic planning.
3. Utopia
Inti/Konsep :
a) Lebih berupa cita-cita, dan penolakan terhadap suatu kondisi yang ada;
b) Khayalan/impian sesuatu di masa depan;
c) Pandangan ini berusaha untuk menghidupkan imajinasi masyarakat;
d) Perencanaan gabungan antara humanis dan naturalis;
e) Utopia adalah ide tentang bentuk masyarakat di masa datang yang akan
membutuhkan ruang, sehingga utopia sering dipakai sebagai hipotetik dalam
perencanaan kota.

Ciri :
a) Munculnya utopianis pada saat kelompok yang berbeda telah terbentuk
dengan jelas tetapi dengan tujuan yang berlawanan;
b) Utopianis berusaha memecahkan permasalahan dengan cara pendekatan
baru ke dalam sistem organisasi dan operasi;
c) Secara sosial utopia manusia akan lebih baik, bahagia, produktif, religius bila
tatanan kemastarakatan diubah
Contoh Teori Perencanaannya : Konsep Kota Taman (Garden City)

4. Fenomenologis
Inti/Konsep :
a) Pengamatan pada yang nampak/menampakkan diri dengan tujuan
menampakan hakekat;
b) menghubungkan kesadaran subyek dengan obyek;
c) Manusia merupakan bagian yang menyatu dari seluruh aspek kehidupan;
d) Untuk menemukan hakekat harus dilakukan tiga tingkatan reduksi yaitu
reduksi fenomenologis, reduksi eidetis (budaya dan etika), reduksi
transedential;
e) Menolak bentuk penyeragaman.

Ciri :
a) Tidak percaya pada perencanaan yang bersifat dan berlaku umum;
b) perencanaannya berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan diarahkan
pada tindakan nyata;
c) Perencanaannya responsif dan mendukung terbentuknya konsensus-
konsensus baru atas dasar hubungan individu;
d) Perencana mengambil peran sebagai agen perubahan, fasilitator,
organisatoris dan pelatih;
e) Tidak berawal dari tujuan maupun sasaran, melainkan dari kritik tentang
keadaan sosial sekarang;
f) Tujuan dirumuskan ditengah perjalanan bersama masyarakat;
g) Mendasarkan diri pada gerakan arus bawah;
h) Gagasan harus datang dari masyarakat sendiri, dimana perencana hanya
berperan sebagai pendidik, membuka kesadaran, melatih keterampilan dan
meningkatkan kepercayaan diri masyarakat;
i) Dengan bimbingan perencana, masyarakat merumuskan kebijaksanaannya,
strategi, program-program, desain kegiatan, dan anggaran biaya sendiri.
Contoh Teori Perencanaannya : participatory planning, advocacy planning

MODEL-MODEL PERENCANAAN
1. Blue Print, tujuan-tujuan ditetapkan secara pasti untuk dilaksanakan
2. Process, mengikuti dinamika perkembangan sehingga lebih fleksibel dan
adaptif
3. Rational Comprehensive, berorientasi jangka panjang dan serba ideal
4. Incremental, berorientasi pada pemecahan masalah, tidak ada arahan
jangka panjang
5. Normative, didasarkan pada aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku,
lebih memperhatikan keseimbangan antar sistem
6. Functional, dibuat untuk memecahkan masalah-masalah khusus secara
rasional

Anda mungkin juga menyukai