A. DASAR NEGARA
Pokok kaidah negara yang fundamental tiada lain adalah dasar negara
Pancasila,dalam fungsi dan kedudukannya Pancasila dalam tinjauan pokok kaidah
negara yang fundamental ini berarti segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di
negara Indonesia baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis harus bersumber dan berada di
bawah pokok kaidah negara yang fundamental tersebut. Pokok kaidah negara yang
fundamental juga mengikat dan mengatur penyelenggara negara, lembaga kenegaraan,
lembaga kemasyarakatan, warga negara, dan penduduk
Dalam Tap MPR RI NO. III / MPR/ 2000 Tentang Sumber Hukum disebutkan bahwa
Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 (setelah diamandemen dibaca pasal-pasal) menjadi
Sumber Hukum Dasar Nasional, dan dengan ditetapkannya ketetapan ini maka Pancasila
tidak lagi sebagai Sumber dari segala sumber hukum melainkan menjadi Sumber Hukum
Dasar Nasional.
Pancasila sebagai dasar negara sebenarnya sudah ada sejak adanya bangsa Indonesia,
karena Pancasila selain sebagai dasar negara, juga merupakan pandangan hidup bangsa, jiwa
1
bangsa, kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber hukum,(Sumber Hukum Dasar
Nasional), perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara, cita-cita dan
tujuan bangsa Indonesia, falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Dasar Negara sering disebut sebagai Falsafah Negara (Philosofische
Grondslag dari negara) atau Idiologi Negara (Staatsidee) dalam pengertian ini, Pancasila
dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara atau untuk mengatur
penyelenggaraan negara
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut dengan way of life, dalam
pengertian ini Pancasila merupakan pedoman tingkah laku atau petunjuk hidup bagi setiap
warga negara Indonesai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup dalam pelaksanaannya sehari-hari tidak boleh
bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, sopan santun dan hukum
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia mengandung pengertian Pancasila sudah ada sejak
adanya bangsa Indonesia (jaman Sriwijaya dan Majapahit)
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi negara
Republik Indonesia, pengertian ini terdapat dalam Tap. MPRS No. XX/MPRS/1966,
disebutkan bahwa Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum berarti segala
2
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan atau berpedoman
dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila
Pancasila sebagai sumber tertib hukum bagi negara Republik Indonesia mengandung
pengertian: pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara, slogan
sekali merdeka tetap merdeka harus kita pertahankan sebagai perwujudan atau manifestasi
dari hak azasi manusia
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia harus kita wujudkan seperti tujuan
nasional negara kita yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu: melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdasan kehidupan bangsa
Pancasila sangat ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang serba majemuk seperti
SARA, hal ini sudah terbukti sejak sumpah pemuda, karena biarpun berbeda daerah bisa
disatukan menjadi satu tanah air Indonesia, walaupun berbeda suku bangsa kita bisa bersatu
menjadi satu bangsa Indonesai, walaupun berbeda bahasa daerah dapat dipersatukan
menjadi bahasa Indonesia semuanya itu karena falsafah hidup Pancasila
B. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi negara atau Undang-Undang Dasar merupakan peraturan negara yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari peraturan perundangan
lainnya yang berada di bawahnya
3
2. Macam-Macam Konstitusi
Suatu konstitusi dikatakan tertulis apabila sengaja dibuat oleh lembaga yang berwenang
dalam bentuk sebuah naskah (documentary constitution). Sedangkan konstitusi tidak tertulis
tidak berupa suatu naskah (non- documentary constitution) dan merupakan suatu tradisi atau
konvensi. Contohnya konstitusi negara Inggris hanya berupa kumpulan dokumen piagam atau
pernyataan
Sifat pokok konstitusi negara adalah flexible (luwes), dan juga Rigid (kaku).Konstitusi
dikatakan flexible (luwes) apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-
waktu sesuai dengan perkembangan masyarakat. Seperi konstitusi Inggris dan Selandia Baru.
Konstitusi dikatakan Rigid atau kaku apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun kecuali
melalui amandemen
Fungsi pokok konstitusi negara adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintahan negara
sedemikian rupa agar penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara tidak bersifat
sewenang-wenang, sehingga hak-hak warga negara terlindungi atau terjamin. Gagasan ini
selanjutnya dinamakan konstitusionalisme.
4. Kedudukan Konstitusi
UUD yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai fundamental law (hukum dasar).
Sebagai hukum dasar yang tertulis, konstitusi mengatur tiga masalah pokok :
1. Jaminan terhadap hak azasi manusia
2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar
3. Adanya pembagian atau pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
mendasar
4
5. Pembentukan dan Perubahan Konstitusi
Pembentukan Konstitusi
Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan cara pemberian terdapat pada negara-negara
yang berbentuk kerajaan. Negara Monarchi yang mula-mula bersifat mutlak lambat laun
sebagai akibat timbulnya faham demokrasi berubah sifatnya menjadi negara Monarchi yang
Konstitusional
Dalam hal ini pembuatan suatu Undang-unang Dasar dilakukan setelah negara baru
didirikan. Negara Amerika Serikat merupakan negara pertama membuat Undang-Undang
Dasar atau Konstitusi sebagai Hukum dasar tertulis yang disahkan pada tanggal 17 September
1787 oleh sidang Konstituante. Indonesia termasuk dalam cara pembutan dengan sengaja. Di
Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 PPKI menetapkan UUD 1945
dalam sidangnya 18 Agustus 1945.
Salah satu cara untuk menggulingkan suatu pemerintahan negara yang tidak disenangi
rakyatnya dengan jalan perebutan kekuasaan (Coup dEtat). Pemerintah baru yang lahir
akibat revolusi lalu membuat UUD yang diusahakan mendapat persetujuan rakyatnya. Seperti
Prancis tahun 1791, Spanyol tahun 1932
5
Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan Undang-Undang
Dasar, dan secara otomatis Undang-Undang Dasar lama tidak berlaku lagi, hal ini bisa
terjadi karena adanya perubahan bentuk pemerintahan atau bentuk negara. (seperti di
Indonesia UUD 1945 berubah ke Konstitusi RIS 1949 ke UUD Sementara 1950 ke UUD
1945)
Pengubahan Konstitusi
1. Cara Refrendum
pengubahan suatu Undang-Undang Dasar harus mendapat persetujuan langsung dari rakyat.
Kalau mendapat persetujuan rakyat maka Undang-Undang Dasar boleh diubah, jika tidak
Undang-Undang Dasar tidak boleh diubah (pernah ada pada jaman orde baru dengan UU. No.
5 tahun 1985 tentang refrendum)
Badan ini khusus dibentuk untuk melaksanakan tugas membuat atau mengubah Undang
Undang Dasar ( badan ini pernah ada di Indonesia dengan nama Konstituante yang bertugas
untuk membuat Undang-Undang Dasar yang difinitif untuk mengganti Undang-Undang
Dasar Sementara 1950 tetapi gagal dalam melaksanakan tugasnya sehingga badan ini
dibubarkan dengan dekrit presiden 5 Juli 1959. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 badan
yang bertugas untuk mengubah Undang-Undang Dasar adalah MPR terdapat dalam pasal 3
(1) dan pasal 37 UUD 1945)
Hubungan dasar negara dengan Pembukaan UUD 1945 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Falsapah dasar negara Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945
yang merupakan uraian terperinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945
6
2. Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan
yang utuh dan tersusun secara teratur (sistimatis) dan bertingkat (hierarkis). Sila yang
satu menjiwai dan meliputi sila yang lain secara bertingkat
4. Kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan
pasal-pasal UUD 1945
Hubungan Pancasila dalam kaitannya dengan pasal-pasal UUD 1945 sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berhubungan erat dengan pasal 29 (1, 2) UUD 1945
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berhubungan erat dengan pasal 27, 28, 28 A-
28 J, 29, 30, 31, 32, 33, 34 UUD 1945
3. Sila Persatuan Indonesia berhubungan erat dengan pasal 1 (1), 32, 35, 36 UUD 1945
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berhungan erat dengan pasal 23,
27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945