Anda di halaman 1dari 6

Parameter Persiapan Pengelasan

Mutu dari hasil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri juga sangat

tergantung dari persiapannya sebelum pelaksanaan pengelasan. Karena itu persiapan

pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan

pengelasan. Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin

las, penunjukan juru las, penetuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi.

(Wiryosumarto) Hal 219

1. Arus Pengelasan
a. Berpengaruh langsung pada penetrasi logam las, bentuk manik las, lebar HAZ

dan dilusi. Arus las makin besar dapat memperdalam penetrasi logam las dan

juga memperlebar HAZ, demikian sebaliknya. Pemakaian arus las makin

tinggi juga dapat memperlebar manik las.

Gambar. Pengaruh Arus Pengelasan terhadap penetrasi dan Lebar HAZ

Arus las juga mempengaruhi dilusi atau pencampuran. Semakin besar arus las

maka semakin besar juga dilusi yang artinya makin banyak bagian logam

induk yang mencair.


b. Besarnya arus las ditentukan oleh diameter elektroda, jenis logam induk

ketebalannya.
Diameter elektroda mempengaruhi pengaturan besar kecilnya arus pengelasan.

Makin besar diameter elektroda yang dipakai maka semakin tinggi arus las
yang diperlukan. Secara logika, untuk mencairkan kawat las berdiameter lebih

besar akan membutuhkan panas lebih tinggi. Energi panas atau masukan panas

seperti yang ada di persamaan 1, sebanding dengan arus las. Oleh karena itu

benarlah bahwa pemakaian kawat las berdiameter besar membutuhkan arus las

yang juga besar.

Gambar. Pengaruh ukuran elektroda terhadap pengaturan arus las

Pengaturan arus las ditentukan juga oleh jenis logam induk. Yang dimaksud

jenis logam induk disini adalah logam induk dengan sifat konduktifitas panas

berbeda-beda. Konduktifitas panas material memiliki arti besar kecilnya panas

yang mengalir melalui material itu. Konduktifitas panas tinggi berarti panas

yang mengalir besar atau panas dengan cepat terbuang kelingkungan sekitar,

dan sebaliknya. Logam dengan konduktivitas panas tinggi memerlukan panas

pengelasan yang juga tinggi untuk mencairkannya. Sesuai dengan persamaan

1, panas yang tinggi diperoleh dengan mengatur arus las yang tinggi.

Pelat logam dengan ketebalan yang tipis jika menerima panas maka panas

tersebut akan terbuang dengan waktu yang lama. Berbeda dengan pelat

tebal, panas akan lebih cepat mengalir sehingga pelat lebih cepat dingin.
Dengan kondisi demikian, pelat logam yang tebal memerlukan panas

pengelasan atau masukan panas lebih tinggi dibandingkan plat tipis.

c. Makin tinggi arus, ketebalan plat yang dapat dilas lebih besar. Arus pengelasan

tinggi memungkinkan penetrasi logam las terhadap logam induk semakin

dalam. Dapat dibayangkan, pengelasan dengan arus tinggi dipakai pada kasus

pengelasan plat tipis. Bukan penyambungan yang diperoleh melainkan plat

yang dilas menjadi berlubang atau menjadi kasus pemotongan logam. Jadi

pemakaian arus tinggi dapat memperbesar penetrasi logam las dan dapat

mengelas plat yang lebih tebal.

2. Tegangan Pengelasan
Berbanding lurus dengan tinggi busur. Yang dimaksud dengan tinggi busur disini

adalah jarak antara ujung elektroda dengan permukaan logam induk yang dilas.

Hubungan antara tegangan las dan tinggi busur dapat dipelajari melalui kurva

karakteristik busur listrik dibawah ini. Dari kurva itu, tinggi busur yang normal di

tunjukan oleh garis kurva yang berada ditengah. Garis kurva diatasnya berarti tinggi

busur lebih tinggi dari tinggi busur normal. Jika saja pada saat pengelasan terjadi

kenaikan tinggi busur maka pada saat itu juga tegangan las merangkak naik dan arus

las turun. Kenaikan tegangan akan terus berlanjut jika tinggi busur makin besar dan

pada akhirnya mungkin saja busur listrik tidak lagi ada alias mati. Walaupun ada

korelasi antara arus dan tegangan, tetapi tegangan las ini tidak berpengaruh secara

langsung pada penetrasi logam las.


Gambar. Kurva karakteristik mesin las dan busur listrik

3. Kecepatan Pengelasan
a. Makin tinggi kecepatan pengelasan biasanya dipengaruhi oleh tingginya arus

pengelasan. Untuk mencairkan ujung elektroda/kawat las diperlukan energi

panas yang cukup. Dengan kebutuhan energi yang cukup ini, pengelasan dapat

berlangsung dengan normal. Apabila energi yang diberikan lebih dari cukup

misalnya saja dengan memberikan arus las lebih tinggi, maka proses pencairan

ujung elektroda (istilahnya ; feeding rate) berlangsung lebih cepat. Kecepatan

pencairan elektroda yang tidak diimbangi dengan kecepatan pengelasan

mungkin saja menyebabkan penumpukan cairan logam las dipermukaan logam

induk. Untuk menghasilkan manik las yang normal dalam arti face

reinforcement tidak terlampau tinggi, maka tentu saja kecepatan pencairan

ujung elektroda harus diimbangi dengan kecepatan pengelasan. Dengan

demikian benar saja bahwa tingginya arus pengelasan sangat mempengaruhi

kecepatan pengelasan.
b. Bentuk manik las dan penetrasi logam las juga dipengaruhi oleh

kecepatan pengelasan
Dari penjelasan diatas, arus las mempengaruhi kecepatan las. Jika

demikian maka kecepatan las dan arus las ini ikut mempengaruhi

bentuk manik las dan penetrasi logam las.

Gambar . Polaritas Balik dalam Pengelasan Busur Listrik, SMAW

Selain tiga parameter diatas, ada beberapa parameter lain yang juga

ikut berpengaruh seperti polaritas listrik dan jenis pelindung kubangan

logam las. Polaritas dalam pengelasan dibagi dua yaitu polaritas lurus

(straight polarity) dan polaritas terbalik (reverse polarity). Perbedaan

hasil pengelasan keduanya terlihat pada gambar berikut :

Pengelasan dengan polaritas balik menghasilkan penetrasi yang

dangkal dan manikmlas yang lebar, sedangkan pengelasan dengan

polaritas lurus menghasilkan penetrasi lebih dalam dan manik las lebih
sempit. Jika polaritas lurus sangat baik digunakan pada kasus

pengelasan plat tebal maka polaritas balik ini cocok diterapkan pada

pengelasan plat-plat tipis.

Parameter pengelasan lain kedua adalah jenis pelindung kubangan

logam las. Dalam pengelasan busur listrik terdapat dua jenis pelindung,

yaitu pelindung das dan pelindung padat berupa fluks yang melekat

pada kawat las maupun fluks jenis serbuk. Kedua jenis pelindung ini

juga dapat mempengaruhi penetrasi logam las dan bentuk manik las.

Henri Sonawan, Rochim Suratman


Pengantar untuk ,memahami proses pengelasan logam
Halaman 21

Anda mungkin juga menyukai