Mutu dari hasil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri juga sangat
pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan
pengelasan. Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyediaan bahan, pemilihan mesin
las, penunjukan juru las, penetuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi.
1. Arus Pengelasan
a. Berpengaruh langsung pada penetrasi logam las, bentuk manik las, lebar HAZ
dan dilusi. Arus las makin besar dapat memperdalam penetrasi logam las dan
Arus las juga mempengaruhi dilusi atau pencampuran. Semakin besar arus las
maka semakin besar juga dilusi yang artinya makin banyak bagian logam
ketebalannya.
Diameter elektroda mempengaruhi pengaturan besar kecilnya arus pengelasan.
Makin besar diameter elektroda yang dipakai maka semakin tinggi arus las
yang diperlukan. Secara logika, untuk mencairkan kawat las berdiameter lebih
besar akan membutuhkan panas lebih tinggi. Energi panas atau masukan panas
seperti yang ada di persamaan 1, sebanding dengan arus las. Oleh karena itu
benarlah bahwa pemakaian kawat las berdiameter besar membutuhkan arus las
Pengaturan arus las ditentukan juga oleh jenis logam induk. Yang dimaksud
jenis logam induk disini adalah logam induk dengan sifat konduktifitas panas
yang mengalir melalui material itu. Konduktifitas panas tinggi berarti panas
yang mengalir besar atau panas dengan cepat terbuang kelingkungan sekitar,
1, panas yang tinggi diperoleh dengan mengatur arus las yang tinggi.
Pelat logam dengan ketebalan yang tipis jika menerima panas maka panas
tersebut akan terbuang dengan waktu yang lama. Berbeda dengan pelat
tebal, panas akan lebih cepat mengalir sehingga pelat lebih cepat dingin.
Dengan kondisi demikian, pelat logam yang tebal memerlukan panas
c. Makin tinggi arus, ketebalan plat yang dapat dilas lebih besar. Arus pengelasan
dalam. Dapat dibayangkan, pengelasan dengan arus tinggi dipakai pada kasus
yang dilas menjadi berlubang atau menjadi kasus pemotongan logam. Jadi
pemakaian arus tinggi dapat memperbesar penetrasi logam las dan dapat
2. Tegangan Pengelasan
Berbanding lurus dengan tinggi busur. Yang dimaksud dengan tinggi busur disini
adalah jarak antara ujung elektroda dengan permukaan logam induk yang dilas.
Hubungan antara tegangan las dan tinggi busur dapat dipelajari melalui kurva
karakteristik busur listrik dibawah ini. Dari kurva itu, tinggi busur yang normal di
tunjukan oleh garis kurva yang berada ditengah. Garis kurva diatasnya berarti tinggi
busur lebih tinggi dari tinggi busur normal. Jika saja pada saat pengelasan terjadi
kenaikan tinggi busur maka pada saat itu juga tegangan las merangkak naik dan arus
las turun. Kenaikan tegangan akan terus berlanjut jika tinggi busur makin besar dan
pada akhirnya mungkin saja busur listrik tidak lagi ada alias mati. Walaupun ada
korelasi antara arus dan tegangan, tetapi tegangan las ini tidak berpengaruh secara
3. Kecepatan Pengelasan
a. Makin tinggi kecepatan pengelasan biasanya dipengaruhi oleh tingginya arus
panas yang cukup. Dengan kebutuhan energi yang cukup ini, pengelasan dapat
berlangsung dengan normal. Apabila energi yang diberikan lebih dari cukup
misalnya saja dengan memberikan arus las lebih tinggi, maka proses pencairan
induk. Untuk menghasilkan manik las yang normal dalam arti face
kecepatan pengelasan.
b. Bentuk manik las dan penetrasi logam las juga dipengaruhi oleh
kecepatan pengelasan
Dari penjelasan diatas, arus las mempengaruhi kecepatan las. Jika
demikian maka kecepatan las dan arus las ini ikut mempengaruhi
Selain tiga parameter diatas, ada beberapa parameter lain yang juga
logam las. Polaritas dalam pengelasan dibagi dua yaitu polaritas lurus
polaritas lurus menghasilkan penetrasi lebih dalam dan manik las lebih
sempit. Jika polaritas lurus sangat baik digunakan pada kasus
pengelasan plat tebal maka polaritas balik ini cocok diterapkan pada
logam las. Dalam pengelasan busur listrik terdapat dua jenis pelindung,
yaitu pelindung das dan pelindung padat berupa fluks yang melekat
pada kawat las maupun fluks jenis serbuk. Kedua jenis pelindung ini
juga dapat mempengaruhi penetrasi logam las dan bentuk manik las.