Sebagai seorang manajer, penting bagi kita untuk bisa menunjukkan keterkaitan antara biaya
dengan tingkat aktivitas organisasi yang kita kelola. Logisnya, semakin besar tingkat aktivitas
organisasi, maka total biaya yang harus kita perhatikan akan semakin besar.
Namun, tentunya dalam keseluruhan biaya tersebut, kita perlu memisahkan antara biaya tetap,
variable atau pun semivariabel. Mengapa ? Hal ini sangatlah berkaitan dengan kebijakan yang
mungkin akan kita lakukan terhadap organisasi dengan meninjau data-data tersebut. Apakah akan
meningkatkan kapasitas produksi ? Bagaimana menjaga efisiensi sumber daya ? Atau bagaimana
cara untuk mensejahterakan pegawai ditilik dari jam kerja perusahaan, kesemuanya itu
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab dengan
analisis perilaku biaya.
- Biaya Tetap
Adalah total biaya yang kisarannya tetap dalam rentang produksi yang relevan. Artinya, mungkin
untuk rentang tertentu biaya-biaya ini dinilai tetap dan konstan, tapi apabila ada perubahan
kapasitas yang signifikan maka diperlukan kenaikan terhadap total biaya ini. Contoh : Biaya
pajak property, supervisi, tenaga kerja tak langsung, bahan baku tak langsung, penyusutan dll.
- Biaya Variabel
Adalah total biaya yang berubah seiring pergerakan kapasitas produksi secara proporsional.
Secara logis, biaya ini memiliki hubungan linier dengan tingkat kapasitas produksi, tapi pada
kenyataannya hal tersebut sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan, dalam kenyataannya
perusahan selalu berusaha untuk mencapai tujuan efisiensi sumber daya. Oleh karena itu, sangat
dimungkinkan akan terjadi pengefisianan sumber daya, meskipun target kapasitas produksi
meningkat. Contoh biaya variable : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung
- Biaya Semivariabel
Adalah total biaya yang memiliki cirri-ciri seperti biaya tetap dan biaya variable. Jenis biaya ini
timbul dikarenakan dua hal, yakni :
1. Adanya nilai minimum, artinya adalah baik ketika produksi perusahan berjalan ataupun tidak,
maka perusahaan tetap memiliki kewajiban untuk membayar biaya ini. Contoh : biaya listrik dan
telepon (abonemen).
2. Adanya pencampuran dalam pencatatan, di dalam perjalanan perusahaan sering terjadi
pencampuran pencatatan di antara biaya-biaya yang terjadi. Sebagai contoh, kita sering
mencampurkan biaya untuk mesin uap yang digunakan untuk penghangat ruangan dengan biaya
mesin uap untuk proses produksi. Kedua biaya terebut dicatat sama sebagai beban yang harus
dibayar perusahaan. Padahal, terdapat perbedaan mendasar di antaranya, yaitu perbedaan
aplikatif di antara kedua biaya tersebut.
Cara Menghitung Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Ada 3 cara, yaitu :
- Metode tinggi rendah
Cara ini adalah dengan membandingkan dua kondisi ekstrim perusahaan (ketika berada dalam
kapasitas tertinggi dengan terendah).
Contoh :
Berikut data di PT Anging Ribut, berupa biaya pemeliharaan dan tingkat aktivitas
Bulan Biaya Pemeliharaan Tingkat Aktivitas
Januari 190 20000
Februari 140 14000
Maret 160 18000
April 230 24500
Mei 150 16000
Juni 240 25000
Juli 170 19000
Agustus 170 19000
September 130 13000
Oktober 150 16000
November 180 19500
Desember 220 23000
Biaya
Pemeliharaan Tingkat Aktivitas
Tertinggi 240 25000
Terendah 130 13000
Tertinggi -
Terendah 110 12000
Tertinggi Terendah
Total 240 130
Elemen Variabel 229.1666667 119.1666667
Elemen Tetap 10.83333333 10.83333333
- Metode Scattergraph
Metode ini jarang (gak pernah keluar di ujian), tapi sebagai informasi aja metode ini
menggunakan visualisasi grafik 2 dimensi dengan sumbu x sebagai kumpulan variable
independen (aktivitas), contoh jam tenaga kerja langsung, jam mesin, tingkat aktivitas dll dan
sumbu y sebagai kumpulan variable dependen, contoh biaya-biaya.
Demikian review tentang Analisis Perilaku Biaya dari kami. Semoga Bermanfaat. :D
Posted 10th April 2012 by deganterbaik@blogspot.com
0
Add a comment
Loading