Anda di halaman 1dari 6

Taufiq, dkk.

, Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit terhadap Keseimbangan Air Hutan 47

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT


TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN
(STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

Mohammad Taufiq1), Hari Siswoyo1), dan Anggara WWS1)


1
Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Abstrak: Perkembangan kawasan di wilayah Sub DAS Landak, DAS Kapuas yang cukup pesat juga diikuti
oleh semakin menyusutnya areal hutan yang ada. Berkurangnya areal hutan akibat pembukaan lahan
untuk kelapa sawit yang menyerap banyak air disekitar untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit mem-
pengaruhi keseimbangan air di Sub DAS Landak. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pengurangan debit aliran sungai akibat penanaman tanaman kelapa sawit. Tahapan studi secara garis
besar meliputi perhitungan evapotranspirasi dengan Penman-Monteith, analisis ketersediaan air dengan
Model NRECA, analisis neraca air dengan Model Thornthwaite dan Mather, serta estimasi debit sungai
dengan Model F.J. Mock. Berdasarkan hasil studi dapat diketahui bahwa prosentase pengaruh pengu-
rangan debit akibat penanaman tanaman kelapa sawit berkisar antara 30% hingga 40%.

Kata kunci: kelapa sawit, keseimbangan air

Abstract: Development in the area of Landak Sub watershed, Kapuas watershed that quite rapidly also
followed by the shrinking of the existing forest area. Reduction in forest area due to land clearing for oil
palm tree which absorbs a lot of surrounding water for its growth affect the water balance in the Landak
sub-watershed. The aim of this study was to determine the effect of reduction of river flow discharge due to
the planting of oil palm tree. The outline of stages of study includes evapotranspiration calculations with
the Penman-Monteith, water availability analysis with NRECA Model, water balance analysis with
Thornthwaite and Mather model, as well as estimates of river discharge with FJ Mock Model. Based on the
results of the study can be seen that the percentage in discharge reduction due to the planting of oil palm
tree ranged from 30% to 40%.

Keywords: oil palm, water balance

Wilayah Sub DAS Landak, DAS Kapuas terletak di untuk Sub DAS landak. Hal ini perlu penanganan
Kabupaten Landak. Sungai Kapuas telah berkem- khusus untuk menjaga keseimbangan air di Sub DAS
bang dan memiliki pertumbuhan yang pesat terutama Landak.
pemukiman. Perkembangan tersebut juga diikuti oleh Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui
semakin menyusutnya areal hutan yang ada dengan pengaruh pengurangan debit aliran sungai akibat pe-
berbagai penyebab. Hal ini berakibat semakin ber- nanaman tanaman kelapa sawit.
kurangnya daya dukung lingkungan dimana daerah-
daerah resapan semakin lama semakin menyempit METODOLOGI
dan areal yang terbuka semakin luas, sehingga bila
Lokasi Studi
musim hujan dapat mengakibatkan banjir maupun ta-
Lokasi studi adalah wilayah Sub DAS Landak,
nah longsor, serta kekeringan dimusim kemarau. Saat
DAS Kapuas terletak di Kabupaten Landak, Provinsi
ini tingkat kerusakan sebagian besar DAS mengalami
Kalimantan Barat.
kenaikan yang cukup signifikan akibat banyaknya pe-
nebangan hutan terutama hutan diareal DAS. Ber-
kurangnya areal hutan akibat pembukaan besar-be-
Data
saran untuk lahan kelapa sawit yang menyerap ba- Data-data yang diperlukan untuk melakukan
nyak air disekitar untuk pertumbuhan tanaman kelapa studi ini meliputi:
sawit mengakibatkan keseimbangan air hutan men- - Data curah hujan
jadi berkurang sampai 40% dari kebutuhan total air - Data klimatologi

47
48 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2013, hlm 4752

4. Analisis neraca air


Analisis neraca air dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keseimbangan air di daerah
studi. Analisis neraca air ini dilakukan dengan 3
tinjauan yaitu analisis neraca air umum, analisis
neraca air hutan, dan analisis neraca air kelapa
sawit. Model analisis neraca air yang digunakan
adalah Model Thornthwaite dan Mather.
5. Estimasi Debit Sungai
Perhitungan estimasi debit sungai dilakukan de-
ngan menggunakan Model FJ. Mock.

Gambar 1. Lokasi Studi di Sub DAS Landak beserta


HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi tata guna lahannya Berdasarkan hasil survey tata guna lahan dapat
(Sumber: BWS Kalimantan I) disimpulkan bahwa lebih dari 30% penggunaan lahan
di Sub DAS Landak digunakan sebagai areal perke-
- Peta rupa bumi bunan kelapa sawit. Hal ini tentu saja secara kese-
- Peta tata guna lahan dan data tanah imbangan air akan berdampak besar karena kebu-
tuhan air untuk kelapa sawit yang cukup besar.
Tahapan Studi Hasil analisis dan pemodelan dengan menggu-
Analisis dalam studi ini secara garis besar dila- nakan paket program Cropwat for Windows dengan
kukan melalui 5 tahapan. Adapun tahapan analisis Metode Penman-Monteith diperoleh nilai ETo mak-
tersebut meliputi: simum adalah 5,03 dan nilai minimum adalah 3,67.
1. Analisis Curah Hujan sedangkan untuk rata-rata nilai ETo daerah studi ada-
Analisa curah hujan rata-rata daerah menggu- lah 4,52. berikut adalah hasil output nilai ETo pada
nakan metode rata-rata aritmatika. Tabel 1.
2. Perhitungan evapotranspirasi potensial menggu- Analisis ketersediaan air dilakukan dengan me-
nakan paket program komputer Cropwat for nentukan debit andalan yang selanjutnya akan diban-
Windows. dingkan dengan kebutuhan rencana. Data yang di-
3. Analisis ketersediaan air perlukan untuk analisis ketersediaan air adalah data
Analisis ketersediaan air dalam hal ini debit aliran debit bulanan atau harian dengan periode pencatatan
sungai dilakukan dengan menggunakan Model yang cukup panjang.
NRECA. Besarnya debit andalan dihitung ber- Bila data debit terlalu pendek atau bahkan tidak
dasarkan persamaan Weibull. tersedia, debit bulanan dapat disimulasi berdasarkan

Tabel 1. Perhitungan ETo dengan menggunakan Cropwat for Windows

Sumber: Perhitungan
Taufiq, dkk., Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit terhadap Keseimbangan Air Hutan 49

data hujan dan data evapotranspirasi potensial pada Analisis neraca air umum dilakukan untuk me-
daerah studi dengan bantuan model matematik hu- lihat sebaran potensi hujan yang turun setiap bulannya
bungan hujan-debit. Model matematik hubungan hu- secara rata-rata. Metode yang digunakan adalah mo-
jan-debit yang digunakan adalah Model NRECA. del neraca air yang dikembangkan oleh Thornthwaite
Hasil pemodelan NRECA dapat ditunjukkan pada dan Mather (1957) dalam Widodo dan Dasanto
Tabel 2 di bawah ini. (2010). Model ini menggunakan data-data klimato-
Debit andalan adalah debit yang selalu tersedia logis dan bermanfaat untuk mengetahui berlangsung-
dengan andalan sebesar 80% dimana probabalitas nya bulan basah dan bulan kering. Data iklim yang
tersebut dihitung dengan persamaan Weibull sebagai dibutuhkan dalam metode ini adalah data suhu dan
berikut: curah hujan bulanan rata-rata.
Pr = m / (n+1) x 100 % Model analisis neraca air tanaman disusun ber-
dasarkan penggabungan data klimatologis, data tanah,
Dengan menggunakan probabilitas Weibull yang dan data jenis tutupan lahan yang ada. Data tanaman
berdasar pada bulan (basic month), diperoleh debit yang digunakan adalah data koefisien tanaman (Kc).
andalan 80% adalah sebagai berikut pada Tabel 3. Tanaman tutupan lahan (Landcover) dibagi kedalam
Tabel 2. Ketersediaan debit dari tahun 2005 hingga 2010 metode NRECA

Sumber: Perhitungan
Tabel 3. Debit andalan 80%

dua bagian, yaitu sebelum dan sesudah adanya per-


kebunan kelapa sawit. Asumsi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk landcover sebelum ada-
nya perkebunan kelapa sawit berupa hutan primer
sedangkan landcover sesudah adanya perkebunan
kelapa sawit berupa tanaman kelapa sawit dan tidak
ada tanaman lain yang tumbuh pada lahan perkebunan
kelapa sawit tersebut. Asumsi berikutnya adalah fak-
tor intersepsi tajuk oleh pohon kelapa sawit tidak di-
masukan kedalam perhitungan kebutuhan air serta
besarnya limpasan yang terjadi. Kebutuhan air dan
limpasan dihitung berdasarkan persamaan empiris
Gambar 2. Grafik Debit Andalan 80% yang digunakan dalam penelitian ini.
50 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2013, hlm 4752

Tabel 4. Perhitungan Neraca Air Umum

Sumber: Perhitungan

Tabel 5. Perhitungan Neraca Air Hutan

Sumber: Perhitungan

Kebutuhan air tanaman kelapa sawit ditentukan fisien yang digunakan dalam perhitungan kebutuh-
dengan menggunakan persamaan berikut: ETc = Kc an air tanaman adalah sebesar 0,93. Hasil ETc ta-
x ETp naman kelapa sawit kemudian di konversi kedalam
Untuk tanaman kelapa sawit, berdasarkan pe- satuan m3/s, yang didapatkan dengan mengalikan ETc
nelitian Harahap dan Darmosarkoro (1994) dalam dengan data luas area perkebunan kelapa sawit.
Widodo dan Dasanto (2010) nilai crop coefisien un- Perhitungan estimasi debit menggunakan metode
tuk tanaman kelapa sawit berkisar antara 0,82 (untuk neraca air yang dikembangkan oleh FJ. Mock (1973).
LAI < 2) sampai 0,93 (untuk LAI > 5). Kelapa sawit Perhitungan ini membutuhkan data run off dan sur-
dengan kelompok umur > 7 tahun memiliki nilai LAI plus. Kedua data ini telah didapatkan dari analisis
berkisar antara 4,9 - 5,1. Umur rata-rata tanaman neraca air sebelumnya dengan menggunakan Metode
kelapa sawit yang terdapat di wilayah penelitian saat neraca air Thornthwaite dan Mather.
ini lebih dari 7 tahun. Oleh karena itu, nilai crop coe-

Tabel 6. Perhitungan Neraca Air Sawit

Sumber: Perhitungan
Taufiq, dkk., Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit terhadap Keseimbangan Air Hutan 51

Tabel 7. Perhitungan Estimasi Debit Hutan

Sumber: Perhitungan

Tabel 8. Perhitungan Estimasi Debit Sawit

Sumber: Perhitungan

Tabel 9. Perhitungan Estimasi Pengurangan Debit Air

Sumber: Perhitungan

Saran
Perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait:
- Prediksi perkembangan kawasan dan terhadap
kondisi neraca air.
- Simulasi pengaruh berbagai macam komposisi
penggunaan lahan terhadap kondisi neraca air

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut
Pertanian Bogor Press.
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Alir-
an Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Gambar 3. Grafik Pengurangan Debit Akibat Adanya Press.
Penanaman Kelapa Sawit Mulyantari, F., dan W. Adidarma. 2003. Penentuan Pa-
rameter Hubungan Hujan Limpasan Model NRECA
Dengan Optimasi. Jurnal Penelitian dan Pengem-
PENUTUP bangan Pengairan. Vol. 17 No. 51 Juni 2003. ISSN
0215-1111. Pp. 32-44. Pusat Penelitian dan Pengem-
Kesimpulan bangan Sumber Daya Air. Bandung.
Berdasarkan hasil studi di atas dapat diketahui Mock, F.J. 1973. Land Capability Apraisal Indonesia Wa-
bahwa wilayah Sub DAS Landak prosentase penga- ter Availability Apraisal. Bogor
ruh pengurangan debit akibat penanaman tanaman Pawitan, H. 2000. Panduan Pengolahan Data Iklim dan
kelapa sawit berkisar antara 30% hingga 40%. Selain Hidrologi untuk Perencanaan Pengelolaan Daerah
itu, dari grafik hasil perhitungan estimasi debit juga Aliran Sungai. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan
digambarkan perbandingan debit sisa dengan debit dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan
hasil perhitungan Model NRECA. Perbedaan terse- Perkebunan. Jakarta.
but tidak terlalu signifikan dan mempunyai pola yang
sama.
52 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2013, hlm 4752

Pawitan, H., H. Suharsono., dan B.D. Dasanto. 1994. Ke- Kabupaten Siak, Propinsi Riau). Jurnal Agromet.
seimbangan Air Wilayah Pulau Jawa. Laporan Pe- Vol. 24, No.1. ISSN 0126-3633. Pp. 23-32. http://jour-
nelitian. FMIPA IPB. Bogor. nal.ipb.ac.id/index.php/agromet
Widodo, I.T., dan B.D. Dasanto. 2010. Estimasi Nilai Ling- Yulianur, A., dan Cut Azizah. 2003. Evaluasi Kecocokan
kungan Perkebunan Kelapa Sawit Ditinjau Dari Metoda Mock dan Metoda NRECA dalam Menges-
Neraca Air Tanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus: timasi Debit Sungai Krueng Jreue Kabupaten Aceh
Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Dayun, Besar. Prosiding PIT XX HATHI 2003. Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai