Contoh Ket
Contoh Ket
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Epidemiologi
1
Pada keadaan-keadaan tertentu wanita cenderung untuk menderita kehamian
ektopik. Faktor risiko kehamilan ektopik tersebut dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini.
Definite
PID
Previous EP
Any tubal surgery or sterilization procedure
Endometriosis
Infertility
Probable
IUD
Superovulating agents
Pergonal
Clomiphene citrate
a. Kehamilan tuba adalah kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba
fallopi. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba (95%).
Konseptus dapat berimplantasi pada ampulla (55%), isthmus (25%),
fimbrial (17%), ataupun pada interstisial (2%) dari.Tuba fallopi
mempunyai kemampuan untuk berkembang yang terbatas, sehingga
sebagian besar akan pecah (ruptur) pada umur kehamilan 35-40 hari.
2
b. Kehamilan ovarial merupakan bentuk yang jarang (0,5%) dari seluruh
kehamilan ektopik dimana sel telur yang dibuahi bernidasi di ovarium
(Manuaba, 1999). Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap kehamilan
lebih besar daripada daya akomodasi tuba, kehamilan ovarium umumnya
mengalami ruptur pada tahap awal.
g. Kehamilan intraligamenter
3
i. Kehamilan tuboabdominal berasal dari tuba, dimana zigot yang semula
mengadakan implantasi di sekitar bagian fimbriae tuba, secara berangsur
mengadakan ekstensi ke kavum peritoneal.
2.5 Patofisiologi
4
dapat disebabkan oleh perobahan keseimbangan kadar estrogen dan
progesteron serum.
c. Kegagalan kontrasepsi
2.6 Diagnosis
A. Anamnesis
5
Table 2. Symptoms of Ectopic Pregnancy
Amenorrhea 75-95%
Pada kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak (akut) tidak sulit.
Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat atau ganggua
siklus haid disertai nyeri perut bagian bawah dan tenesmus, disertai
perdarahan pervaginam. Yang menonjol penderita tampak kesakitan, pucat,
ditemukan tanda-tanda syok dan adanya darah dalam rongga perut. Pada
pemeriksaan ginekologi ditemukan serviks nyeri goyang dan kavum Douglas
yang menonjol dan nyeri raba. Pada KET jenis atipik gejala tidak khas.
B. Pemeriksaan fisik
6
KE maupun KET gerakan pada serviks uteri menimbulkan rasa nyeri sekali.
Uterus juga membesar, walaupun tidak sesuai dengan masa gestasi.
C. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
2. Kuldosintesis
7
arteri atau vena yang tertusuk. Nondiagnostik, jika pengisapan tidak
berhasil dikeluarkan darah atau cairan lain.
3. Ultrasonografi
8
kehamilan dapat dideteksi pada konsentrasi hCG sekitar 1000
mIU/ml.
4. Kuret endometrium
5. Laparoskopi
Penyakit ini umumnya ditandai dengan nyeri perut bagian bawah kanan
(tergantung letak appendiks), leukositosis, demam sesuai keadaan infeksi
(biasanya > 38 0C) dapat disertai mual muntah yang sebelumnya tidak ada. Pada
appendisitis infiltrat (kronik) eksaserbasi akut kadang-kadang dijumpai massa
nyeri tekan, terfiksir. Demikian pula pada appendisitis abses dapat dijumpai pula
massa karena timbunan pus, konsistensi lunak, sering disertai demam yang cukup
lama ( 7hari), dan leukositosis yang bermakna.
Penyakit radang panggul adalah suatu istilah untuk suatu peradangan akut,
subakut, residif dan kronis dari tuba, ovarium dan jaringan sekitarnya. Pada
salfingitis akut, melalui anamnesis penderita mengeluh adanya nyeri perut bagian
9
bawah dan daerah pelvik, kadang-kadang juga mengeluh mengeluarkan cairan
pervagina. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam, nyeri tekan perut
bagian bawah, nyeri tekan dan goyang genitalia interna, daerah adneksa kadang-
kadang teraba kaku. Sedangkan pada pemeriksaan sel darah putih adanya
peningkatan dengan kecenderungan bergeser ke kiri, dalam sediaan pus serviks
dapat ditemukan adanya kuman diplokokus atau lekosit polimorponuklear. Tidak
semua terjadi peningkatan lekosit, 70% salfingitis yang disebabkan oleh C.
Trachomatis dengan lekosit normal.
2.8 Tatalaksana
Terapi medikamentosa dan penatalaksanaan bedah
a. Pembedahan konservatif4
b.Pembedahan radikal5,7,8
10
1) kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu)
8) kehamilan heterotopik
11
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.S
Umur : 28 tahun
No. MR : 14.14.16
Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan mengaku sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit
(SMRS) tidak menstruasi lagi. Pasien mengecek kehamilan dengan alat tes
kehamilan dan hasilnya positif. Pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan
nyeri dirasakan tiba-tiba saat pasien sedang tidur, nyeri disertai keluar
darah dari kemaluan berwarna kecoklatan. Kemudian pasien pergi ke
bidan namun oleh bidan pasien dinyatakan hanya gangguan pencernaan.
Sejak 9 jam SMRS, pasien mengeluh nyeri perut bertambah hebat, nyeri
perut dirasakan seperti diremas-remas. Nyeri dirasakan menjalar sampai
ke bawah. Setelah itu pasien memutuskan pergi ke poliklinik kebidanan
RSUD Mukomuko, dilakukan USG dan kemudian langsung dikirim ke
IGD RSUD Mukomuko
12
Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan tidak ada
Riwayat Obstetri : Pasien hamil anak ke-2, G2P1A0, anak pertama lahir
normal di Bidan, BL 3100 gram. Saat ini anak pasien berusia 2 tahun.
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, dan
hipertensi, Riwayat alergi obat tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign :
13
Frekuensi nadi : 92 x/menit
Suhu : 36,8 C
Antropometri : BB : 69kg
: TB : 158cm
Thorak :
Paru :
Jantung
14
Abdomen
Perkusi : timpani
Status Ginekologis
Periksa dalam : Mukosa vagina licin, portio lunak, OUE tertutup, nyeri
goyang portio (+), Cavum Douglas menonjol
Pemeriksaan Laboratorium
Ht 28 % 38-44 %
Bleeding Time
Clothing Time
HbSag -
antiHIV -
Urin lengkap
15
Berat jenis 1020 1002-1030
pH 7,0
Urobilinogen 1 0,1-1
Sedimen urin
Working Diagnosis
Tatalaksana
- R/ Laparatomi cito
- Observasi TVI, perdarahan
- IVFD RL 20 gtt/i
- Injeksi cefotaxime 2x1 gr IV
16
- Persiapan operasi (alat, izin, obat, darah)
BAB IV
RESUME
17
pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi. Sebagian penderita tidak
mengalami amenorea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.
Prognosis ibu quo ad vitam and functionam dubia. Sebagian wanita setelah
mengalami kehamilan ektopik pada satu tuba, dapat mengalami kehamilan
ektopik lagi pada tuba yang lain. Ruptur dengan perdarahan intraabdominal dapat
mempengaruhi fertilitas wanita. Dalam kasus-kasus kehamilan ektopik terganggu
terdapat 50-60% kemungkinan wanita steril. Angka kehamilan ektopik yang
berulang dilaporkan antara 0-14,6%.
18
DAFTAR PUSTAKA
19