Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI DAN PENGELOLAAN PEKERJA PENGEMBANG

ANMASYARAKAT DI HORTI PARK LAMPUNG


(Tugas Makalah Responsi Pengembangan Masyarakat)

Oleh

Kelompok 8

Atika Kusuma Dewi 1414071015


Dedek Suherdiyanto 1414071025
Irvan Kirniawan 1414071049
Rizky Legowo 1414071087

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengorganisasian adalah suatu cara manajerial yang berhubungan dengan


usaha-usaha kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan pembagian kerja. Pola pengorganisasian warga komunitas
dalam kerangka pengembangan masyarakat ada tiga, yaitu pengembangan
komunitas lokal yang memberikan penekanan pada proses, dengan
memandang komunitas sebagai ikatan tradisional yang dipimpin oleh
kelompok kecil pemimpin-pemimpin konvensional. Perencanaan sosial yang
berorientasi kepada kategori tujuan dengan memberi penekanan pada tujuan
yang berorientasi pada penyelesaian tugas. Dan pola yang ketiga adalah aksi
sosial, yaitu pendekatan yang mengarah pada task goal dan process goal yang
menunjukkan komunitas sebagai hirarki dari privilege dan kekuasaan. Peran
kerja komunitas memiliki peran penting dalam pengembangan masyarakat,ada
empat kategori peran pekerja komunitas dalam pengembangan masyarakat,
yaitu facilitative roles, educational roles, representational roles, technical
roles. Suatu program pengembangan masyarakat akan berjalan efektif dan
efisien dengan dibentuknya suatu badan atau organisasi pengembangan
masyarakat. Untuk lebih memahami tentang organisasi dan pengelolaan
pekerja pengembangan masyarakat maka dilakukan turun lapang ke Horti
Park Lampung.
1.2 Tujuan

Tujuan dari turun lapang ini adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa dapat mengetahui organisasi pengembangan masyarakat
yang terdapat di Horti Park Lampung.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengelolaan organisasi pengembangan
masyarakat di Horti Park Lampung.
3. Mahasiswa dapat mengetahui efektivitas organisasi pengembangan
masyarakat di Horti Park Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Organisasi dan Pengorganisasion

Organisasi (organization) dan pengorganisasion (organizing) memiliki


hubungan yang erat dengan manajemen. Pengorganisasian adalah suatu cara
manajerial yang berhubungan dengan usaha-usaha kelompok untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pembagian kerja. Sedangkan
pengertian organisasi secara umum adalah sebagai sebuah sistem yang terdiri
dari sekumpulan individu terhadap pembagian kerja kelompok dalam rangka
mewujudkan tujuan yang telah diciptakan secara sistematis dan structural atau
disebut juga sebagai alat dan wadah atau tempat manejer melakukan kegiatan-
kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2 Prinsip Dan Unsur Pengorganisasian

Prinsip-prinsip organisasi adalah :


1. Tujuan yang tegas dan jelas
2. Departementasi
3. Pembagian tugas pekerjaan
4. Adanya koordinasi
5. Kesatuan komando
6. Delegasi wewenang
7. Luas jenjang pengawasan yang jelas
8. Seimbang dan fleksibel.
Unsur organisasi adalah:
1. struktur organisasi
2. tugas, orang
3. keputusan dan imbalan
4. situasi informal
5. budaya.

Kecocokan diantara lima unsur demikian sangat diperlukan agar saling


memperkuat dan menopang konsistensi. Setiap unsur konstruksi organisasi
diserap kuat kualitas sempurna prinsip-prinsip pengorganisasian. Dengan
demikian keberadaan organisasi menjadi patut dipertimbangkan oleh
organisasi lain. Kualitas sempurna pengorganisasian merupakan sebuah
dimensi penopang kehebatan organisasi.

2.3 Azaz-Azaz Organisasi

Adapun azas- azas Organisasi ialah sebagai berikut:


1. Pembagian kerja
2. Asas wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Asas kepentingan umum
6. Pemberian janji yang wajar
7. Pemusatan wewenang
8. Rantai berkala
9. Asas keteraturan
10. Asas keadilan
11. Kestabilan masa jabatan
12. Inisiatif
13. Asas kesatuan
2.4 Bentuk-Bentuk Organisasi

a. Democratic Decentralized (DD)

Tidak memiliki pemimpin yang permanen. Koordinator dipilih untuk


menangani suatu tugas yang harus diselesaikan. Koordinator pun bisa
berubah/diganti bila ada perubahan dalam pekerjaan (task). Keputusan yang
dibuat harus berdasarkan konsensus kelompok, bukan hanya wewenang
satu orang saja.Komunikasi sangatlah penting karena setiap individu harus
benar-benar paham akan segala sesuatu yang harus ditangani / dikerjakan.
Sifat komunikasi antar anggota di sini adalah komunikasi horizontal, karena
tidak ada istilah pimpinan dan bawahan dalam bentuk organisasi ini.

b. Controlled Decentralized (CD)

Memiliki satu pemimpin utama yang menangani dan mengkoordinir tugas-


tugas utama. Terdapat pemimpin-pemimpin sekunder yang dipilih
pemimpin utama untuk mengkoordinir dan menangani sub-sub tugas yang
dibagi berdasarkan kebijakan pemimpin utama. Pemimpin sekunder ini
menjadi koordinator dalam sub-sub group yang dibentuk berdasarkan
pembagian tugas. Pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama
antar anggota dalam masing-masing sub group. Sedangkan pengambilan
keputusan antar group diputuskan oleh pemimpin utama. Komunikasi juga
tetap diperlukan dalam satu sub group. Komunikasi dilakukan secara
horizontal antar anggota dalam satu sub group. Tetapi terjadi komunikasi
vertikal antara sub-sub kelompok dengan pemimpin utama tim.

c. Controlled Centralized (CC)

Hanya ada pimpinan utama tim di sini, semua tugas dikoordinir dan
ditangani langsung oleh pimpinan utama. Semua pengambilan keputusan
terhadap suatu masalah berada di tangan pimpinan utama. Pimpinan utama
ini pula yang menentukan anggota kelompok mana yang harus bekerja dan
tidak bekerja. Semua komunikasi tim harus melalui pimpinan utama.
Karena itu sifat komunikasi dalam bentuk organisasi ini hanya bersifat
vertikal.

2.5 Pengelolaan Pekerja Pengembangan Masyarakat

Setiap komunitas memiliki suatu ruang publik dimana arus informasi berlalu-
lalang dengan cepat. Berbagai masalah menjadi hal pembicaraan. Selain
memiliki ruang publik, komunitas memiliki arena. Orang orang dalam
komunitas memiliki kesanggupan untuk mengelola dirinya sendiri maupun
lingkungannya. Menjadi pengelolaan komunitas dan lingkungan yang ideal
bila kekurangan kesanggupan tersebut ditutupi oleh pihak lain yaitu pekerja
pengembangan masyarakat dan pihak stakeholder agar pengembangan
masyarakat berjalan secara sustain. Maka dari itu, pengorganisasian
komunitas menjadi penting sebagai evaluasi dan penyempurna metode
pengembangan masyarakat yang semula dianut.

Sesuai dengan orientasi dari pengembangan masyarakat, partisipasi yang


berujung pada pemberdayaan menjadi tujuan mutlak dari pengorganisasian ini,
ada dua kecenderungan dalam pengorganisasian komunitas. Kecenderungan
tersebut menentukan perlakuan pada komunitas dan hal yang ingin dicapai serta
didasarkan pada masalah yang melatarbelakanginya, yaitu:
1. Task-oriented
Task-oriented mengarahkan pada pemecahan masalah dan hasil-hasil yang
sudah dirancang sebelumnya. Dalam kecenderungan ini, sistem sosial yang
telah terbentuk menjadi terganggu dengan lebih dominannya pihak diluar
komunitas yang melakukan pembangunan dan pengembangan.
2. Process-oriented.
Process-oriented mengarahkan pada penguatan sistem sosial dengan
dominannya pemberdayaan. Membangun dan memantapkan relasi dengan
pihak dari luar komunitas terkait dengan program pengembangan.

Dari kedua kecenderungan tersebut sama-sama menuju kepada


pengintegrasian pihak-pihak pengembang masyarakat.
Selain kecenderungan dalam menjalankan suatu program, pengorganisasian
komunitas ini juga terdapat tiga pola yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengembangan komunitas lokal
Pengembangan komunitas lokal adalah penguatan interaksi antara pihak
luar komunitas dan komunitas itu sendiri yang cenderung process-
oriented. Dalam pola ini baik komunitas maupun pihak luar memiliki
posisi yang egaliter dalam peranannya membangun wilayah tersebut.
Diskusi dan musyawarah menjadi hal-hal yang sering dilakukan.
2. Perencanaan sosial
Perencanaan sosial adalah program-program yang telah direncanakan
sebelumnya oleh pekerja pengembang masyarakat. Dalam pola ini, pihak
diluar komunitas lebih dominan dalam mengembangkan komunitas. Hal
yang mencirikan pola ini adanya riset terdahulu untuk memetakan
masalah yang ada di suatu masyarakat beserta solusi yang memang telah
ditentukan lebih dulu sebelum terjun ke dalam masyarakat, sehingga
pemberdayaan masyarakat tereduksi dengan minimnya peranan mereka.
3. Aksi sosial.
Aksi sosial dicirikan dengan komunitas yang merasa tertindas oleh
pihak diluar komunitas, khususnya pihak perusahaan maupun
pemerintah. Aksi sosial diawali dengan konflik sehingga komunitas
benar-benar berdaulat dalam menentukan nasib komunitasnya kelak,
sehingga peranan warga dalam pola ini sangat dominan dan berperan
aktif.
III. ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

Taman Hortikultura Provinsi Lampung atau Horti Park Lampung, disingkat


Taman Horti dibangun dari APBN Tahun 2014 oleh Departemen Pertanian
RI yang dikelola oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Lampung, Bidang Hortikultura, di atas lahan Kebun PKK Provinsi
Lampung seluas 8 hektar. Diresmikan oleh Bapak Gubernur Lampung pada
hari Selasa tanggal 17 Februari 2015, yang berlokasi di Desa Sabahbalau,
Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.

Visi Horti Park Lampung adalah : Mewujudkan Kebun PKK Provinsi


Lampung sebagai Taman Hortikultura yang Terpadu untuk tempat rekreasi
dan wahana wisata pendidikan / sekolah alam pertanian yang bermanfaat
bagi masyarakat,serta dikelola secara mandiri. Taman Hortikultura yang
Terpadu adalah adanya budidaya hortikultura yang terkait dengan usaha
Pertanian pada umumnya, seperti kegiatan Peternakan, Perikanan, dan
Kehutanan, serta berwawasan konservasi alam.

3.2 Fungsi Pengembangan Masyarakat di Horti Park Lampung

Pengembangan masyarakat merupakan kegiatan profesional untuk


membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat guna
meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam berfungsi sosial
serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka
mencapai tujuan. Seorang pekerja sosial harus bisa menciptakan kondisi
masyarakat yang baik dan teratur dalam menjaga setiap keberfungsian
elemennya yang menjadi para pemeran berbagai peran yang ada di dalam
masyarakat. menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dengan relasi-
relasi yang ada didalamnya untuk bisa memberikan keterikatan di antara
para pemegang peran tersebut.
Fungsi pekerja pengembangan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Membantu orang meningkatkan dan menggunakan kemampuannya
secara efektif untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan
memecahkan masalah-masalah sosial yang mereka alami.
b. Mengkaitkan orang dengan sistem-sistem sumber
c. Memberikan fasilitas interaksi dengan sistem-sistem sumber
d. Mempengaruhi kebijakan sosial
e. Memeratakan atau menyalurkan sumber-sumber material.

3.3 Organisasi Pekerja Pengembangan Masyarakat Horti Park Lampung

Organisasi pekerja pengembangan masyarakat di Horti Park Lampung,

adalah :

1. Manager Horti Park Lampung.


2. Asisten Admisistrasi / Keuangan Agrowisata dan Logistik.
3. Asisten Tanaman, dan
4. Asisten Pemasaran.

Di dalam organisasi asisten admisistrasi / keuangan agrowisata dan logistik


terdapat bagian bagian, antara lain penjaga gedung, pertamanan /
kebersihan, irigasi dan alat mesin, serta RTH dan usaha lain. Pada
kunjungan ini difokuskan kepada organisasi yang mengarah kepada bidang
keteknikan pertanian, yaitu irigasi dan alat mesin. Organisasi ini
memberikan fasilitas dn pelayanan berupa pengairan, alat dan mesin dalam
aktivitas yang dilakukan di horti park lampung. Tergolong Controlled
Decentralized (CD) karena memiliki satu pemimpin utama yang menangani
dan mengkoordinir tugas-tugas utama. Terdapat pemimpin-pemimpin
sekunder yang dipilih pemimpin utama untuk mengkoordinir dan menangani
sub-sub tugas yang dibagi berdasarkan kebijakan pemimpin utama.
Pemimpin sekunder ini menjadi koordinator dalam sub-sub group yang
dibentuk berdasarkan pembagian tugas. Pengambilan keputusan dilakukan
secara bersama-sama antar anggota dalam masing-masing sub group.
3.4 Pengelolaan Pengembangan Masyarakat Horti Park Lampung

Pengelolaan pengembangan masyarakat di horti park lampung dilakukan


oleh pihak pemerintah yang bekerja sama langsung pengelola beserta
masyarakatnya. Pengelolaan pengembangan masyarakat tergolong
kecenderungan Process-oriented dimana mengarahkan pada penguatan
sistem sosial dengan dominannya pemberdayaan pembangunan dan
memantapkan relasi dengan pihak dari luar komunitas terkait dengan
program pengembangan sektor agrowisata. Sebagian besar dilakukan
melalui program yang diadakan oleh pihak pengelola dan Dinas Pertanian
THP Provinsi Lampung diantaranya adalah program pembagian bibit,
pembuatan model urban farming, penggerak pasar tani lampung,
agrowisata edukatif. Dalam kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan
tentunya tidak lepas dari peranan pekerja pengembangana masyarakat baik
yang berasal dari pihak hori park lampung maupun dari pihak pemerintah
seperti Dinas Pertanian THP Provinsi Lampung dan Tim PKK Provinsi
Lampung.
IV. KESIMPULAN

Beradasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Organisasi pengembangan masyarakat yang terdapat di Horti Park Lampung,
antara lain Manager Horti Park Lampung, asisten admisistrasi / keuangan
agrowisata dan logistik., asisten tanaman, dan asisten pemasaran.
2. Pengelolaan pengembangan masyarakat di Horti Park Lampung yaitu dengan
cara mengajak, dan melibatkan masyarakat dalam beberapa program
pengembangan masyarakat, sehingga masyarakat mau berpartisipasi dan
berperan aktif dalam kegiatan.
3. Kegiatan yang dilakukan organisasi pengembangan masyarakat cukup efektif
dengan melihat beberapa kegiatan yang terlaksana seperti pemberian bibit.
Serta pengelolaan irigasi dan alat mesin yang sesuai dengan keperluan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Pengorganisasian Komunitas Dan Peranan Pekerja Komunitas.


http://elhachan.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017.

Syani, Abdul. 2009. Pengorganisasian. Google doc.

Wawan. 2014. Pengorganisasian Komunitas Dan Peranan Pekerja Komunitas


http://wawanchayoo.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017.
LAMPIRAN
Gambar 1. Foto Bersama Pengelola Hoti
Park Lampung

Gambar 2. Struktur Organisasi

Anda mungkin juga menyukai