Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lansia
Lansia (lanjut usia) adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Lebih rinci,
penduduk lansia dapat dilihat dari aspek biologi, ekonomi, sosial, dan batasan umur,
yaitu:
penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin
b. Aspek Ekonomi: Lansia dianggap sebagai warga yang tidak produktif lagi dan
hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih muda. Bagi penduduk lansia
penduduk yang termasuk dalam kelompok umur lansia ini tidak memiliki
c. Aspek Sosial: Di negara Barat, penduduk lansia memiliki strata sosial di bawah
lansia memiliki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat
usia muda.
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun); kelompok usia lanjut
yaitu kelompok dalam masa senium (65-70 tahun); dan kelompok usia lanjut
Proses penuaan adalah proses alami, akan tetapi sering menimbulkan masalah
karena secara fisiologik akan terjadi kemunduran berbagai organ tubuh.14 Beberapa
ahli mengatakan bahwa proses menua adalah penimbunan semua perubahan yang
terjadi di Indonesia. Jika pada tahun 1990 jumlah lansia hanya sekitar 11 juta maka
pada tahun 2020 jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 29 juta,
Proses penuaan akan berkaitan dengan proses degeneratif tubuh dengan segala
penyakit yang terkait, termasuk gangguan mobilitas dan alat gerak. Dengan demikian,
golongan lansia ini akan memberikan masalah kesehatan khusus yang memerlukan
bantuan pelayanan kesehatan tersendiri. Dengan usia lanjut dan sisa kehidupan yang
Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang) yang
membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Untuk kepentingan ilmu pengetahuan,
a. Rangka Aksial, terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang pada tubuh
dan melindungi organ-organ pada kepala dan leher. Rangka aksial terdiri dari
pada kolumna vertebrata yang terdiri dari tulang kranial yang berfungsi menutupi
dan melindungi otak dan organ-organ panca indera, tulang wajah yang
memberikan bentuk pada muka dan berisi gigi, 6 tulang auditori (telinga) yang
terlibat dalam transmisi suara, dan tulang hioid yang menyangga lidah dan laring
b. Rangka Apendikular, terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai,
dan tulang pektoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan
b. Pergerakan. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persendian dan
d. Pembentukan sel darah. Sumsum tulang merah yang ditemukan pada orang
dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan vertebrata, tulang pipih pada
kranium, dan pada bagian ujung tulang panjang, merupakan tempat produksi sel
bisa ditarik kembali dan dipakai untuk fungsi-fungsi tubuh, zat tersebut
b. Matriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organik yang tertanam pada
substansi dasar dan garam-garam anorganik tulang seperti fosfor dan kalsium.
Substansi dasar tulang terdiri dari sejenis proteoglikan yang tersusun terutama
dari kondroitin sulfat dan sejumlah asam hialuronat yang bersenyawa dengan
protein. Garam-garam tulang berada dalam bentuk kristal kalsium fosfat yang
bertanggung jawab atas daya regang dan daya tekan tulang yang besar.
c. Tulang cancellus (berongga) dan tulang kompak. Tulang cancellus tersusun dari
batang-batang halus dan ireguler yang bercabang serta saling tumpang tindih
ditemukan sebagai lapisan di atas tulang cancellus. Jumlah tulang kompak dan
cancellus relatif bervariasi bergantung pada jenis tulang dan bagian yang berbeda
reasorbsi tulang adalah osteoblast, osteosit, dan osteoklas. Osteoblast adalah sel
sendiri yang kemudian mengalami kalsifikasi. Osteosit adalah sel-sel tulang yang
diseluruh tulang. Osteoklas adalah sel multinuklear yang mengerosi dan mereasorbsi
sebaliknya, berasal dari sel osteoprogenitor yang berasal dari mesenkim. Osteoblas
membentuk matriks tulang dan bila mereka dikelilingi tulang baru, menjadi osteosit.
Osteosit akan tetap berhubungan satu dengan lainnya dan dengan osteoblas melalui
Osteoklas, seperti telah dijelaskan diatas, adalah giant cell yang berinti
banyak, dengan ukuran diameter 20 100 mikron. Ditemukan pada permukaan tulang
yang menimbulkan proses erosi atau reasorbsi, dimana osteoklas ini akan membentuk
lubang-lubang disebut lakuna. Satu sel osteoklas dapat menghancurkan 100 150 sel
osteoblas dari sejumlah tulang. Sedangkan osteoblas merupakan derivat dari sel
perubahan tulang yang terjadi selama kehidupan. Kepadatan tulang meningkat selama
lain tulang belakang) dan pada usia 35 40 tahun untuk tulang-tulang kortikal.
Setelah pematangan tulang selesai, kehilangan tulang dimulai dan berlangsung terus
pada tulang belakang sebesar 1 8 % pertahun dan pada leher tulang paha terjadi
usia dihubungkan juga dengan penurunan kadar estrogen dalam darah karena penurunan
fungsi dan terhentinya fungsi ovarium. Pada wanita postmenopause jumlah kehilangan
tulang) oleh tenaga yang melebihi kekuatan tulang.18 Fraktur terjadi ketika tekanan
yang kuat diberikan pada tulang normal atau tekanan yang sedang pada tulang yang
a. Fraktur Dahan Hijau (Greenstick); pada tipe ini, tulang bengkok atau
melengkung (seperti ranting hijau yang dipatahkan). Fraktur ini lebih sering
ditemukan pada anak-anak yang tulangnya lebih elastis dari tulang orang dewasa.
b. Fraktur Fissura; pada tipe ini, tulang yang mengalami fraktur tidak disertai
perubahan letak tulang yang berarti. Biasanya tulang akan tetap di tempatnya
c. Fraktur Impresi; pada tipe ini, fraktur akan menimbulkan lekukan pada tulang.
d. Fraktur Kompresi; yaitu fraktur yang terjadi akibat kekuatan besar pada tulang
e. Fraktur Kominutif; pada tipe ini, fraktur yang terjadi lebih dari dua fragmen.
dalam tulang satu sama lain sehingga tidak dapat terjadi gerakan di antara
fragmen-fragmen tersebut.
g. Fraktur Patologis; yaitu fraktur yang disebabkan oleh adanya proses patologis,
misalnya tumor atau osteoporosis tulang. Dengan trauma yang ringan saja tulang
Udara Luar
tidak berhubungan dengan udara luar, kulit tidak rusak, dan tidak ada luka yang
berhubungan dengan udara luar, kulit bagian luar rusak atau robek. Luka bisa
disebabkan karena tulang yang menembus (merobek) dari dalam atau akibat
trauma yang langsung mengenainya dari luar. Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga
derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya patah
a. Orang (Person)
memperkirakan sekitar 150 juta penduduk berusia di atas 50 tahun di seluruh dunia
terdeteksi menderita osteoporosis dan berisiko mengalami fraktur.7 Satu dari tiga
wanita di dunia berisiko mengalami osteoporosis, sedangkan pada pria hanya satu
kasus dari 50 orang pria. Hal ini diduga berkaitan dengan adanya masa menopause
Di Amerika Serikat, secara etnik dikatakan bahwa golongan kulit putih lebih
sering mengalami patah tulang daripada golongan kulit hitam.6 Di antara wanita kulit
putih yang hidup hingga usia 80 tahun, hampir 50% memiliki kemungkinan akan
mengalami patah tulang osteoporosis pada tulang punggung, panggul, dan lengan
bawah.26 Di Amerika Serikat, insiden patah tulang lebih tinggi pada orang kulit putih
dan lebih rendah untuk kelompok-kelompok etnis lainnya. Pada perempuan kulit
b. Tempat (Place) 25
Menurut data IOF tahun 2009, diperkirakan bahwa di Eropa, 611.000 wanita
dan 179.000 pria akan menderita patah tulang panggul setiap tahun; Di Inggris,
diperkirakan 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria akan mengalami patah tulang setelah
50 tahun atau lebih adalah sekitar 41% pada wanita dan 18% pada pria.
pada tahun 2010, sekitar 12 juta orang di atas usia 50 tahun diperkirakan mengalami
osteoporosis dan 40 juta lainnya memiliki massa tulang yang rendah. Pada tahun
2020, diperkirakan meningkat menjadi 14 juta kasus osteoporosis dan lebih dari 47
Kolombia, Meksiko, dan Puerto Riko) tahun 2009, prevalensi patah tulang belakang
pada wanita di atas usia 50 tahun adalah sekitar 15% dan meningkat menjadi 28%
Menurut data IOF tahun 2009, Iran menyumbang 0,85% dari beban global
patah tulang panggul dan 12,4% dari beban patah tulang panggul di Timur Tengah.
Di Arab Saudi, dengan jumlah penduduk usia 50 tahun atau lebih sebesar 1.461.401
Menurut Kanis, seorang tokoh WHO dalam bidang osteoporosis, jumlah patah
tulang osteoporotik meningkat dengan cepat. Pada tahun 1990, di seluruh dunia
terjadi 1,7 juta kasus patah tulang panggul. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta
pada tahun 2050, seiring dengan semakin tingginya usia harapan hidup.24
Untuk tahun 2000, terdapat sekitar 9 juta kasus baru patah tulang karena
osteoporosis di dunia. Sekitar 1,6 juta berada di panggul, 1,7 juta berada di lengan
Pada tahun 2007, IOF memperkirakan sekitar 150 juta penduduk berusia di
Menurut data yang diperoleh dari IOF, pada tahun 2000, di Eropa, terdapat
sekitar 4 juta kasus patah tulang baru, dengan 8 fraktur setiap menit atau 1 fraktur
setiap 8 detik. Jumlah patah tulang osteoporosis diperkirakan sekitar 3,79 juta. Pada
tahun 2010, di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 12 juta orang berusia di atas 50
tahun akan mengalami osteoporosis dan 40 juta lainnya memiliki massa tulang yang
rendah. WHO memperkirakan, pada tahun 2050 sekitar 50% kasus patah tulang
penduduk berusia lebih dari 60 tahun di Indonesia mencapai 18,4 juta orang. Dari
a. Host
tulang secara linear. Kehilangan massa tulang ini lebih nyata pada wanita dibanding
pria. Tingkat hilangnya massa tulang ini sekitar 0,5 - 1% per tahun dari berat tulang
pada wanita pasca menopause dan pada pria lebih dari 80 tahun.5
Kehilangan massa tulang pada wanita lebih besar dibandingkan pria. Hal ini
disebabkan karena pada masa menopause wanita mengalami kehilangan massa tulang
yang lebih besar dibanding pria pada usia yang sama. Dengan demikian, menopause
merupakan suatu risiko terjadinya fraktur.24 Banyaknya kehilangan massa tulang pada
pada pria hanya satu kasus dari lebih 50 orang pria.24 Menurut data IOF tahun 2009,
di Inggris, diperkirakan 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria akan mengalami patah tulang
sedangkan ras kulit putih khususnya keturunan dari Eropa Utara, memiliki massa
tulang terendah. Massa tulang pada ras campuran Asia-Amerika berada diantara
tulang tertinggi, tapi kita tahu mereka memiliki rangka tulang yang besar.26
risiko patah tulang. Misalnya, wanita kulit putih yang memiliki warna kulit terang
dan tinggal jauh dari garis khtulistiwa di negara-negara seperti Swedia atau Norwegia
memiliki risiko patah tulang yang tinggi. Sebaliknya, wanita Afrika yang berkulit
Sebuah survei yang dilakukan oleh The United States National Health and
wanita Amerika non-Hispanik (kulit putih) adalah 27% (50-59 tahun), 32% (60-69
pada tahun dan tempat yang sama menunjukkan prevalens yang lebih rendah pada
wanita kulit hitam, yakni 14,8% (umur 50-59 tahun), 21,6% (umur 60-69 tahun),
a.2.1. Merokok: Tembakau dapat meracuni tulang dan juga menurunkan kadar
patah tulang belakang memiliki kebiasaan merokok 2,8 kali lebih besar
dibanding pria yang tidak mengalami patah tulang belakang (Odds Ratio
meracuni jaringan tulang atau mengurangi massa tulang melalui nutrisi yang
sehat dan mendapatkan hampir seluruh kalori dari alkohol.26 Konsumsi lebih
a.2.3. Aktivitas Fisik: Latihan beban ringan akan menekan rangka tulang yang
berdiri kurang dari 5 jam sehari memiliki risisko patah tulang panggul hampir
a.2.4. Pemasukan Kalsium dan Vitamin D: pemasukan kalsium dan vitamin D yang
atau melindungi massa tulang setelah menopause bertambah dari 800 menjadi
mengurangi risiko patah tulang panggul dan patah tulang lainnya dalam
Faktor genetika juga memilki kontribusi terhadap massa tulang dan dapat
membuat rentan atau melindungi kita dari risiko patah tulang. Anak perempuan dari
wanita yang mengalami patah tulang osteoporosis rata-rata memiliki massa tulang
yang lebih rendah dari normal usia mereka (3-7% lebih rendah).26
Sejarah patah tulang karena osteoporosis dalam keluarga sangat penting dalam
yang memiliki sejarah osteoporosis berisiko mengalami patah tulang 2,16 kali lebih
besar dibandingkan pasien dengan ayah yang tidak memiliki sejarah osteoporosis
b. Agent 21, 29
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba atau berlebihan.
pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah
pada tempat yang terkena. Bila terkena kekuatan tak langsung, dapat
mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan
itu.
b.2. Patologik, yang terdiri dari kelelahan atau tekanan dan kelemahan abnormal
pada tulang. Pada kelelahan atau tekanan, retak dapat terjadi pada tulang seperti
halnya pada logam atau benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini
penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh. Sementara itu,
pada kelemahan abnormal tulang, fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang
normal jika tulang tersebut lemah. Beberapa penyebab penting dari fraktur
osteomalasia; penyakit Paget (tulang sangat rapuh); dan kista atau displasia-
displasia.
c. Environment 5
lansia). Sekitar 70% kasus jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10% terjadi di tangga,
dengan kejadian jatuh pada saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang
antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses menua misalnya
karena mata kurang awas, benda-benda yang ada di rumah tertabrak kemudian jatuh.
lansia antara lain alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak
tidak kuat/tidak mudah dipegang; lantai yang tidak datar atau menurun; karpet yang
tidak direkatkan dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya dan benda-benda
alas lantai yang licin atau mudah tergeser; lantai yang licin atau basah; penerangan
yang tidak baik (kurang atau menyilaukan); alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran,
patah tulang atau segera setelahnya. Komplikasi dini terjadi dalam beberapa hari
setelah kejadian patah tulang. Komplikasi lambat/kemudian terjadi lama setelah patah
tulang.
oleh trauma di samping patah tulang dan dislokasi. Penyulit dini dapat berupa
merupakan komplikasi dini dari fraktur atau dislokasi tetapi efek-efek klinik dan
radiologi tidak terlihat sampai beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan
kemudian.
Proses penyembuhan fraktur adalah proses biologis alami yang akan terjadi
pada setiap patah tulang. Secara umum proses penyembuhan fraktur ini dibagi
disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost. Fase ini
Hematom ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis
dan vaskuler hingga hematom berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler
Fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen
c. Penyatuan tulang
menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang. Pada foto Roentgen
proses ini terlihat sebagai bayangan radiopak tetapi bayangan garis patah tulang
tulang yang mengatur diri sesuai dengan garis tekanan dan tarikan yang bekerja
pada tulang. Akhirnya sel tulang ini mengatur diri secara lamellar seperti sel
tulang normal. Kekuatan kalus ini sama dengan kekuatan tulang biasa.
status kesehatan masyarakat yang besifat positif agar dapat mengurangi kemungkinan
suatu penyakit atau faktor risiko dapat berkembang dan memberikan efek patologis.30
terhadap patah tulang dan risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia. Risiko
patah tulang belakang dan panggul pada pria dan wanita meningkat dengan
melakukan aktifitas fisik dengan berolah raga secara baik, benar, terukur, teratur
Untuk mengurangi risiko patah tulang pada lansia dapat dilakukan dengan:
a. Hindari risiko jatuh bagi lansia. Jangan melakukan aktivitas fisik yang sangat
tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang sulit dilihat. Peralatan rumah
tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergeser sendiri) sebaiknya diganti,
mengganggu jalan/tempat aktivitas lansia. Lantai kamar mandi harus bersih dan
tidak licin, sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, dan pintu harus mudah
datang dan dapat memonitor terapi untuk menjaga massa tulang. Bone
tulang terutama bagi mereka yang rentan terhadap fraktur. Bone Densitometri
tulang.32
terjadi fraktur tulang belakang sampai 90% serta fraktur pergelangan tangan dan
paha sampai 50%. Beberapa prinsip pemberian estrogen yang dianjurkan adalah:
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan mendeteksi penyakit secara dini dan
Pengobatan patah tulang pada lansia hingga kini masih jauh dari memuaskan.
Masalah ini disebabkan terutama oleh karena pasien adalah lansia, dimana kecepatan
lama sampai perbaikan secara klinik dicapai. Pengobatan yang lama ini juga
pencegahan.33
ataukah oleh karena suatu sebab tidak boleh dioperasi dan hanya dilakukan
kerapuhan tulang yang telah terjadi. Tindakan terhadap hal ini biasanya tidak
dekubitus, konfusio) dan upaya agar penderita secepat mungkin bisa mandiri
lagi.
penderita belum meninggal dunia. Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat
dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang cacat serta mendirikan pusat-
pusat rehabilitasi medik.31 Perawatan rehabilitatif pada pasien mencakup terapi fisik
dan mengalami depresi. Untuk itu, rehabilitasi penderita sebaiknya dibantu dengan
pemberian dukungan semangat baik dari terapis, kerabat, maupun orang-orang sekitar
penderita.35