Dalam minyak trafo bisa muncul ketidakmurnian (impurity) pada saat proses
pembuatan, selama proses penyimpanan atau selama proses pemakaian yang akan
mempengaruhi turunnya mutu isolasi minyak(jurnal tentang bridging). Kemurnian
minyak isolasi sangat penting yang harus diperhatikan, sebab dalam praktiknya
kegagalan isolasi (tembus) minyak juga tergantung oleh kontaminan. Pengotor
seperti air, partikel debu, kelembababan, serat selulosa. Kekuatan dielektrik cair di
dalam praktik tidak tergantung pada komposisi dari minyak, tetapi hanya air,
serat, dan gas (Roth, 2-1). Ketidakmurnian yang disebabkan karena partikel akan
membentuk bridge yang dapat menurunkan kekuatan medan elektrik dan
tegangan tembus dari minyak (Yuanlong Li: 563). Salah satu partikelnya adalah
serat selulosa yang berasal dari dielektrik padat tertinggal dalam cairan. Dalam
pengujian pengotor serat selulosa menggunakan jerami yang memiliki kandungan
32% serat selulosa. Bentuk-bentuk geometris elektroda dari suatu pengujian
merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan, sebab dalam praktiknya tidak
semua bentuk geometris elektroda dari suatu pengujian mempunyai distribusi
medan listrik yang sama. Sedangkan tingkat kegagalan isolasi (tembus) minyak
pada distribusi medan listrik homogen dan non homogen adalah berbeda, sebab
kuat medan listrik yang menyebabkan terjadi tembus juga berbeda.
Agar pembahasan dalam skripsi ini mencapai tujuan yang sesuai sasaran,
maka pembahasan dibatasi sebagai berikut:
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapat dari pembahasan skripsi ini adalah mengetahui efek
dari pengotor serat selulosa terhadap penurunan kekuatan dielektrik yang
sering terjadi pada minyak trafo.