V
a K
I
Dimana :
1
1 1 1 1
K 2
r1 r2 r3 r4
Dengan :
a
a. merupakan resistivitas semu dalam satuan m,
K
b. merupakan faktor geometri dalam satuan meter,
V
c. merupakan beda potensial dalam satuan volt, dan
I
d. merupakan kuat arus dalam satuan ampere.
Gambar. Posisi elektroda arus (C1 dan C2) dan elektroda potensial (P1 dan P2) pada
pengukuran geolistrik
a. Dipole dipole
b. Pole pole
c. Wenner
d. Schlumberger
e. Pole dipole
f. Self Potensial
Gambar berikut merupakan alat yang digunakan dalam survey geolistik. Alat tersebut
merupakan alat yang sederhana, namun saat menggunakannya akan memakan waktu yang cukup
lama dan tenaga yang cukup besar. Kemudia alat tersebut dilengkapi dengan kabel yang
memiliki panjang kurang lebih 300 m, yang dimana kabel tersebut dapat mangganggu survey
yang dilakukan karna dapat berakibat kusut, putus, dan sebagainya. Maka dari itu, perlu untuk
diperbaharui lagi mengenai alat geolistrik tersebut.
Gambar. Alat Resistivity meter G-Sound
Untuk kedepannya :
Tenaga yang dikeluarkan tidak terlalu banyak, karna tidak perlu untuk lelah
memindahkan elektroda karna nanti pada program tersebut elektroda akan berpindah dan
aktif sesuai keinginan kita. Kemudian, data yang dihasilkan tidak perlu lagi ditulis karna
data secara otomatis akan disimpan pada perangkat keras tersebut.
Elektroda yang dilengkapi dengan GPS, agar dapat mengetahui titik koordinat
kemudian kordinat tersebeut juga secara otomatis akan di simpan datanya pada perangkat
keras tersebut.
Kelemahan
Membutuhkan lebih banyak lagi elektroda. Karna pada saat pengambilan data,
lintasannya bias mencapai ratusan meter. Karna teknologi ini membutuhkan sinyal, jadinya tidak
bias digunakan di area yang rimbun seperti hutan, dsb. Masih menggunakan rollmeter untuk
mengukur panjang lintasan.