Anda di halaman 1dari 19

TUGAS INDIVIDU

TEKNIK RADIOGRAFI 4

PEMERIKSAAN MAMOGRAFI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Radiografi 4

Dosen Pengampu : Siti Masrochah, S.Si,M.Kes

Di susun oleh:

AFIF NAUFAL HISYAM


NIM. P1337430215061
KELAS : 2 C

PRODI D-IV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang muncul diakibatkan oleh pertumbuhan yang tidak
normal dari sel-sel jaringan tubuh sehingga berubah menjadi sel kanker. Sel kanker
tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker pada umumnya cepat menjadi besar dan dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan kematian.
Berdasarkan data yang berasal dari http://globocan.iarc.fr/, kanker mammae
merupakan kanker yang paling banyak membunuh perempuan di dunia. Pada tahun 2008
terdapat 1.384.100 kasus kanker mammae dan membunuh 458.500 orang di dunia.
Sedangkan di Indonesia pada tahun 2008 telah terdapat 39.600 kasus kanker mammae
dan telah membunuh 20.000 orang.
Penyakit kanker mammae masih dapat disembuhkan jika telah dideteksi sejak dini
dan diobati secara memadai. Oleh sebab itu sangat penting bagi masyarakat untuk
mengetahui informasi tentang penyakit ini baik penyebabnya, cara mencegahnya dan cara
mendeteksinya. Penyakit ini dapat dideteksi dengan berbagai cara dimana terdapat tiga
tahapan pemeriksaan secara dini yaita pemeriksaan sendiri, pemeriksaan yang dilakukan
oleh tenaga medis yang bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan sendiri atau
bila terjadi keluhan dan pemeriksaan lanjutan untuk melengkapi pemeriksaan dokter
digunakan dengan menggunakan alat bantu salah satunya adalah mammografi (Aviarini
dan Sarifuddin, 2009). Pemeriksaan pencitraan mamografi merupakan salah satu metode
penapisan adanya kelainan mammae. Pemeriksaan mamografi diketahui dapat
menurunkan angka mortalitas akibat kanker mammae.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan mamografi?
2. Mengapa mamografi perlu dilakukan?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan mamografi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengertahui pengertian mamografi
2. Untuk mengertahui alasan diperlukannya mamografi
3. Untuk mengertahui prosedur pemeriksaan mamografi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Mammae


Mammae terletak pada bagian anterior dinding thorax, mulai costae 2
atau 3 sampai costae 6 atau 7, berbentuk kerucut, simetris, yang
bervariasi dalam bentuk dan ukurannya. Pada dasarnya mammae terdiri
dari papilla, areola, kulit, lemak subkutis, jaringan parenkim dan jaringan
ikat. Setiap mammae terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma yang disebut
duktus laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi
jumlahnya. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit
dan kelenjar tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut
terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan
tonjolan jaringan mammae, yang bersatu dengan lapisan luar fasia
superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi
rangka untuk mammae.Jaringan ikat memisahkan mammae dari otot-otot
dinding dada, otot pektoralis dan anterior.
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan
arteri torakalis lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak
anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis
interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.
Aliran limfe dari mammae kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran
ke kelenjar interpektoralis. Untuk lebih jelas dari anatomi mammae dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Mammae Sagital View (Balinger, 2013)

Gambar 2. Mammae Anterior View (Balinger, 2013)

B. Kanker (Ca) Mammae


Pada dasarnya kelainan patologi mammae dapat digolongkan menjadi empat
golongan besar yaitu kelainan kongenital, infeksi, kelainan akibat ketidakseimbangan
hormonal, dan neoplasma Kelainan kongenital tidak diketahui dengan pasti etiologinya,
tetapi segala sesuatu yang bersifat menimbulkan kegagalan secara total maupun parsial
perkembangan somatik mammae akan berakibat kurang atau gagalnya pembentukan
komponen mammae. Kelainan kongenital dapat berupa agenesis, hipoplasia dan hipotrofi,
polytheliaataujumlah puting susu yang berlebihan,polymastia atau terdapat lebih dari
sepasang mammae, dan lainlain.
Kelainan mammae akibat ketidakseimbangan hormone terutama hormon estrogen
disebut hyperestrenisme. Kelainan ini akan menimbulkan penyimpangan pertumbuhan
dan komponen jaringan mammaeyang disebut mammary dysplasiapada wanita dan
gynecomastiapada pria. Bila terdapat bentuk kista yang tidak teraturbaik letak maupun
ukurannya dan disertai peningkatan unsur jaringan ikat ekstralobular akan didapatkan
fibrokistik mammae
Kanker sendiri diakibatkan oleh keadaan dimana sel tidak mampu lagi
mengendalikan diri, sehingga menjadi tumbuh secara tidak normal. Kanker mammae
pun proses terbentuknya juga sama seperti itu, dan biasanya disebabkan oleh
parenchyma. Penyakit kanker mammae masuk kedalam daftar ICD International
Classification of Diseases oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jumlah
penderitanya pun adalah yang paling banyak. Kanker mammae merupakan jenis kanker
yang paling umum diderita oleh wanita saat ini. Penyakit ini terjadi dimana sel-sel tidak
normal (kanker) terbentuk pada jaringan mammae. Sekitar 1 dari 9 wanita bisa
diperkirakan mengidap kanker mammae dimasa hidupnya. Terdapat sekitar 41.000 kasus
kanker mammae yang terdiagnosa pada wanita setiap tahunnya. Namun hanya 42 kasus
kematian per 100.000 wanita pertahun untuk kasus kanker mammae dari seluruh
populasi.
Kanker mammae menyebar dimulai dari lapisan dalam saluran susu/lobulus,
hingga kearah puting susu. Bahkan seringkali mammae wanita menjadi membusuk akibat
kanker mammae. Nah karena sebegitu berbahaya dan banyaknya penyakit kanker
mammae, maka Anda khsusunya kaum perempuan harus mengenal tanda-tandanya.
Dengan mengenali tanda-tanda stadium awal kanker mammae, maka kemungkinan untuk
bisa sembuh akan semakin lebih besar. Hal ini mengingat bahwa kanker merupakan jenis
penyakit yang sulit disembuhkan, apalagi jika sudah mencapai tahap stadium lanjut.
Tanda-tanda awal atau gejala kanker mammae biasanya dimulai dengan adanya
benjolan pada mammae. Dan Benjolan ini terasa sangat nyeri jika ditekan. Bermula dari
benjolan yang berukuran kecil ini lama-kelamaan akan melekat pada kulit, sehingga
puting susu atau mammae akan mengalami perubahan. Berikut beberapa gejala awal
kanker mammae yang harus diwaspadai :
1. Terdapat benjolan pada mammae, dan membuat mammae mengalami perubahan
bentuk.
2. Kulit mammae mengalami perubahan warna menjadi merah muda,cokelat, atau
seperti kulit jeruk.

3. Puting susu masuk ke dalam mammae, hal ini disebut juga dengan retraksi.

4. Puting susu bisa saja hilang atau putus.

5. Rasa sakit hilang-timbul, ketika tumor semakin besar.

6. Kulit mammae terasa seperti terbakar.

7. Mammae mengeluarkan cairan, bisa darah atau cairan lainnya.

8. Timbul borok pada mammae.

Secara mammografi, kanker mammae dikenali dengan keberadaan lesi massa atau
biasa disebut massa, atau keberadaan mikrokalsifikasi.

1. Massa.
Sebuah massa adalah area terdapatnya pola tekstur dengan bentuk serta batas
area tertentu pada proyeksi foto mammografi. Biasanya massa tampak dari dua
proyeksi foto mammografi yang berbeda. Pada sebuah proyeksi mammogram saja,
massa sering kali sulit dibedakan dari jaringan padat (fibroglandular) jika bentuk dan
batas areanya tidak tampak jelas.
2. Mikrokalsifikasi.
Ciri lainnya dari kanker adalah keberadaan mikrokalsifikasi. Mikrokalsifikasi
berbentuk seperti noda berukuran kecil dan terkadang berupa titiktitik, terdapat di
dalam lobula atau ductal. Bentuknya terkadang lingkaran maupun titiktitik yang
seragam.
C. Teknik Pemeriksaan Mammografi
Teknik pemeriksaan mammografi meliputi persiapan pasien, persiapan alat dan bahan,
serta pelaksanaan pemeriksaan.
1. Persiapan Pasien
a. Meminta kepada pasien untuk melepaskan aksesoris di sekitar daerah dada seperti
kalung, dll.

b. Menjelaskan prosedur pemeriksaan.


c. Mempersilahkan pasien untuk berganti baju dengan baju pasien
2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Mammografi Unit
1) Anoda Mo
2) Kaset khusus
3) Conus
4) Filter : Al
b. Film khusus Mammografi
1) Non Screen
2) High Definition
3. Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Proyeksi Supero Inferior ( Cranio Caudal )
1) Posisi Pasien : Duduk diatas kursi /berdiri
2) Posisi Obyek :
a) Mammae diletakkan diatas kaset
b) Film diatur horisontal
c) Tangan sebelah mammae yg difoto menekan kaset kearah dalam, tangan
lain di belakang tubuh
d) Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mamae agar
rata & tipis)
e) Kepala menoleh kearah yang berlawanan
3) CR : vertikal tegak lurus film
4) CP : pertengahan mamae
5) FFD : 35 40 cm
6) Teknik : Soft Tissue Teknik

Gambar 3. Posisi Pasien Mamografi Proyeksi Cranio Caudal (Balinger, 2013)


Gambar 4. Radiogaf Mamografi Proyeksi Cranio Caudal (Balinger, 2013)

7) Kriteria radiograf :
1) Nipple pada ertengahan profil mammae
2) Sisi medial mammae tidak terpotong
3) Sisi lateral mammae tidak terpotong
4) Tergambar pertengahan dari retroglandular fat tissue
5) Jika memungkinkan tergambar musculus pectoralis pada sisi posterior
mammae
b. Proyeksi Aksila
1) Tujuan : untuk melihat penyebaran tumor pada kelenjar aksila
2) Posisi Pasien : berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan 15
30 0 sehingga sedikit oblik
3) Posisi Obyek :
a) Obyek diatur ditengah film,
b) Film vertikal pada tepi posterior
c) Batas atas film iga 11-12
d) Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas & fleksi dengan tangan di
belakang kepala, lengan yang tidak difoto disamping tubuh
4) CR : horisontal tegak lurus film
5) CP : 5 cm di bawah aksila
Gambar 5. Posisi Pasien Mamografi Proyeksi Aksila

Gambar 6. Radiograf Mamografi Proyeksi Aksila

6) Kriteria radiograf :
Tampak jaringan mammae dibagian aksila. Tampak otot-otot dada, central
mammae dan jaringan subareola.
c. Proyeksi Medio Lateral
1) Posisi Pasien :
a) Tidur /berdiri miring, sedikit oblik ke posterior
b) Bagian mamae yang difoto dekat kaset
2) Posisi Obyek :
a) Mammae diletakkan diatas kaset dengan posisi horisontal
b) Lengan posisi yg difoto diatas sebagai ganjal kepala
c) Lengan lain menarik mamae yg tidak difoto ke arah medio lateral agar
tidak superposisi dengan lobus lain
3) CR : tegak lurus mammae, arah medio lateral
4) CP : pertengahan mamae
5) FFD : sedekat mungkin ( konus menempel mamae), bila perlu
kontak

Gambar 7. Posisi Pasien Mamografi Proyeksi Medio Lateral (Clarks, 2005)


Gambar 8. Radiograf Mamografi Proyeksi Medio Lateral (Clarks, 2005)

6) Kriteria radiograf :
a) Tampak jaringan mammae dari arah lateral masuk daerah aksila dan otot-
otot dada
b) Tampak gambaran mammae, papilla proyeksi lateral

4. Proteksi Radiasi
a. Tujuan :
1) Menghindari Dosis radiasi yang diterima pasien melampaui batas yang
diijinkan
2) Menghindari kerusakan organ tubuh lain yang peka thd radiasi
b. Tindakan :
1) Dilakukan hanya bila ada perintah dokter
2) Luas lapangan seminimal mungkin
3) Bekerja seteliti mungkin
BAB III
PEMBAHASAN

A. Paparan Kasus
Selamat siang dok, saya berumur 28 tahun saya mau bertanya dalam 4 hari terakhir ini
saya sering merasa nyeri di payudara di sebelah kiri, dan ada keluar cairan yang mirip asi
cuma saya tidak lagi hamil, kira-kira bahaya tidak ya dok, mohon pencerahannya, terima
kasih sebelumnya.

B. Pembahasan
Keluar cairan dari payudara dapat merupakan salah satu gejala dari kanker payudara
tetapi dapat juga terjadi pada kasus meningkatnya kadar hormon prolaktin ataupun juga
dapat terjadi akibat adanya infeksi. Sebelumnya ada baiknya si penderita mengetahui
sedikit tentang kanker payudara. Kanker adalah pertumbuhan sel-sel abnormal yang
berkembang pada kasus kanker payudara pertumbuhan sel abnormal ini terjadi pada organ
tubuh payudara. Penyebab kanker payudara yang terutama belum diketahui, diketahui
dipicu oleh zat-zat karsinogenik atau zat pemicu kanker yang dapat didapat dari seringnya
konsumsi junk food atau makanan yang dibakar, merokok atau perokok pasif juga ada
dugaan terdapat ada faktor genetik. Gejala kanker payudara :
- ada benjolan pada payudara
- ada perubahan bentuk pada puting payudara (masuk ke dalam)
- ada perubahan tekstur kulit payudara
- keluar cairan dari puting payudara
- ada pembengkakan pada payudara
Mammografi adalah pemeriksaan radiografi untuk memperlihatkan struktur anatomis
mammae dengan film khusus baik dengan menggunakan media kontras maupun tidak.
Pemeriksaan digunakan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada mammae tau tidak
seperti kanker mammae fibroba/ penebalan benang fibrin pada mammae, benjolan pada
mammae dan sumbatan. Selain itu dapat juga digunakan untuk screening test. Untuk
pasien yang tidak mempunyai riwatat keluarga kanker mammae, mammografi dapat
dilakukan pada usia >40 tahun, namun untuk pasien yang mempunyai riwayat keluarga
kanker kanker mammae, mammografi dapat dilakukan pada usia >35 tahun. Berikut
prosedur pemeriksaan mammografi :

1. Persiapan Pasien
a. Meminta kepada pasien untuk melepaskan aksesoris di sekitar daerah dada seperti
kalung, dll.

b. Menjelaskan prosedur pemeriksaan.

c. Mempersilahkan pasien untuk berganti baju dengan baju pasien

2. Persiapan Alat dan Bahan


a. Mammografi Unit
1) Anoda Mo
2) Kaset khusus
3) Conus
4) Filter : Al
b. Film khusus Mammografi
1) Non Screen
2) High Definition
3. Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Proyeksi Supero Inferior ( Cranio Caudal )
1) Posisi Pasien : Duduk diatas kursi /berdiri
2) Posisi Obyek :
f) Mammae diletakkan diatas kaset
g) Film diatur horisontal
h) Tangan sebelah mammae yg difoto menekan kaset kearah dalam, tangan
lain di belakang tubuh
i) Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mamae agar
rata & tipis)
j) Kepala menoleh kearah yang berlawanan
3) CR : vertikal tegak lurus film
4) CP : pertengahan mamae
5) FFD : 35 40 cm
6) Teknik : Soft Tissue Teknik

Gambar 9. Posisi Pasien Mamografi Proyeksi Cranio Caudal (Balinger, 2013)

Gambar 10. Radiogaf Mamografi Proyeksi Cranio Caudal (Balinger, 2013)

7) Kriteria radiograf :
a) Nipple pada ertengahan profil mammae
b) Sisi medial mammae tidak terpotong
c) Sisi lateral mammae tidak terpotong
d) Tergambar pertengahan dari retroglandular fat tissue
e) Jika memungkinkan tergambar musculus pectoralis pada sisi posterior
mammae

b. Proyeksi Aksila
1) Tujuan : untuk melihat penyebaran tumor pada kelenjar aksila
2) Posisi Pasien : berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan 15
30 0 sehingga sedikit oblik
3) Posisi Obyek :
a) Obyek diatur ditengah film,
b) Film vertikal pada tepi posterior
c) Batas atas film iga 11-12
d) Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas & fleksi dengan tangan di
belakang kepala, lengan yang tidak difoto disamping tubuh
4) CR : horisontal tegak lurus film
5) CP : 5 cm di bawah aksila

Gambar 11. Posisi Pasien Mamografi Proyeksi Aksila


Gambar 12. Radiograf Mamografi Proyeksi Aksila

6) Kriteria radiograf :
Tampak jaringan mammae dibagian aksila. Tampak otot-otot dada, central
mammae dan jaringan subareola.
c. Proyeksi Medio Lateral
1) Posisi Pasien :
a) Tidur /berdiri miring, sedikit oblik ke posterior
b) Bagian mamae yang difoto dekat kaset
2) Posisi Obyek :
a) Mammae diletakkan diatas kaset dengan posisi horisontal
b) Lengan posisi yg difoto diatas sebagai ganjal kepala
c) Lengan lain menarik mamae yg tidak difoto ke arah medio lateral agar
tidak superposisi dengan lobus lain
3) CR : tegak lurus mammae, arah medio lateral
4) CP : pertengahan mamae
5) FFD : sedekat mungkin ( konus menempel mamae), bila perlu
kontak
Gambar 13. Posisi Pasien Mamografi Proyeksi Medio Lateral (Clarks, 2005)

Gambar 14. Radiograf Mamografi Proyeksi Medio Lateral (Clarks, 2005)

6) Kriteria radiograf :
a) Tampak jaringan mammae dari arah lateral masuk daerah aksila dan otot-
otot dada
b) Tampak gambaran mammae, papilla proyeksi lateral

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Mammografi adalah teknik pemeriksaan radiologi untuk memperlihatkan struktur
anatomi dari mammae baik dengan munggunakan media kontras atau tidak.
2. Mammografi perlu dilakukan pada pasien berusia >40 tahun untuk yang memiliki
riwayat keluarga kanker mamme dan >35 tahun untuk yang tidak memiliki riwayat
keluarga kanker mammae, hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya kelainan pada
mammae. Jika kelainan ini diketahui sejak dini maka angka harapan hidup pasien dan
biaya pengobatan menjadi lebih murah.
3. Teknik pemeriksaan mammografi dibagi menjadi 3 proyeksi yaitu proyeksi cranio
caudal, medio lateraldan aksial.

B. Saran
Sebaiknya mamografi dilakukan baik pada pasien yang memiliki riwayat keluarga
kanker mammae atau tidak, pemeriksaan ini bertujuan selain bertujuan untuk mengetahui
adanya kanker mammae atau tidak juga dapat digunakan sebagai screening test. Untuk
pasien yang memiliki riwayat keluarga kanker mammae mammografi dapat dilakukan
pada usia >35 tahun, sedangkan pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga kanker
mammae mammografi dapat dilakukan pada usia >40 tahun

Anda mungkin juga menyukai