Anda di halaman 1dari 8

Corporate Information Technology Strategy

Personal Assignment 4
Session 8

NAMA : ROY DIANTON LEONARDO S


ID : 1801622316
KELAS : LYM7
Pelajari dan buatlah ringkasan penting serta hubungan/perbandingan dari beberapa standar dan
kerangka kerja yang dipergunakan dalam IT Service Management dibawah ini. Tidak ada batasan
halaman penulisan namun buatlah secara ringkas, lengkap, dan dapat dimengerti dengan baik dalam
bahasa Indonesia.

1. ITIL (IT Information Library)

2. OGC (Office of Government Office)

3. EXIN (Examination Institute for Info Science)

4. BCS (British Computer Study) formerly ISEB (Information Systems Examinations Board)

5. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

6. ITSM (IT Service Management)

Catatan:
Konsep jawaban/referensi dapat Anda cari dari situs website masing-masing referensi diatas maupun
dari sumber-sumber lainnya yang bisa Anda dapatkan.

~END~
1. ITIL (IT Information Library)

ITIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian dengan konsep
dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI).
ITIL memberikan deskripsi detil tentang beberapa praktik (TI) penting dengan daftar cek, tugas,
serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi (TI).
Keunggulan ITIL adalah memberi deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan
daftar komprehensif tugas dan prosedur yang didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan
dengan kebutuhannya sendiri. Kelemahan ITIL antara lain buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi
pengguna non komersial dan ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk
tatakelola TI. Dari perspektif bisnis, penerapan ITIL memiliki benefit diantaranya:

IT services yang mampu menyelaraskan secara lebih baik dengan prioritas dan tujuan
bisnis
Mengetahui IT Cost sehingga bisnis mampu membuat perencanaan keuangan dengan
lebih baik
Meningkatkan produktifitas bisnis, efisiensi, dan efektifitas karena IT services lebih
terpercaya dan bekerja lebih baik bagi business user
Financial savings dengan cara memperbaiki resource management dan mengurangi
rework
Lebih efektif dalam change management, yang memungkinkan bisnis dapat terus
mengikuti perubahan dan mengarahkan perubahan bisnis ke pencapaian keuntungan
Memperbaiki kepuasan user dan customer terhadap IT
Memperbaiki perspesi dan brand image end-customer
Memberi deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar
komprehensif tugas dan prosedur yang didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan
dengan kebutuhannya sendiri
Namun ITIL memiliki kekurangan yaitu buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non
komersial, ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tatakelola TI,
pelaksanaan pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus dan biaya pelatihan atau
sertifikasi ITIL terlalu tinggi.

2. OGC (Office of Government Office)

Kantor Perdagangan Pemerintah (OGC) adalah sebuah Kantor Pemerintah Inggris yang didirikan
sebagai bagian dari HM Treasury pada tahun 2000. Ia dipindahkan ke Grup Efisiensi dan
Reformasi Kantor Kabinet pada tahun 2010, sebelum ditutup pada tahun 2011. OGC beroperasi
melalui Government Procurement Service, sebuah lembaga eksekutif yang sekarang dikenal
sebagai Crown Commercial Service. Tujuan OGC adalah untuk mendukung proses pengadaan
dan akuisisi organisasi sektor publik di Inggris melalui panduan kebijakan dan proses dan
negosiasi kerangka kerja layanan dan penyediaan menyeluruh. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan nilai uang bagi wajib pajak, mengoptimalkan tingkat ekuitas wajib pajak yang
diarahkan pada penyampaian layanan. Inisiatif OGC mendukung untuk mendorong hubungan
pemasok yang lebih baik, pengadaan berkelanjutan, manfaat memanfaatkan pemasok yang lebih
kecil dan potensi eProcurement. Mewakili Inggris di Uni Eropa (UE), organisasi tersebut
membantu penerapan peraturan peraturan UE di Inggris.

Organisasi ini biasa bertindak sebagai sponsor untuk praktik terbaik dalam manajemen proyek,
program, risiko dan layanan seperti:

Managing Successful Programmes (MSP)

Projects in Controlled Environments (PRINCE2)


Management of Risk (M_o_R)

Portfolio Management (MoP)

Value Management (MoV)

Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

Portfolio, Programme and Project Offices (P3O)

3. EXIN (Examination Institute for Info Science)

Lembaga Pemeriksaan Ilmu Informasi, adalah penyedia ujian TI global dan independen. Ini
adalah misi EXIN untuk meningkatkan kualitas sektor TI, profesional TI dan pengguna TI,
dengan menggunakan pengujian dan sertifikasi independen. Bekerja sama erat dengan mitra
internasional di industri TI, EXIN menetapkan persyaratan pendidikan dan mengembangkan
dan mengelola ujian dan jalur belajar di bidang TI, memberikan profesional TI kemampuan
untuk membuktikan kompetensi dan keterampilan yang sesuai untuk meningkatkan kinerja.
Setiap hari, ujian EXIN diambil di lebih dari 125 negara di enam benua, dan dalam 15
bahasa. Lebih dari satu juta profesional TI disertifikasi oleh EXIN. Sertifikat Manajemen
Layanan IT EXIN telah dikenal di seluruh dunia. EXIN adalah Institut Pemeriksaan
terkemuka untuk sertifikasi ITIL. Sejak awal 1990an, EXIN telah menyiapkan program
sertifikasi berbasis ITIL dan mengembangkan dan menyediakan ujian ITIL di seluruh dunia
pada tingkat yang berbeda. Selain itu, EXIN mengakreditasi organisasi dan penyedia
pelatihan untuk memastikan kualitas program pendidikan yang mereka berikan. EXIN
menawarkan kandidat kesempatan untuk mengikuti ujian pada satu waktu dan tempat pilihan
mereka. EXIN memegang peranan penting dalam pengembangan program kualifikasi
internasional.

4. BSC

Dengan keanggotaan lebih dari 82.000 anggota di lebih dari 100 negara, BCS adalah badan
amal yang terdaftar dan didirikan oleh Royal Charter pada tahun 1984. Tujuannya adalah
untuk mempromosikan studi dan penerapan teknologi komunikasi dan teknologi komputasi
dan untuk memajukan pengetahuan tentang pendidikan di bidang TIK Untuk kepentingan
praktisi profesional dan masyarakat umum. Mengenai IT service dan asset management, BSC
BCS menyediakan beberapa program sertifikasi lain diantaranya :

Business analysis

Information security and CCP Scheme

IT service and asset management

Software testing and user experience

Agile

Consultancy

Data centre management

Green IT

OpenStack software

Project and programme management

Solution development and architecture

5. COBIT

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan
dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna
(user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol
dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:

Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang
terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition &
Implementation ,Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.
Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control
objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance
dan/atau saran perbaikan.
Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti
dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang
dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.

Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.

Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses
( critical success factors ).

Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang
ditentukan.

Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.

Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

COBIT memiliki 5 prinsip alur kerja yaitu :


1. Meeting stakeholder needs, berguna untuk pendefinisan prioritas untuk
implementasi, perbaikan, dan jaminan. Kebutuhan stakeholder diterjemahkan ke
dalam Goals Cascade menjadi tujuan yang lebih spesifik, dapat ditindaklajuti dan
disesuaikan, dalam konteks : Tujuan perusahaan (Enterprise Goal), Tujuan yang
terkait IT (IT-related Goal), Tujuan yang akan dicapai enabler (Enabler Goal). Selain
itu sistem tata kelola harus mempertimbangkan seluruh stakeholder ketika membuat
keputusan mengenai penilaian manfaat, resource dan risiko.Prinsip 2 Melingkupi
Seluruh Perusahaan
2. Covering enterprise end-to-end, bermanfaat untuk mengintegrasikan tata kelola TI
perusahaan kedalam tata kelola perusahaan. Sistem tata kelola TI yang diusung
COBIT 5 dapat menyatu dengan sistem tata kelola perusahaan dengan mulus. Prinsip
kedua ini juga meliputi semua fungsi dan proses yang dibutuhkan untuk mengatur dan
mengelola TI perusahaan dimanapun informasi diproses. Dalam lingkup perusahaan,
COBIT 5 menangani semua layanan TI internal maupun eksternal, dan juga proses
bisnis internal dan eksternal.
3. Applying a single intergrated framework, sebagai penyelarasan diri dengan standar
dan framework relevan lain, sehingga perusahaan memapu menggunakan COBIT 5
sebagai framework tata kelola umum dan integrator. Selain itu prinsip ini menyatukan
semua pengetahuan yang sebelumnya tersebar dalam berbagai framework ISACA
(COBIT, VAL IT, Risk IT, BMIS, ITAF, dll).
4. Enabling a holistic approach, yakni COBIT 5 memandang bahwa setiap enabler
saling memperngaruhi satu sama lain dan menentukan apakah penerapan COBIT 5
akan berhasil.
5. Separating governance from management, COBIT membuat perbedaan yang
cukup jelas antara tata kelola dan manajemen. Kedua hal tersebut mencakup brbagai
kegiatan yang berbeda, memerlukan struktur organisasi yang berbeda, dan melayani
untuk tujuan yang berbeda pula. Menurut COBIT 5, governance memastikan
kebutuhan, kondisi dan pilihan dari stakeholder dievaluasi untuk menentukan objektif
dari perusahaan yang akan disepakati untuk dicapai. Governance memberikan arah
bagi penentuan prioritas dan pengambilan keputusan. Selain itu, governance juga me-
monitor kinerja dan kesesuaian terhadap objektif yang telah disepakati.
Sementara, management meliputi aktivitas merencanakan, membangun,
menjalankan dan me-monitor aktivitas yang diselaraskan dengan arahan yang
ditetapkan oleh organisasi governance untuk mencapai objektif dari perusahaan.

6. ITSM

Manajemen layanan TI adalah seperangkat proses dan fungsi yang membantu


menyelaraskan TI dengan tujuan organisasi dan memberikan nilai. Kadang-kadang
disebut sekarang sebagai manajemen layanan, ITSM berfokus untuk memberikan layanan
yang memiliki fokus pada pengguna akhir dan memiliki jumlah utilitas yang memadai
(fitness for purpose) dan garansi (fitness for use). Pengembangan standar internasional
untuk IT service management menggunakan ISO 20000. ISO / IEC 20000-1: 2011 adalah
standar sistem manajemen layanan (SMS). Ini menentukan persyaratan bagi penyedia
layanan untuk merencanakan, menetapkan, menerapkan, mengoperasikan, memantau,
meninjau, memelihara dan memperbaiki SMS. Persyaratan meliputi perancangan,
transisi, penyampaian dan peningkatan layanan untuk memenuhi persyaratan layanan
yang disepakati.

7. Kesimpulan
ITIL bukan merupakan standard yang memberikan prescription tetapi lebih kepada
praktik yang direkomendasikan, oleh karena itu implementasi antara satu organisasi
dengan organisasi lain dapat dipastikan terdapat perbedaan. Dengan demikian kita tidak
bisa membandingkan / melakukan benchmark secara pasti.
Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI
yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan,
manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari
COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan
perkembangan keilmuan.
COBIT dan ITIl dapat di analogikan COBIT sebagai navigator dalam mencapai tujuan
dan ITIL sebagai kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Apabila dilihat dari posisi kedua pendekatan tersebut, maka dapat kita lihat hubungan
secara langsung diantara Delivery & Support (COBIT) dan ITSM. Dimana COBIT
mengatur masalah obyektif yang harus dicapai oleh sebuah organisasi dalam memberikan
layanan IT, sedangkan ITIL merupakan best practice cara-cara pengelolaan IT untuk
mencapai obyektif organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT dan ITIL
merupakan dua pendekatan dalam IT Governance dan tata kelola layanan teknologi
informasi yang saling melengkapi. Apabila dibedah lebih jauh, relavansi ITIL tidak hanya
berhenti di area Deliveri & Support, tetapi bisa kita petakan ke area COBIT lainnya.
ISO20000 dalam hal ini akan digunakan sebagai framework untuk audit tata kelola TI.
Audit ini bertujuan untuk menekankan sebuah organisasi terhadap spesifikasi yang
dibutuhkan. Namun Awareness dari stakeholder ISO 20000 masih kurang, sehingga
umumnya pada saat audit hanya untuk memenuhi persyaratan dan tanpa adanya
pemahaman dan rasa kepemilikan dalam menjalankan setiap proses dalam IT Service
Management.
BSC dan EXIN merupakan organisasi yang mengelola ujian dan kualifikasi sertifikasi
dalam tata kelola. Sertifikasi ITIL dikelola oleh Badan Sertifikasi Manajemen (ICMB)
yang terdiri dari OGC, IT Service Management Forum Internasional dan dua
pemeriksaan lembaga yaitu EXIN (berbasis di Belanda) dan BSC (berbasis di Inggris).

Anda mungkin juga menyukai