Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

RULE OF LAW

Di susun oleh:
Abdullah Sami 1015101003
Ares Marcel M 1015101020
M Aldilo Gultom_1015101014

FAKULTAS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


JURUSAN MULTIMEDIA

2016/2017
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rule Of Law.................................................................................................5
B. Konsep Dasar Rule Of Law...........................................................................................6
C. Bagaimana Strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule Of Law....................................9
D. Prinsip-prinsip Rule of Law secara formal di Indonesia................................................10
E. Prinsip Rule Of Law secara Hakiki di Indonesia...........................................................6
F. Hubungan Rule Of Law dengan Demokrasi.....................................................................7
G. Hubungan Rule Of Law dengan HAM....................... .....................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari hukum, mulai dari norma, nilai,
tata krama, hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Sayangnya hukum di Negara
Indonesia masih kurang dalam proses penegakkannya, terutama penegakkan hukum di
kalangan pejabat-pejabat dibandingkan dengan penegakkan hukum dikalangan menengah ke
bawah. Hal ini terjadi karena di Negara kita, hukum dapat dibeli dengan uang. Siapa yang
memiliki kekuasaan, dia yang memenangkan peradilan. Dengan melihat kenyataan seperti itu,
pembenahan peradilan di Negara kita dapat dimulai dari diri sendiri dengan mempelajari norma
atau hukum sekaligus memahami dan menegakkannya sesuai dengan keadilan yang benar.
Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan, maka akan terkait semua aspek
yang ada didalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah keadilan dapat
ditegakan.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian Rule of Law?
b. Apa konsep dasar Rule of Law ?
c. Apa prinsip dasar Rule of Law ?
d. Bagaimana strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule of Law ?
e. Apa Prinsip Rule Of Law di Indonesia ?
f. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan Demokrasi?
g. Bagaimana hubungan Rule of Law dengan HAM ?

3. TUJUAN
Dapat mengetahui dan menjelaskan apa itu rule of law, prinsip prinsip serta
bagaimana strategi pelaksanaan (pengembangan) dari rule of law.
Dapat memahami pengertian hak dan kewajiban, mengetahui seseorang yang berhak
menjadi warga Negara di suatu Negara dan korelasi hubungan warga Negara dengan
Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RULE OF LAW

Rule Of Law merupakan suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke XIX,
bersamaan dengan kelahiran Negara berdasarkan hukum ( konstitusi ) dan demokrasi.
Kehadiran Rule Of Law boleh disebut sebagai reaksi dan koreksi terhadap Negara absolute (
kekuasaan di tangan penguasa ) yang telah berkembang sebelumnya.
Rule of law merupakan konsep tentang common law tempat segenap lapisan masyarakat
dan lapisan Negara beserta seluruh kelembagaanya menjunjung tinggi supremasi hukum yang
dibangun atas prinsip keadilan dan egalitarian.
Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by the man. Konsep ini lahir untuk
mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat dan kerajaan, serta menggeser
Negara kerajaan dan memunculkan Negara konstitusi di mana doktrin rule of law ini lahir. Ada
tidaknya rule of law dalam suatu Negara ditentukan oleh kenyataan
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua
yaitu:
Pengertian Secara formal (in the formal sense)
Rule of Law diartikan sebagai kekuasaan hukum yang terorganisasi
(organized public power).
Pengertian secara hakiki /materi (ideological sense)
Rule of Law terkait dengan penegakan rule of law karena menyangkut
ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law).
Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin keadilan
yang dirasakan oleh masyarakat. Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan
prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

B. KONSEP DASAR RULE OF LAW

Ide mengenai negara dalam suatu tatanan hukum yang adil terus menerus
berkembang di Eropa dari abad ke-16 hingga permulaan abad ke-20. Dalam dekade waktu itu
dapat diuraikan perkembangan pemikiran mengenai konsep negara; dari negara hukum klasik
(pengertian negara dalam arti sempit) sampai dengan negara hukum formal.
Di dalam catatan sejarah diungkapkan bahwa konsep negara hukum dapat
dibedakan menurut konsep Eropa Continental yang biasa dikenal dengan Rechtstaat dan dalam
konsep Anglo Saxon dikenal dengan Rule Of Law. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Rechtstaattersebut direduksi dalam sistem hukum yang dinamakan Civil Law atau yang biasa
kita sebut dengan Modern Roman Law. Konsep rechtstaat ini ditelaah secara historis
merupakan penentangan secara tajam atas pemikiran kaum Hegelianisme yang
mengembangkanabsolutisme, jadi dapat dikatakan sebagai revolusioner. Berbeda dengan Rule
Of Law yang berkembang dengan metode evolusioner, yang direduksi dalam sistem hukum
Common Law.
Konsep Rechtstaat banyak mempengaruhi sistem hukum di beberapa negara
termasuk sistem hukum Indonesia. Secara jelas konstitusi negara Indonesia memuat apa yang
dinamakan dengan Rechtstaat ini dalam rangkaian kata Indonesia ialah negara berdasar atas
hukum(rechtstaat)... dan selanjutnya, hal ini tertuang dalam UUD 1945.
Kedudukan argumentasi diatas dapatlah dianalisis sebagai wahana
memperdalam kajian telaah terhadap apa yang dinamakan dengan konsep negara hukum
menurut Rule Of Law, pada pembahasan penulis menguraikan senarai-senarai yang relevan
dengan apa yang ingin dikemukakan.
Munculnya demokrasi konstitusional sebagai suatu program dan sistem politik yang
konkrit pada akhir abad ke-19, dengan gagasan, dimana pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang
terhadap warganegaranya. Konstitusi tertulis secara tegas menjamin hak-hak asasi dari warga
negara, adanya pembagian kekuasaan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini dikenal
dengan istilah Rechtsstaat dan Rule of Law.
Walaupun demokrasi baru pada akhir abad ke-19 mencapai wujud yang konkrit, akan
tetapi pemikiran tentang negara hukum atau Rechtsstaat sebenarnya sudah sangat tua. Konsep
negara hukum pertama sekali dikemukakan oleh Plato dalam bukunya Politea (the Republica),
Politicos (the Stateman), dan Nomoi (the Law) yang kemudian dipertegas oleh Aristoteles
dalam karyanya Politica yang merupakan kelanjutan dari pemikiran Plato dalam bukunya
Namoi.
Pemikiran Plato tentang cita negara hukum ini lama dilupakan orang, dan baru pada
awal abad ke-17 timbul kembali di Barat yang merupakan reaksi terhadap pemikiran kekuasaan
absolut, terutama sekali pada kekuasaan raja yang sewenang-wenang. Sedangkan istilah negara
hukum itu sendiri baru muncul pada abad ke-19.
Gagasan mengenai perlunya pembatasan kekuasaan pemerintah serta adanya jaminan
atas hak-hak asas dari warga negara mendapat perumusan yang yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa
Barat Kontinental seperti Immanuel Kant dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah
Rechtsstaat, sedang ahli-ahli hukum Anglo Saxon seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule of
Law.
Menurut Friedrich Julius Stahl negara hukum secara formal memiliki:
a. Hak asasi manusia;
b. Pembagian kekuasaan;
c. Wetmatigheid van bestuur, atau pemerintahan berdasarkan
peraturanperaturan;
d. Peradilan tata usaha dalam perselisihan.

Dari keempat unsur utama negara hukum formal yang dikemukakan Stahl ini
dapatlah disimpulkan bahwa negara hukum bertujuan untuk melindungi hak-hak azasi
warga negaranya dengan cara membatasi dan mengawasi gerak langkah dan kekuasaan
negara dengan undang-undang. Sedangkan A V. Dicey mengemukakan unsur-unsur Rule
of Law dalam Introduction to Study of the Law of the Constitution, mencakup:

a. Supremasi aturan-aturan hukum (Supremacy of Law); tidak adanya


kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitary power), dalam arti
bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum.
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (Equality before the
Law). Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa, maupun untuk pejabat.
c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara lain oleh
undang-undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.
Rumusan tentang unsur-unsur rechtsstaat yang dikemukakan oleh Stahl maupun
rumusan tentang unsur-unsur The Rule of Law yang di kemukakan oleh A. V. Dicey
tersebut diatas, adalah merupakan pandangan klasik, sebab dalam perkembangan
selanjutnya, khususnya dalam memenuhi tuntutan perkembangan abad ke-20,
perkembangan negaranegara hukum, penyelenggaraan negara oleh pemerintah yang
berubah, kegiatan negara telah menyebar untuk mengatur berbagai pokok persoalan
kehidupan bernegara, negara hukum klasik berubah menjadi negara ke sejahteraan modern
(wefare state).

Dari rumusan konsep Rule Of Law baik yang klasik maupun yang dinamis hasil
Konres ICJ tahun 1965 di Bangkok, di katakan bahwa konsep Rule Of Law dalam kaitannya
dengan negara hukum memang sangat identik dan tak dapat dipisahkan karena maksud
dasar dari Rule Of Law itu sendiri adalah penyelenggaraan negara berdasarkan demokrasi
konstitusi,yang dengan tegas adanya keharusan untuk menjamin hak-hak asasi
warga negaranya, persamaan di depan hukum, dan pengawasan atas jalannya
pemerintahan.

C. STATEGI PELAKSANAAN (PENGEMBANGAN) RULE OF LAW

Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan dengan yang diharapkan, maka:
a. Keberhasilan the enforcement of the rules of law harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap
bangsa.
b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang
tumbuh dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan
tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan
secara adil juga memihak pada keadilan.

Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang


memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain.
Asumsi dasar hukum progresif bahwa hukum adalah untuk manusia, bukan sebaliknya.
Hukum progresif memuat kandungan moral yang kuat. Arah dan watak hukum yang
dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa yang
bersangkutan atau back to law and order, kembali pada hukum dan ketaatan hukum
negara yang bersangkutan itu.

D. Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal di Indonesia

Di Indonesia,prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD


1945 yang menyatakan
a. bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa,...karena tidak sesuai dengan
peri keadilan
b. ... kemerdekaan indonesia,yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil,dan
makmur,
c. ..untuk memajukan kesejahteraan umum,... dan keadilan sosial
d. disusunlan kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia
e. ...kemanusiaan yang adil dan beradab:serta f. ..serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh RI.
Penjabaran prinsip-prinsip Rule Of Law secara formal termuat di dalam pasal-pasal
UUD 1945,yaitu:
a. Negara Indonesia adalah negara Hukum(pasal 1 Ayat [3])
b. Keekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan (Pasl 24
Ayat[1])
c. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahaan,itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 Ayat [1]):
d. Dalam Bab X A tentang HAM, memuat 10 pasal,antara lin bahwa setiap orang
berhak atas pengakuan,jaminan,perlindungan,dan kepastian hukum yang
adil,serta perlakuan yang sama di hadaspn hukum (Pasal 28 Ayat [1]): serta
e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D Ayat [2]).

E. Prinsip Rule of Law Secara Hakiki di Indonesia


Prinsip-prinsip Rule of Law secara Materiil/ Hakiki :
a. Berkaitan erat dengan the enforcement of the Rule of Law
b. Keberhasilan the enforcement of the rule of law tergantung pada
kepribadian nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982)
c. Rule of law mempunyai akar sosial dan akar budaya Eropa (Satdjipto Rahardjo,
2003)
d. Rule of law juga merupakan suatu legalisme, aliran pemikiran hukum,
mengandung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antarmanusia,
masyarakat dan negara (Satdjipto Rahardjo, 2003).

F. HUBUNGAN RULE OF LAW DENGAN DEMOKRASI

Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut


rule of law adalah:
Adanya perlindungan konstitusional.
Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
Pemilihan umum yang bebas.
Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
Pendidikan kewarganegaraan.

G. HUBUNGAN RULE OF LAW DENGAN HAM ( HAK ASASI MANUSIA)


Randall P. Peerenboom menyatakan bahwa yang menjadi persoalan bukanlah prinsip-
prinsip rule of law, tetapi adalah kegagalan untuk menaati prinsip-prinsip tersebut. Akan tetapi
yang jelas menurutnya adalah bahwa rule of law bukanlah obat mujarab yang dapat
mengobati semua masalah. Bahwa rule of law saja tidak dapat menyelesaikan masalah.
Peerenboom menyatakan bahwa rule of law hanyalah satu komponen untuk sebuah masyarakat
yang adil. Nilai-nilai yang ada dalam rule of law dibutuhkan untuk jalan pada nilai-nilai penting
lainnya. Dengan demikian rule of law adalah jalan tetapi bukan tujuan itu sendiri.
Berkaitan dengan hak asasi manusia sendiri, terutama hak ekonomi, sosial dan budaya, adalah
menarik bahwa Peerenboom menyatakan rule of law sangat dekat dengan pembangunan
ekonomi. Selanjutnya dia menyatakan bahwa memperhitungkan pentingnya pembangunan
ekonomi bagi hak asasi manusia maka dia menyatakan agar gerakan hak asasi manusia
memajukan pembangunan.
Di sini sangat penting untuk diingat bahwa menurut Peerenboom sampai sekarang kita
gagal untuk memperlakukan kemiskinan sebagai pelanggaran atas martabat manusia dan
dengan demikian hak ekonomi, sosial dan budaya tidak diperlakukan sama dalam penegakan
hukumnya seperti hak sipil dan politik. Dalam pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya,
menurutnya rule of law saja tidak akan cukup untuk dapat menjamin pemenuhan hak ekonomi,
sosial dan budaya tanpa adanya perubahan tata ekonomi global baru dan adanya distribusi
sumber alam global yang lebih adil dan seimbang. Oleh karena itu menurutnya pemenuhan hak
ekonomil, sosial dan budaya juga memerlukan perubahan yang mendasar pada tata ekonomi
dunia. Terakhir yang harus dicatat adalah peringatan Peerenboom tentang bahaya
demokratisasi yang prematur. Menurutnya kemajuan hak asasi manusia yang signifikan hanya
dapat tercapai dalam demokrasi yang consolidated, sementara demokrasi yang prematur
mengandung bahaya yang justru melemahkan rule of law dan hak asasi manusia terutama pada
negara yang kemudian terjadi kekacauan sosial (social chaos) atau pun perang sipil (civil war).
Hal lain yang penting dikemukakan oleh Peerenboom adalah bahwa rule of law membutuhkan
stabilitas politik, dan negara yang mempunyai kemampuan untuk membentuk dan menjalankan
sistem hukum yang fungsional. Stabilitas politik saja tidak cukup. Dalam hal ini dibutuhkan
hakim yang kompeten dan peradilan yang bebas dari korupsi.
Pada intinya Peerenboom menyatakan bahwa walaupun rule of law bukanlah obat
mujarab bagi terpenuhinya hak asasi manusia, namun demikian, adalah benar pelaksanaan rule
of law akan menyebakan kemajuan kualitas hidup dan pada akhirnya terpenuhinya hak asasi
manusia.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan mewujudkan
keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu oranr-orang yang jujur
tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan tidak terkotori hal yang buruk. Ada tidaknya
rule of law pada suatu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah rakyat menikmati keadilan,
dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga Negara maupun pemerintah.
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu: Pertama, pengertian
secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi
(organized public power), misalnya nrgara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideological sense),
lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan
buruk (just and u
njust law). Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD 1945.
Agar kita dapat menikmati keadilan maka seluruh aspek Negara harus bersih, jujur, mentaati
undang-undang, juga bertanggung jawab, dan menjalankan UU 1945 dengan baik.
Rule of Law juga mempunyai kaitan erat dengan HAM ( Hak Asasi Manusia), dimana
jika pelaksanaan Rule of Law benar akan menyebakan kemajuan kulitas hidup dan pada
akhirnya terpenuhinya hak asasi manusia.
B. SARAN
Warga negara kita haruslah menjunjung tinggi hukum dan kaidah-kaidahnya agar
terselenggara keamanan, ketentraman, dan kenyamanan. Pelajari Undang-Undang 1945
beserta nilai-nilainya dan jalankan apa yang jadi tuntutanya agar tercipta kehidupan yang stabil.
Dalam suatu penegakan hukum disuatu Negara maka seluruh asprk kehidupan harus dapat
merasakannya dan diharapkan semua aspek tersebut mentaati hokum, maka akan terjadilah
pemerintahan dan kehidupan Negara yang harmonis, selaras dengan keadaan dan sesuai dengan
apa yang diharapkan yaitu kemakmuran bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Wahab, Abdul Azis dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Pancasila. Jakarta:
Universitas Terbuka DEPDIKBUD
Kusmiaty, Dra, dkk. 2000. Tata Negara. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kaelan dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Paradigma
(2004), Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia : Jakarta
http://minamini.wordpress.com/tag/rule-of-law/
http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/makalah-rule-of-law-rule-by-law.html
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/29/rule-of-law/
http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/25/rule-of-law-2/
http://rinny-agustina.blogspot.com/2011/02/pengertian-hak-dan-kewajiban.html
http://madundun.wordpress.com/2010/02/21/pengertian-hak-dan-kewajiban/
http://jatiseputro.blogspot.com/2010/03/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://seftianandriasandi.wordpress.com/2011/02/20/hak-dan-kewajiban-warga-negara-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai