Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial
(essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah
menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari
wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil
sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya
berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai
agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan ruang hidup.
Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa
musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak
digolongkan sebagai minyak atsiri.
Ciri-ciri Minyak Atsiri :
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh
psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-
kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan
pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi
timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak
kelapa.Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.
Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan
terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah minyak atsiri ?
2. Bagaimana sifat-sifat minyak atsiri ?
3. Apa saja penggolongan minyak atsiri
1.3 TUJUAN
1. Untuk lebih mengenal tentang minyak atsiri
2. Untuk mengetahui sifat sifat dari minyak atsiri
3. Untuk mengetahui macam macam penggolongan minyak atsiri
1.4 MANFAAT MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri membantu mengelola stres dan mempromosikan relaksasi. Minyak atsiri
sangat aktif terhadap bakteri, jamur dan virus dengan kekuatan kulit lebih baik penetrasi dari
antibiotik konvensional. Oleh karena itu mereka dapat bermanfaat sangat baik terhadap
berbagai macam infeksi kulit. Minyak atsiri menyeimbangkan produksi sebum dan karenanya
sangat baik untuk mengobati semua jenis kulit, kering, berminyak, kombinasi dan normal.
Minyak atsiri adalah antiseptik. Minyak atsiri telah ditunjukkan untuk menghancurkan
semua bakteri uji dan virus sekaligus mengembalikan keseimbangan tubuh.Dengan
membantu meningkatkan asimilasi nutrisi pada tingkat sel dan menyediakan oksigen yang
dibutuhkan, minyak esensial dapat membantu merangsang sistem kekebalan tubuh. Minyak
atsiri mengandung blok bangunan untuk kesehatan yang baik, termasuk mineral dan asam
amino.Minyak atsiri memiliki kemampuan untuk mencerna bahan kimia beracun dalam
tubuh.Minyak atsiri merangsang aktivitas enzimatik, mendukung kesehatan pencernaan.
Minyak atsiri adalah antioksidan kuat. Antioksidan menciptakan lingkungan yang tidak
ramah bagi radikal bebas, sehingga membantu untuk mencegah mutasi. Sebagai pemulung
radikal bebas, mereka juga dapat membantu mencegah pertumbuhan jamur dan oksidasi
dalam sel.Minyak atsiri akan ditampilkan untuk detoksifikasi sel dan darah dalam tubuh.
Minyak atsiri adalah aromatik. Saat menyebar, mereka menyediakan pemurnian udara
dengan:
Menghapus partikel logam dan racun dari udara
Meningkatkan oksigen atmosfir
Meningkatkan ozon dan ion negatif di daerah, yang menghambat pertumbuhan bakteri
Menghancurkan bau dari cetakan, rokok, dan hewan
Mengisi udara dengan aroma, segar aromatik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI MINYAK ATSIRI


Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil), Minyak
Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati
yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan
aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak
gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan Minyak Atsiri dikenal
sebagai bibit minyak wangi.
Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang dapat
ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai karena minyak
atsiri mewakili bau tanaman asalnya. Dalam keadaan murni tanpa pencemar, minyak atsiri
tidak berwarna.Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri dapat teroksidasi dan
membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya
tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya
disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap .Bejana tersebut juga diisi sepenuh
mungkin sehingga tidak memungkinkan hubungan langsung dengan udara, ditutup rapat serta
disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu, seperti
akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah menguap pada
suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air
(Gunther, 1990).
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi, penyedap (flavoring),
antiseptic internal, bahan analgesic, sedative serta stimulan. Terus berkembangnya
penggunaan minyak atsiri di dunia maka minyak atsiri di Indonesia merupakan penyumbang
devisa negara yang cukup signifikan setelah Cina (Sastrohamidjoyo, 2004).
Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya
peruraian lapisan resin dari dinding sel. Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ
tanaman, seperti didalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim
(pada famili Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae
dan Rutaceae).
Minyak atsiri secara umum di bagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak atsiri
yang komponen penyusunnya sukar untuk dipisahkan, seperti minyak nilam dan minyak akar
wangi. Minyak atsiri kelompok ini lazimnya langsung digunakan tanpa diisolasi komponen-
komponen penyusunnya sebagai pewangi berbagai produk. Kedua, minyak atsiri yang
komponen-komponen senyawa penyusunnya dapat dengan mudah dipisahkan menjadi
senyawa murni, seperti minyak sereh wangi, minyak daun cengkeh, minyak permen dan
minyak terpentin. Senyawa murni hasil pemisahan biasanya digunakan sebagai bahan dasar
untuk diproses menjadi produk yang lebih berguna.
Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu proses
penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman
oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Minyak atsiri
digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum, kosmetika,
farmasi, bahan penyedap (flavouring agent) dalam industri makanan dan minuman (Ketaren,
1985).
Ciri-ciri minyak atsiri :
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga
seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh
psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-
kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
SIFAT KIMIA MINYAK ATSIRI
1) Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik pada
minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah. Nilai
bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak (Kataren, 1985).
Hasil analisis minyak kilemo menunjukkan bahwa minyak kilemo dari kulit batang yang
disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan asam tertinggi, sedangkan
minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode rebus mempunyai bilangan asam
terendah. Besarnya bilangan asam minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode
kukus adalah 1.22 dan yang disuling dengan metode rebus 0.72 sedangkan untuk minyak
kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 4.20, dan yang
disuling dengan metode rebus 1.72. Adanya perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo
hasil penyulingan daun dan kulit batang disebabkan karena perbedaan kandungan senyawa
asam pada minyak. Sedangkan perbedaan nilai bilangan asam minyak kilemo yang disuling
dengan sistem kukus dan rebus, kemungkinan disebabkan karena terjadi proses oksidasi pada
waktu penyulingan dengan sistem kukus.
2) Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk penyabunan
ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa minyak tersebut
mempunyai aroma yang baik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa minyak kilemo dari daun
yang disuling dengan metode kukus secara visual mempunyai bilangan ester tertinggi,
sedangkan minyak kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode rebus menghasilkan
bilangan ester terendah.
Besarnya bilangan ester minyak kilemo dari daun yang disuling dengan metode kukus
adalah 31.66, dan yang disuling dengan metode rebus 28.55. Sedangkan untuk minyak
kilemo dari kulit batang yang disuling dengan metode kukus besarnya 18.74 dan yang
disuling dengan metode rebus besarnya 17.6. Perbedaan nilai bilangan ester minyak kilemo
hasil penyulingan daun dan kulit batang tumbuhan kilemo kemungkinan disebabkan karena
perbedaan kandungan senyawa ester pada minyak. Dari pengamatan diperoleh bahwa minyak
kilemo dari daun mempunyai aroma yang lebih segar bila dibandingkan aroma minyak dari
kulit batang. Sifat aroma minyak ini dapat membuat tingginya bilangan ester pada minyak
tersebut.
Minyak atsiri juga dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan perubahan sifat
kimia minyak atsiri yaitu dengan proses oksidasi, hidrolisa, dan resinifikasi.
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap dalam terpen.
Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air, sehingga membentuk
senyawa aldehid, asam organik, dan keton yang menyebabkan perubahan bau yang tidak
dikehendaki (Ketaren, 1985).
b. Hidrolisis
Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses hidrolisis ester
merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas
dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai
katalisator (Ketaren, 1985).
c. Resinifikasi
Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan senyawa
polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan (ekstraksi) minyak yang
mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan (Ketaren, 1985).

LOKALISASI MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar
(pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di dalam
rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae).Minyak atsiri dapat
terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari
dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu.
2.5 KOMPOSISI MINYAK ATSIRI
Pada umumnya perbedaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis
tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi
yang digunakan dan cara penyimpanan minyak.Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai
campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan
yaitu:
1) Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen
2) Hidrokarbon teroksigenasi.

2.6 SIFAT FISIKA MINYAK ATSIRI


Seperti bahan-bahan lain yang memiliki sifat fisik, minyak atsiri juga memiliki sifat
fisik yang bisa di ketahui melalui beberapa pengujian. Sifat fisik dari setiap minyak atsiri
berbeda satu sama lain. Sifat fisik terpenting dari minyak atsiri adalah dapat menguap pada
suhu kamar sehingga sangat berpengaruh dalam menentukan metode analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan komponen kimia dan komposisinya dalam minyak asal.
Sifat-sifat fisika minyak atsiri, yaitu : bau yang karakteristik, bobot jenis, indeks bias yang
tinggi, bersifat optis aktif.
1) Bau yang karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu, seperti akar,
batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu
kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air
(Gunther, 1990).
2) Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan alat piknometer.
Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180. Bobot jenis merupakan salah
satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
Besar bobot jenis pada berbagai minyak atsiri sangat di pengaruhi dari ukuran bahan dan
lama penyulingan yang di lakukan. Berikut adalah grafik yang di peroleh dari pengujian
bobot jenis pada minyak atsiri kayu manis.
2.7 JENIS JENIS MINYAK ATSIRI
1. Agarwood Oil (Aquilaria malaccensis) : Minyak Gaharu
Pohonnya tumbuh liar di hutan-hutan, terutama di Papua dan Kalimantan. Tetapi kini
sudah banyak dibudidayakan orang. Dengan melihat situasi pengembangan aspek
budidayanya saat ini, bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan pasokan minyak ini akan
cukup melimpah. Dengan catatan, teknik budidaya untuk menghasilkan kayu gaharu
berkualitas dilakukan dengan benar.
2. Alpinia Malaccensis Oil
Sesuai dengan namanya, tentunya minyak atsiri jenis ini diambil dari tanaman jenis
species Alpinia malaccensis. Orang Indonesia biasanya menyebutkan Laja Gowa atau
lengkuas hutan. Sering dijumpai tumbuh liar di hutan-hutan tropis. Potensi bahan bakunya
cukup besar, hanya perlu usaha lebih lanjut memasarkannya terutama untuk pasaran ekspor.
3.Alpinia Purpurata Oil
Orang Indonesia biasanya menyebut tanaman ini honje merah atau kecombrang dan
ada pula yang menyebut lengkuas merah, tetapi nama Inggrisnya adalah Red Ginger. Juga
banyak dijumpai tumbuh liar di kebun-kebun atau di hutan. Sering dipakai untuk tambahan
rasa dan aroma pada sambal di pedesaan.
4. Amyris oil (Amyris balsamifera) : Minyak Cendana
Jenis minyak ini juga sering disebut West Indian Sandalwood Oil. Minyak ini
dihasilkan dari Pohon cendana . Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil
kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan
dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa
menyimpan aromanya selama berabad-abad.
5. Basil Oil (Ocium basilicum) : Minyak Kemangi
Kadang sering disebut sebagai Sweet Basil Oil yang diambil dari tanaman selasih,
salah satu jenis kemangi-kemangian. Tanaman ini sering juga disebut sebagai kemangi Cina.
Bukan tipe kemangi yang sering dipakai untuk lalapan. Bunganya berwarna ungu, meskipun
ada juga yang berwarna putih.
6. Bay Laurel Oil (Laurus nobilis) : Minyak Salam
Minyak atsiri jenis ini disuling dari daun salam yang biasa kita jumpai di dapur yang
dipakai untuk penambah aroma tumis-tumisan. Banyak informasi mengatakan bahwa jenis
daun salam yang banyak tumbuh di Indonesia bukanlah jenis Laurus nobilis, tetapi jenis
Syzygium polyanthum.
7. Benzoin Oil (Styrax benzoin) : Minyak Kemenyan
Cukup familiar dengan nama kemenyan. Pulau Sumatra adalah salah satu penghasil
kemenyan yang cukup penting di dunia. Beberapa penyuling sudah mulai menyuling minyak
kemenyan ini. Cukup berbeda dengan jenis minyak atsiri lainnya, minyak kemenyan
dihasilkan dari proses penyulingan getah kemenyan kering (gum benzoin).
8. Black Pepper Oil (Piper ningrum) : Minyak Lada
Indonesia merupakan salah satu produsen lada yang cukup diperhitungkan di dunia.
Lada yang biasa disuling adalah lada hitam alias lada yang masih diselimuti oleh kulitnya.
Sedangkan lada putih telah melalui proses pelepasan kulit sebelum dijual ke pasaran.
9. Cajeput Oil (Meulaleca cajeputi) : Minyak Kayu Putih
Di negara kita terkenal dengan nama minyak kayu putih. Banyak tumbuh liar di
berbagai lokasi di tanah air dan yang paling terkenal adalah minyak kayu putih dari Pulau
Buru. Minyak ini kaya akan senyawa cineole. Potensi pengembangannya cukup besar baik
ditinjau dari sisi bahan baku maupun dari sisi pasar (baik pasar ekspor maupun domestik).
Coba bayangkan, ada berapa banyak merk-merk minyak kayu putih dan dan minyak telon
yang beredar di pasaran retail saat ini.
10. Cananga Oil (Cananga latifolia) : Minyak Kenanga
Salah satu jenis minyak atsiri yang sudah diproduksi secara missal di Indonesia di
mana produsen utamanya adalah Kab. Blitar Jatim dan sebagian di Boyolali-Jateng, Jenis
yang disuling adalah jenis kenanga hutan yang tumbuh besar membubung tinggi. Bunga
segarnya disuling menggunakan teknik penyulingan air (sistem rebus).

11. Calamus Oil (Acorus calamus) : Minyak Jeringo


Nama Indonesia dari tanaman ini adalah jeringau atau jeringo. Sering tumbuh liar di
pinggiran sungai atau di rawa-rawa. Pokoknya di tempat-tempat yang tergenang air.
Sepertinya memang di situlah habitatnya. Bagian yang disuling dan diambil minyak atsirinya
adalah akar-akar yang merambat sampai mendekati batangnya
12. Camphor Oil (Cinnamomum camphora) : Minyak Kamper
Minyak ini hasil dari Kamper. Kamper dihasilkan dari tamaman Dryobalanops
aromatic atau pohon kapur yang merupakan jenis pohon yang berada dalam ambang
kepunahan. Minyaknya disuling dari kayu yang terlebih dahulu dihancurkan seperti serbuk
gergaji. Jika pohon dikatakan kayu khas kalimatan, artinya pohon ini juga banyak tumbuh di
hutan-hutan Pulau Borneo ini. Tapi entah nilai ekonominya lebih besar yang mana, dijadikan
produk kayu-kayuan atau minyak atsiri. Tentunya membutuhkan analisis dan kajian yang
lebih mendalam.
13. Cardamom Oil (Ammomum cardamomum) : Minyak Kapol
Orang bilang ini adalah kapulaga, kapulogo, atau lebih singkat lagi kapol. Juga
sering dikatakan kapulaga lokal dan dalam istilah Inggris sering dikatakan false cardamom.
Sebenarnya jenis kapol yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran internasional adalah
kapulaga seberang (Elettaria cardamomum) yang sering disebut juga kapulaga India atau juga
true cardamom. Hanya sayangnya yang jenis ini kurang banyak yang membudidayakannya.
Aroma minyak atsirinya seperti minyak kayu putih karena kandungan sineol-nya yang cukup
tinggi.
14. Carrot Seed Oil (Daucus carota) : Minyak Wortel
Ternyata yang namanya wortel ini juga mengandung minyak atsiri, tapi bukan
akarnya. Minyak atsiri dari tanaman ini diambil dari bijinya. Jika dibiarkan tua, tanaman ini
tentunya akan memproduksi biji pada bagian atas daunya. Biasanya wortel dipanen sebelum
muncul biji. Sebagian dibiarkan menjadi tua hingga muncul biji yang pada akhirnya oleh para
petani dijadikan sebagai benih.
15. Cassia Oil (Cinnamomum cassia)
Banyak yang mengatakan tanaman ini adalah kayu manis China. Minyak kayu manis
jenis ini merupakan minyak kayu manis yang harganya paling murah di pasaran dunia. Sesuai
dengan namanya, produsen terbesar minyak ini adalah China.
16. Celery Oil (Apium graveolens) : Minyak Seledri
Tanaman ini banyak diproduksi oleh petani-petani di dataran tinggi sebagai daerah
sentra sayur-mayur. Minyak seledri ini bukan dihasilkan dari daunnya melainkan dari bijinya.
Meskipun banyak yang membudidayakan namun tidak secara khusus diambil bijinya untuk
dijadikan minyak atsiri. Biji seledri pastinya digunakan sebagai benih dan sebagian juga
digunakan untuk ramuan obat-obatan herbal.

17. Champaca Oil (Michelia alba) : Minyak Cempaka


Michelia alba ini bunganya berwarna putih, sedangkan Michelia champaka berwarna
kuning. Untuk menghasilkan minyak cempaka dengan rendemen tinggi digunakan teknik
ekstraksi pelarut dari bunga cempaka segar.
18. Cinnamon Bark Oil (Cinnamomum burmanii) : Minyak Kayu Manis
Minyak atsirinya diambil dari kulit kayu manis dari tanaman yang produk rempahnya
sering dinamakan Cassia Vera ini. Hanya jika ingin menyuling kulit kayu manis dengan
rendemen tertinggi dan kualitas minyak terbaik harus menggunakan bahan baku kulit kayu
yang tebalnya di atas 4 mm yang berasal dari pohon yang telah berusia di atas 15 atau bahkan
20 tahun.
19. Cinnamon Bark Oil (Cinnamomum zeylanicum)
Orang banyak bilang ini jenis kayu manis India atau kayu manis Sri Lanka. Jenis
minyak kayu manis yang paling tinggi nilainya di pasara dunia adalah jenis Zeylanicum ini.
Selain kulit kayunya, daun kayu manis ini pun juga bisa disuling (dan terjual) karena
mengandung eugenol dalam jumlah yang tinggi seperti halnya minyak daun cengkeh.
20. Cinnamomum parthenoxylon Oil
Minyak ini sepertinya belum ada nama dagang khusus dalam pasaran minyak atsiri
dunia. Beberapa nama daerah untuk tanaman ini diantaranya adalah Pakanangi atau Palio
(Sulawesi) dan Kayu Selasihan (Jawa). Terkadang minyak ini sering disamakan dengan
sassafras oil yang disuling dari tanaman karena secara aroma memang sama akibat kadar
senyawa safrol yang tinggi di ata

B. MANFAAT MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri membantu mengelola stres dan mempromosikan relaksasi. Minyak atsiri sangat
aktif terhadap bakteri, jamur dan virus dengan kekuatan kulit lebih baik penetrasi dari
antibiotik konvensional. Oleh karena itu mereka dapat bermanfaat sangat baik terhadap
berbagai macam infeksi kulit. Minyak atsiri menyeimbangkan produksi sebum dan karenanya
sangat baik untuk mengobati semua jenis kulit, kering, berminyak, kombinasi dan normal.
Minyak atsiri adalah antiseptik. Minyak atsiri telah ditunjukkan untuk menghancurkan semua
bakteri uji dan virus sekaligus mengembalikan keseimbangan tubuh.
Dengan membantu meningkatkan asimilasi nutrisi pada tingkat sel dan menyediakan oksigen
yang dibutuhkan, minyak esensial dapat membantu merangsang sistem kekebalan tubuh.
Minyak atsiri mengandung blok bangunan untuk kesehatan yang baik, termasuk mineral dan
asam amino.
Minyak atsiri memiliki kemampuan untuk mencerna bahan kimia beracun dalam tubuh.
Minyak atsiri merangsang aktivitas enzimatik, mendukung kesehatan pencernaan.
Minyak atsiri adalah antioksidan kuat. Antioksidan menciptakan lingkungan yang tidak
ramah bagi radikal bebas, sehingga membantu untuk mencegah mutasi. Sebagai pemulung
radikal bebas, mereka juga dapat membantu mencegah pertumbuhan jamur dan oksidasi
dalam sel.
Minyak atsiri akan ditampilkan untuk detoksifikasi sel dan darah dalam tubuh.
Minyak atsiri adalah aromatik. Saat menyebar, mereka menyediakan pemurnian udara dengan
:
Menghapus partikel logam dan racun dari udara
Meningkatkan oksigen atmosfir
Meningkatkan ozon dan ion negatif di daerah, yang menghambat pertumbuhan bakteri
Menghancurkan bau dari cetakan, rokok, dan hewan
Mengisi udara dengan aroma, segar aromatik.

Anda mungkin juga menyukai