Anda di halaman 1dari 20

POLITIK HUKUM PENGATURAN BISNIS ONLINE DI

INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Hukum E-Commerce

Disusun oleh :

Alodia Pandora E0015035

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul, Politik
Hukum Pengaturan Bisnis Online di Indonesia dengan baik walaupun masih
terdapat kekurangan di dalamnya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Munawar Kholil, SH., M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah
Hukum E-Commerce di Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan tugas
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan
mengenai politik hukum pengaturan bisnis online yang ada di Indonesia. Maka dari
itu, saya berharap agar makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Dan tentunya,
saya menyadari makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
diperlukan adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah di
masa yang akan datang serta perkenankanlah saya memohon maaf apabila terjadi
kesalahan katakata dalam penulisan makalah ini. Selamat membaca.

Surakarta, April 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................2

2
DAFTAR ISI.........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................7
2.1 Sejarah Perkembangan Bisnis Online di Indonesia..................7
2.2 Politik Hukum Pengaturan Bisnis Online di Indonesia.............8
BAB III PENUTUP...............................................................................15
3.1 Kesimpulan...............................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan aktivitas bisnis dewasa ini sangat pesat dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik barang maupun jasa. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa

3
kegiatan bisnis dan perdagangan merupakan indikator mengenai pembangunan dan
kemajuan suatu Negara. Kegiatan bisnis dalam pembangunan meliputi semua
aktivitas yang dilakukan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus yaitu
berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas untuk
diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
Dalam melakukan kegiatan bisnis, para pelaku bisnis pasti tidak terlepas dengan
hukum, karena hukum berperan mengatur bisnis agar bisa berjalan lacar, tertib dan
aman sehingga keuntungan bisa diperoleh tidak hanya oleh satu pihak saja tetapi oleh
semua pelaku bisnis. Kemajuan suatu bisnis tidak akan berarti kalau kemajuan tidak
berdampak pada kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati merata oleh semua
pelaku bisnis. Tidak ada penindasan oleh pengusaha kuat kepada pengusaha lemah
dan tidak ada pelaku bisnis yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin,
sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan bisnis. Disinilah peran hukum bisnis
berguna untuk membatasi hal tersebut. Dengan dibuatnya hukum bisnis, maka hukum
bisnis tersebut harus dipelajari oleh para pelaku bisnis sehinga bisnisnya berjalan
sesuai koridor hukum dan tidak mempraktekkan bisnis yang bisa merugikan pelaku
bisnis secara luas.
Gedung Putih pada bulan Juli tahun 1997 mendeklarasikan telah terjadinya
sebuah revolusi industri baru yang akan berdampak pada stabilitas ekonomi global,
yaitu sejalan dengan fenomena maraknya bisnis secara elektronik/digital dengan
menggunakan internet sebagai medium bertransaksi1.
Sebagai negara berkembang, Indonesia memerlukan kepastian hukum yang lebih
besar ketimbang negara-negara maju guna menjamin bisnis online yang sedang
marak saat ini. Bisnis online itu sendiri merupakan sebuah bentuk bisnis. Ini
berdasarkan definisi dari bisnis online. Bisnis online merupakan aktifitas atau
pekerjaan yang dilakukan perseorangan atau kelompok untuk mendapatkan
keuntungan dengan memanfaatkan jaringan internet 2. Bisnis online menggunakan
teknologi untuk meningkatkan proses bisnis. Yang mana termasuk di dalamnya
pengelolaan proses internal seperti sumber daya manusia, sistem keuangan dan

1 Richardus Eko Indrajit, Electronic Commerce Strategi dan Konsep


Bisnis di Dunia Maya, APTIKOM, 2002, hlm.9.

2 neoelearningclass, Mengenal Bisnis Online Lebih Dekat,


NeoElearningClass.com, 2014, hlm. 8.

4
administrasi serta proses-proses eksternal seperti penjualan dan pemasaran,
penyediaan barang dan jasa dan hubungan pelanggan.
Menurut Zorayda Ruth Andam (2003), meskipun terdapat kemiripan antara e-
commerce dan bisnis online, mereka adalah konsep yang berbeda. Dalam e-
commerce, teknologi informasi dan komunikasi digunakan antar bisnis atau transaksi
antar organisasi dan dalam transaksi bisnis ke konsumen. Sedangkan dalam bisnis
online, di sisi lain, teknologi informasi dan komunikasi digunakan untuk
meningkatkan bisnis seseorang. Ini mencangkup setiap proses bahwa organisasi
bisnis (baik untuk laba, pemerintah, atau lembaga non-profit) dilakukan melalui
mediasi jaringan computer3.
Kekuatan bisnis online ada pada potensi besar populasi penduduk Indonesia yang
sudah mengenal transaksi online, fleksibilitas akses, serta kepraktisan dan kemudahan
bertransaksi. Meskipun penggunaan bisnis online ini masih belum banyak dimengerti,
akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar. Hal ini juga memberikan
peluang bagi pengusaha kecil dan menengah untuk bersaing lebih baik dengan
perusahaan besar karena akses pasar menjadi setara.
Bisnis online di dalamnya juga termasuk e-commerce memiliki pangsa pasar yang
besar. Hasil riset yang diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (idea),
Google Indonesia, dan Taylor Nelson Sofres (TNS) memperlihatkan bahwa pada
tahun 2013, nilai pasar e-commerce di Indonesia mencapai $8 miliar atau setara Rp
94.5 triliun. Dan pada tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi $25 miliar
atau setara Rp 295 triliun. Potensi ini dibarengi dengan jumlah pengguna internet
yang mencapai angka 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di
Indonesia4. Sayangnya, potensi besar ini belum didukung dengan peraturan
perundang-undangan yang memadai karena belum ada peraturan yang secara khusus
diterbitkan untuk mengatur sektor e-commerce yang merupakan bagian dari bisnis
online.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan bisnis online di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan politik hukum pengaturan bisnis online di Indonesia?

3 Andi Ikhwan, E-business: Penerapan di Dunia dan di Indonesia, MB


IPB, Bogor, hlm. 5.

4 Jasa Logistik Melesat di Era E-Commerce, diakses di


https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6707/Jasa+Logistik+Mel
esat+di+Era+e-Commerce+/0/sorotan_media, pada tanggal 23 April
2017

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Bisnis Online di Indonesia

6
Perkembangan bisnis online di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996,
dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net sebagai perintis bisnis online.
Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini
telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-
macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture.
Selain itu, berdiri pula tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki
fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart
(keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat.
Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net
Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce
Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang
membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank
International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota
Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland,
Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
Perkembangan bisnis yang sangat pesat, menimbulkan persaingan pasar yang
cukup ketat. Setiap harinya muncul pelaku bisnis yang mengenalkan produknya
dengan kreativitas dan inovasi baru, sehingga persaingan pasar pun tidak bisa
dihindarkan lagi. Jika para pelaku usaha online tidak berusaha menjadi diri yang
kreatif dan inovatif, usahanya hanya akan tergerus persaingan pasar.
Kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnis, menjadi salah satu kunci sukses
sebuah bisnis untuk memenangkan persaingan pasar. Peningkatan dua situ mencapai
hingga 31% di indonesia, perkembangan e-commerce di tandai dengan bertmbuh nya
situs jual beli di tambah dengan marak nya istilah startup yang dipakai oleh kaum
muda di indonesia untuk memulai bisnis berbasis internet. Di indonesia mencari
referensi kebutuhan barang atau jasa dilakukan melalui media internet, data spire
menunjukkan 90% orang mencari referensi/informasi melalui rekomendasi dari orang
yang mereka kenal, sementara sejumlah 10% merupakan opini atau testimoni mereka
saja. Keuntungan-keuntungan lain yang dapat dimanfaatkan para pelaku bisnis
online yaitu: kemudahan dalam segi modal, karena bisnis online tidaklah terlalu
membutuhkan modal yang besar, cukup dengan satu unit komputer dan jaringan
internet. Manfaatkan jaringan internet untuk menjangkau konsumen, karena internet
bersifat global dan mendunia sehingga kita dapat menjangkau kosumen yang jauh

7
dengan mudah dengan mempromosikan produk dengan mudah di internet. salah satu
caranya dengan membuat blog atau website sederhana. 5

2.2 Politik Hukum Pengaturan Bisnis Online di Indonesia


Padmo Wahjono dalam bukunya Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum
mendefinisikan politik hukum sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah,
bentuk maupun isi dari hukum yang akan dibentuk6. Sedangkan menurut Soedarto,
politik hukum adalah kebijakan dari negara melalui badan-badan negara yang
berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan yang dikehendaki, yang
diperkirakan akan digunakan untuk mengekspresikan apa yang terkandung dalam
masyarakat dan untuk mencapai apa yang dicita-citakan 7. Kemudian menurut Abdul
Hakim Garuda Nusantara, politik hukum adalah kebijakan hukum (legal policy)
yang hendak diterapkan atau dilaksanakan oleh suatu pemerintahan negara tertentu 8.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, saya mengambil
kesimpulan mengenai pengertian politik hukum adalah kebijakan dasar
penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku,
yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan
negara.
Kata kebijakan yang telah disebutkan di atas berkaitan dengan adanya strategi
yang sistematis, terperinci dan mendasar. Dalam merumuskan dan menetapkan
hukum yang telah dan akan dilakukan, politik hukum menyerahkan otoritas legislasi
kepada penyelenggara negara, tetapi dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, semuanya diarahkan dalam rangka mencapai tujuan negara
yang dicita-citakan9.
Politik hukum satu negara berbeda dengan politik hukum negara yang lain.
Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang kesejarahan,

5 Aussie Tangdilintin, Sejarah Bisnis Online, diakses di


http://infobisnishot.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-bisnis-online.html
pada tanggal 29 April 2017

6 Padmo Wahyono, Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum, Ghalia


Indonesia, Jakarta, 1986, hlm. 160.

7 Soedarto, Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat dalam


kajian Hukum Pidana, Sinar Baru, Bandung, 1983, hlm. 20.

8 Mahfud MD, Membangun Politik Menegakkan Konstitusi, Rajawali


Pers, Jakarta, 2010, hlm. 15.

8
pandangan dunia (world-view), sosio-kultural, dan political will dari masing-
masing pemerintah di masing-masing negara. Dengan kata lain, politik hukum
bersifat lokal dan hanya berlaku dari dan untuk negara tertentu saja, bukan bersifat
universal. Namun bukan berarti bahwa politik hukum suatu negara mengabaikan
keberadaan dan politik hukum internasional.
Politik hukum di Indonesia adalah kebijakan dasar penyelenggara negara
(Republik Indonesia) dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku,
yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku, yang bersumber dari nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan negara (Republik Indonesia) yang
dicita-citakan.
Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas diamanatkan
bahwa perekonomian Indonesia adalah perekonomian yang berdasarkan kerakyatan.
Namun kontras dengan hal tersebut, produk perundang-undangan yang dibuat justru
lebih mengutamakan kepentingan individu yang didominasi oleh nilai materialistis.
Hal ini menciptakan kebingungan untuk mematuhi hukum atau tidak sehingga
muncul ketidak pastian hukum bagi masyarakat.
Sehubungan dengan penggunaan elektronik yang sudah sedemikian rupa, mulai
dari aktivitas keuangan sampai dengan aktivitas lainnya yang sifatnya menghasilkan
informasi dan bersifat transaksional dimana alat elektronik adalah hal yang semakin
hari semakin vital. Sehingga muncul sebuah metode bisnis baru yaitu bisnis online
yang menggunakan internet sebagai medianya.
Bisnis online di Indonesia bisa berkembang pesat karena tidak adanya regulasi
khusus yang mengatur mengenai pelaksanaan atau penarapan bisnis online ini
sendiri sehinggan muncul kebebasan environment. Bisnis online bisa tumbuh subur
lantaran tidak ada campur tangan pemerintah yang sangat signifikan. Direktur e-
business Ditjen Aplikasi dan Telematika Kemenkominfo Azhar Hasyim
mengungkapkan, pada 2008 potensi bisnis online di Indonesia mencapai angka Rp
330 triliun. Dan pada 2012 lalu, transaksi yang terjadi sudah berkisar Rp 30 triliun.
Bahkan lembaga riset Nielsen menyebutkan bahwa selama kuartal pertama 2012,
kepercayaan konusmen online dari Indonesia tergolong tinggi. Indeks kepercayaann
dari konsumen online Indonesia sebesar 118 poin atau setara dengan Filipina.
Optimisme ini meningkat satu poin dibanding kuartel keempat 2011 yaitu 117 poin.
Survey yang dilakukan Nielsen dari tanggal 10 sampai 27 Februari 2012 lalu,
mengambil objek 28.000 konsumen online di Asia Pasifik, Eropa, Amira Latin,
Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara. Hal ini membuktikan bahwa konsumen
9 Frans Magnis Suseno, Etika Politik: Prinsip-prinsip Dasar Kenegaraan
Modern, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, hlm. 310-314.

9
Indonesia masuk dalam jajaran tiga besar negara dengan optimism keuangan di
bawah India (123) dan Arab Saudi (119).
Barulah pada tahun 2008, pemerintah Indonesia yang diprakarsai oleh
Departemen Komunikasi dan informatika (Depkominfo) membidangi lahirnya
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
yang sekarang kita kenal dengan UU ITE. Dan setelah mengalami amandemen oleh
Pemerintah dan DPR RI pada Oktober dan diundangkan pada November 2016,
terdapat sejumlah perubahan penting dalam UU ITE baru (Undang-Undang No. 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik). Namun, perubahan UU ITE tersebut dianggap
tidak signifikan terhadap dunia bisnis. Hanya terdapat penambahan penjelasan yang
mempertegas Pasal 5 Ayat (1) UU ITE bahwa informasi elektronik, dokumen
elektronik serta hasil cetakannya adalah alat bukti hukum yang sah 10.
Salah satu tujuan diterbitkannya UU ITE memang untuk memberikan kepastian
hukum dan perlindungan bagi para pelaku di sektor perdagangan online. Namun,
banyak anggapan bahwa undang-undang ini belum mampu mewujudkan tujuannya
tersebut11. Pembahasan mengenai ketidakmampuan tersebut dapat dimulai dari fakta
bahwa tidak adanya definisi khusus untuk perdagangan online dalam kerangka UU
ITE. Sebab, kegiatan perdagangan yang dilakukan secara elektronik tersebut
dipahami sebagai transaksi elektronik. Padahal definisi transaksi elektronik yang
diberikan oleh Pasal 1 Ayat (2) UU ITE begitu luas, yaitu perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media
elektronik lainnya. Dan banyak ketentuan dalam UU ITE yang masih kosong dan
oleh karenanya memerlukan peraturan pelaksana.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Bayu Krisnamurthi, mengatakan
pengaturan bisnis online ada untuk melindungi konsumen karena pola bisnis baru
seperti ini rentan merugikan konsumen. Dan jika ada masalah yang merugikan
konsumen, payung hukum yang tersedia hanyalah Undang-Undang Informasi dan

10 Hukum Online, Harapan Pelaku E-Commerce Indonesia Pasca UU


ITE Baru, diakses di www.hukumonline.com/berita/baca/
lt5863491859ad2/harapan-pelaku-e-commerce-indonesia-pasca-uu-ite-
baru pada tanggal 25 April 2017

11 IESE, MampukahUU ITE Menjawab Tantangan Perkembangan E-


Commerce di Indonesia, diakses di http://iese.id/mampukah-uu-ite-
menjawab-tantangan-perkembangan-e-commerce-di-indonesia/ pada
tanggal 25 April 2017

10
Transaksi Elektronik (ITE) yang terlalu luas dan kurang spesifik membahas poin
perdagangan dunia maya12.
Meskipun undang-undang terkait belum meng-cover aspek transaksi yang
dilakukan secara online via internet. Akan tetapi, transaksi dalam bisnis online di
Indonesia tetap tunduk pada ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen atau UU PK. Menurut Kemendag,
seluruh transaksi bisnis "online" atau "e-commerce" tetap dilindungi oleh Undang-
Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dasar yang digunakan
untuk melindungi konsumen tersebut tertuang pada pasal 16 Undang-Undang
Perlindungan Konsumen. Selain itu juga diberlakukan ketentuan terkait Standar
Nasional Indonesia (SNI) dan labeling13.
Hingga saat ini hanya terdapat Rancangan Peraturan Pemerintah tentang E-
Commerce (RPP E-Commerce) sebagai calon peraturan pelaksana dari Undang-
Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (UU Perdagangan). 14
Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian
Perdagangan (Kemendag) Widodo menjelaskan, pihaknya masih menyelesaikan
regulasi atau aturan turunan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang
Perdagangan. Salah satunya adalah peraturan pemerintah tentang "e-commerce".
Dengan belum diterbitkannya aturan turunan dari UU Perdagangan tersebut,
Kemendag minta kepada para konsumen untuk lebih pro-aktif melaporkan manakala
terjadi wanprestasi atau tidak terlaksananya suatu perjanjian yang dilakukan pelaku
usaha jual-beli "online" tersebut15. Selama rancangan tersebut belum disahkan, maka
12 ANT, Pengaturan Bisnis E-Commerce untuk Lindungi Konsumen,
diakses di
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt511348d9ebcd0/pengaturan
-bisnis-e-commerce-untuk-lindungi-konsumen pada tanggal 25 April
2017

13 Kelompok 3 WIRM, Makalah Pengenalan Bisnis Online E-


Commerce, diakses di
http://kelompok3wirm.blogspot.co.id/2012/06/makalah-pengenalan-
hukum-bisnis-e.html pada tanggal 25 April 2017

14 IESE, MampukahUU ITE Menjawab Tantangan Perkembangan E-


Commerce di Indonesia, diakses di http://iese.id/mampukah-uu-ite-
menjawab-tantangan-perkembangan-e-commerce-di-indonesia/ pada
tanggal 25 April 2017

15 Ibid.

11
kerangka utama peraturan perundang-undangan terkait kegiatan bisnis online di
Indonesia masih berpusat pada UU ITE.
Selain mengacu kepada UU ITE di atas, ada beberapa peraturan atau
perundangan yang mengikat dan dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam
kegiatan bisnis online16, diantaranya adalah:
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 1998 Tentang Pendirian
Dengan berkembangnya bisnis online, pemerintah juga dinilai perlu fokus menata
lisensi produk luar yang masuk ke Indonesia, baik melalui perdagangan maupun
penjualan dari bisnis online, untuk mengantisipasi maraknya bisnis antarwilayah dan
antarnegara yang tidak mendapatkan izin penjualan. Penataan lisensi itu untuk
menghindari bisnis yang hanya ingin mengambil keuntungan tetapi tidak membayar
pajak maupun tidak ada dasar perlindungan terhadap konsumen.
Dan untuk mendukung penggunaan bisnis online di Indonesia, Kemkominfo saat
ini menyiapkan perangkat-perangkat regulasi terkait penerapan dan pemanfaatan e-
commerce, bisnis online, dan transaksi elektronik, menyiapan sarana dan prasarana
layanan e-commerce dan transaksi elektronik, menerapkan proses transformasi
masyarakat khususnya UKM menuju e-UKM secara terencana dan bertahap, hingga
ke daerah melalui Pusat Komunitas Kreatif Bangunan yang berfasilitas media
Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) yang dikhususkan bagi para Usaha
Kecil Menengah (UKM) dalam mentransformasikan manual business ke elektronik
business, memfasilitasi, membina dan memberi bimbingan teknis bagi masyarakat
dalam rangka penerapan e-Commerce di seluruh wilayah Indonesia. elain itu,
Kemkominfo juga menyiapan dan fasilitasi proses e-commerce dan transaksi

16 Kelompok 3 WIRM, Makalah Pengenalan Bisnis Online E-


Commerce, diakses di
http://kelompok3wirm.blogspot.co.id/2012/06/makalah-pengenalan-
hukum-bisnis-e.html pada tanggal 25 April 2017

12
elektronik internasional secara cross-border, technology neutral dan mengedepankan
perlindungan data pribadi atau indentitas pribadi 17.
Kemudian, Pemerintah rencananya akan menerbitkan sebuah roadmap e-
commerce yang menyangkut beberapa aspek regulasi. Peta jalan e-commerce dirasa
begitu penting bagi industry e-commerce di Indonesia. Sebab Pemerintah
menargetkan nilai valuasi bisnis transaksi e-commerce mencapai US$ 130 miliar
atau setara Rp 1.710,5 triliun pada tahun 2020. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Darmin Nasution Menyebutkan masalahnya saat ini Indonesia belum
memiliki peta jalan pengembangan e-commerce yang jadi acuan bagi seluruh stake
holder.
Untuk itu, kebijakan peta jalan e-Commerce ini bakal mengutamakan dan
melindungi kepentingan nasional, khususnya UKM dan pelaku usaha rintisan
atau startup. Adapun 8 aspek penting yang akan diatur dalam Perpres Peta Jalan e-
Commerce di antaranya adalah18:
1. Pendanaan, berupa KUR untuk pengembang platform, hibah untuk
inkubator bisnis pendamping startup, dana USO untuk UMKM digital
dan startup e-Commerce platform, angel capital, seed
capital, crowdfunding, dan pembukaan daftar negatif investasi (DNI).
2. Perpajakan dalam bentuk pengurangan pajak bagi investor lokal yang
berinvestasi di startup, penyederhanaan izin atau prosedur bagi startup
dengan penghasilan di bawah Rp 4,8 miliar per tahun, serta persamaan
perlakuan perpajakan bagi pengusaha e-Commerce.
3. Perlindungan konsumen melalui peraturan pemerintah tentang transaksi
perdagangan melalui sistem elektronik, harmoni regulasi, dan sistem
pembayaran melalui e-Commerce, serta pengembangan national payment
gateway secara bertahap.

17 Direktorat Jenderal Pajak, e-commerce Tentukan Masa Depan


Perdagangan Indonesia, diakses di http://www.pajak.go.id/content/e-
commerce-tentukan-masa-depan-perdagangan-indonesia pada tanggal
24 April 2017

18 Agustin Setyo Wardani, Pemerintah Terbitkan Roadmap e-


Commerce, Ini 8 Aspek Regulasinya, diakses di
http://tekno.liputan6.com/read/2648966/pemerintah-terbitkan-
roadmap-e-commerce-ini-8-aspek-regulasinya pada tanggal 29 Mei
2017

13
4. Pendidikan dan SDM melalui kampanye kesadaran e-Commerce, program
inkubator nasional, kurikulum e-Commerce, dan edukasi e-Commerce pada
konsumen, pelaku dan penegak hukum.
5. Logistik melalui pemanfaatan sistem logistik nasional, penguatan kurir
lokal dan nasional, pengembangan alih data UMKM, dan pengembangan
logistik dari desa ke kota.
6. Infrastruktur komunikasi melalui pembangunan jaringan broadband.
7. Keamanan siber, dengan penyusunan model sistem pengawasan nasional
dalam transaksi e-Commerce, public awareness tentang dunia maya,
penyusunan SOP terkait penyimpanan data konsumen, dan sertifikasi
keamanan data konsumen.
8. Pembentukan manajemen pelaksana dengan melakukan monitoring dan
evaluasi implementasi peta jalan e-Commerce.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, politik hukum merupakan kebijakan dasar
penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan telah berlaku,
yang bersumber dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan
negara. Yang berkaitan dengan adanya strategi yang sistematis, terperinci dan
mendasar. Dalam merumuskan dan menetapkan hukum yang telah dan akan

14
dilakukan, politik hukum menyerahkan otoritas legislasi kepada penyelenggara
negara, tetapi dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
semuanya diarahkan dalam rangka mencapai tujuan negara yang dicita-citakan
Secara nyata perkembangan di bidang informasi dan teknologi menjadi suatu hal
yang mutlak dan tidak bisa dihindari terutama dalam era global ini. Salah satu aspek
dari perkembangan tersebut adalah bisnis online yang menggunakan media transaksi
elektronik dengan memanfaatkan jaringan internet. Bisnis online merupakan
aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan perseorangan atau kelompok untuk
mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan jaringan internet. Penggunaan
bisnis online juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya pengguna internet
khususnya di Indonesia. Meskipun demikian, permasalahan hukum akan senantiasa
menjadi pertimbangan seberapa cepat dampak dari bisnis online oleh pengguna
internet.
Sehingga dengan lahirnya UU ITE semua permasalahan hukum yang timbul
dalam bisnis online mendapatkan pengaturan yang jelas serta memiliki nilai
kepastian hukum yang selaras dengan perkembangan internasional dalam bidang
transaksi elektronik. Selain mengacu kepada UU ITE, ada beberapa peraturan atau
perundangan yang mengikat dan dapat dijadikan sebagai payung hukum dalam
kegiatan bisnis online, diantaranya adalah:
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Dokumen Perusahaan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 1998 Tentang Pendirian
Perusahaan Perseroan dibidang Perbankan.
Kemudian, untuk mendukung penggunaan bisnis online di Indonesia,
Kemkominfo saat ini menyiapkan perangkat-perangkat regulasi terkait penerapan
dan pemanfaatan e-commerce, bisnis online, dan transaksi elektronik, menyiapan
sarana dan prasarana layanan e-commerce dan transaksi elektronik, menerapkan
proses transformasi masyarakat.
Dan rencananya, Pemerintah juga akan mengeluarkan regulasi mengenai
roadmap e-commerce yang menyangkut beberapa aspek, diantaranya:

15
1. Pendanaan, berupa KUR untuk pengembang platform, hibah untuk
inkubator bisnis pendamping startup, dana USO untuk UMKM digital
dan startup e-Commerce platform, angel capital, seed
capital, crowdfunding, dan pembukaan daftar negatif investasi (DNI).
2. Perpajakan dalam bentuk pengurangan pajak bagi investor lokal yang
berinvestasi di startup, penyederhanaan izin atau prosedur bagi startup
dengan penghasilan di bawah Rp 4,8 miliar per tahun, serta persamaan
perlakuan perpajakan bagi pengusaha e-Commerce.
3. Perlindungan konsumen melalui peraturan pemerintah tentang transaksi
perdagangan melalui sistem elektronik, harmoni regulasi, dan sistem
pembayaran melalui e-Commerce, serta pengembangan national payment
gateway secara bertahap.
4. Pendidikan dan SDM melalui kampanye kesadaran e-Commerce, program
inkubator nasional, kurikulum e-Commerce, dan edukasi e-Commerce
pada konsumen, pelaku dan penegak hukum.
5. Logistik melalui pemanfaatan sistem logistik nasional, penguatan kurir
lokal dan nasional, pengembangan alih data UMKM, dan pengembangan
logistik dari desa ke kota.
6. Infrastruktur komunikasi melalui pembangunan jaringan broadband.
7. Keamanan siber, dengan penyusunan model sistem pengawasan nasional
dalam transaksi e-Commerce, public awareness tentang dunia maya,
penyusunan SOP terkait penyimpanan data konsumen, dan sertifikasi
keamanan data konsumen.
8. Pembentukan manajemen pelaksana dengan melakukan monitoring dan
evaluasi implementasi peta jalan e-Commerce.
Dengan demikian, pengaturan yang ada tersebut diharapkan dapat menciptakan
ketertiban dan kepastian hukum dalam setiap transaksi dalam bisnis online yang
pada perkembangannya sudah menjadi bagian dari pola kehidupan ekonomi
masyarakat.
1.2 Saran
Karena perkembangan TI dalam era sekarang ini sudah sangat pesat, pemerintah
dalam hal ini diharapkan cepat tanggap dalam pengambilan keputusan hukum
mengenai transaksi dalam bisnis online sehingga perkembangan TI ini akan
dapat memproduksi hasil-hasil yang optimal. Pelaku usaha dalam bisnis
online khususnya jangan merusak kepercayaan yang diberikan oleh konsumen. Dan
menurut saya, perlu juga peninjauan kembali terhadap UU ITE yang menjadi payung
hukum dalam aktivitas bisnis online. Tidak hanya memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada, peninjauan kembali tersebut juga diharapkan dapat
mengakomodir berbagai perkembangan di sektor perdagangan online dan perlu

16
diakomodir agar pelaksanaan bisnis online dan e-commerce di Indonesia dapat lebih
optimal dan bisa lebih menjamin kepastian hukum dalam pelaksanaan setiap
transaksi elektronik.
Kemudian, berikut beberapa upaya yang disarankan untuk pemerintah dalam
upaya memajukan bisnis online atau e-commerce Indonesia 19:
Membantu UKM Office untuk Beralih ke Online
Peranan UKM sangat berpengaruh kuat dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional jika mereka juga mengakses jejaring internet. Namun, peranan
pemerintah masih dianggap kurang bisa membuat UKM untuk memaksimalkan
dunia maya. Padahal, setiap konter bisa membuat Toko Jual Pulsa Online dengan
mudah.
Sejauh ini instansi-instansi pemerintah memang telah melahirkan beberapa
program yang mendukung bisnis internet. Namun, setelah diadakan survei dan
wawancara, masih banyak pihak yang merasa ada aturan-aturan yang tumpang
tindih. Sebab itulah, komunikasi dan koordinasi antar instansi pemerintah diharapkan
dapat berjalan beriringan. Sehingga, para pelaku UKM yang masih bersifat offline
lebih terdorong untuk beralih ke online.
Meningkatkan Kualitas dan Cakupan Akses Internet
Dalam bisnis online yang berbasis dunia maya tentu akses internet amatlah
penting. Maka dari itu, upaya yang dilakukan untuk memajukan bisnis online adalah
meningkatkan kualitas akses internet untuk memudahkan segala aktifitas yang
berkaitan dengan e-commerce tersebut. Kecepatan akses internet di Indonesia masih
jauh dari kata mumpuni untuk sebuah pengoperasian bisnis online.
Tentunya jika akses internet diperkuat, masyarakat Indonesia akan jauh lebih
mudah dalam menggunakan bisnis online.
Memperluas Sistem Pembayaran Elektronik
Dalam pengoperasian perdagangan elektronik pasti kebanyakan melibatkan
transaksi pembayaran elektronik. Sayangnya, berdasarkan beberapa laporan,
platform pembayaran elektronik di tanah air masih kurang mendapatkan kepercayaan
dari masyarakat sendiri.
Banyak dari pelaku bisnis yang masih meragukan keamanan pembayaran
elektronik ini. Maka dari itu, di sinilah peran pemerintah untuk meningkatkan
keamanan dan akses ke mekanisme pembayaran secara elektronik. Dengan
demikian, kepercayaan masyarakat akan meningkat.

19 Upaya yang Dapat Dilakukan Pemerintah Untuk Membantu


Kemajuan Bisnis Online di Indonesia, diakses di
http://bomberprofit.info/upaya-pemerintah-memajukan-bisnis-online-
indonesia/ pada tanggal 29 April 2017

17
Masyarakat yang telah memahami sistem transaksi internet akan merasakan
kenyamanan dalam penggunaannya. Selanjutnya pembayaran secara elektronik dapat
meluas dikalangan pelaku jual beli.
Memperluas Akses Investasi
Investor memiliki peranan penting dalam perkembangan bisnis online Indonesia.
Baik yang berasal dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini dikarenakan masih
banyak beberapa startup bisnis online di Indonesia yang masih membutuhkan
dukungan dari para investor baik lokal maupun asing. Namun, di Indonesia prosedur
dan langkah-langkah investasi untuk bisnis online masih sangat rumit serta
membingungkan.
Tingkat investasi yang rendah mengakibatkan terhambatnya potensi pertumbuhan
bisnis. Dalam hal peran dan dukungan pemerintah sangat penting supaya dapat
mengeluarkan suatu regulasi yang dapat memudahkan investor yang ingin
berinvestasi pada bisnis online di tanah air.

Memperluas Layanan Pemerintah secara Elektronik


Pemerintah sekali lagi memiliki peranan penting dalam mengimplementasikan
teknologi digital agar menjadi sebuah kebiasaan yang harus selalu digunakan. Ketika
pemerintah menyadari hal ini dan selalu menggunakan perangkat teknologi digital,
maka dengan sendirinya masyarakat luas akan lebih mudah percaya dan beralih ke
transaksi online.
Bisnis online akan berkembang pesat bila didukung dengan koneksi internet
cepat. Perangkat digital pun harus menjadi fokus utama pemerintah. Saat ini salah
satu fokus pemerintah yang bisa dimaksimalkan adalah perluasan jaringan 4G di
Indonesia. Dengan jaringan internet yang stabil, peluang bisnis online akan semakin
terbuka lebar bagi semua lapisan masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Commerce Strategi dan Konsep Bisnis di Dunia
Maya. APTIKOM.

MD, Mahfud. 2010. Membangun Politik Menegakkan Konstitusi.


Jakarta: Rajawali Pers.

Soedarto. 1983. Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat dalam kajian Hukum
Pidana. Bandung: Sinar Baru.

Suseno, Frans Magnis. 1994. Etika Politik: Prinsip-prinsip Dasar Kenegaraan Modern.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wahyono, Padmo. 1986. Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Paper

Ikhwan, Andi. E-business: Penerapan di Dunia dan di Indonesia.


Bogor: MB Institut Pertanian Bogor.

Neoelearningclass. 2014. Mengenal Bisnis Online Lebih Dekat. NeoElearningClass.com.

Website

ANT. Pengaturan Bisnis E-Commerce untuk Lindungi Konsumen. 25 April 2017.


http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt511348d9ebcd0/pengaturan-bisnis-e-
commerce-untuk-lindungi-konsumen

Direktorat Jenderal Pajak. e-commerce Tentukan Masa Depan Perdagangan


Indonesia. 24 April 2017. http://www.pajak.go.id/content/e-commerce-
tentukan-masa-depan-perdagangan-indonesia

Hukum Online. Harapan Pelaku E-Commerce Indonesia Pasca UU ITE Baru. 25April
2017. http://www.hukumonline.com/berita/baca/%20lt5863491859ad2/harapan-
pelaku-e-commerce-indonesia-pasca-uu-ite-baru

19
IESE, Mampukah UU ITE Menjawab Tantangan Perkembangan E-Commerce di
Indonesia. 25 April 2017. http://iese.id/mampukah-uu-ite-menjawab-tantangan-
perkembangan-e-commerce-di-indonesia/
Kominfo. Jasa Logistik Melesat di Era E-Commerce. 23 April 2017.
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6707/Jasa+Logistik+Melesat+di+E
ra+e-Commerce+/0/sorotan_media

Kelompok 3 WIRM. Makalah Pengenalan Bisnis Online E-Commerce. 25 April 2017.


http://kelompok3wirm.blogspot.co.id/2012/06/makalah-pengenalan-hukum-
bisnis-e.html

Setiawan, Bima Agus. Undang-Undang ITE dan Kasus. 25 April 2017.


http://bimagustiawan.blogspot.co.id/2016/03/undang-undang-ite-dan-kasus.html

Wardani, Agustin Setyo. Pemerintah Terbitkan Roadmap e-Commerce, Ini 8 Aspek


Regulasinya. 29 Mei 2017.
http://tekno.liputan6.com/read/2648966/pemerintah-terbitkan-
roadmap-e- commerce-ini-8-aspek-regulasinya

20

Anda mungkin juga menyukai