Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STRUKTUR BETON 2
NIM : 1211400035
T beam atau dalam bahasa Indonesianya adalah balok T, adalah balok yang
pengecorannya dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran pelat lantai atau
sering disebut (monolit). Sehingga plat beton diperhitungkan sebagai sayap dari
balok, dengan lebar sayap tertentu. Secara umum balok T dibagi menjadi 2 yaitu
balok pinggir (exterior) dan balok tengah (interior)
Pada umumnya, zona tekan balok T berbentuk persegi seperti terlihat pada
gambar 4.2b (diatas). Untuk kasus seperti ini, balok T tersebut dapat
dianalisa sebagai balok persegi denganlebar b. Untk kasus dimana zona tekan
berbentuk T seperti pada gambar 4.2d (diatas) analisis dapat dilakukan
dengan memperhitungkan secara terpisah kontribusi sayap dan badan
penampang dalam menahan momen. (gambar dibawah)
1. Analisis
Penampang ber- Flens
Sistem lantai dengan plat dan balok umumnya dicor secara monolit , plat akan
berfungsi sebagai sayap atas balok ; Balok T dan Balok L terbalik (Spandrel
Beam)
beff adalah lebar yang mengalami tegangan secara merata yang akan
memberikan gaya tekan yang sama dengan yang sebenarnya terjadi di zona
tekan dengan lebar b(actual)
Plat balok T :
Single Tee :
Twin Tee :
Box :
3. Analisis Balok T
Kasus 1: Sama seperti penampang persegi Asumsi fs = fy
(tulangan baja leleh) . Cek apakah : a hf
Keseimbangan :
kasus 1: a hf
cek : s y , c
a
= 1 ,
s= ( dc
c )
cu y
Hitung Mn :
Mn = As fy (d a2 )
Kasus 2: a > hf Asumsi tulangan leleh keseimbangan :
Cf = 0.85 fc ( b bw) hf
Cw = 0.85 fc bw a
T = Asfy
Keseimbangan :
Kasus 2 : a > hf ,
cek : a > hf
C = a/1 s= ( dc
c )
cu y
Hitung Mn:
Mn = Cw ( d a/2 ) + Cf ( d hf/ 2 )
Catatan:
Untuk flens yang mengalami tekan dan bila tinggi sumbu netral cbal, berada
dibawah plat sayap maka:
Cc(bal) = Cf(bal) + Cw(bal)