Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Arie Febrianto Mulyadi, Susinggih Wijana, Ika Atsari Dewi, & Widelia Ika Putri
ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mie kering dari tepung ubi jalar. Varietas ubi jalar yang digunakan adalah varietas Ace
dengan umbi yang berwarna kuning. Pembuatan mie dari tepung ubi jalar memerlukan modifikasi dari proses pembuatan mie
terigu karena tepung ubi jalar tidak mengandung gluten. Modifikasi dalam penelitian ini adalah penambahan telur utuh dan
Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi penambahan telur dan
CMC yang tepat sehingga menghasilkan mie kering dari tepung ubi jalar yang berkualitas secara organoleptik. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor
I adalah jenis penambahan telur yang terdiri dari 3 level yaitu 0%, 10%, dan 20%. Faktor II adalah konsentrasi CMC terdiri dari
3 level yaitu 0%, 1%, dan 2%. Pengamatan penelitian mie kering meliputi pengamatan organoleptik dengan metode tingkat
kesukaan (hedonic scale) dan perlakuan terbaik akan diuji kualitas fisiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan
penambahan konsentrasi CMC dan telur berbeda nyata terhadap kesukaan terhadap rasa mie kering ubi jalar sedangkan
kesukaan terhadap warna, aroma, dan tekstur mie kering ubi jalar tidak berbeda nyata. Hasil terbaik untuk kualitas organoleptik
yaitu menggunakan penambahan CMC 1% dan penambahan telur 20%. Kualitas organoleptik terbaik pada setiap parameter
yaitu warna 4,2 (agak menyukai), aroma sebesar 4,4 (agak menyukai), rasa sebesar 5,4 (agak menyukai) dan untuk tekstur
sebesar 5 (agak menyukai). Mie kering ubi jalar hasil perlakuan terbaik memiliki kualitas fisik cooking loss 17,48%, swelling
index 54,80%, hidrasi 66,42%, rasio pengembangan 1,58, kadar air 8,06% dan rendemen 53%.
Kata kunci : mie kering, ubi jalar, organoleptik, telur, CMC
dan ubi kayu. Sebagai sumber energi, tiap 100 g ubi organoleptik dan sifat kimia.. Ditambahkan oleh
jalar mampu menyediakan energi sebesar 123 kalori. Mariyani (2013) dalam pembuatan mie kering dari
Keunggulan lain dari ubi jalar yaitu memiliki harga yang tepung singkong dan MOCAL dengan menggunakan
relatif murah dan memiliki indeks glikemik sebesar 54 CMC 0,2% mengakibatkan mie yang terbuat dari tepung
sehingga cocok dikonsumsi bagi penderita diabetes singkong kurang kuat dan elastis. CMC berfungsi
(Marsono, Y, 2002). Pada tahun 2013, produksi ubi jalar sebagai stabilizer yang mengendalikan berpindahnya air
di Indonesia mengalami peningkatan mencapai 2385 x dalam adonan mie pada saat dimasak, sehingga adonan
103 ton dengan luas panen sebesar 162 Ha (Badan Pusat mie menjadi kompak dan tidak mudah hancur. CMC
Statistik Indonesia. 2013). Varietas ubi jalar bervariasi juga berfungsi untuk mencegah terjadinya sinerisis, yakni
berdasarkan warnanya dikelompokkan menjadi 4 pecahnya gel akibat perubahan suhu. Penambahan telur
golongan yaitu ubi jalar putih, ubi jalar kuning, ubi jalar diharapkan dapat memberikan perbaikan kualitas pada
orange, dan ubi jalar ungu (Juanda, D. dan B. Cahyono, mie kering ubi jalar. Pemberian telur berguna untuk
2000) menambah rasa dan gizi, memberi warna pada mie,
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mie menambah kualitas gluten, serta meningkatkan
kering dari tepung ubi jalar. Varietas ubi jalar yang kelembutan mie. Mie yang menggunakan telur rasanya
digunakan adalah varietas Ase dengan umbi yang lebih gurih, lebih kenyal, dan elastis. Pemakaian minimal
berwarna kuning. Varietas tersebut cukup banyak telur adalah 3-10 % dari berat tepung (Suyanti, 2010).
ditemui di desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Kuning telur dipakai sebagai pengemulsi karena dalam
Malang sebagai lokasi penelitian. kuning telur terdapat lesitin. Selain sebagai pengemulsi,
Ubi jalar kuning merupakan jenis ubi jalar yang lesitin juga dapat mempercepat hidrasi air pada tepung
warna daging umbinya kuning, kuning muda atau putih dan untuk mengembangkan adonan. Penambahan kuning
kekuning-kuningan. Keunggulan dari ubi jalar kuning ini telur juga akan memberikan warna yang seragam
adalah mengandung betakaroten yang tinggi (Juanda, (Astawan, 2003).
D. dan B. Cahyono, 2000). Betakaroten yang ada dalam Pada saat ini berapa besar konsentrasi
ubi jalar dapat mengurangi sekitar 40% resiko terkena penambahan CMC dan telur yang tepat belum diteliti
penyakit jantung, memberi perlindungan atau pencegahan sehingga diperlukan penelitian penambahan telur dan
terhadap kanker, penuaan dini, penurunan kekebalan, CMC yang tepat untuk menghasilkan kualitas
penyakit jantung, stroke, katarak, sengatan cahaya organoleptik mie kering dari tepung ubi jalar yang terbaik
matahari, dan gangguan otot (Ginting, dkk, 2006). Warna
kuning dari ubi jalar ini dapat berfungsi sebagai pewarna BAHAN DAN METODE
alami yang berasal dari umbi-umbian (Richana, dkk.,
2009). Warna kuning pada ubi jalar memudahkan dalam Alat yang akan digunakan alat alat untuk
pengolahan mie kering karena menyerupai dengan warna pembuatan mie kering. Bahan baku yang digunakan
mie kering komersial. Pemanfaatan ubi jalar masih sangat dalam penelitian adalah ubi jalar varietas Ase dengan
rendah, hanya digunakan sebagai makanan pokok oleh warna daging umbi kuning yang diperoleh di desa
sebagian besar masyarakat di daerah Papua. Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Selama ini hasil panen ubi jalar hanya dijual dalam Bahan tambahan yang digunakan adalah carboxy
bentuk segar. Sehingga untuk meningkatkan nilai methyl cellulose (CMC), telur ayam, air, air khi, garam
tambahnya maka perlu diolah dalam bentuk produk salah dapur (NaCl), tepung tapioca, dan Na-Metabisulfit.
satunya yaitu mie kering. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan
Pembuatan mie dari tepung ubi jalar Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara
memerlukan modifikasi dari proses pembuatan mie terigu faktorial dengan 2 faktor. Faktor I adalah konsentrasi
karena tepung ubi jalar tidak mengandung gluten. penambahan telur utuh terhadap tepung ubi jalar yang
Sehingga memerlukan modifikasi proses untuk terdiri dari 3 level yaitu 0%, 5%, dan 10%. Faktor II
memudahkan pembentukan untaian mie. Modifikasi adalah konsentrasi CMC terhadap tepung ubi jalar terdiri
dalam penelitian ini adalah penambahan telur utuh dan dari 3 level yaitu 0%, 1%, dan 2%. Pada penelitian ini
Carboxy Methyl Cellulose (CMC). Dari hasil terdapat 9 kombinasi perlakuan. Dari semua perlakuan
penelitian Sugiyono et al., (2011), mie kering dari tepung akan diujikan kualitas orgaanoleptik kepada panelis ahli
ubi jalar memiliki kelemahan yaitu tekstur dan warnanya sebanyak 5 orang.
kurang menarik. Hasil penelitian Widyaningtyas, M dan Pembuatan tepung ubi jalar : Ubi jalar dikupas
Wahono, H.S, (2014 menunjukan penambahan CMC kemudian diiris dengan ketebalan 2 mm. Irisan ubi jalar
0,75% tidak memberikan hasil yang terbaik dari sifat direndam dalam larutan Na-metabisulfit 0,3% selama
1188 Prosiding Seminar Nasional BKS PTN Barat : 1186-1194, 2014
Tabel 1. Rerata nilai kesukaan panelis terhadap warna mie kering ubi jalar
Perlakuan
Rerata Notasi*
Konsentrasi Telur (T) Konsentrasi CMC (C)
0% 2.8 a
0% 1% 3.6 a
2% 3.2 a
0% 4.4 a
10% 1% 3.4 a
2% 3.8 a
0% 3.0 a
20% 1% 4.2 a
2% 4.6 a
* notasi yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata
Uji Friedman
N 5
Chi-Square 14.519
Df 8
Asymp. Sig. .069
Tabel 2. Rerata Nilai Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Mie Kering Ubi Jalar
Perlakuan
Rerata Notasi*
Konsentrasi Telur (T) Konsentrasi CMC (C)
0% 4.6 a
0% 1% 4.0 a
2% 4.0 a
0% 4.4 a
10% 1% 4.6 a
2% 4.0 a
0% 3.6 a
20% 1% 4.4 a
2% 4.2 a
* notasi yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata
Uji Friedman
N 5
Chi-Square 5.839
Df 8
Asymp. Sig. .665
1190 Prosiding Seminar Nasional BKS PTN Barat : 1186-1194, 2014
Tabel 3. Rerata nilai kesukaan panelis terhada rasa mie kering ubi jalar
Perlakuan
Rerata Notasi*
Konsentrasi Telur (T) Konsentrasi CMC (C)
0% 2.8 a
0% 1% 3.6 a
2% 4.0 a
0% 4.2 a
10% 1% 4.8 a
2% 4.2 a
0% 4.0 a
20% 1% 5.4 a
2% 3.0 a
Tabel 4. Rerata nilai kesukaan panelis terhadap tekstur mie kering ubi jalar
Perlakuan
Rerata Notasi*)
Konsentrasi Telur (T) Konsentrasi CMC (C)
0% 3.4 a
0% 1% 3.4 a
2% 3.2 a
0% 4.8 a
10% 1% 4.0 a
2% 4.2 a
0% 3.6 a
20% 1% 5.0 a
2% 3.2 a
* notasi yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata
Uji Friedman
N 5
Chi-Square 11.884
Df 8
Asymp. Sig. .156
Mulyadi et al.: Studi PembuatanMie Kering 1191
untuk parameter rasa sebesar 5,4 (agak menyukai) dan proses rehidrasi mi, serta menurunkan kekerasan dan
untuk tekstur sebesar 5 (agak menyukai). Hal ini sesuai kelengketan mi. Namun, penambahan CMC masih
dengan penelitian Widyaningtyas, M dan Wahono, H.S, kurang mampu meningkatkan elastisitas mi (Merdiyanti,
(2014) dengan menggunakan bahan dasar pasta ubi jalar A., 2008)
yang menunjukkan kesukaan warna, aroma, tekstur, dan Swelling Index. Analisis swelling index ini
kekenyalan dalam kategori agak menyukai. dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak
Kualitas Fisik. Cooking loss/kehilangan pengembangan yang dapat terjadi apabila mie kering
padatan akibat pemasakan (KPAP) terjadi karena dimasak. Indeks ini dinyatakan dalam perbandingan
lepasnya sebagian kecil pati dari untaian mi saat selisih massa mie basah dan mie kering terhadap massa
pemasakan. Pati yang terlepas tersuspensi dalam air mie kering. Bila pati dalam air dipanaskan, air akan
rebusan dan menyebabkan kekeruhan. Fraksi pati yang menembus granula pati dari luar menuju bagian dalam
keluar selain menyebabkan kuah mi menjadi keruh, juga hingga granula terisi air sepenuhnya (terhidrasi). Setelah
menjadikan kuah mi lebih kental. Tingginya cooking loss terhidrasi, ikatan hidrogen antara amilosa dan
dapat menyebabkan tekstur mi menjadi lemah dan amilopektin akan berusaha mempertahankan integritas
kurang licin. Cooking loss yang tinggi disebabkan oleh granula dan mulai terjadi pembengkakan (swelling) dari
kurang optimumnya matriks pati tergelatinisasi dalam inti granula. Mie kering yang diinginkan adalah mie
mengikat pati yang tidak tergelatinisasi (Kurniawati, kering yang dapat mengembang, namun tidak terlalu
2006). besar (Judy, R.W., et al., 2012) . Hasil perlakuan
Hasil perlakuan terbaik memiliki cooking loss terbaik memiliki swelling index 54,80%. Nilai swelling
17,48%, hal ini melebihi ketentuan mi non terigu menurut index ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya
standar yang dikeluarkan oleh China dan Thailand susut adalah kandungan amilosa pada tepung yang digunakan.
masak yang masih dapat diterima jika kurang dari 10 % Semakin tinggi kandungan amilosa, maka akan semakin
(Rosa 2004). Nilai susut masak belum ditetapkan dengan rendah tingkat swelling index mie (Leach, 1965). Selain
nilai tertentu, hanya dinyatakan bahwa mi harus tidak itu, sifat swelling index sangat bergantung kepada
hancur jika direndam dalam air selama 10 menit (Dewan kekuatan molekular granula pati.
Standarisasi 1994). Semakin banyak zat aditif yang ditambahkan,
Disamping itu, susut masak utamanya dipengaruhi seharusnya akan membuat nilai swelling index akan
oleh ratio amilosa dan amilopektin. Amilosa mudah bertambah kecil. Hal ini terjadi karena dengan adanya
membentuk gel karena bentuk strukturnya yang linier penambahan zat aditif (CMC dan xanthan gum) akan
sehingga memungkinkan pembentukan jaringan tiga menghambat proses masuknya air ke dalam pati (Judy,
dimensi lebih mudah. Semakin rendah kandungan R.W., et al., 2012). Menurut Widyaningsih dan Murtini
amilosa, menyebabkan struktur gel yang terbentuk lemah. (2006), semakin banyak CMC yang ditambahkan, maka
Lemahnya struktur gel pati tersebut menyebabkan akan membuat tekstur mie semakin keras dan daya
padatan yang terlarut lebih besar, sehingga susut rehidrasi mie menjadi berkurang.
masaknya semakin besar (Rahim 2007). Hidrasi (Absorpsi Air). Absorpsi air adalah
CMC terbukti lebih baik dalam mengurangi jumlah air yang terserap oleh bahan selama proses
cooking loss mi, meningkatkan daya serap air saat pemasakan (Soeparno 1998). Penyerapan air dinilai
Mulyadi et al.: Studi PembuatanMie Kering 1193
sebagai persentase peningkatan berat mi (berat mi warna 4,2 (agak menyukai), aroma sebesar 4,4 (agak
dimasak dikurangi berat mi kering) dibandingkan dengan menyukai), rasa sebesar 5,4 (agak menyukai) dan untuk
berat mie kering. Hasil perlakuan terbaik memiliki hidrasi tekstur sebesar 5 (agak menyukai). Mie kering ubi jalar
66,42%. Pati dengan kandungan amilosa tinggi lebih hasil perlakuan terbaik memiliki kualitas fisik cooking
banyak menyerap air pada proses pemasakan tetapi loss 17,48%, swelling index 54,80%, hidrasi 66,42%,
menjadi lebih cepat menyerap kembali dan cepat keras, rasio pengembangan 1,58, kadar air 8,06% dan rendemen
maka pati akan bersifat kering, kurang lekat dan 53%
cenderung menyerap air lebih banyak. Tingkat
pengembangan dan penyerapan air tergantung pada
kandungan amilosa. Makin tinggi kandungan amilosa, DAFTAR PUSTAKA
kemampuan pati untuk menyerap dan mengembang Angelia Merdiyanti, 2008. Paket Teknologi Pembuatan
menjadi lebih besar karena amilosa mempunyai Mi Kering Dengan Memanfaatkan Bahan Baku
kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang lebih Tepung Jagung. Skripsi. Departemen Ilmu Dan
besar dari pada amilopektin (Alam et al. 2007) Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Rasio Pengembangan. Rasio pengembangan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
mie dipengaruhi oleh kemampuan mie dalam menyerap
air. Menurut Kurniawati (2002) bahwa pengembangan Alam N, Saleh MS, Haryadi SU. 2007. Sifat fisikokimia
mie disebabkan karena kemampuan mie untuk menyerap dan sensoris instant starch noodle (ISN) pati aren
air. Hasil perlakuan terbaik memiliki rasio pengembangan pada berbagai cara pembuatan. J. Agroland, Vol.
1,58. Menurut Fajrin, (2013) penambahan CMC yang 14 (4): 269-274.
lebih tinggi memberikan nilai pemuaian volume yang lebih Amri, Asnil B. 2010. Impor Gandum : Semester I nilai
tinggi daripada dengan penambahan yang lebih sedikit impor gandum naik 24 %. http://
karena CMC bersifat hidroskopis (menyerap air) industri.kontan.co.id/v2/rubrik/komoditas (Tanggal
sehingga mie semakin mengembang. akses 15 Maret 2013)
Kadar Air. Kadar air mempunyai peranan
Astawan, M. 2003. Membuat Mie Dan Bihun. Penebar
penting dalam ketahanan produk. Menurut Winarno
Swadaya. Jakarta
(2004), kandungan air dalam bahan makanan ikut
menentukan acceptability, kesegaran, daya tahan bahan Biro Pusat Statistik. 2010. Luas panen, Produksi dan
itu. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi Produktivitas Ubi Jalar. http://www.bps.go.id/
daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba. aboutus.php?tabel=1&id_subyek=55 [Diunduh
Hasil perlakuan terbaik memiliki kadar air 8,06%. April 2013.
Penambahan hidrokoloid yang semakin tinggi akan
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Luas Panen,
meningkatkan kekompakan matrik gel dan mengurangi
Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar di Indonesia.
struktur berongga yang menyebabkan menurunkan
Badan Pusat Statistik. Jakarta.
kekenyalan dan meningkatkan kekerasan (Pietrasik, Z.
and A. Jarmolouk, 2003). Menurut SNI 01-2974-1992, Fajrin Hal Lala*), Bambang Susilo, Nur Komar. 2013.
kadar air mie kering dengan penggorengan maksimal Uji Karakteristik Mie Instan Berbahan-Baku
10% (b/b), sedangkan yang menggunakan proses Tepung Terigu dengan Substitusi Mocaf. Jurnal
pengeringan lain maksimal 14,5% (b/b). Hasil ini Bioproses Komoditas Tropis Vol. 1 No. 2,
menunjukkan bahwa kadar air mie kering yang dihasilkan Agustus 2013
masih dalam batasan SNI. Ginting, Erliana. Antarlina, S.S. Utomo, J.S.
Ratnaningsih. 2006. Teknologi Pascapanen Ubi
SIMPULAN Jalar Mendukung Diversifikasi Pangan dan
Pengembangan Agroindustri. http://
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan balitkabi.litbang.deptan.go.id/images/PDF/BP/bp-
penambahan konsentrasi CMC dan telur berbeda nyata 11%20erlianan.pdf. Tanggal akses: 27/09/2013
terhadap kesukaan terhadap rasa mie kering ubi jalar
sedangkan kesukaan terhadap warna, aroma, dan tekstur Juanda, D. dan B. Cahyono. 2000. Ubi Jalar Budidaya
mie kering ubi jalar tidak berbeda nyata. Hasil terbaik dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogjakarta
untuk kualitas organoleptik yaitu menggunakan
penambahan CMC 1% dan penambahan telur 20%.
Kualitas organoleptik terbaik pada setiap parameter yaitu
1194 Prosiding Seminar Nasional BKS PTN Barat : 1186-1194, 2014
Judy Retti Witono, Angela Justina Kumalaputri, Heidylia Flour) (Kajian Jenis Perlakuan Dan Konsentrasi
Stella Lukmana. 2012. Optimasi Rasio Tepung Kemangi). Proceeding Seminar Nasional
Terigu, Tepung Pisang, Dan Tepung Ubi Jalar, Konsumsi Pangan Sehat dengan Gizi
Serta Konsentrasi Zat Aditif Pada Pembuatan Seimbang Menuju Tubuh Sehat Bebas
Mie. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Penyakit FTP-UGM
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Pietrasik, Z. and A. Jarmolouk. 2003. Effect Sodium
Katolik Parahayangan
Cassinate and k-Carragenan on Binding and
Juniawati. 2003. Optimasi Proses Pengolahan Mie Textural Properties of Muscle Gels Enhanced by
Jagung Instan Berdasarkan Kajian Preferensi Microbial Transglutaminase Addition. Journal of
Konsumen. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Food Engineering 6 (3): 285-294
Bogor
Rahim A. 2007. Pengaruh cara pengolahan instant starch
Kurniawati, R. D. 2006. Penentuan Desain Proses Dan noodle dari pati aren terhadap sifat fisikokimia
Formulasi Optimal Pembuatan Mi Jagung Basah dan sensoris. [Tesis]. Yogyakarta: Program
Berbahan Dasar Pati Jagung Dan Corn Gluten Pascasarjana Teknologi Hasil Perkebunan.
Meal (CGM). Skripsi. Departemen Ilmu dan Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,
Retnowati, H. R. Dan Purba, E. SL. 2003. Peluang
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bisnis Makanan Berbasis Tepung. Penerbit PT.
Kurniawati, Ika. 2007. Studi Pembuatan Mie Instant Elex Media Komputindo. Jakarta
Berbasis Tepung Komposit Dengan Penambahan
Richana, Nur dan Widaningrum. 2009. Penggunaan
Tepung Porang (Amorphophallus oniophyllus).
Tepung dan Pasta dari Beberapa Varietas Ubi
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas
Jalar Sebagai Bahan Baku Mi. J. Pascapanen
Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya
6(1) 2009: 43-53
Malang. Malang
Sugiyono, Edi Setiawan, Elvira Syamsir dan Hery
Leach, H. W. 1965. Gelatinization of starch. Page 289-
Sumekar. 2011. Pengembangan Produk Mi
307 in R. L. Whistler, J. N. Bermiller and E. F.
Kering dari Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Paschall, eds., Starch, Chemistry and Technology,
dan Penentuan Umur Simpannya dengan Metode
Academic Press, New York.
Isoterm Sorpsi. J. Teknol. Dan Industri Pangan,
Marsono, Y., P. Wiyono, dan Z. Noor. 2002. Indeks Vol. XXII no. 2 Th.2011.
Glisemik Kacang-kacangan. Jurnal Teknologi
Suyanti. 2006. Pembuatan Mie Dari Aneka Komposit
dan Industri Pangan 7(3) 2002: 11-16
Tepung Pisang, Kedelai, Kacang Hijau, Jagung,
Maryani, N. 2013. Studi pembuatan mie kering berbahan dan Ubi Ungu. Laporan Kerja Sama dengan
baku tepung singkong dan mocal (modified Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta.
cassava flour). Jurnal Sains Terapan. Jakarta
Mita Widyaningtyas, Wahono Hadi Susanto. 2014. Takahashi S, Hirao K, Kawabata A. 1985. Effects of
Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Hidrokoloid preparation methods of starches from mung beans
(Carboxy Methyl Cellulose, Xanthan Gum, and broad beans and preparation method of
Dan Karagenan) Terhadap Karakteristik Mie noodles on the physicochemical properties of
Kering Berbasis Pasta Ubi Jalar Varietas Ase harusame noodles. Journal of Japanese Society
Kuning. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. for Starch Science, 32, 257e266.
3 No 2 p.417-423, April 2015
Widyaningsih, T.W, dan E.S. Murtini, 2006. Alternatif
Mogoginta, J. 2007. Produsen Makanan Tetap Tahan Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus
Harga. http://www.suaramerdeka.com. Tanggal Agirasana, Surabaya.
akses: 5/09/2013
Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT.
Mulyadi, A.F, Wignyanto, Anita Novalia Budiarti. 2013. Gramedia PustakaUtama, Jakarta
Pembuatan Mie Kering Kemangi (Ocimum
Sanctum L.) Dengan Bahan Dasar Tepung
Terigu Dan Tepung Mocaf (Modified Cassava