Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farahul

Jannah

NIM : 101614253004

Mata Kuliah : Psikologi

Industri

1. Isi analisis jabatan:


a. Nama jabatan
Nama jabatan dibutuhkan untuk menunjukkan jabatan apa yang

sedang/telah dianalisis.
b. Prosedur kerja dari jabatan tersebut
Prosedur kerja dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana pekerjaan

pada jabatan tersebut dilakukan sehingga diketahui apa saja

kriteria yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut. Hal ini

dimaksudkan supaya kapasitas pekerja seimbang dengan beban

kerjanya, agar tidak terjadi stress kerja maupun kebosanan.


c. Kondisi lingkungan kerja
Kondisi lingkungan kerja juga sangat penting untuk dianalisis

karena kondisi lingkungan kerja ini dapat mempengaruhi si pekerja

itu sendiri, misalnya apabila lingkungan kerja kotor maka pekerja

akan merasa tidak nyaman sehingga pekerja tersebut pun merasa

enggan untuk melakukan pekerjaannya.


d. Hubungan antara pekerjaan satu dengan yang lainnya
Analisa hubungan antara pekerjaan disini sangat penting karena

dengan adanya analisis ini maka akan diketahui wewenang dan

tanggung jawab dari masing-masing pekerjaan. Hal ini

dimaksudkan supaya tidak terjadi overlap antara satu pekerjaan


dengan pekerjaan lainnya sehingga tidak menimbulkan konflik

kerja, dimana konflik kerja juga dapat menimbulkan stress.


e. Kondisi penerimaan karyawan
Karyawan dalam sebuah perusahaan akan terus berubah, hal ini

memungkinkan untuk terjadinya penerimaan karyawan baru.

Penerimaan karyawan baru ini dapat mempengaruhi psikologis

karyawan lama. Misalnya apabila karyawan baru mempunyai

pengetahuan atau skill yang lebih bagus daripada dia maka hal ini

akan membuat pekerja lama tersebut merasa peluangnya untuk

naik jabatan berkurang dan merasa rendah diri sehingga tidak

mempunyai motivasi untuk melakukan pekerjaannya. Tetapi bisa

juga dengan adanya penerimaan karyawan baru, pekerja lama

termotivasi untuk lebih melakukan pekerjaannya sehingga dapat

bersaing dengan karyawan baru tersebut.


2. Analisis jabatan kerja sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja maupun mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.

Analisa jabatan mempunyai fungsi untuk menempatkan karyawan

sesuai dengan keterampilannya. Hal ini berarti bahwa kapasitas kerja

pekerja dengan beban kerja yang disandang oleh pekerja harus

seimbang. Apabila tidak terjadi keseimbangan antara kapasitas kerja

dengan beban kerja maka akan terjadi stress kerja atau kebosanan.

Stress kerja terjadi karena beban kerja lebih besar daripada kapasitas

si pekerja. Stress kerja ini dapat mempengaruhi keadaan pekerja.

Misalnya, apabila pekerja mengalami stress kerja maka dapat

menyebabkan menurunnya imunitas pekerja sehingga pekerja dapat

mengalami berbagai macam penyakit. Stress kerja dapat membuat


pekerja susah untuk berkonsentrasi terhadap pekerjaanya maka hal ini

dapat memicu terjadinya kecelakaan karena pekerja tersebut bisa saja

tidak memenuhi SOP yang ada.


3. Kepemimpinan yang dengan tipe selling adalah kepemimpinan yang

menitikberatkan pada tuntutan untuk menyelesaikan tugas dan

terstruktur akan tetapi pemimpin tetap memberi dukungan kepada

anak bawahnya serta menjaga dan memperhatikan hubungan dengan

bawahan. Dalam tipe kepemimpinan selling ini diperlukan bawahan

yang mempunyai kemauan dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan pekerjaannya. Dalam tipe kepemimpinan selling ini juga

tidak terlalu dipertimbangkan apakah pekerja tersebut memiliki

pengetahuan atau kemampuan yang tinggi, yang penting adalah

pekerja tersebut mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengerjakan

pekerjaannya.
4. Pada industri padat karya tingkat pendidikan yang dibutuhkan bukan

hanya pendidikan yang tinggi tapi juga orang yang mempunyai

pendidikan yang rendah pun dibutuhkan. Hal ini menyebabkan

seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dapat

menduduki jabatan yang tinggi pada industri padat karya ini.


Lain hal dengan industri padat modal, dimana proses produksi

dititikberatkan kepada mesin dan teknologi sehingga tidak

memerlukan pekerja yang mempunyai tingkat pendidikan rendah. Hal

ini menyebabkan seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi pun

belum tentu dapat mendapatkan level jabatan yang tinggi.


Misalnya ada dua orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang

sama, yang satu bekerja di industri padat karya (A) dan yang satu
bekerja di industri padat modal (B), bisa jadi si A diletakkan di level

jabatan tinggi tapi si B diletakkan di level jabatan paling rendah.

Anda mungkin juga menyukai