Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS PROGRAM SURABAYA SINGLE WINDOW (SSW)

DALAM PELAYANAN PUBLIK : PERSPEKTIF E-GOVERNMENT


(Studi tentang Perijinan Online di Kota Surabaya)

Rindri Andewi Gati, Tjahjanulin Domai, Ainul Hayat


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: rindriandewigati@gmail.com

Abstract: Effectiveness of the Surabaya Single Window (SSW) Program in Public Service:
Perspectives of E-Government (Study of Online Licensing in Surabaya). Information and
communication technology are rapidly growing affecting the bureaucracy to use it as a means of
improving performance as a public servant. One of the practice can be found in Surabaya. The new
licensing service called Surabaya Single Window (SSW) is one of the steps taken by the government of
Surabaya within the framework of the implementation of e-Government and make it easier to take
care of all the licensing application. The results showed that the implementation of this program has
not been effective SSW to tackle licensing issues that occur in Surabaya. Online service perceived
could not be accessed by all citizens with different levels of technological mastery. So did the
problems in the field of human resources and organizational culture that is still difficult to change.
Although the program has some problems but its existence is able to convince the public that the new
licensing process is more faster, easier, and transparent.

Keywords: effectiveness, public service, e-government, SSW

Abstrak: Efektivitas Program Surabaya Single Window (SSW) dalam Pelayanan Publik :
Perspektif E-Government (Studi tentang Perijinan Online di Kota Surabaya). Teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang dengan pesat mempengaruhi birokrasi untuk
memanfaatkannya sebagai salah satu sarana meningkatkan kinerja sebagai pelayan publik. Salah satu
prakteknya bisa ditemui di Kota Surabaya. Pelayanan perijinan baru bernama Surabaya Single
Window (SSW) merupakan salah satu langkah yang diambil Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka
pelaksanaan e-Government dan memudahkan semua pihak untuk mengurus permohonan perijinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program SSW ini belum efektif untuk
menanggulangi permasalahan perijinan yang terjadi di Surabaya selama ini. Pelayanan secara online
dianggap tidak bisa diakses oleh semua masyarakat dengan tingkat penguasaan teknologi yang
berbeda. Begitu pun permasalahan di bidang SDM serta budaya organisasi yang masih susah diubah.
Meskipun program ini memiliki beberapa kendala namun keberadaannya mampu meyakinkan
masyarakat bahwa proses perijinan yang baru lebih cepat, mudah, dan transparan.

Kata kunci: efektivitas, pelayanan publik, e-government, SSW

Pendahuluan dari NPM, muncul ide reinventing government


Di era perubahan dari New Public oleh Osborne dan Gaebler. Konsep ini meng-
Management ke New Public Services (NPS) alami review di beberapa negara maju. Negara
terjadi krisis ekonomi yang serentak melanda dianggap sebagai sebuah perusahaan dan
negara-negara di berbagai belahan dunia. Krisis masyarakat sebagai pelanggan. Konsep ini me-
tersebut menyebabkan beberapa pemerintahan ngurangi makna masyarakat sebagai warga
jatuh sehingga makin terpuruknya ekonomi. Di negara yang memiliki negara kedaulatan dan
sisi lain, krisis ini menyadarkan masyarakat membentuk orientasi ideal sebuah negara
untuk ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan (Saptawan, 2010 h. 25).
pemerintahan dan mengungkap bahwa selama ini Tahun 2003, secara global dunia telah
terjadi salah urus dalam pengelolaan negara menerapkan prinsip baru yaitu New Public
disebabkan adanya akumulasi modal di otoritas Service (NPS) yang menekankan perlunya re-
moneter pemerintah yang mengakibatkan masya- vitalisasi kedudukan masyarakat sebagai warga
rakat tidak berdaya dan memperkaya para negara. Menurut Haque (Kurniawan, 2007 h. 11),
penguasa dan elit politiknya. Sebagai puncak redefinisi masyarakat ini harus dilakukan karena

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 6 , Hal. - |1


dalam paradigma NPM masyarakat biasanya berbelit. Perbedaan mendasar dari program ini
ditinggalkan oleh sektor privat dalam mekanisme dengan sistem sebelumnya yaitu mekanisme
pasar. Dengan adanya NPS, keterlibatan masya- pelayanan yang paralel. Beberapa ijin yang dapat
rakat sebagai warga negara secara aktif diproses secara bersamaan tanpa harus saling
diperlukan dalam hal perumusan, pelaksanaan, tunggu antara ijin satu dengan lainnya.
dan pengawasan kebijakan publik. Paradigma Mekanisme ini otomatis memangkas jangka
NPS menekankan adanya akuntabilitas dan waktu proses perijinan menjadi lebih cepat.
transparansi yang mengiringi responsibilitas Berdasarkan uraian di atas, penulis me-
pemerintah dalam pelayanan publik. Tuntutan rumuskan masalah mengenai bagaimana
akuntabilitas pemerintah dianggap sebagai per- efektivitas dan kendala-kendala yang dihadapi
tanggungjawaban pemerintah yang baik, dan program SSW dalam hal perijinan online di Kota
merupakan tujuan daripada pengelolaan birokrasi Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang efektif dan efisien. mengetahui, menjelaskan, dan menganalisis
Seiring berkembangnya waktu, dunia efektivitas Program SSW dalam hal perijinan
mengalami era globalisasi dimana negara-negara online di Kota Surabaya. Manfaat penelitian ini
di dunia ini seakan borderless. Informasi dari yaitu sebagai bahan pertimbangan pemerintah
belahan dunia manapun dapat diterima secara dalam merumuskan program inovatif lainnya
aktual dalam genggaman. Di antaranya layanan yang berbasis elektronik.
internet melalui PC, handphone, dan perangkat
komunikasi lainnya. Globalisasi membuat Tinjauan Pustaka
negara-negara mengharapkan terjadinya interaksi 1. Good Governance
antara masyarakat satu dengan lainnya secara Menurut Sedarmayanti (2004, h. 244),
lebih efektif dan efisien. Proses interaksi antar pemerintah atau government diartikan sebagai
negara-negara diharapkan menjadi lebih intens pengarahan dan administrasi yang berwenang
bila pemerintah mulai membuka diri terhadap atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara,
globalisasi. Teknologi Informasi dan Komuni- negara bagian, kota, dan sebagainya. Selain itu,
kasi telah membawa paradigma baru kepada dapat juga diartikan sebagai lembaga/badan yang
masyarakat. Sektor publik pun ikut mewujudkan menyelenggarakan pemerintahan negara, negara
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bagian atau kota, dan sebagainya. Sedangkan
proses pemerintahan sebagai E-Government atau istilah kepemerintahan atau governance mengacu
Electronic Government, yaitu pemerintahan ber- pada tindakan, fakta, dan pola dari kegiatan atau
basis elektronik. penyelenggaraan pemerintahan. Pada dasarnya
Kota Surabaya adalah salah satu pemerintah ada tiga pihak yang berperan sebagai pelaku
daerah yang sedang berupaya untuk mewujudkan dalam good governance yaitu negara (pemerin-
e-government yang terpadu. Surabaya sebagai tahan), sektor swasta, dan masyarakat madani.
kota terbesar kedua setelah Jakarta tentunya UNDP dikutip oleh Sedarmayanti (2004, h. 5)
menjadi salah satu pusat perekonomian di Jawa mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip
Timur. Kota ini dinilai memiliki peluang in- yang harus dianut dan dikembangkan dalam
vestasi yang begitu besar termasuk pada sektor praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang
perdagangan dan industri. Peluang tersebut baik meliputi, (a) Partisipasi; (b) Aturan hukum;
memungkinkan banyak investasi yang masuk (c) Transparansi; (d) Daya Tanggap; (e) Ber-
tiap tahunnya. orientasi Konsensus; (f) Berkeadilan; (g) Efektif
Pelayanan publik dinilai menjadi salah satu dan efisien; (h) Akuntabilitas; dan (i) Visi stra-
daya tarik suatu daerah untuk menjadi tujuan tegis. Keseluruhan karakteristik atau prinsip
investasi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka good governance tersebut adalah saling mem-
pada tanggal 14 Maret 2013, Pemkot Surabaya perkuat dan saling terkait satu sama lain dan
memprakarsai program perijinan terpadu secara tidak bisa berdiri sendiri.
online yang bernama Surabaya Single Window 2. Electronic Government
(SSW). Perijinan ini bisa diakses melalui The World Bank Group dikutip oleh
www.ssw.surabaya.go.id dengan dasar hukum Indrajit (2004, h. 14) mendefinisikan E-
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun Government sebagai the use by government
2013 Tentang Tata Cara Pelayanan Perijinan dan agencies of information technologies (such as
Non Perijinan Secara Elektronik di Kota Wide Area Networks, the Internet, and mobile
Surabaya. Kemudahan yang ditawarkan adalah computing) that have the ability to transform
para pemohon ijin tidak perlu datang karena relations with citizens, businesses, and other
menggunakan sistem online. arms of government. Seperti halnya di dalam
Program SSW dianggap menjadi pendobrak dunia aplikasi E-Commerce yang kerap
sistem pelayanan perijinan yang lama dan diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu tipe B-
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 6 , Hal. - |2
to-B dan B-to-C, di dalam konsep E-Government Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan; dan (j)
dikenal pula empat jenis klasifikasi, yaitu: G-to- Kenyamanan.
C, G-to-B, G-to-G, dan G-to-E (Indrajit, 2004 h.
60). Di Indonesia sendiri pelaksanaan e- 5. Manajemen Sistem Informasi Publik
government didukung dengan dikeluarkannya (MSIP)
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003, Sistem informasi adalah suatu sistem di
menyusul dikeluarkannya Panduan Penye- dalam sebuah organisasi yang mempertmukan
lenggaraan Situs Website Pemerintah Daerah kebutuhan pengolahan transasksi harian,
oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi mendukung operasi, bersifat manajerial, dan
pada bulan Agustus 2003. Acuan Rating Website kegiatan strategi dari suatu organisasi dan me-
Pemerintah seperti yang tercantum dalam nyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
Panduan Penyelenggaraan Situs Website laporan yang diperlukan (Leitch dan Davis dalam
Pemerintah Daerah oleh Kementerian Komuni- Sugandi, 2011, h. 201). Sebuah sistem terintegra-
kasi dan Informasi menyebutkan ada 11 si yang mampu menyediakan berbagai informasi
parameter yang digunakan untuk menilai situs yang bermanfaat bagi penggunanya. Sistem ini
website pemerintah daerah. Parameter-parameter memafaatkan perangkat keras dan perangkat
tersebut adalah kecepatan (speed), homepage, isi lunak komputer, prosedur manual, model
(content), konteks, ukuran kualitas interaksi manajemen, dan basis data. Ada proses manual
(usability), kemudahan dibaca (readibility), yang harus dilakukan manusia dan proses yang
mobilitas data, ketepatan (accuracy), layanan terotomasi oleh mesin.
publik, hits, dan penggunaan platform. Dalam organisasi publik, konteks budaya,
ketersediaan teknologi, dan kemampuan sumber-
3. Efektivitas daya manusia akan menentukan keberhasilan
Miller dikutip oleh Tangkilisan (2005, h. penerapan solusi teknologi tersebut. Ada banyak
138) mengungkapkan efektivitas sebagai tingkat faktor yang harus dipertimbangkan dalam me-
seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai nentukan solusi bagi masalah pengolahan data
tujuannya. Efektivitas harus dibedakan dengan dalam organisasi, yaitu faktor ketersediaan
efisiensi terutama mengandung pengertian teknologi dan sistem manajemen yang akan
perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan diterapkan. Organisasi publik biasanya me-
efektivitas secara langsung dihubungkan dengan merlukan sistem perangkat keras yang besar
pencapaian tujuan. Indikator efektivitas meng- sehingga biaya pengadaan akan mahal. Sistem
gambarkan jangkauan akibat dan dampak baru yang akan dipakai merupakan investasi
(outcome) dari keluaran (output) program dalam yang sepadan dengan manfaat yang akan
mencapai tujuan program. Budiani (2007, h. 53) diperoleh.
menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas
suatu program dapat dilakukan dengan meng- 6. Pelayanan Perijinan
gunakan variabel-variabel (a) Ketepatan sasaran Pengertian perijinan tertentu berdasarkan
program; (b) Sosialisasi program; (c) Tujuan ketentuan Undang-undang Nomor 34 Tahun
program; dan (d) Pemantauan program. 2000 Tentang Dasar Pemungutan Retribusi
Daerah, adalah: Kegiatan tertentu pemerintah
4. Pelayanan Publik daerah dalam rangka pemberian ijin kepada
Keputusan Menteri Pendayagunaan orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
Aparatur Negara No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
mendefinisikan pelayanan publik adalah segala pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang,
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penggunaan sumber daya alam, barang, pra-
penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya sarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna me-
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan lindungi kepentingan umum dan menjaga
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan kelestarian lingkungan. Dengan adanya ijin,
perundang-undangan. Adapun prinsip pelayanan maka negara dianggap mengakui bahwa suatu
publik di dalam Keputusan Menteri Pem- kegiatan yang dilakukan oleh warga negaranya
berdayaan Aparatur Negara (Kepmenpan) No- tersebut adalah sah menurut peraturan atau
mor 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa penye- hukum di negara bersangkutan. Dengan adanya
lenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa pengakuan formal tersebut, maka negara wajib
prinsip yaitu (a) Kesederhanaan; (b) Kejelasan; memberikan perlindungan, pengawasan, dan
(c) Kepastian waktu; (d) Akurasi; (e) Keamanan; pembinaan terhadap suatu kegiatan usaha.
(f) Tanggung jawab; (g) Kelengkap-an sarana
dan prasarana; (h) Kemudahan akses; (i)

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 6 , Hal. - |3


7. Program Surabaya Single Window (SSW) a. Mekanisme Perijinan Online Terpadu
Program yang diberi nama Surabaya Single melalui Program Surabaya Single Window
Window (SSW) ini mulai diluncurkan pada awal (SSW)
2013. Program ini merupakan sebuah program Mekanisme perijinan yang baru ini dinilai
layanan pembantu dari Pemkot Surabaya kepada mampu memangkas birokrasi, meminimalisir
warganya untuk memberikan kemudahan bagi tatap muka antara pemohon dan birokrat yang
warga kota Surabaya maupun warga asing yang identik dengan tindakan korupsi, kolusi, dan
ingin berinvestasi di Surabaya. Program Sura- nepotisme, menciptakan sistem birokrasi yang
baya Single Window (SSW) ini merupakan transparan, serta memudahkan permohonan per-
layanan perijinan terpadu satu jendela secara ijinan yang berpengaruh terhadap perkem-
online di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang bangan dan pertumbuhan ekonomi di Kota
(DCKTR) yang terintegrasi dengan Sistem Surabaya.
Informasi Manajemen (SIM) online di beberapa b. Tampilan Website Surabaya Single Window
SKPD dan unit kerja terkait yang dikoordinasi (SSW)
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Sura- Tampilan website Surabaya Single Window
baya. Sistem ini memungkinkan dilakukannya (SSW) ini tidak terlalu ramai dan sangat simpel.
suatu penyampaian data dan informasi secara Namun, bukan berarti dengan tampilan web
tunggal, pemrosesan data dan informasi secara seperti ini mampu membuat semua masyarakat
tunggal dan sinkron, serta pembuatan keputusan merasa mudah untuk mengaksesnya. Tingkat
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing kesadaran akan teknologi yang berbeda antara
SKPD dalam hal pelayanan perijinan teknis dan satu orang dengan orang lain membuat pelayanan
non teknis. perijinan melalui website ini tidak bisa dinikmati
oleh semua kalangan.
Metode Penelitian c. Manfaat Program Surabaya Single
Penelitian ini merupakan penelitian dengan Window (SSW)
metode pendekatan kualitatif, jenis deskriptif. Program Surabaya Single Window di-
penelitian ini digunakan untuk meneliti pada laksanakan sebagai salah satu upaya Pemerintah
kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti Kota Surabaya untuk memberikan pelayanan
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan yang baik dan prima di bidang perijinan. Adanya
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), program ini membawa manfaat bagi masing-
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil masing stakeholder, yaitu:
penelitian kualitatif lebih menekankan makna 1). Bagi Pemerintah. Dengan adanya ketentuan
daripada generalisasi (Sugiyono, 2011, h. 9). bahwa di setiap SKPD terkait tidak diper-
Penelitian ini berfokus pada: (1) Efektivitas kenankan memegang berkas bisa membawa
Program Surabaya Single Window (SSW) dalam dampak positif bagi internal SKPD terkait.
rangka perijinan online di Kota Surabaya; dan Kinerja dan fungsi SKPD bisa diminimalkan
(2) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan serta meningkatkan efektivitas organisasi.
Program Surabaya Single Window (SSW). 2). Bagi Masyarakat. Program ini memudahkan
Lokasi penelitian di Kota Surabaya dan situs warga yang berasal dari dalam maupun luar
penelitian pada Dinas Komunikasi dan Infor- kota Surabaya untuk berinvestasi di wilayah
matika Kota Surabaya dan UPTSA Kota Kota Surabaya dengan sistem yang baru.
Surabaya. Sehingga, transaksi yang berkaitan dengan
Sumber data terdiri dari data primer dan pelayanan perijinan bisa menjadi lebih
data sekunder dengan teknik pengumpulan data mudah, cepat, simpel, dan transparan.
melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara. 3). Bagi Pelaku Sektor Swasta, memudahkan
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pe- para investor untuk melakukan survey lokasi.
neliti sendiri, pedoman wawancara, dan perang- Investor yang akan menanaman modalnya
kat penunjang lainnya. Analisis data meng- bisa mengetahui dari awal persilnya dapat
gunakan model interaktif dari Miles dan Huber- dimanfaatkan untuk apa dan resiko kesalahan
man (Sugiyono, 2011, h. 245) dengan tahap pe- dalam perencanaan bisnis dapat diminimali-
ngumpulan data, reduksi data, penyajian data, sir.
dan penarikan kesimpulan/verifikasi data. d. Pencapaian dan Ketepatan dalam
Program Surabaya Single Window (SSW)
Pembahasan Selama satu tahun pengoperasian program
1. Efektivitas Program Surabaya Single Surabaya Single Window masih terdapat banyak
Window (SSW) dalam Rangka Perijinan kendala. Namun, apabila dibandingkan dengan
Online oleh Pemerintah Kota Surabaya mekanisme lama yang menyusahkan pemohon
dan menimbulkan citra buruk pemerintah di mata
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 6 , Hal. - |4
masyarakat, program Surabaya Single Window tidak memanfaatkan layanan perijinan online
dinilai sudah cukup efektif untuk meyakinkan melalui website tersebut dengan alasan tidak bisa
masyarakat bahwa proses perijinan sekarang komputer, tidak terbiasa bertransaksi secara
lebih cepat, mudah, dan transparan. online, dan gagap teknologi (gaptek).
e. Sosialisasi Program Surabaya Single Terkait dengan program Surabaya Single
Window (SSW) Window (SSW) itu sendiri, sasaran program
Sosialisasi program Surabaya Single yang menjadikan masyarakat sebagai obyek dan
Window (SSW) dimulai semenjak program pengguna layanan dianggap tidak tercapai.
diluncurkan pada 14 Maret 2013. Sosialisasi Karena di lapangan masih ditemukan masyarakat
dilakukan dengan mengundang organisasi pe- yang melimpahkan berkas-berkasnya untuk
ngusaha, real estate dan konsultan yang sering diserahkan ke petugas front office. Proses
berhubungan dengan masalah perijinan. Sosiali- selanjutnya yaitu scanning dan uploading pun
sasi program selama pengoperasian Surabaya dilakukan oleh petugas tersebut. Tingkat
Single Window dilakukan dengan 3 cara, yaitu penguasaan IT yang berbeda antara satu individu
dengan menyelenggarakan forum-forum yang dengan individu lainnya membuat pelayanan
mengundang SKPD-SKPD terkait, media massa perijinan melalui web ini belum terlihat
dan para stakeholder; pengadaan brosur, banner, efektivitasnya selama satu tahun pengoperasian.
dan selebaran mengenai program Surabaya b. Kendala Teknis Operasional
Single Window (SSW); dan melalui sosialisasi di Berdasarkan pengamatan di lapangan dan
media sosial Facebook yang bekerjasama dengan wawancara dengan salah satu staf IT di Kantor
Media Center Pemerintah Kota Surabaya. UPTSA Kota Surabaya, permasalahan umumnya
f. Pengawasan dalam Pelaksanaan Program terjadi dalam lingkup teknis operasional seperti
Surabaya Single Window (SSW) terjadinya error jaringan dan listrik mati. Hal ini
Pengawasan terhadap proses administrasi mengakibatkan pengiriman berkas dari UPTSA
penerbitan ijin ini dilakukan secara periodik tiap ke SKPD terkait menjadi agak terganggu. Selain
6 bulan dilakukan pemeriksaan internal oleh Tim itu ternyata dengan adanya pemangkasan, tidak
Audit Internal di UPTSA Kota Surabaya untuk semua perijinan bisa diajukan menjadi lebih
mengecek kesesuaian proses dan produk admin- cepat, ada salah satu perijinan yang malah
istrasi penerbitan ijin dengan penilaian teknis dan menjadi lebih lama pemrosesannya.
pengesahan SKPD. Selain itu, dikarenakan c. Sumber Daya Manusia
SKPD yang terkait dengan program Surabaya Pegawai yang berinteraksi langsung dengan
Single Window ini lebih dari satu dinas, maka pemohon dan yang sering membantu pemohon
dilakukan koordinasi dengan SKPD terkait yang untuk melakukan scanning dan upload memang
intensitasnya minimal sebulan 2 kali. Jumlah dituntut memiliki kemampuan IT yang memadai,
pertemuan ini bisa saja lebih apabila ada pegawai tersebut yang umumnya berstatus non
permasalahan yang terkait program Surabaya pegawai. Untuk menunjang jaringan yang
Single Window. mendukung program Surabaya Single Window,
g. Tanggapan Masyarakat terhadap Program ditempatkan petugas IT sebanyak 2 orang.
Surabaya Single Window (SSW) Biasanya petugas IT ini bertempat di ruang
Tanggapan masyarakat selama satu tahun server, ikut melayani proses permohonan yang
program Surabaya Single Window (SSW) diajukan oleh pengembang
dijalankan menunjukkan program tersebut belum Dengan sistem yang begitu rumit,
berjalan secara maksimal. dengan adanya penempatan tenaga IT yang hanya berjumlah 2
pemangkasan, tidak semua perijinan bisa orang dirasa kurang. Walaupun, server dari
diajukan menjadi lebih cepat, ada salah satu UPTSA dan DCKTR sifatnya hanya membantu
perijinan yang malah menjadi lebih lama database yang ada di Dinas Komunikasi dan
pemrosesannya. Informatika namun jumlah ini dinilai kurang
melihat sistem yang berjalan membutuhkan
2. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksana- sinergi yang tinggi antara tiap SKPD. Dalam
an Program Surabaya Single Window studi ini, menurut penulis kekurangan
(SSW) sumberdaya manusia dalam bidang IT bisa
a. Penguasaan IT Masyarakat menyebabkan kurang optimalnya penerapan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Program Surabaya Single Window di Kota
penulis, disimpulkan bahwa antusiasme Surabaya.
masyarakat cukup tinggi, dilihat dari banyaknya
jumlah ijin yang masuk selama setahun
pelaksanaan program. Namun, di samping itu
banyak juga masyarakat yang memilih untuk
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 6 , Hal. - |5
d. Budaya Organisasi Kesimpulan
Berbagai kemudahan yang ditawarkan Pelaksanaan program Surabaya Single
melalui program Surabaya Single Window Window (SSW) untuk memperbaiki pelayanan
semata demi mewujudkan pelayanan prima yang perijinan di Kota Surabaya belum berjalan
sejalan dengan semangat KPK (Komisi dengan efektif dan maksimal selama 1 tahun
Pemberantasan Korupsi). Namun, ketika awal terakhir. Hal ini dikarenakan adanya per-
peluncuran program tidak semua jajaran masalahan yaitu dari segi penguasaan IT
birokrasi menerima perubahan ini dengan senang masyarakat yang masih rendah, kendala teknis
hati. Pemampatan pengurusan ijin dan kebijakan operasional, sumber daya manusia, dan budaya
baru yang melarang SKPD-SKPD terkait untuk organisasi beberapa SKPD yang belum mau dan
menerima berkas dianggap sebagai hilangnya mampu untuk berubah. Apabila hal-hal tersebut
pundi-pundi uang bagi sebagian birokrat. tidak ditindaklanjuti dengan tegas, maka untuk
Maka, tidak jarang terjadi konflik di awal-awal ke depannya program Surabaya Single Window
pengoperasian. Komitmen pemimpin dibutuhkan tidak akan mencapai efektivitasnya dalam
ketika organisasi di bawah pimpinannya melakukan pelayanan publik. Pada akhirnya,
mengalami konflik internal. Berdasarkan pe- program Surabaya Single Window (SSW) ini
nemuan, organisasi internal pemerintah masih belum cukup mampu menimbulkan kesan
belum mau bekerjasama secara total demi perijinan online yang mudah, cepat, dan
menjalankan pelayanan publik yang prima bagi transparan kepada masyarakat. Pihak pelaksana
masyarakat. Kebanyakan aparatur masih merasa dianggap kurang mengetahui kemampuan
nyaman dengan proses perijinan yang lama. masyarakat yang belum bisa menggunakan
layanan berbasis digital. Selama penelitian,
penulis menemukan hanya beberapa pengguna
saja yang mampu merasakannya.

Daftar Pustaka

Budiani, Ni Wayan. (2007). Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna


Eka Taruna Bhakti Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar.
Jurnal Ekonomi dan Sosial INPUT. Vol. 2 No. 1.
Indrajit, Richardus Eko. (2004). Electronic Government: Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta, Andi Publisher.
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2013). Panduan Penyelenggaraan Situs Website
Pemerintah Daerah. Kementerian Komunikasi dan Informasi. Jakarta, Kementerian Komunikas
dan Informatika.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Jakarta, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia.
Kurniawan, Teguh. (2007). Pergeseran Paradigma Administrasi Publik: Dari Perilaku Model Klasik
dan NPM ke Good Governance. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Vol. 7. Januari
Saptawan, Adriyan. (2010). Perkembangan Praktik Ilmu Administrasi Negara dalam Kebijakan
Pemerintah. Revitalisasi Administrasi Negara : Reformasi Birokrasi dan E-Governance.
Yogyakarta: Graha Ilmu. pp. 21-30
Sedarmayanti. (2004). Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) : Membangun Sistem
Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance
(Kepemerintahan yang Baik). Bandung, Mandar Maju.
Sugandi, Yogi S. (2011). Administrasi Publik: Konsep dan Perkembangan Ilmu di Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Tangkilisan, Hessel, Nogi S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta, Gramedia.
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Dasar Pemungutan Retribusi Daerah (c. 1). Jakarta,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 , No. 6 , Hal. - |6

Anda mungkin juga menyukai