Anda di halaman 1dari 13

ABSTRAK

Universitas Negeri Gorontalo adalah salah satu Universitas di Propinsi


Gorontalo yang baru saja beralih status menjadi suatu Universitas yaitu Universitas
Negeri Gorontalo. Dengan kondisi tersebut maka sepantasnya Universitas Negeri
Gorontalo memiliki sarana terpusat yakni suatu gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa
( PKM ) sebagai basis dari segala aktifitas penyelenggaraan dan pelayanan bagi
mahasiswa dalam lingkup Universitas Negeri Gorontalo. Metode - metode yang
digunakan di dalam perencanaan bangunan ini adalah pengumpulan data dan
informasi yang berkaitan dengan judul, analisa, konsep perencanaan, serta
transformasi desain.
Site yang akan direncanakan berada didaerah yang memiliki sirkulasi
kendaraan yang padat. Sirkulasi / jalan utama pada bagian barat site. Main
Entrance sebagai pintu masuk bagi pemakai dan pengunjung baik bagi pejalan
kaki maupun yang menggunakan kendaraan bermotor. Pada perencanaan untuk
masuk dan keluar dalam site ditempatkan pada bagian barat site agar sirkulasi
dapat terarah dan tidak menimbulkan kemacetan.
Dari pendekatan program ruang dan aktifitas pemakai di peroleh kebutuhan
ruang sebagai berikut : Ruang Senat Mahasiswa, Ruang BEM, Ruang Pengelola,
Ruang Badan Tadzkir, Ruang HMI, Ruang Mapala, Ruang HPMIG, Ruang
Kesenian, Ruang UKM disediakan 4 unit, Ruang GMNI, Ruang P3K, Ruang
Sekretariat Olahraga, Ruang Serbaguna, Ruang Duduk / Lobby, Kafetaria,
Koperasi Mahasiswa, Wartel, Warnet, Foto Copy, Gudang di sediakan 2 unit WC /
KM disediakan 14 unit.
Dalam proses perencanaan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas
Negeri Gorontalo ini, proses perancangan di titik beratkan pada proses penerapan
ilmu - ilmu arsitektur, dan bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Diharapkan
laporan perancangan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri
Gorontalo ini, dapat melengkapi pemahaman awal kita dalam perencanaan
gedung pusat kegiatan mahasiswa yang lebih baik pada masa yang akan datang.
I.PENDAHULUAN
Sebagai lembaga pendidikan yang baru beralih status, Universitas Negeri
Gorontalo perlu menyediakan fasilitas penunjang penyelenggaraan aktivitas atau
kegiatan bagi mahasiswa dalam lingkup Universitas sebagai tindakan antisipatif
dari bertambahnya kebutuhan dalam rangka lebih memajukan Universitas Negeri
Gorontalo. Fasilitas tersebut diupayakan dapat mewadahi berbagai aktifitas
pelayanan baik untuk mahasiswa, Dosen ataupun Karyawan di Universitas Negeri
Gorontalo dengan menerapkan bentuk sentralisaisi.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu diadakan perencanaan
sebuah gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo yang
memadai kebutuhan seluruh mahasiswa dan diharapkan dapat membantu seluruh
aktivitas mahasiswa, dalam upaya pembangunan, pengembangan serta
peningkatan mutu dan kualitas Universitas Negeri Gorontalo.

II. BAHAN DAN METODE


II.1 Lokasi Penelitian
Secara geografis lokasi berada di jalan Jendral Sudirman No. 06
Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo dengan batas wilayah adalah :
- Bagian utara : Berbatasan dengan Kecamatan Kota Utara.
- Bagian selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan.
- Bagian barat : Berbatasan dengan Kecamatan Dungingi.
- Bagian timur : Berbatasan dengan Kecamatan Kota Utara.

Gambar 2.1 Lokasi Universitas Negeri Gorontalo

II.2 Populasi dan Sample


Kegiatan yang terjadi dalam gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa
Universitas Negeri Gorontalo antara lain Kegiatan Mahasiswa berupa bentuk
Organisasi intern Mahasiswa seperti Senat Mahasiswa, Biro-biro
kemahasiswaan, dan ada pula dalam bentuk wirausaha mahasiswa seperti
Koperasi mahasiswa, Wartel, dan lain sebagainya. Pemakai / pengguna
gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa sebagian besar adalah Mahasiswa, diikuti
Dosen dan Pegawai Administrasi Kampus, serta pada umumnya masyarakat
Universitas. Dalam hal ini sampai tahun ajaran 2014 2015 tercatat jumlah
total Mahasiswa sebanyak 19.592 orang, Dosen 938 orang dan Pegawai
Universitas Negeri Gorontalo sebanyak 388 orang.
II.3 Pengumpulan Data
Data diperoleh dari bukubuku, literatur hasil wawancara dan hasil
observasi di berbagai media informasi, wawancara, dokumentasi dan
penelitian kepustakaan.

II.4 Analisis Data


II.4.1 Analisa Sirkulasi
Site yang akan direncanakan berada didaerah yang memiliki sirkulasi
kendaraan yang padat. Jalan utama pada bagian timur site.

Gambar 2.2 Jalur sirkulasi Universitas Negeri Gorontalo

II.4.2 Main Entrance


Main Entrance sebagai pintu masuk bagi pemakai dan pengunjung baik
bagi pejalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan bermotor.

Gambar 2.3 Jalan dan pintu masuk ke site perancangan


Jalan masuk / penerimaan yang besar harus tetap diperhatikan dalam
perancangan ini. Dimana pada perencanaan untuk masuk dan keluar dalam
site ditempatkan pada bagian barat site agar sirkulasi dapat terarah dan tidak
menimbulkan kemacetan.

II.4.3 Analisa Pencapaian


- Dari Ibu Kota Gorontalo 4 km
- Dari Kantor Kecamatan Kota Tengah 1 km
- Dari Terminal Andalas 5 km
Pencapaian kearah site ditempuh melalui jalan utama dengan
menggunakan mobil, sepeda motor dan bentor.

II.4.4 Analisa Klimatologi


Keadaan umum disekitar site :
- Suhu udara disekitar site rata-rata berkisar 20,8 C sampai 34 C
dengan kelembaban relative 83 %.
- Curah hujan terbanyak pada bulan Maret, Mei dan Oktober.
- Arah angin yang dominan dari timur dan barat.
Tindakan antisipasi dan sinar matahari yang berlebihan terhadap site
adalah menggunakan kaca riben.dan pemanfaatan vegetasi sebagai
peneduh dan pelindung, serta memanfaatkan rumput yang menutupi site
sehingga menimbulkan kesejukkan.
Arah angin yang dominan berasal dari arah timur dan barat. Untuk
mengatasi masalah dari gerak angin yang terlalu kencang ditempuh dengan
alternatif solusi sebagai berikut :
- Penempatan vegetasi yang baik, yakni pohon rindang yang berfungsi
melindungi dan memperkecil hembusan angin sekaligus menghalangi
debu dan kotoran masuk kedalam bangunan.
- Mengurangi bukaan dinding bangunan terhadap arah datangnya angin.
- Menata dengan baik bukaan bukaan.
Aktivitas dalam bangunan membutuhkan ketenangan, oleh karenanya
dilakukan langkah - langkah dalam mengurangi kebisingan yang timbul dari
arah sekitar site.
Berdasarkan pada sumber bising, maka ditempatkan zona :
- Zona publik ditempatkan pada bagian depan dan belakang site.
- Zona privat dan semi privat ditempatkan dibagian tengah site, karena
cukup membutuhkan ketenangan.
- Zona service / penunjang ditempatkan di bagian timur dan barat.
Keadaan kontur / topografi relatif datar dengan kemiringan 0-5 %.
Pengaturan saluran air hujan dialirkan dari permukaan yang tinggi ke
permukaan yang rendah melalui saluran kemudian dialirkan ke Riol kota.
Pembagian zoning ditetapkan bardasarkan pada kondisi dan karakter
site dengan mempertimbangkan sirkulasi, pencapaian, klimatologi, view, dan
kebisingan site.

II.5 Hasil Penelitian

Gambar 2.4 Jalan dan pintu masuk ke site perancangan

Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo harus


mencerminkan sifat komunikatif, fungsional, kenyamanan, keamanan dan
fleksibilitas guna menunjang kelancaran proses perkuliahan. Orientasi masa
bangunan menghadap ke jalan utama sebagai akses yang berhubungan
langsung dengan jalan utama, dengan view - view yang cukup alami.
Gubahan bentuk massa bangunan menggunakan bentuk dasar palang
yang merupakan gabungan bentuk persegi empat dan transformasinya
dengan konsep rumah adat gorontalo modern. Dengan pertimbangan bahwa
bentuk ini memiliki sifat dasar statis dan merupakan bentuk dinamis dari
obyek yang formal sehingga memudahkan dalam gerak aktifitas. Secara
umum tampilan bangunan ini menggambarkan sifat yang sesuai dengan
kondisi lingkungan dan di sesuaikan dengan bangunan - bangunan yang ada
disekitar site. Dalam hal ini konsep yang diambil adalah rumah adat modern.
Material yang digunakan pada selubung bangunan adalah beton dan batu
bata dengan finishing cat, dan penutup atap menggunakan genteng metal
dengan finishing warna merah.
Sebagai bangunan yang berada pada daerah tropis yang memiliki curah
hujan yang tinggi serta penyinaran matahari yang relatif panjang, maka
pertimbangan terhadap atap menggunakan atap miring dengan kemiringan
30 dan pengunaan overstek pada bagian bawah atap untuk menyalurkan air
hujan kedalam pipa-pipa pembuangan menuju ke saluran pembuangan, serta
overstek pada permukaan dinding yang berfungsi menghindari percikan air
dan sinar matahari langsung pada permukaan dinding dan jendela.
Sesuai dengan jenis - jenis kegiatan dan kebutuhan ruang yang telah
diprogramkan maka dapat disusun pengelompokkan ruang berdasarkan
fungsi dan aktivitas sebagai berikut :

Gambar 2.5 Pengelompokkan ruang berdasarkan fungsi dan aktivitas

FASILITAS UTAMA
Ruang Senat Mahasiswa- Ruang BEM
Ruang HMI- Ruang HPMIG
Ruang Badan Tadzkir- Ruang Mapala
Ruang GMNI- Ruang Pengelola
Ruang Kesenian- Ruang Sekertariat Olagraga

FASILITAS PENUNJANG
Kafetaria- Koperasi Mahasiswa
Wartel / Facs - Warnet
PUSAT
Foto Copy- Ruang UKM
KEGIATAN
Ruang Serbaguna- Ruang P3K
MAHASISWA
Ruang Duduk / Lobby

FASILITAS SERVICE
Gudang- WC / KM
Areal Parkir- Lapangan Sepak Bola
Lapangan Basket- Lapangan Tenis

Bentuk ruang merupakan bagian dari massa bangunan yang terdiri dari
ruang dan dibentuk oleh dinding, lantai, langit atau bidang atap dan
kontuinitasnya. Ruang dapat diciptakan dengan permainan peninggian dan
penurunan lantai, serta bisa juga dengan penggunaan bidang vertikal secara
massif ataupun hanya sebagai pembatas (tidak massif) serta penataan layout
ruang yang bertujuan untuk mendapat sisi efektifitas dan efisiensi ruang.
Perhitungan besaran ruang didasarkan pada hasil survey jumlah
mahasiswa yang terlibat tetap dalam kegiatan di Gedung Pusat Kegiatan
Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, seperti mahasiswa yang termasuk
dalam struktur pada setiap organisasi - organisasi kampus, namun tidak
menutup kemungkinan menggunakan asumsi dan standarisasi ruang yang
ada, agar aktifitas dalam ruang bisa maksimal. Luas ruangan standar
kemudian disesuaikan dengan pola grid struktur. Jumlah total luasan ruang :

Fasilitas Utama = 301,158 m


Fasilitas Penunjang = 1109,524 m
Fasilitas Service = 2791,400 m
Total jumlah = 4202,082 m
Luas site yang ada = 70 x 60 == 4200 m
Building Coverage (BC) = BC x Luas Site = 40% x 4200 m = 1680 m
Open Space (OS) = OS x BC = 60% x 1680 m = 2520 m
Sudah termasuk parkir BC 40%
dan area lansekap)
Luas lahan efektif = BC + OP = 1680 + 2520 = 4200 m
Jumlah lantai yaitu = Luas bangunan / BC
= 4202,082 m / 1680 m
= 2,501 atau dibulatkan menjadi 3 lantai.

Sistem struktur yang digunakan dalam perencanaan adalah struktur


rangka beton bertulang yang terdiri atas kolom dan balok. Sistem pondasi
yang digunakan adalah pondasi telapak dan pondasi batu kali, pondasi ini
disesuaikan dengan keadaan struktur tanah / daya dukung tanah pada
kedalaman tanah keras.
Konstruksi yang digunakan pada bangunan ini terdiri dari :
a. Pada bangunan menggunakan menggunakan lantai dengan bahan
keramik di setiap permukaan lantai. Untuk ruang luar digunakan aspal
pada jalan dan parkir serta puvingstone untuk sirkulasi pejalan kaki.
b. Bahan yang digunakan pada dinding bangunan adalah batu bata, karena
batu bata memiliki keungulan cocok untuk daerah tropis, menyerap panas
dengan baik, memiliki kemampuan menyalurkan panas rendah dan
pemasangan dan pengerjaannya mudah.
c. Konsruksi atap bangunan menggunakan Kuda - Kuda Kayu dengan
penutup atap menggunakan genteng metal pada seluruh bagian atap.
Cahaya adalah faktor utama yang menghidupkan ruang. Tanpa cahaya
tidak akan ada bentuk, warna, atau tekstur, tidak juga akan penampakkan
ruang itu sendiri. Oleh sebab itu, fungsi pertama desain pencahayaan adalah
menyinari bangun dan ruang suatu lingkungan desain dan memungkinkan
pemakainya melakukan aktifitas dan menjalankan tugasnya dengan
kecepatan akurasi dan kenyamanan yang tepat.
Sistem pencahayaan yang dipakai dalam bangunan terdiri dari sistem
pencahayaan alami dengan memasukkan sinar matahari ke dalam ruangan
melalui bidang-bidang transparan seperti dinding kaca atau atap sebagai
skylight, serta ruangan yang membutuhkan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan yaitu lampu pijar yang mempunyai prinsip kerja, warna,
dan suasana tersendiri dan daya tahanannya pun berbeda
Sistem penghawaan dibagi menjadi Penghawaan Alami dengan
memanfaatkan tenaga angin, pada saat kecepatan angin yang melalui
ruangan harus memenuhi syarat minimal untuk pendinginan / penghawaan
ruangan dan Penghawaan Buatanyang lebih memanfaatkan pengkondisian
udara yang disebut dengan Air Conditioner (AC) pada ruang yang
memerlukannya, misalnya pada ruang ruang yang privat dan ruang yang
tidak berhubungan langsung dengan bukaan yang akan menyalurkan angin,
dalam hal ini persyaratannya ruang itu harus tertutup.
Sumber pengadaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air di dalam
bangunan di peroleh dari PDAM. Sumber pengadaan air bersih cadangan
menggunakan sumur bor. Air dari sumur bor dipompa secara otomatis
menuju ke tempat penampungan kemudian di distribusikan keseluruh fasilitas
dalam bangunan.
Air kotor dari dalam bangunan berupa air dalam kamar mandi, wastafel di
buang melalui pipa pembuangan yang dialirkan ke saluran tertutup dalam
lingkungan dan kemudian menuju ke riol kota. Untuk kotoran padat yang
berasal dari WC disalurkan ke septictank.
Pembuangan sampah dilakukan dengan system carry out, dengan
pengertian sampah yang ada pada obyek nantinya akan dikumpulkan secara
bersamaan lalu dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang sudah
disediakan pemerintah.
Sistem jaringan listrik menggunakan sumber daya listrik yang utama dari
PLN dan Genset sebagai sumber cadangan untuk keadaan darurat.
Sistem komunikasi dalam bangunan menggunakan fasilitas intercom.
Penggunaan pengeras suara / microphone untuk keperluan pemberitahuan
atau keperluan lain yang bersifat penting. Sistem komunikasi keluar
bangunan menggunakan Telepon dan Faksimile.
Pencegahan bahaya kebakaran berarti usaha yang dilakukan untuk
menanggulangi nyala api yang tidak terkendali. Sistem pemadam kebakaran
dilakukan denan cara Penguraian yaitu memisahkan atau menjauhkan benda
- benda yang mudah terbakar dengan benda benda yang mudah
menimbulkan kebakaran, Pendinginan yaitu penyemprotan air pada benda -
benda yang terbakar, Isolasi yaitu denan cara menyemprotkan bahan kimia
CO2, dan Blasting Effect System yaitu suatu cara memberikan tekanan yang
tinggi misalnya dengan cara meledakkan bahan peledak.
Sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan Pusat Kegiatan
Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo mengunakan sistem otomatis yakni
heat detector dan smoke detector yang memiliki kepekaan tinggi untuk
memberikan alarm jika asap diruang tempat alat ini dipasang. Jika terjadi
kebakaran unit control dari sistem ini akan memberikan sinyal terhadap
pemadaman api otomatis berupa sprinkler yang dapat memancarkan air.
Selain pemadaman otomatis ini,disediakan juga fire hydrant dalam
lingkungan site bangunan untuk mencegah dan meminimalkan bahaya
kebakaran. Bagian bagian dari Sistem penangkal Petir bangunan ini terdiri
dari penghantar diatas tanah, penghantar pada dinding atau didalam
bangunan, dan elektroda elektroda tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sebagai lembaga pendidikan yang baru beralih status, Universitas Negeri
Gorontalo memerlukan pengadaan fasilitas penunjang penyelenggaraan aktivitas
atau kegiatan bagi mahasiswa dalam lingkup Universitas sebagai tindakan
antisipatif dari bertambahnya kebutuhan dalam rangka lebih memajukan
Universitas Negeri Gorontalo. Fasilitas tersebut diupayakan dapat mewadahi
berbagai aktifitas pelayanan dengan menerapkan bentuk sentralisaisi.
Dengan kondisi tersebut maka sepantasnya Universitas Negeri Gorontalo
memiliki sarana terpusat yakni suatu gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM)
sebagai basis dari segala aktifitas penyelenggaraan dan pelayanan bagi
mahasiswa dalam lingkup Universitas Negeri Gorontalo.
Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo
diharapkan dapat membantu seluruh aktivitas maupun segala kegiatan khususnya
mahasiswa dan masyarakat pada umumnya, dalam upaya pembangunan,
pengembangan serta peningkatan mutu dan kualitas Universitas Negeri Gorontalo.
Dalam proses perencanaan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas
Negeri Gorontalo ini, proses perancangan di titik beratkan pada proses penerapan
ilmu - ilmu arsitektur, dan diharapkan bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Diharapkan laporan perancangan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa
Universitas Negeri Gorontalo ini, dapat melengkapi pemahaman awal kita dalam
perencanaan gedung pusat kegiatan mahasiswa yang lebih baik pada masa yang
akan dating.
UCAPAN TERIMA KASIH
Diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang

setinggi - tingginya kepada semua pihak yaitu kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Juriko Abdussamad, M.Si selaku Ketua Yayasan Pengembangan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ichsan Gorontalo.

2. Bapak Dr. Abd. Gaffar Lachoke, M.Si selaku Rektor Universitas Ichsan.

3. Bapak Umar, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Ichsan

Gorontalo sekaligus Pembimbing I yang telah banyak mengarahkan dan

membimbing penulis sejak dari pembuatan konsep awal.

4. Ibu Andi Imelda Candra Sari, ST. M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi

Teknik Arsitektur Universits Ichsan Gorontalo sekaligus Pembimbing II yang

telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis sejak dari pembuatan

konsep awal.

5. Bapak / Ibu Dosen jurusan Teknik Arsitektur dan Pegawai Universitas

Ichsan Gorontalo.

6. Kedua Orang Tua, Kakak - Kakak dan seluruh keluargaku tercinta, yang

selama ini senantiasa memberikan motivasi baik moril maupun materil serta doa

yang begitu tulus dan kasih sayang yang tak tergantikan.

7. Sahabat dan seluruh temanteman mahasiswa di Fakultas Teknik khususnya

Jurusan Teknik Arsitektur.

Semoga Usulan Penelitian ini bermanfaat untuk kita semua khususnya Para

Mahasiswa dan Mahasiswi Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Ichsan Gorontalo

dalam membangun insan yang berkualitas, kreatif, inovatif serta berdedikasi tinggi

demi mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.


DAFTAR PUSTAKA

A.Z., Zainal. 2000. Membangun Rumah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Catanese & Synder. 1989. Pengantar Arsitektur. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Chiara, Yosep De & Coelennlaea. 1992. Standar Perencanaan Tapak.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid I.
Kanisius. Jakarta.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid II.
Kanisius. Jakarta.
D.K Ching, Francis. 1985. Arsitektur : Bentuk Ruang dan Susunannya.
Erlangga. Jakarta.
Echols .M John. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitektur, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Neufert, Ernst. 1998. Data Arsitektur, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Poerbo, Hartono, Ir, M, ARCH. 2002. Utilitas Bangunan. Erlangga. Jakarta.
Prijono Ir. 1992. Tata Laksana Proyek. Andi Offcet. Jogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai