Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SENI BUDAYA

Studi kasus Kontribusi I Ketut Muja Terhadap Kesenian

Kadek Andre Mahendra


160030872
Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN


TEKNIK KOMPUTER
(STMIK) STIKOM BALI

2017
A. Identitas Buku
ISBN : 978-602-9164-16-9
Judul : Sekar Jagat Bali Jilid II Menguak Kiprah Serta Ketokohan
Seniman dan Budayawan Bali
Editor : I Nyoman Sedana
Penerbit : UPT. Penerbitan ISI Denpasar
Cetakan I : Juli 2013

B. Sinopsis Buku
I Ketut Muja kelahiran 1944, di banjar Mukti Singapadu Gianyar Bali,
bapaknya almarhum I Made Doblogan adalah seorang undagi istilah ini dapat
dipadankan dengan arsitek pada masa sekarang. Seorang undagi yang membuat
bangunan tradisional Bali berdasarkan pada pakem yang terangkum dalam
asta kosala kosali, yang memuat mengenai ukuran dan panduan mengenai
pembagian tata ruang dan struktur bangunan Bali berdasarkan hitungan badan
manusia (jari, tangan, kaki, kepala).
Darah seni yang mengalir dalam dirinya menggerakkan daya kreativitasnya
untuk mengolah rasa dan imajinasi, sejak dari sekolah dasar ia telah tertarik untuk
belajar membuat topeng pada seniman topeng yang merupakan tetangganya I
Ketut Tangguh. Pembelajaran awal dalam hal seni topeng, memberinya dasar
untuk mengembangan karakter wajah bagi karya-karyanya dikemudian hari.
Setelah belajar membuat topeng Muja pun tergerak untuk belajar seni yang lain
dari membuat Bade dan Lembu untuk prosesi Ngaben.
Pengalaman membuat Lembu mengugah minatnya untuk semakin serius
dalam berlajar seni patung, pada tahun 1960-an ia memutuskan untuk
belajar seni patung realis pada I Ketut Rondin seniman patung asal Penatih
Badung Bali. Dengan menempuh jarak sekitar 7 km, dari rumahnya dengan
bersepeda dengan penuh semangat ia belajar membuat patung ke Penatih, dan
memang saat itu patung realis telah berkembang pesat di seputaran Denpasar
terutama Belaluan, Sesetan, dan hingga daerah Penatih. Menginjak pertengahan
tahun 60-an ketika peristiwa G-30S PKI meletus, Muja terpaksa harus berhenti
belajar patung karena Ketut Rondin dituduh terlibat dalam gerakan tersebut dan
dimasukan ke penjara.
Sejak saat itu, Muja kemudian memutuskan untuk mengembangkan seni
patung dengan mengembangkan karakternya tersendiri di studionya
(rumahnya), berbekal dasar-dasar yang telah dipelajarinya dari membuat
topeng, lembu, dan seni patung realis. Karya awal yang dikerjakannya adalah
patung Hanoman, yang digarapnya dengan bentuk realis berdasarkan
imanjinasinya pada cerita tokoh yang mengemparkan jagat Alengka Pura dalam
epos Ramayana. Hanoman yang dibuatnya bisa dikatakan keluar dari pakem yang
telah menjadi konsensus penggambaran wujud hanoman dalam tradisi patung Bali
yang ditransformasikan dari bentuk wayang.
Dituntun dengan kreativitas yang meluap-luap ia mengembangkan karakter
hanoman yang wajahnya direkonstuksi dari penggabungan karakter kera, manusia
dan singa. Tidak hanya pada wajah, Muja juga mengembangkan berbagai macam
bulu hanoman yang ia temukan sendiri berdasarkan eksplorasi teknik pahatan,
hingga mengharuskannya membuat bentuk peralatan (pahat) yang spesifik untuk
mendukung imajinasinya. Patung Hanoman ia kerjakan semenjak tahun 1970-an,
temuan karakter bentuk yang khas menjadikan hanoman hasil gubahannya
memiliki identitas sendiri yang berbeda dari hanoman konvensional.
Setelah dikenal sebagai seniman yang memiliki keunikan dalam seni patung
hanoman dan banyak pencinta seni meminati karyanya, sehingga banyak seri
hanoman yang telah ia ciptakan. Lama-lama ia pun merasa jenuh dan tidak ingin
hanya menjadi seniman spesialis hanoman saja, dan akhir tahun 1980an ia
memutuskan untuk menyudahi sementara menciptakan patung hanoman.
Keputusan itu sangat berani dan cukup beresiko, karena ia memutus rangkaian
kreativitas yang telah memberikannya topangan bagi kehidupan ekonomi
keluarga. Saat itu patung hanomannya sangat diminati terbilang cukup banyak
permintaan terhadapnya, dan patung itu selalu berpindah tempat dari studionya ke
ruang-ruang para pencinta seni. Lancarnya distribusi apresiasi karya bukanlah
tujuan utama, baginya jauh lebih penting kekebasan dan kenyamanan dalam
mengembangkan kreativitas seluas-luasnya.
Muja adalah sosok yang eksentrik, karena keberaniannya memutuskan
untuk membuat eksplorasi karya baru, dan memilih berjualan bunga untuk
membiayai kehidupan keluarganya. Cukup lama usaha berjualan bunga ia
lakoni dengan istrinya, dan hal ini bukanlah sesuatu yang baru baginya karena
aktivitas bertani khususnya bunga telah dilakoni sejak dari masa anak-anak.
Pekerjaan bercocok tanam tidak membutuhkan waktu sehari penuh, setelah
selesai menggarap lahan ia mempunyai banyak waktu untuk berkarya. Dengan
berhenti menjual karya seni, eksplorasi karya barunya dapat ia kumpulkan, energi
yang besar dengan penuh passion dalam rentang waktu enam tahun ia dapat
menciptakan lebih dari empat puluh karya.

C. Kelebihan Buku
Buku ini sangat menarik, karena membahas tema tentang perjalanan hidup
dan karir dari seorang tokoh seniman patung yang terkenal. Dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh para pembacanya, buku ini mengajarkan kita untuk lebih
berpikir kreatif dalam menghadapi setiap situasi yang ada, mengajarkan kita
tentang penting nya pelestarian nilai-nilai budaya yang dimiliki, mengajarkan kita
tentang cara dalam mengembangkan kreativitas sehingga dapat meningkatkan
apresiasi terhadap kesenian. Buku ini begitu inspiratif, cocok dijadikan sebagai
inspirasi kita dalam meraih mimpi-mimpi yang telah kita cita-citakan. Dalam
penggambaran alur dan tokohnya tidak membingungkan pembacanya.

D. Kekurangan Buku
Dalam buku ini ada beberapa bagian cerita yang dirasa sedikit monoton dan
ada sedikit kesamaan latar belakang sehingga menyebabkan pembaca menjadi
bosan. Terdapat banyak penggunaan kata-kata yang tidak baku dan masih terdapat
penulisan yang salah dan juga ada penulisan yang kurang menarik dan sulit untuk
dimengerti. Alur cerita yang terkadang terkesan loncat-loncat (alur cerita maju
mundur). Penulis kurang memperlihatkan dinamika dalam cerita. Klimaks cerita
kurang menonjol sehingga para mebacanya merasa dinamika cerita agak sedikit
datar. Setelah selesai membaca novel ini, pembaca merasa cerita belum selesai,
Hal ini mungkin disebabkan karena penulis mendasarkan ceritanya pada kisah
nyata dan tidak ingin melebih-lebihkannya.

Anda mungkin juga menyukai