Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TIDAK DIPERDAGANGKAN
TENTANG
TENTANG
2 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 tahun 2003
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
tentang
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
5. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015
tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
49 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Nomor 39 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
Jabatan Fungsional Pamong Belajar Dan Angka
Kreditnya;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Nomor 81 tahun 2013 tentang Pendirian Satuan
Pendidikan Nonformal.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 3
Kebudayaan
Nomor 68 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Nomor 69 tahun 2015 tentang Organisasi dan
4 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat (UPT Ditjen PAUD dan Dikmas)
melaksanakan pengembangan model Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat berdasarkan petunjuk teknis sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak
Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat ini.
Pasal 2
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 April 2016
Direktur Jenderal,
Harris Iskandar
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 5
Lampiran I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA
TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 7
berbagai tantangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Hal ini juga berimplikasi terhadap tuntutan masyarakat akan
layanan PAUD dan Dikmas yang berkualitas.
Tahun 2015 tidak kurang dari 220.524 satuan PAUD dan Dikmas
telah memberikan layanan berbagai jenis program (di antaranya
satuan PAUD sebanyak 188.117 lembaga, Lembaga Kursus dan
Pelatihan sebanyak 18.805 lembaga, Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat sebanyak 10.182 lembaga, Taman Bacaan
Masyarakat sebanyak 3.020 lembaga, dan Rumah Pintar
sebanyak 400 lembaga). Berbagai jenis program ini umumnya
diselenggarakan oleh masyarakat. Hanya sekitar 5% yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
Tugas pokok dan fungsi PP-PAUD dan Dikmas serta BP-PAUD dan
Dikmas adalah mengembangkan model, program, dan mutu
pendidikan. Dalam beberapa dekade PP-PAUD dan Dikmas serta
BP-PAUD dan Dikmas telah menghasilkan banyak model. Akan
tetapi, model dan program yang telah dikembangkan belum
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan
8 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
oleh
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 9
beberapa faktor, di antaranya: (a) sebagian besar model yang
dikembangkan tidak mengacu pada kebijakan pemerintah; (b)
prosedur pengembangan kurang memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah; (c) pengembangan kurang didukung oleh data yang valid
dan reliabel; (d) hasil pengembangan tidak divalidasi oleh
direktorat teknis terkait, dan (e) hasil pengembangan tidak
disosialisasikan kepada masyarakat calon pengguna. Untuk
mengatur lebih lanjut tentang pengembangan model
diperlukan sebuah pedoman yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi PP-PAUD serta Dikmas dan BP-PAUD dan Dikmas
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
program-program pengembangan model. Hal ini sesuai dengan
IKK Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Renstra Kemendikbud tahun
2015, yakni model yang dikembangkan divalidasi dan
diterapkan. Ini berarti setiap model yang dibuat oleh UPT Ditjen
PAUD dan Dikmas wajib divalidasi dan diterapkan pada
masyarakat.
B. Tujuan Panduan
10 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BAB II
KONSEP PENGEMBANGAN MODEL
A. Pengertian
12 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
selama ini sudah diselenggarakan oleh direktorat teknis.
Pengembangan model program baru, dikembangkan
oleh seluruh komponen pembelajaran (8 SNP); b) Model
komponen pembelajaran dan manajerial program PAUD
dan Dikmas merupakan pengembangan komponen dari SNP
program PAUD dan Dikmas yang telah ada dan
dikembangkan agar menjadi lebih efektif, efisien, menarik,
dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pengembangan adaptif ini lebih mudah dan dapat lebih
cepat diterapkan di setiap satuan pendidikan.
14 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2. Berbagai pilihan model yang efektif, efisien, praktis, dan
menarik dapat digunakan oleh masyarakat.
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 15
3. Efisiensi
Model yang dikembangkan hendaknya dapat
diimplementasikan dengan menggunakan peralatan
sederhana dan berbiaya murah.
4. Kontinuitas
Model yang dikembangkan hendaknya dapat
diimplementasikan secara berkesinambungan meskipun
proses pengembangan sudah selesai.
5. Efektivitas dan Manfaat
Model yang dikembangkan hendaknya meperoleh hasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh calon sasaran (tepat sasaran)
6. Inovatif
Model yang dikembangkan hendaknya mampu menunjukkan
sesuatu yang baru dan memperoleh tujuan yang efektif dan
efisien.
7. Menarik
Model yang dikembangkan hendaknya mampu
mendorong
sasaran untuk melakukan kegiatan yang sama setelah proses
pengembangan berakhir, dan mampu mendorong pengguna
model untuk menggunakan model yang dikembangkan.
8. Ilmiah
Pengembangan model hendaknya menerapkan kaidah-
kaidah, metode dan prosedur penelitian dan pengembangan.
9. Originalitas
Model yang dikembangkan hendaknya hasil pemikiran,
rancangan, validasi dan uji coba yang dilakukan sendiri.
10. Konstruktif
Model yang dikembangkan hendaknya mampu memerbaiki
dan meningkatkan pengelolaan program dan pembelajaran
pada PAUD dan Dikmas.
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 17
dan pedoman penggunaannya serta Laporan hasil penelitian
dan pengembangan model (analisis).
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 19
dan melakukan revisi, dan koordinasi dengan pimpinan
yang lebih tinggi.
c. Pejabat eselon IV bertindak sebagai supervisor
pelaksanaan pengembangan yang bertugas menyiapkan
perangkat administrasi, melakukan pengendalian
internal dan eksternal, mengendalikan jadwal kegiatan,
dan mengendalikan pelaksanaan.
d. Pamong belajar bertindak sebagai pelaksana kegiatan
(berfikir, mengembangkan, mengujicobakan,
menganalisis, dan menyusun laporan ujicoba).
5. Tim teknis substansi dan teknis pengembangan model
bertugas memberikan masukan, bimbingan, dan arahan
untuk memperkuat penerapan kaidah-kaidah penelitian dan
pengembangan.
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 21
Studi Pendahuluan Penyusunan Validasi Model Analisis dan Revisi
Hasil Studi Pendahuluan
Mengkaji Kondisi Draft Model Konseptual Model Konseptual
Menemukan Masalah
Masyarakat (Model Melalui FGD
dan
dan Permasalahan yang Konseptual) dengan
Kebutuhan Masyarakat.
Dihadapi untuk Akademisi,
Digunakan untuk
MemecahkanMas Praktisi,
Menetapkan Model Konseptual
alah Bidang PAUD Stakeholders,
Topik Pengembangan
Studi Literatur dan Dikmas dan lain-lain
Model
Mengkaji Teori,
Hasil Penelitian, Model
Regulasi, Kbijakan, Operasional Analisis dan Ujicoba Model Konseptual.
RPJM, dll Revisi Model Skala Terbatas
Diseminasi dan Pembakuan Analisis dan Revisi Uji Coba Model Operasional
Implementasi Model Akhir
Model Model Minimal 3 Kelompok
Replikasi Model
Validasi oleh Penulisan Laporan Akhir
Direktorat Terkait Berisi Hasil Studi Pendahuluan, Validasi Model Konseptual, Uji Coba Mdel
Konseptual Skala Terbatas, dan Uji Coba Model Operasional
22 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
A. LANGKAH PERTAMA (STUDI PENDAHULUAN)
1. Studi Pendahuluan
a. Dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan
identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam
pengelolaan program atau pembelajaran.
b. Sebelum melaksanakan studi pendahuluan,
pengembang menetapkan kelompok sasaran.
c. Data dan informasi yang perlu diidentifikasi antara lain:
1) Latar belakang ekonomi, sosial budaya, geografi,
dan demografi
2) Permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat
3) Potensi-potensi yang dimiliki terkait dengan
ekonomi, sosial budaya, geografi, demografi, dan
pendidikan
4) Minat, harapan, aspirasi, dan keinginan masyarakat
5) Hambatan atau kendala yang sering muncul dalam
penyelenggaraan program PAUD dan Dikmas dan
pemberdayaan masyarakat.
6) Masalah atau kendala yang sering muncul dalam
pelaksanaan pembelajaran pada PAUD dan Dikmas.
7) Peluang-peluang yang mungkin dapat direalisasi
untuk mendukung program PAUD dan Dikmas.
d. Apabila mengembangkan model yang sudah ada,
studi pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi
kelemahan unsur-unsur yang ada dalam model.
e. Membuat simpulan hasil analisis data dan informasi
menjadi beberapa permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Permasalahan yang disimpulkan hendaknya
berkaitan dengan aspek pendidikan, sosial budaya,
ekonomi, geografi, dan demografi.
f. Menyusun skala prioritas berbagai permasalahan
yang telah ditemukan. Apabila terkait dengan
masalah program PAUD dan Dikmas, pengembang
menggunakan delapan standar nasional pendidikan
untuk memfokuskan permasalahan yang hendak
dikembangkan.
g. Menyusun beberapa alternatif topik pengembangan
model sebagai upaya memecahkan masalah yang
dihadapi masyarakat sesuai dengan fokus masalah yang
hendak dikembangkan.
h. Mendiskusikan berbagai alternatif topik yang
telah
dirumuskan dengan pimpinan, pengambil keputusan
(stakeholders), dan kelompok sasaran untuk memilih
topik yang paling sesuai.
i. Topik yang sudah disepakati oleh berbagai pihak
kemudian dikonsultasikan kepada direktorat terkait
untuk memperoleh persetujuan.
j. Dokumen dan hasil penelitian pendahuluan wajib
dimiliki dan dijadikan sebagai bukti atas pelaksanaan
penelitian pendahuluan.
2. Studi Literatur
a. Pengembang hendaknya mengkaji peraturan
perundang-undangan, kebijakan nasional PAUD dan
Dikmas, teori dan hasil penelitian dari buku, laporan
penelitian, serta jurnal ilmiah.
b. Tujuan pengkajian teori dan hasil penelitian yaitu
untuk mempertajam fokus model yang dikembangkan
dan membangun konstruksi model konseptual yang
dirumuskan dalam bentuk grafik (chart) model.
2. Pelaksanaan
a. Menyampaikan model dan perangkat pendukung model
kepada penyelenggara program dan pendidik yang akan
melaksanakan pembelajaran.
b. Memberikan orientasi teknis tentang model yang
dikembangkan dan perangkat pendukung model yang
akan diujicobakan kepada peserta didik, penyelenggara
program, dan pendidik yang akan melaksanakan
pembelajaran.
c. Menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik.
d. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran yang telah dirancang.
e. Melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran
dan mencatat atau merekam semua kejadian
yang
muncul.
f. Melaksanakan wawancara kepada peserta didik,
penyelenggara, dan pendidik untuk memperoleh
informasi tentang keterlaksanaan atau kepraktisan
model dan perangkat pendukung model yang
diujicobakan.
g. Melaksanakan evaluasi tes awal dan tes akhir atas
kemampuan peserta didik sebelum dan setelah
mengikuti pembelajaran.
3. Replikasi
Model-model hasil pengembangan yang sudah divalidasi
dapat direplikasi pada kelompok sasaran yang memiliki latar
belakang berbeda Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi
latar belakang sehingga model ini dapat diperbarui atau
direkayasa kembali untuk diujicobakan kepada kelompok
sasaran yang berbeda.
BAB IV
PENUTUP
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab
pertanyaan apa yang dikembangkan serta untuk apa dan
mengapa
pengembangan itu dilakukan. Bab pendahuluan memuat: (1) latar
belakang masalah; (2) rumusan masalah; (3) tujuan pengembangan;
(4) manfaat pengembangan, dan (5) spesifikasi model.
3. Tujuan Pengembangan
Perumusan tujuan pengembangan didasarkan pada rumusan
masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan model
yang dipilih. Tujuan pengembangan dinyatakan dengan
kalimat
deklaratif yang berkaitan dengan: (1) studi eksplorasi; (2)
pengembangan desain model; (3) validasi ahli dan praktisi;
dan
(4) uji coba lapangan.
4. Manfaat Pengembangan
Manfaat pengembangan model adalah kegunaan hasil
pengembangan bagi pemangku kepentingan sebagai calon
pengguna model.
5. Spesifkasi Model
a. Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
lengkap tentang karakteristik model yang diharapkan dari
kegiatan pengembangan.
b. Karakteristik model mencakup identitas yang dapat
digunakan untuk membedakan satu model dengan model
lainnya.
c. Model yang dimaksud dapat berupa pengelolaan
program
atau pembelajaran pada PAUD dan Dikmas.
Bab II Kajian Pustaka
2. Prosedur Pengembangan
Bagian ini memaparkan prosedur yang digunakan dalam
melakukan penelitian dan pengembangan model. Dalam
penelitian dan pengembangan terdapat sembilan tahap
sebagaimana disajikan dalam prosedur pengembangan Bab II
petunjuk teknis ini.
Bab I Pendahuluan
Bagian pendahuluan mengantarkan pembaca untuk memahami
alasan-alasan penyelenggaraan program dan untuk apa model
itu disusun. Bab pendahuluan memuat latar belakang dan tujuan
penulisan.
1. Latar Belakang
Bagian latar belakang berisi alasan-alasan penyelenggaraan
program yang disertai dengan data dan informasi tentang
kebijakan pemerintah dan hasil analisis dari studi terdahulu.
2. Dasar Hukum
Bagian ini berisi landasan perundang-undangan yang digunakan
dalam pengembangan model.
3. Tujuan
Bagian ini berisi tujuan pengembangan desain model.
Bab V Penutup
Bagian penutup berisi tentang harapan-harapan pengembang model
dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar model
yang
dikembangkan dapat berhasil.
Lampiran IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA
TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
A. Bagian Awal
Bagian awal laporan pengembangan model terdiri atas
sampul,
lembar judul, abstrak dalam bahasa Indonesia, kata
pengantar,
daftar isi, daftar tabel (kalau ada), daftar gambar (kalau ada), dan
daftar lampiran (kalau ada).
1. Sampul
Sampul laporan pengembangan model memuat logo PP-
PAUD dan Dikmas atau BP-PAUD dan Dikmas, judul, nama
lengkap dan nomor induk pegawai ketua pelaksana, nama
PP-PAUD dan Dikmas atau BP-PAUD dan Dikmas, serta tahun
penyelesaian.
2. Lembar Judul
Lembar judul sama dengan halaman sampul, dicetak pada
kertas berwarna putih.
3. Ringkasan Eksekutif
Bagian ini berisi judul pengembangan model, dilanjutkan
dengan deskripsi ringkas isi laporan. Panjang tulisan kurang
lebih tiga halaman dengan spasi satu setengah.
4. Kata Pengantar
Bagian ini berisi sambutan dari pimpinan PP-PAUD dan Dikmas
atau BP-PAUD dan Dikmas. Kata pengantar dinarasikan dalam
bentuk paragraf.
5. Prakata
Bagian ini berisi prakata untuk mengantarkan pembaca
dalam memahami naskah laporan dan dilengkapi ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan
kontribusi
dalam menyelesaikan pengembangan model. Ucapan terima
kasih disusun berdasarkan tingkat kontribusinya dalam
penyusunan laporan. Prakata disusun dalam bentuk narasi.
6. Daftar Isi
Daftar isi memuat judul yang terdapat pada bagian awal
laporan pengembangan model yakni, halaman judul, daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran (jika ada), dan bagian
isi laporan dari bab satu hingga bab terakhir. Semua bagian
ditulis kapital Kecuali judul subbab.
7. Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor dan judul tabel lalu disusul
nomor halaman di mana tabel dimuat. Judul tabel yang lebih
dari satu baris diketik dengan spasi satu. Jarak antara
judul
tabel yang satu dengan tabel yang lain satu setengah spasi.
8. Daftar Gambar
Daftar gambar memuat nomor dan judul gambar, kemudian
disusul nomor halaman gambar dalam teks. Judul
gambar
yang lebih dari satu baris diketik dengan spasi satu.
Jarak
antara judul gambar yang satu dengan gambar yang lain
dalam daftar itu satu setengah spasi.
9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran disusun dengan sistematika nomor urut
(angka arab), judul lampiran, serta nomor halaman. Nomor
halaman lampiran merupakan kelanjutan dari nomor
halaman isi laporan.
B. Bagian Inti
Bagian inti laporan pengembangan model PAUD dan Dikmas
terdiri atas lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode
pengembangan, hasil pengembangan, serta simpulan dan saran.
Bab pendahuluan, kajian pustaka, dan metode
pengembangan
sudah disajikan dalam penyusunan usulan pengembangan model
sehingga tidak perlu dijelaskan lagi pada bagian ini.
Bab V Penutup
Bagian penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan
jawaban dari permasalahan penelitian. Simpulan dinyatakan
dalam bentuk poin-poin yang dirumuskan secara singkat dan
tepat berdasarkan hasil analisis. Saran dirumuskan
berdasarkan
simpulan. Pengajuan saran diarahkan pada pemanfaatan model
yang dikembangkan dan diungkapkan dengan menggunakan
pernyataan atau kalimat yang jelas dan lugas.
C. Bagian Akhir
Isi bagian akhir dari laporan pengembangan model terdiri
atas
daftar rujukan atau daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
1. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam rujukan pustaka
harus disebutkan dalam teks. Dalam arti, bahan pustaka
yang digunakan sebagai bahan bacaan, namun tidak dirujuk
dalam teks hendaknya tidak dimasukkan dalam daftar
rujukan. Sebaliknya, bahan pustaka yang disebutkan dalam
isi laporan pengembangan harus dicantumkan dalam daftar
rujukan. Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem
Modern Languange Association (MLA).
2. Lampiran-lampiran
Lampiran berisi tentang instrumen pengumpulan data,
data hasil penelitian dan pengembangan, hasil perhitungan
statistika, dan informasi lain yang mendukung isi laporan.
SURAT KETERANGAN
NOMOR
Jakarta
Dikretur
-----------------------------------------
Lampiran VI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT PELAKSANA
TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT
NAMA UPT :
JUMLAH TARGET PENGEMBANGAN MODEL :
ANGGARAN DALAM DIPA 2016 : Rp
CONTOH FORMAT
LOKASI UJI TIM JADUAL PELAKSANAAN
NO JUDUL MODEL TIM TEKNIS
COBA PELAKSANA (SESUAI TAHAPAN JUKNIS)
1 Model Di PAUD Dr. Edi.. ahli Ketua:. 1. April: selesai pemetaan
pembudayaan cerah meriah perkembangan Wakil : mutu
anak usia dini di desa.. anak. Lulusan . Anggota (SK 2. Mei: koordinasi dengan
untuk berani kab. Jurusan.. Terlampir) driektorat teknis
mengeluarkan 3. Mei-juni ; penyusunan
pendapat darf model dan FGD
4. Juli-september: Ujicoba
terbatas
5. Hasil ujiocoba pertama.
Rencana tidak/akan
dilakukan ujicoba
lanjutan (cantumkan)
6. oktober : pembakuan
hasil
2
3
2016
Kepala
.
Lampiran 41
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT NOMOR 02 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PADA UNIT
PELAKSANA
LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL
NAMA UPT :
JUMLAH TARGET PENGEMBANGAN MODEL :
ANGGARAN DALAM DIPA 2016 : Rp
CONTOH FORMAT
TIM TEKNIS
Telah Telah di validasi
NO JUDUL MODEL DAN TIM Hasil Validasi
diujicoba Tim Direktorat
PELAKSANA
1 Model Dr. Edi.. ahli Pada 1. divalidasi 1. sudah 100%
pembudayaan perkembangan Bulan tanggal layak diterapkan
anak usia dini anak. s.d . 2. Tim Validator 2. boleh diterapkan
untuk berani Lulusan . di.. dari Direktorat dengan
mengeluarkan Jurusan.. .. sbb perbaikan
pendapat a.Ketua: 3. ditolak oleh Tim
TIM b.wakil Ketua: Direktorat
PELAKSANA: c.Anggota:
Ketua:
Wakil Ketua:
Anggota:
2
3
Catatan :
Hasil pengembangan model terlampir.
2016
Kepala
.
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 41