Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20

SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

Analisis Switching Capacitor Bank Tegangan Tinggi


terhadap Kinerja Pemutus Tenaga
Sarma Thaha1), Nadjamuddin Harun2), Salama Manjang3)
1
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang
email: sarma.thaha@gmail.com
2
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
3
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
email: salamamanjang@unhas.ac.id

Abstrak

Pemasangan capacitor bank pada suatu sistem tenaga listrik bertujuan salah satunya untuk
menaikkan tegangan sistem ke (mendekati) nilai tegangan nominal. Namun proses penutupan pemutus
tenaga - PMT (circuit breaker CB) untuk energized capacitor bank dapat menghasilkan tegangan transient
dan arus transient. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pada sistem tenaga listrik, mengurangi waktu
operasi (lifetime) capasitor serta kerusakan pada peralatan switching. Dalam penelitian ini pengaruh
tegangan transient dan arus transient tersebut dianalisa khusus terhadap pemutus tenaga. Data yang
dibutuhkan diperoleh dari pengambilan data di lapangan - GI Sanur, dan pengumpulan data-data terkait
penelitian melalui kajian pustaka. Analisa kondisi transient pada saat switching capacitor bank ini dilakukan
dengan bantuan software Alternative Transient Program (ATP). Dengan membuat simulasi penutupan
kontak utama pemutus tenaga secara serempak dan tidak serempak pada ke-tiga fase PMT melalui suatu
controller. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penutupan secara serempak akan menghasilkan tegangan
transient dan arus transient yang tinggi terutama ketika penutupan kontak pemutus tenaga mendekati atau
tepat berada di puncak gelombang tegangan, sedangkan switching yang dilakukan dengan controller
menghasilkan transient yang tidak begitu besar di ketiga fasenya, namun transient tertinggi yang tercapai
untuk kedua kondisi penutupan PMT, masih berada di bawah ketahanan dari PMT. Sehingga switching
capacitor bank dapat juga dilakukan tanpa harus menggunakan controller.
Kata Kunci : PMT, controller, capacitor bank, transient, ATP

I. PENDAHULUAN nya, yakni 150 kV. Beberapa lokasi gardu


induk di Bali yang dipasang capacitor bank
Seiring dengan perkembangan kebutuhan antara lain, GI Nusa Dua, GI Sanur, GI
listrik maka sistem tenaga listrik, khusus PLN Amlapura dan beberapa GI lainnya.
sebagai pemasok daya listrik, menjadi semakin Namun penambahan capacitor bank juga
berkembang. Sehingga menghasilkan sistem menimbulkan masalah baru pada saat dilakukan
yang semakin kompleks dan memunculkan proses switching, yakni tegangan transient dan
beberapa permasalahan yang harus diatasi. arus transient yang boleh jadi merusak
Kondisi kapasitas pembangkitan yang tidak peralatan sistem [3][4][5]. Oleh karenanya
mampu mengikuti kecepatan laju pertumbuhan dikembangkan berbagai teknologi untuk
beban, serta letak beban-beban besar yang jauh mengatasi hal ini. Ada beberapa cara yang
dari pusat pembangkit, menyebabkan digunakan untuk meredam transient tersebut,
dibutuhkannya transmisi panjang yang dapat antara lain pemasangan induktor (reactor),
mengakibatkan kondisi penurunan tegangan pemasangan pre insertion, swithing controller,
sistem di luar batas toleransi yang telah diatur. dll.
Salah satu daerah yang mengalami masalah ini Di Indonesia, dalam hal ini sistem
adalah Bali. Karena sebagian besar, lebih dari kelistrikan PLN, ada pola capacitor switching
50%, kebutuhan listrik Bali diperoleh dari yang berbeda antara wilayah PLN. Pada PLN
pulau Jawa. Salah satu cara yang dilakukan Wilayah Jawa Bali dan Sumatera digunakan
oleh PLN, dalam hal ini wilayah Bali, adalah Switching Controller meskipun telah
dengan pemasangan capacitor bank tegangan dilengkapi dengan reactor, sebagai limiting
tinggi [1][2] yang bertujuan menaikkan level current transient, dikenal juga dengan istilah
tegangan sistem mendekati tegangan nominal-

ISBN: 978-602-18168-0-6 19
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20
SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

R S T
Point on Wave Controller, sementara wilayah
lain tidak menggunakan switching controller C1 C7 C1 C7 C1 C7

tetapi hanya melengkapi capacitor bank dengan C2 C8 C2 C8 C2 C8

reactor. Wilayah yang menggunakan C3 C9 C3 C9 C3 C9

C4 C10 C4 C10 C4 C10


dikarenakan ada pendapat bahwa transient C5 C11 C5 C11 C5 C11
inrush current oleh proses switching capacitor C6 C12 C6 C12 C6 C12

itu akan menyebabkan transient overvoltage


yang bisa merusak peralatan. CT 1/1

Karena latar belakang tersebut, penulis 60N

tertarik untuk meneliti tentang perlu tidaknya


penambahan switching controller pada Gambar 1. Multiple units ungrounded double Wye
capacitor bank yang telah dilengkapi dengan
reactor pada bay-nya dengan menggunakan Suatu capasitor bank dapat di-switch
ATPDraw software [6]. Lokasi penelitian di sekaligus ke dalam sistem dan adapula
lakukan di Gardu induk Sanur, Bali. Karena dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan
pada kondisi beban puncak bisa tegangan bisa sistem.
turun mencapai 140 kV. Sehingga dilakukan
penambahan satu capacitor bank bay, 25 II.2 Current Limiting Reactor
MVAR, untuk mengatasi permasalahan
Induktor dan kapasitor biasa digunakan di
penurunan tegangan tersebut.
gardu-gardu induk maupun saluran transmisi.
Salah satu contoh penggunaan induktor adalah
II. TEORI DAN KAJIAN LITERATUR
current limiting reactor. Reaktor jenis ini
II.1 Capacitor bank dihubungkan seri dengan saluran transmisi atau
Capacitor bank adalah sekelompok unit feeder. Hal ini bertujuan untuk membatasi arus
kapasitor dengan rating tegangan dan rating pada saat sistem mengalami gangguan.
kVAR tertentu yang diserikan dan atau Pada penggunaan current limiting reactor
diparalelkan untuk mencapai tegangan sistem di capacitor bank, reaktor diserikan dengan
dimana capacitor tersebut akan dipasang serta capacitor bank, dimaksudkan untuk membatasi
mendapatkan jumlah kVAR sesuai kebutuhan. inrush current pada saat switching. Reaktor
Jumlah unit yang dibutuhkan (parallel dan dapat dipasang pada sistem sampai dengan 765
seri) per-fase-nya dibuat sedemikian rupa, agar kV.
jika 1 unit capacitor mengalami masalah dalam Nilai reactor yang terpasang pada setiap
satu grup, tidak akan menghasilkan fase pada cabacitor bay dalam penelitian ini
ketidakseimbangan tegangan (unbalanced adalah sebesar 0.5 Ohm atau induktansi sebesar
voltage) lebih dari 110% dari rating tegangan 1.592 mH.
capacitor group yang tersisa [2].
Capasitor Bank kapasitas besar dapat II.3 Pemutus Tenaga PMT (CB)
dihubungkan bintang (Y) tidak ditanahkan (wye
Circuit breaker (CB) atau pemutus tenaga
ungrounded), Y ditanahkan (wye grounded)
(PMT) adalah peralatan mekanis yang memiliki
atau pun delta '. Untuk yang capacitor bank kemampuan untuk menghantarkan atau
yang terpasang di GI Sanur menggunakan memutuskan aliran arus baik dalam kondisi
hubung double Y ungrounded, seperti terlihat normal ataupun kondisi tidak normal. PMT
pada gambar 1. dapat diklasifikasikan berdasarkan tegangan
kerja, beban switching (switching duty), lokasi
pemasangan dan media pemutusnya
(interruption medium).
Berdasarkan tegangan kerja, maka pada
industry standard, PMT dibagi menjadi di
bawah 72.5 kV dan di atas 121 kV [4]. Untuk
klasifikasi berdasarkan bebannya, maka
terdapat PMT untuk beban resistif, induktif dan
kapasitif. Sedangkan berdasarkan lokasi

ISBN: 978-602-18168-0-6 20
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20
SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

pemasangannya dibagi menjadi PMT untuk mengontrol atau membatasi besarnya transient
pemasangan dalam ruangan (indoor CB) dan di current dan transient voltage.
luar ruangan (outdoor CB). Outdoor CB dibagi
lagi menjadi dead tank CB dan live tank CB. II.5 Metode Pengontrolan Capacitor
Bila dilihat dari media pemutusnya Switching
(interrupting medium), maka terdapat air CB Beberapa metode pengontrolan capacitor
(ACB) , Oil CB, Vacuum CB (VCB) dan SF6 switching yang dapat dilakukan, yaitu:
CB/ Gas CB (GCB). High voltage CB yang - Capasitor bank switching tanpa
umum digunakan di Indonesia adalah GCB, menggunakan pembatas untuk mengurangi
dan begitupula yang terpasang di GI Sanur. transient current dan transient voltage yang
melewati peralatan switching. Metode ini
II.4 Pemasangan Capacitor Bank pada banyak digunakan pada capacitor bank
sistem berkapasitas kecil, seperti capacitor yang
dipasang pada penyulang (feeder) distribusi.
Pemasangan Capasitor bank pada suatu
- Pemasangan induktor (reactor) pada
Power system dapat memberikan beberapa
capacitor bank [8], dimana induktor akan
pengaruh kepada sistem [1][7], yakni:
terus di-energize selama capacitor bank
- Meningkatkan tegangan sistem
dioperasikan. Penambahan induktor ini
- Memperbaiki regulasi tegangan
bertujuan untuk membatasi inrush current
- Menurunkan rugi-rugi daya I2R karena
di bawah level dari peralatan switching.
dapat mengurangi besar arus yang
Namun karena energizing terus menerus
ditransmisikan.
maka akan menghasilkan rugi-rugi (panas)
- Memperbaiki power factor
karena hadirnya resistansi.
- Menurunkan beban kVA dari pembangkit
- Pre-Insertion Inductor adalah salah satu
atau meurunkan permintaan beban kVA
metode untuk mengurangi transient dimana
Shunt Capacitor dapat mempengaruhi
induktor hanya dimasukkan sesaat,
semua peralatan listrik dan rangkaian di sisi
selanjutnya induktor di-bypass [8]. Metode
sumber dimana shunt capacitor dipasang,
ini juga bertujuan membatasi transient pada
terutama dalam ukuran kVAR yang besar.
proses switching capacitor. Namun tetap
Dimana dia dapat mempengaruhi masing-
menghasilkan rugi-rugi panas sampai
masing bagian sistem termasuk diantaranya
dengan induktor di lepas.
pembangkit.
- Pre-Insertion Resistor [3][9], metode ini
Besaran kVAR yang diperlukan dalam
mirip dengan pre-insertion inductor yang
sistem dipengaruhi oleh peningkatan lagging
juga dapat membatasi inrush pada proses
kVAR (beban induktif) akibat arus ekstasi dari
switching. Suatu resistor dipasang parallel
transformator dan motor-motor yang ada dalam
pada saat switching. Setelah proses
sistem. Kondisi lagging kVAR ini yang
switching, resistor dilepas dengan membuka
menyebabkan dibutuhkannya capacitor bank
saklar bantu (auxiliary switch).
yang dapat memperbaiki power factor.
Proses switching dari shunt capacitor bank - Switching Controller [10], dalam
pada gardu induk ataupun pada feeder aplikasinya dikenal juga sebagai point to
distribusi pada dasarnya adalah kondisi normal wave atau Synchronous Switching atau
pada suatu sistem tenaga listrik. Meskipun Zero-Crossing Breaker. Metode Zero-
kenyataannya dapat menghasilkan transient crossing breaker ini mengatur proses close
current dan transient voltage pada sistem dari setiap pole (fase) Circuit breaker.
tenaga listrik. Transient ini dapat menyebabkan Dimana proses close CB dilakukan pada
kerusakan pada peralatan jika besarnya saat gelombang tegangan berada pada titik
melampaui ketahanan peralatan atau nol, sehingga tidak dihasilkan transient
sebaliknya. current. Namun metode ini membutuhkan
Adanya kondisi transient pada proses ketepatan waktu dan pengontrolan.
capacitor bank switching ini, menjadi Saat ini, aplikasi high voltage Capacitor
tantangan tersendiri bagi para engineer untuk bank di Gardu Induk PLN disertai dengan
pemasangan Induktor (reactor). Dan khusus

ISBN: 978-602-18168-0-6 21
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20
SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

untuk wilayah Jawa dan Sumatera dilengkapi III. METODE PENELITIAN


dengan switching controller. Pada penelitian ini, seperti diperlihatkan
Hasil penelitian [8] pada 150 kV capacitor pada gambar 2, pertama dilakukan
bank switching, nominal untuk penutupan pengumpulkan literatur dan melakukan studi
kontak PMT ketika tepat berada di puncak pustaka. Pengambilan data dilakukan di GI
yang adalah mencapai 1.612 kali nilai tegangan Sanur Bali, antara lain single line diagram
fase. Hal ini terjadi karena perbedaan sistem (SLD) GI Bali, beban rata-rata GI Sanur,
dan alat bantu simulasi yang digunakan. Sistem kapasitas dan data capacitor bank terpasang
yang digunakan pada penelitian ini memasang yaitu 25 MVAR, spesifikasi PMT dan
beberapa capacitor bank di beberapa titik pengukuran waktu penutupan kontak-kontak
sistem tegangan dan menggunakan alat bantu switching controller dll.
simulasi simulink. Data tersebut selanjutnya dianalisa dengan
Adapun hasil penelitian [4] untuk proses menggunakan ATP, dengan membuat model GI
switching capacitor bank mendekati puncak Sanur dalam ATP. Bus GI Sanur dibuat sebagai
gelombang tegangan adalah mencapai 2.04 infine bus dimodelkan oleh komponen sumber
kali. Capacitor bank yang diteliti adalah pada tiga fase dalam ATP.
pemasangan di sistem distribusi 22 kV yang
berfungsi untuk memperbaiki power factor dari Pengumpulan Data Primer dan Data
sistem. Sekunder
Hasil penelitian lainnya [8], mendapatkan
puncak overvoltages mencapai 1.55 dari Pemodelan Sistem
tegangan nominal. Hasil ini adalah switching Dengan ATP
pada 10.8 MVAR capacitor bank dengan
tegangan 34.5 kV. Dan untuk membatasi
overvoltages akibat switching, ditambahkan Menjalankan model ATP untuk tiga kondisi:
- Switching tanpa controller, Tc = 40ms
pre-insertion inductor dan high resistance (mendekati puncak gelombang tegangan
senilai tertentu pada sistem yang ditelitinya, referensi)
- Switching tanpa controller, Tc = 24.9ms
dan hasilnya nilai overvoltages sama dengan (mendekati titik nol gelombang tegangan referensi)
tegangan nominal sistem tersebut. - Switching dengan controller
Pada penelitian [7] dengan menggunakan
switching controller, tidak teramati terjadinya
transient pada saat switching dilakukan Analisa Hasil Simulasi
mendekati titik nol gelombang tegangan.
Demikian pula hasil penelitian dengan
melakukan pengaturan penutupan kontak Kesimpulan

mendekati nol, tidak mendapatkan tegangan


Gambar 2. Blok diagram langkah-langkah simulasi
transient.
Sedangkan penelitian [9], melakukan Ke-empat trafo terpasang dibuat menjadi
penelitian pada 115 kV capacitor bank satu dalam ideal transformer (transformator
switching sebesar 20 MVAR dengan koneksi ideal). Beban 20 kV diwakili oleh model RLC.
grounded wye. Penelitiannya membandingkan PMT dibuat dari tiga buah single phase switch
metode capacitor bank switching dengan yang dapat dikontrol waktu tutup dan bukanya.
menggunakan pre-insertion inductor dan zero Reaktor dan kapasitor masing dimodelkan oleh
crossing breaker (seperti fungsi switching komponen induktor dan kapasitor. Capacitor
controller), menunjukkan tegangan transient bank terhubung dalam double wye (Y)
tertinggi yang dicapai sebesar 1.21 kali dari ungrounded. Nilai reactor per fase adalah
tegangan fase nominal untuk pre-insertion 1.592 mH sedangkan nilai capacitor per fase
inductor dan 1.28 kali dari tegangan fase  


nominal untuk metode crossing breaker. Model koneksi capacitor dibuat seperti
kondisi capacitor bank terpasang yakni
ungrounded double wye system. Selanjutnya
komponen-komponen tersebut digabungkan
sehingga diperoleh gambar 3.

ISBN: 978-602-18168-0-6 22
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20
SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

nol. Waktu penutupan kontak-kontak PMT


pada saat berada di puncak adalah Tc = 0.0400
detik setelah waktu simulasi dimulai.
Sedangkan waktu penutupan kontak-kontak
U PMT saat mendekati nol adalah Tc = 0.0249
detik. Untuk simulasi dengan penggunaan
switching controller, waktu penutupannya
sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan,
gambar 5, adalah fase R Tc = 0.1639 detik, fase
S Tc = 0.1687 detik dan fase T sama waktunya
dengan waktu penutupan fase R yakni Tc =
0.1639 detik. Alat bantu untuk pengukuran
waktu penutupan kontak dari switching
controller yang digunakan adalah power
Gambar 3. Model Simulasi GI Sanur simulator dan DOBLE tipe F6150, dengan
rangkaian seperti pada gambar 4.
Selanjutnya gambar simulasi dijalankan
A M
sesuai prosedur dalam ATPDraw untuk
melihat kondisi transient pada saat capacitor
bank switching dengan dan tanpa switching S/S
controller. Simulasi capacitor bank switching
tanpa switching controller dibuat dengan waktu 27
UVR
penutupan ketiga fase (R, S dan T atau A, B 150/3 kV
dan C) dari PMT secara serempak, sedangkan 0.11/3 kV
Power
simulasi dengan switching controller dibuat Fase R F236 Simulator

dengan mengatur waktu tutup dari kontak-


kontak PMT secara tidak serempak. Pengaturan
waktu tutup kontak-kontak PMT tersebut Cap. Bank
dimaksudkan agar tidak ada kontak dari PMT 25 MVAR
menutup pada saat gelombang tegangan berada
di titik puncak.
Data yang digunakan dalam penelitian ini Gambar 4. Rangkaian pengetesan waktu kerja
berasal dari data primer dan data sekunder. kontak switching controller
Data primer berupa data sld GI Sanur - Bali,
data capacitor bank, data beban, data PMT dll.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui
kajian pustaka berupa pengumpulan materi,
artikel, jurnal, buku, dan laporan kerja, atau
dari makalah yang berkaitan dengan penelitian
capacitor bank switching.
Metode analisa yang digunakan adalah
metode simulasi dengan mengatur penutupan
kontak-kontak PMT secara serempak dan tidak
serempak. Dilakukan dengan mengatur waktu
penutupan switch (mewakili PMT) pada setiap
fase.
Dengan melihat karakter gelombang
tegangan referensi (dalam hal ini tegangan fase
R), maka penutupan kontak-kontak PMT secara Gambar 5. Hasil pengukuran waktu penutupan
controller
serempak dibuat dalam dua kondisi. Yakni
pada saat tegangan fase R tepat berada di
puncak gelombang dan saat mendekati nilai

ISBN: 978-602-18168-0-6 23
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20
SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

200
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN [kV]
150
IV.1 HASIL
100

Hasil simulasi dari tiga kondisi penutupan 50

kontak-kontak PMT dirangkum dalam tabel 1. 0

Untuk waktu penutupan kontak-kontak PMT -50

secara serempak (Tc = 0.0400 detik) maka -100

diperoleh gambar transient tegangan (gambar -150

6). Dimana puncak tegangan transient terjadi -200


0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10
pada fase R atau fase A yang mencapai 208.24 (file ATP_012_Final_tc00249.pl4; x-var t) v:X0001A v:X0001B v:X0001C
[s]

kV, atau 1.7 kali nilai puncak pada kondisi


Gambar 7. Tegangan Transient fase R, S
tegangan fase nominal (150x2/3 kV). dan T tanpa switching controller dengan Tc =
Sedangkan nilai tegangan transient tertinggi 0.0249 s
pada fase S (fase B) dan T (fase C) berturut-
Hasil simulasi tegangan transient yang
turut adalah 149.84 kV dan -157.37 kV.
terjadi untuk kondisi penggunaan switching
Adapun nilai arus transient untuk masing-
controller adalah seperti pada gambar 8.
masing fase R, S dan T adalah 1539.46
Gelombang tegangan fase R, hampir tidak
Ampere, -746 Ampere dan -822.93 Ampere.
terlihat kondisi transient, karena penutupan
250
kontak PMT-nya mendekati titik nol dari
[kV] gelombang tegangan. Sedangkan pada fase S,
160 tegangan transient mencapai 134.19 kV atau
1.1 kali dari tegangan fase nominal. Tegangan
70 transient fase T adalah 138.14 kV atau 1.13 kali
dari tegangan fase nominal. Sedangkan nilai
-20
masing-masing arus transient fase R, S dan T
yang terjadi adalah 134.86 Ampere, 500
-110
Ampere dan 522.70 Ampere.
-200
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 [s] 0.10 150

(file ATP_012_Final_tc004s.pl4; x-var t) v:X0001A v:X0001B v:X0001C [kV]

100

Gambar 6. Tegangan Transient fase R, S


50
dan T tanpa switching controller dengan Tc =
0.0400 s 0

-50
Untuk hasil simulasi tegangan dengan
penutupan kontak PMT mendekati nilai nol (Tc -100

= 0.0249) dari referensi tegangan fase R, dapat -150


0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 [s ] 0.5
(file ATP_012_Final_F236.pl4; x-var t) v:X0001A v:X0001B v:X0001C
dilihat pada gambar 7. Pada fase R bisa
dikatakan tidak terjadi transient tegangan Gambar 8. Tegangan Transient fase R, S dan T
dengan switching controller
dengan nilai 120.13 kV. Tegangan transient
Tabel 1. Hasil Simulasi penutupan PMT secara serempak
tertinggi hasil penelitian ini terjadi pada fase S & tak serempak
(196.93 kV atau 1.61 kali tegangan fase
nominal) karena kontak PMT fase S tepat Tc _Tegangan Transient _ (kV) _Arus Transient_ (A)
(ms)
menutup mendekati titik puncak positif dari R S T R S T
gelombang tegangan fase S. Transient tegangan
pada fase T juga cukup tinggi meskipun masih 40 208.24 149.84 157.37 1539.4 746 822.93
di bawah nilai tegangan transient pada fase S, 6
24.9 122.47 196.93 170.45 183.25 1363.9 1305.2
yaitu 170.45 kV atau 1.39 kali dari tegangan 4 3 7
fase normal. Nilai arus transient fase R, S dan T 163.9 113.70 134.86
untuk simulasi ke dua ini berturut-turut adalah -
168.7 134.19 500.00
183.25 Ampere, 1363.93 Ampere dan -1305.27
Ampere. 163.9 138.14 522.70

ISBN: 978-602-18168-0-6 24
Prosiding Seminar Nasional Teknik Elektro & Informatika TL20
SNTEI 2015
PNUP, Makassar, 11 Juni 2015

IV.2 PEMBAHASAN UCAPAN TERIMA KASIH


Penelitian ini menunjukkan bahwa Terima kasih yang sebesar-besarnya
tegangan transient tertinggi yang tercapai kepada semua pihak yang telah memberi
adalah 208.24 kV, atau 1.7 kali nilai puncak dukungan dalam penelitian ini, antara lain:
pada kondisi tegangan fase nominal, sewaktu keluarga penulis, pimpinan dan seluruh staf Sen
penutupan kontak PMT tepat berada di puncak Engineering Co., dan Seluruh staf engineering
gelombang tegangan fase, sedangkan transient APP Bali.
arus terbesar adalah 1539.46 Ampere. Nilai
tegangan transient dan arus transient tertinggi
REFERENSI
tersebut terjadi untuk kondisi penutupan PMT
dilakukan tanpa switching controller. Jika [1] Ramasamy Natarajan, Power System
dilihat dari spesifikasi PMT yang terpasang Capacitor; Taylor & Francis Group, 2005,
maka nilai ini masih di bawah kemampuan p. 97-122.
PMT yakni power frequency withstand voltage [2] Gustavo Brunello, Bogdan Kasztenny and
325 kV dan arus nominal 3150 Ampere dengan Craig Wester, Shunt Capacitor Bank
withstand capacity 40 kA selama 3 detik. Fundamentals and Protection, Conference
Sehingga dapat disimpulkan bahwa swithing for Protective Relay Engineers - Texas
controller pada sistem ini tidak perlu A&M University, USA, April 2003
digunakan. [3] S.J. Kulas, Capacitor Switching
Hasil simulasi dalam penelitian penulis Techniques, International Conference on
selanjunya dengan menggunakan switching Renewable Energies and Power,
controller, memperlihatkan penurunan nilai Valencia, Spain, April 2009
tegangan transient dan arus transient. Hal ini [4] Shehab Abdulwadood Ali, Capacitor
dikarenakan penutupan kontak-kontak PMT Banks Switching Transients in Power
dibuat sehingga tidak akan menutup pada saat Systems, CS Canada Energy Science and
mendekati ataupun tepat di puncak gelombang Technology, Vol. 2, No. 2, pp. 62-73,
tegangan. Tegangan transient tertinggi hanya 2011.
mencapai 1.13 kali da!!ri tegangan fase [5] C.D. Tsirekis and N.D. Hatziargyriou ,
nominal dengan arus transient terbesar adalah Control of Shunt Capacitors and Shunt
522.70 Ampere. Reactors Energization Transients,
International Conference on Power
V. KESIMPULAN DAN SARAN Systems Transients, New Orleans, USA,
2003.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan [6] Lszl Prikler and Hans Kr. Hidalen,
bahwa tegangan transient dan arus transient ATPDraw for Windows 3.1x/95/NT
tertinggi pada kondisi !capacitor bank version 1.0.1 Users Manual, 1998.
switching tanpa penggunaan switching [7] Durga Bhavani Mupparty, Capacitor
controller masih berada di bawah ketahanan Switching Transient Modeling and
dari PMT yang terpasang. Sehingga Analysis on An Electrical Utility
penggunaan switching controller untuk Distribution System Using Simulink
mengurangi transient tegangan dan transient Software, Master Thesis, Kentucky
arus dapat dipertimbangkan kembali. Meskipun University, 2011.
hasil simulasi menunjukkan switching [8] Camm, E.H., Shunt Capacitor
controller jauh lebih baik. Overvoltages and a Reduction
Untuk penelitian selanjutnya dapat Technique, S&C Electric Company,
meninjau pengaruhnya capacitor bank ini Chicago, Illinois, 1999.
terhadap sistem (tegangan tinggi dan [9] Michael Beanland, Thomas Speas, Joe
distribusi), atau melakukan perbandingan hasil Rostron, Pre-insertion Resistors in High
dengan menggunakan software yang berbeda. Voltage Capacitor Bank Switching, 2004
[10] ABB, Controlled Switching Buyers
and Application Guide. Ludvika, Swedia,
ABB AB, 2010

ISBN: 978-602-18168-0-6 25

Anda mungkin juga menyukai