Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam
memajukan perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan
kerja baru, UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca
krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan
dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada
pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.

UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya


berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM
hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.

Dalam dunia bisnis, persaingan antar UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan
hal yang wajar. Setiap UKM (Usaha Kecil Menengah) berusaha menawarkan produk
mereka dengan keunggulan masing-masing. Selain bersaing dalam hal kualitas, mereka
juga bersaing dalam masalah harga, karena hanya produk dengan kualitas terbaik dan
harga paling murah, yang paling diminati dan dicari oleh konsumen. Sebelum UKM
(Usaha Kecil Menengah) menentukan harga jual suatu produk, UKM (Usaha Kecil
Menengah) terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini
mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per
unit dengan tingkat laba yang diinginkan UKM (Usaha Kecil Menengah) sehingga
tanpa adanya penentuan harga pokok produksi per unit UKM (Usaha Kecil Menengah)
akan mengalami kesulitan di dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan.

Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke


dalam setiap unit produk yang dihasilkan UKM (Usaha Kecil Menengah). Secara
umum biaya produksi dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya produksi lainnya (Biaya Overhead Pabrik). Untuk
pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi yang
dihasilkan UKM (Usaha Kecil Menengah).

Akuntansi Biaya Page 1


Karakteristik kegiatan UKM (Usaha Kecil Menengah) menggunakan metode
pengumpulan biaya produksi. Ada dua macam metode pengumpulan biaya produksi
yaitu: metode harga pokok proses dan metode harga pokok pesanan.

Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu
metode full costing dan variable costing. Full costing memperlakukan semua biaya
produksi sebagai harga pokok (product cost) tanpa memperhatikan apakah biaya
tersebut variabel atau tetap. Harga pokok produksi dengan metode ini terdiri dari bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik tetap dan variabel. Variable
costing, hanya biaya produksi yang berubah-ubah sesuai dengan output yang
diperlakukan sebagai harga pokok. Umumnya terdiri dari bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead variabel.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kami akan
menitikberatkan pada masalah utama yaitu:

1. Dalam menentukan harga pokok produksi, metode mana yang digunakan oleh
UKM Lumpia Basah Bang Doel di Kabupaten Purwakarta?
2. Melakukan perhitungan harga pokok produksi pada UKM Lumpia Basah Bang
Doel dengan pengumpulan data rincian biaya produksi, mengklasifikasikan biaya
produksi dan penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada makalah kali ini yaitu:


1. Memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya dosen Ibu Ika Kartika Sari
2. Menambah wawasan mengenai UKM yang ada di Kabupaten Purwakarta
3. Mengetahui cara Penentuan Harga Pokok Produksi pada sebuah UKM.

Akuntansi Biaya Page 2


BAB 2

PROFIL UKM
2.1 Sejarah UKM Lumpia Basah Bang Doel

Biodata
Nama : Hardiman (Ardi)
No. HP : 081315000396
Usia : 30 tahun pada tahun 2014
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Alamat : Sukarata bawah RT 19 RW 06. Cipaisan
Purwakarta
Ketika pemilik sebut saja Ardi sudah menginjak usia 20 tahun, Ardi diajak
kakaknya yang ketiga untuk membantu usaha lumpia basahnya di Bandun menjadi
asisten dengan lokasi jualan di depan SMAN 1 Padalarang.

Hanya butuh waktu sebentar, untuk Ardi bisa beradaptasi dan menguasai teknik
pembuatan lumpia basah. Setelah bisa membuat lumpia sendiri, Ardi pun mengontrak
sebuah rumah di desa Sukamaju, dan mulai berjualan dengan gerobaknya di SMPN 1
Padalarang selama 3 tahun. Dengan modal pertama yang diberikan oleh sang kakak
yaitu resep, gerobak, bahan-bahan makanan, beserta peralatannya.

Pada tahun 2007, Ardi diminta untuk mengajari kakak keduanya berjualan
lumpia basah di Purwakarta. Ardi dan kedua temannya memenuhi permintaan tersebut
dan mulai pindah ke Purwakarta. Ardi tinggal di sebuah kontrakan di daerah Sukarata,
Cipaisan. Ardi menjajakkan gerobaknya di depan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Purnawarman. Setiap hari minggu, Ardi berkeliling kawasan jalan baru, alun-alun, dan
Situ Buleud dengan harga Rp. 2.000,- per porsi.

Tahun 2009 lumpia basah Ardi mulai dikenal oleh anak-anak sekolah, karena
rasanya yang berbeda dari lumpia basah yang lain. Ardi memberi label Bang Doel
pada gerobak lumpia basahnya, diambil dari nama almarhum ayah yang sangat
dicintainya. Abdul itu nama ayah saya, keluarga yang punya usaha lumpia basah

Akuntansi Biaya Page 3


semuanya pake nama Bang Doel biar lebih akrab dan gampang diingat sama orang,
ungkapnya.

Kini pada tahun 2016 Di sebuah sisi jalan Pramuka, atau dikenal dengan daerah
Bunder di kabupaten Purwakarta, terlihat banyak gerobak makanan yang berjejer rapi
menghiasi gang Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Jatiluhur. Salah satunya
adalah gerobak Lumpia Basah Bang Doel dengan harga Rp. 7.000,- per porsi untuk
jenis lumpia basah Biasa.

2.2 Proses Produksi Lumpia Basah pada Umumnya

Bahan:
5-10 lembar kulit lumpia

5 butir telur ayam

1 bh bengkoang besar/ 1 bh labu siam besar (iris bentuk korek api)

250 gr tauge buang buntutnya

minyak goreng untuk menumis secukupnya

1 gelas air

Bumbu :
125 gr gula merah diiris halus

500 cc air

12 siung bawang putih haluskan

Akuntansi Biaya Page 4


10 bh bawang merah haluskan

1 sdm saus tiram

1 sdm tepung maizena cairkan dg 3 sdm air

merica secukupnya

penyedap rasa secukupnya (bila suka)

beberapa cabe rawit diulek bila suka pedas

Cara membuat :
1. Pertama-tama didihkan air, masukan irisan gula merah,aduk sampai larut, masukan
1 sdm bawang putih yg sudah dihaluskan tadi, aduk sebentar, angkat dan saring.

2. Masak kembali lalu masukan saus tiram dan 1 sdt garam, masukan irisan bengkoang
sampai mendidih, kecilkan api masak sampai bengkoang matang, kira-kira 30 menit,
angkat bengkoang dan tiriskan.

3. Sisa air gula sekitar 150 ml tambahkan dg cairan tepung maizena tadi, aduk-aduk
hingga mengental, angkat dari api, lalu masukan ke dalam wadah, sisihkan.

Untuk 1 buah lumpia :


1. Selanjutnya panaskan 3 sdm minyak goreng, tumis 1 sdt bawang putih dan 1 sdt
bawang merah yg sudah dihaluskan tadi hingga wangi, sisihkan ke pinggir wajan
2. Masukan 1 bh telur ayam, bikin urak arik, lalu satukan tumisan bawang tadi

Akuntansi Biaya Page 5


3. Masukan 2 sdm bengkoang, 3 sdm air, tambahkan garam secukupnya, merica bubuk
secukupnya, penyedap rasa secukupnya dan tambahkan cabe rawit halus secukupnya
(bila suka pedas)
4. Masukan segenggam tauge ( 50 gr), aduk-aduk sampai layu, angkat dan sisihkan
sebagai isi lumpia
5. Terakhir siapkan 2 lembar kulit lumpia, olesi dengan cairan gula tadi, masukan isi
lumpia, lipat seperti pada gambar atau sesuai selera

2.3 Produk
2.3.1 Jenis Jenis Produk Yang Dijual

2.3.2 Harga Produk


Untuk harga Lumpia Basah Bang Doel sangat terjangkau hanya Rp.
7.000,-/porsi.

2.3.3 Penjualan
Dalam sehari UKM ini menjual produk lumpia basah jenis biasa sebanyak
100 porsi/hari.

Akuntansi Biaya Page 6


BAB 3

HARGA POKOK PRODUKSI


3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-
cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

3.1.2 Klasifikasi Biaya


Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut :

Hubungan Biaya dengan Biaya Langsung


sesuatu yang dibiayai Biaya Tidak Langsung

Hubungannya dengan Biaya Produksi


Produk BIaya Non Produksi

Biaya Tetap
Hubungan nya dengan Biaya Variabel
Volume Biaya Semi Variabel

Hubungannya Dengan Departemen Produksi


Departemen Departemen Jasa

Hubungannya dengan Biaya Terkendali


Pengendalian Manajemen Biaya Tidak Terkendali

Hubungannya dengan Biaya Relevan


Pengambilan Keputusan Biaya Tidak Relevan

3.1.3 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek
pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead
cost).
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang
membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan
langsung dalam kalkulasi biaya produk.

Akuntansi Biaya Page 7


2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah karyawan atau karyawati yang
dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya
untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk
tertentu.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produk tidak langsung,
yaitu kumpulan dari semua biaya untuk membuat suatu produk selain biaya
bahan baku langsung dan tidak langsung.
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak
langsung, pekerja tidak langsung, dan bahan pabrik lainnya yang tidak secara
mudah diidentifikasikan atau dibebankan langsung ke pekerjaan produk atau
tujuan akhir biaya.
Biaya overhead pabrik (FOH) terdiri dari biaya FOH tetap dan biaya
FOH variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap untuk
tingkat volume kegiatan tertentu, biaya variabel adalah biaya yang jumlah
totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Ada juga
yang dinamakan biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3.1.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Didalam akuntansi biaya yang konvensional komponen-komponen
harga pokok produk terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variable. Konsep
harga pokok tersebut tidak selalu relevan dengan kebutuhan manajemen. Oleh
karena itu timbul konsep lain yang tidakdiperhitungkan semua biaya produksi
sebagai komponen harga pokok produk. Jadi di dalam akuntansi biaya, dimana
perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat dua metode perhitungan
harga pokok yaitu Full / Absortion / Conventional Costing dan Variable
/Marginal / Direct Costing. Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut
adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat
tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap FOH Tetap ini akan mempunyai

Akuntansi Biaya Page 8


pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-
laba.

1. Metode Full Costing


Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan
memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok,
yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full
costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap
dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan
di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik
sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat
pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru
dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk
selesai tersebut tidak dijual.
Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata
menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar
apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk
tersebut.

2. Metode Variable Costing


Variable Costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya
memasukkan komponen biaya produksi yang bersifat variabel sebagai unsur
harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik variabel.
Variable costing beranggapan bahwa FOH Tetap tadi tidak secara
langsung membentuk produk, maka tidak relevan kalau dimasukkan sebagai
komponen harga pokok. Sebaiknya FOH Tetap dimasukkan dalam
kelompokperiod cost (biaya periode).

Akuntansi Biaya Page 9


3.2 Rincian Biaya

RINCIAN BIAYA
LUMPIA BASAH "BANG DOEL"
Jenis : Lumpia Basah "Biasa"

Rincian Biaya Keterangan


1) Bahan Baku
a) Bahan Baku Langsung
i) Kulit Lumpia Rp 1,800,000.00 600 pack / Bulan @ 3.000
ii) Telor Rp 5,700,000.00 300 Kg / Bulan @ 14.000
iii) Tauge Rp 1,200,000.00 150 Kg / Bulan @ 8.000
iv) Bengkoang Rp 600,000.00 100 Kg / Bulan @ 6.000
v) Gula Merah Rp 420,000.00 30 Kg / Bulan @ 14.000
vi) Minyak Goreng Rp 360,000.00 30 Kg / Bulan @ 12.000
vii) Biaya Bahan Bakar Rp 250,000.00 Gas 3Kg untuk 3 hari
Jumlah Rp10,330,000.00

b) Bahan Baku Tidak Langsung


Bumbu :
i) Garam Rp 30,000.00 10 Bks / Bulan @ 3.000
ii) Bawang Putih Rp 144,000.00 4 kg / Bulan @ 36.000
Sambal
iii) Cabe Keriting Rp 1,050,000.00 15 Kg / Bulan @ 35.000
vi) Cabe Rawit Rp 1,050,000.00 15 Kg / Bulan @ 35.000
Jumlah Rp 2,274,000.00

2) Tenaga Kerja
a) Tenaga Kerja Langsung
i) Makan & Minum Rp 750,000.00 25.000 / Hari
ii) Jajan Rp 150,000.00 5.000 / Hari
iii) Bensin Rp 98,250.00 1 Liter / 2 Hari
Jumlah Rp 998,250.00

b) Tenaga Kerja Tidak Langsung


i) Honor Tenaga Ahli Rp 200,000.00 Rp. 50 000/Minggu

3) Biaya - Biaya
a) Pembukusan
i) Sytrofoam Rp 900,000.00 3.000 pcs / Bulan @ 300
ii) Sumpit Sekali Pakai Rp 525,000.00 210 pack / Bulan @ 2.500
iii) Plastik 1Kg Rp 540,000.00 60 Ikat / Bulan @ 9.000
iv) Kantong Kresek Rp 540,000.00 60 pack / Bulan @ 9.000
Jumlah Rp 2,505,000.00

Akuntansi Biaya Page 10


RINCIAN BIAYA
LUMPIA BASAH "BANG DOEL"
Jenis : Lumpia Basah "Biasa"

Rincian Biaya Ke te rangan


b) Beban Sewa Rp 200,000.00 Rp. 200.000 / Bulan

c) Beban Air Rp 50,000.00 Rp. 50.000 / Bulan

d) Beban Listrik Rp 75,000.00 Rp. 75.000 / Bulan

e) Biaya Penitipan Gerobak Rp 70,000.00 Rp. 70.000 / Bulan

f) Beban Sampah Rp 10,000.00 Rp. 10.000 / Bulan

g) Biaya Promosi Rp 15,000.00 U/ Promosi : 50% dari Total


Pembelian Pulsa Per Bulan
h) Penyusutan Gerobak
i) Nilai Perolehan Rp 3,000,000.00
ii) Residu* Rp 300,000.00
iii) Umur Ekonomis 5 Tahun
Jumlah
*Gerobak Dijual Menjadi Kayu Rp 45,000.00
Bak ar

i) Penyusutan Peralatan
i) Wajan Rp 13,333.00 Rp. 80.000 / 6 bulan
ii) Kompor Rp 8,333.00 Rp. 200.000 / 24 bulan
iii) Susuk Rp 1,000.00 Rp. 5.000 / 5 bulan
iv) Tempat Bumbu Rp 666.00 Rp. 8.000 / 12 bulan
v) Kursi untuk konsumenRp 1,666.00 RP. 20.000 / 12 bulan
vi) Bola Lampu Rp 3,125.00 Rp. 75.000 / 24 Bulan (25 watt)
vii) Ember Rp 1,000.00 Rp. 6.000 / 6 bulan
vii) Tempat Sampah Rp 417.00 Rp. 5.000 / 12 Bulan
viii) Pisau Rp 583.00 Rp. 7.000 / 12 Bulan
Jumlah Rp 30,123.00

Akuntansi Biaya Page 11


3.3 Klasifikasi Biaya

Akuntansi Biaya Page 12


3.4 Laporan Harga Pokok Produksi

LUMPIA BASAH "BANG DOEL"


Jenis : Lumpia Basah "Biasa"
Laporan Beban Pokok Produksi
Untuk Periode Yang Berakhir pada 30 November 2016

Bahan Baku Yang Siap Digunakan Rp 10,330,000.00


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 998,250.00
Biaya Overhead Pabrik Rp 5,459,123.00

Total Biaya Produksi Rp 16,787,373.00


Persediaan awal dalam Proses Rp 600,000.00

Produk siap diproduksi Rp 17,387,373.00


Persediaan akhir dalam Proses Rp (350,000.00)

Beban Pokok Produksi Rp 17,037,373.00

Akuntansi Biaya Page 13


BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami peroleh setelah melakukan penelitian dan perhitungan


bahwa dalam penentuan harga pokok produksi UKM Lumpia Basah Bang Doel
menggunakan metode full Costing dimana Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja
Langsung dan Biaya Overhead Pabrik baik yang bersifat variable dan tetap dibebankan
kepada produk.
Selain itu dapat diperoleh pengertian dari bahan baku langsung dan bahan baku
tidak langsung yaitu
Bahan Baku Langsung adalah semua bahan baku yang membentuk satu kesatuan
dari produk jadi dan dapat ditelusuri dengan mudah dari produk jadi
Bahan Baku Tidak Langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk membuat
suatu produk akhit tetapi TIDAK diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung
karena bahan baku ini sangat minimal atau bahkan biaya penelusuran terlalu rumit.

Akuntansi Biaya Page 14

Anda mungkin juga menyukai