Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

PENAMBAT REL
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui pengertian, fungsi, bentuk dan sifat penambat rel untuk struktur jalan rel.
2. Mengetahui berbagai jenis penambat untuk perencanaan tipe jalan rel yang sesuai PD 10
tahun 1986.
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui pengertian dan fungsi penambat rel.
2. Mengetahui klasifikasi dan jenis penambat rel yang digunakan di Indonesia.
3. Menjelaskan spesifikasi penambat rel untuk struktur jalan rel yang terkait dengan
perencanaan stabilitas dan keamanan.
4. Menghitung gaya lateral yang diperlukan untuk pemasangan sesuai dengan jenis rel
dan bantalan.
A. PENGERTIAN UMUM
Penambat rel merupakan suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan sedemikian
sehingga kedudukan rel menjadi kokoh dan kuat. Kedudukan rel dapat bergeser diakibatkan
oleh pergerakan dinamis roda kereta yang bergerak di atas rel. Pergerakan dinamis roda dapat
mengakibatkan gaya lateral yang besar. Oleh karena itu, kekuatan penambat sangat
diperlukan untuk dapat mengeliminasi gaya ini. Jenis penambat digolongkan berdasarkan
karakteristik perkuatan yang dihasilkan dari sistem penambat yang digunakan. Berikut ini
dijelaskan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penggunaan penambat, sejarah
penggunaan penambat dan jenis-jenis penambat yang hingga saat ini masih digunakan di
Indonesia dan beberapa negara lainnya.
B. PERTIMBANGAN DALAM PENGGUNAAN PENAMBAT
1. Faktor-Faktor Penggunaan Penambat
Penggunaan jenis penambat ditentukan oleh pertimbangan beberapa faktor-faktor yang
dominan berikut ini :
a. Pengalaman pemakaian, terkait dengan catatan teknis pemakaian.
b. Besarnya gaya jepit (clamping force) yang dihasilkan oleh penambat.
Bab VI Penambat Rel
c. Besarnya nilai rangkak (creep resistance) yang dihasilkan oleh penambat.
d. Kemudahan dalam perawatan penambat.
e. Pemakaian kembali (re-use) penambat jika rel diganti dimensinya, artinya pembongkaran
dan pemasangan kembali penambat dapat dilakukan tanpa merusak struktur penambat
tersebut.
f. Umur penambat.
g. Harga penambat.
h. Selain itu, masih terdapat faktor-faktor lain yang sifatnya sebagai pertimbangan lain
(tidak dominan).
2. Persyaratan Teknis Penambat
a. Gaya jepit harus kuat untuk menjamin gaya tahan rel pada bantalan lebih besar daripada
gaya tahan rangkak bantalan pada stabilitas dasar balas.
b. Gaya jepit penambat dapat bertahan lama, meskipun alat jepit tidak dapat dihindarkan
dari adanya kelonggaran dan keausan pada pelat andas maupun angker akibat dari
menahan getaran yang berterusan.
c. Frekuensi getaran alami (natural frequency) penambat pada dasarnya harus lebih besar
dari frekuensi getaran alami rel supaya dapat mencegah setiap kehilangan kontak antara
penambat dengan rel selama lalu lintas melalui jalan rel.
d. Bahan material penambat harus mempunyai kualitas yang baik agar dapat
mempertahankan kekenyalan penambat dalam jangka waktu lama.
e. Teknologi pemasangan rel dan penambat sebaiknya dilakukan secara cepat baik secara
mekanik sederhana maupun manual.
f. Penyetelan penambat sebaiknya dilakukan secara cepat dan mudah, serta diusahakan
dapat dilakukan oleh petugas selain teknisi.
g. Penambat cukup mampu dan kuat sebagai penggabungan susunan isolasi listrik dan
mudah diganti bila rusak.
h. Penambat mempunyai alas karet yang dapat mencegah rangkak rel, meredam tegangan
vertikal yang bekerja ke bawah dan melindungi permukaan bantalan serta mempunyai
tahanan daya tahan listrik yang cukup untuk pemisahan rel dari bantalan
C. SEJARAH PENGGUNAAN PENAMBAT REL
Pada awalnya penambat yang digunakan untuk menahan rel
di atas permukaan bantalan kayu masih menggunakan
konstruksi yang dipasang secara langsung dengan
menggunakan paku (dog-spike), dan untuk mengatasi gaya
muai rel, diberikan celah (gap) yang cukup dan memakai
alat anti creeps yang dipasang di kaki rel untuk panjang rel
maksimum 6,8 meter.
Penggunaan paku sudah tidak sesuai lagi, ketika tuntutan
suatu sistem penambat yang mampu menahan pergerakan
kendaraan rel yang semakin cepat dan berat. Penambat
paku sering terdesak dan kendor sehingga jarak sepur
menjadi semakin lebar, selain itu, sering terjadi bantalan
kayu yang patah pada kedudukan rel. Untuk mengatasi
masalah ini, digunakan penambat jenis tirpon (Gambar 6.1),
sedangkan untuk mengatasi tegangan kontak yang besar di
63
Penggunaan penambat dog-
spike
Penggunaan penambat tirpon
dan pelat andas
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
antara kaki rel dan bantalan digunakan pelat andas (Gambar
6.2) untuk memperbesar luas permukaan kontak yang
berimplikasipada tegangan kontak yang semakin rendah.
Dengan semakin tinggi tuntutan suatu sistem penambat
yang mampu menahan gaya akibat beban gandar yang
tinggi, gaya desak akibat pergerakan kereta yang semakin
cepat dan penggunaan rel yang semakin panjang, maka
penggunaan tirpon menjadi semakin terbatas. Untuk
contohnya, kecepatan kereta 120 kph, vibrasi rel dapat
mencapai 100 gram, dan pada kecepatan 330
kph,percepatan vibrasinya mencapai 305 gram. Pada
kondisi ini, penambat tirpon menjadi terdesak, kendor (tidak
mampu menahan gaya akibat perubahan suhu tetapi masih
mampu menahan gaya lateral) dan selanjutnya tercabut dari
bantalan. Kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan pada
rel dan geometric jalan rel yang dapat mengurangi
keamanan dan kenyamanan kereta api.
Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan penambat elastis
(elastic fastening). Penambat elastis, selain mampu
menahan getaran, juga dapat menghasilkan gaya jepit
(clamping force) yang tinggi sehingga dapat memberikan
perlawanan gaya rangkak (creep resistance) yang baik
(Gambar 6.3). Penambat elastis menurut sistem
penambatnya dibagi dalam dua kelompok yaitu penambat
elastik tunggal dan penambat elastik ganda. Penjelasan
kedua jenis penambat ini diberikan pada pembahasan jenis
penambat.
D. JENIS PENAMBAT
Saat ini jenis penambat dibedakan menurut sistem perkuatan penambatan yang diberikan
pada
rel terhadap bantalan, yaitu:
Penambat Kaku, yang terdiri dari mur dan baut namun dapat juga ditambahkan pelat
andas, biasanya dipasang pada bantalan besi dan kayu. Sistem perkuatannya terdapat
pada klem plat yang kaku.
Penambat Elastik, penggunaannya dibagi dalam dua jenis, yaitu penambat elastik
tunggal yang terdiri dari pelat andas, pelat atau batang jepit elastik, tirpon, mur dan baut,
dimana kekuatan jepitnya terletak pada batang jepit elastik. Penambat elastik tunggal ini
biasanya digunakan pada bantalan besi atau kayu. Adapun jenis yang kedua adalah
penambat elastik ganda yang terdiri dari pelat andas, pelat atau batang jepit, alas rel,
tirpon, mur dan baut, Kekuatan jepitnya terletak pada batang elastis dan biasanya
digunakan pada bantalan beton. Penggunaan pada bantalan benton, tidak menggunakan
pelat andas melainkan las karet (rubber pad) yang tebalnya disesuaikan dengan kecepatan
kereta api. Pada umumnya, penambat elastik juga dapat dibedakan menurut daya jepit
yang dihasilkan, yaitu Daya Jepit Langsung, misalnya : Pandrol, DE, Dorken, First BTR,
64
Keterbatasan penggunaan
penambat tirpon dan pelat
andas
Penggunaan penambat
elastis tunggal dan elastis
ganda
Bab VI Penambat Rel
dan Daya Jepit Tak Langsung (dihasilkan oleh bantalan terhadap mur-baut atau tirpon),
misalnya F-type dan Nabla.
Gambar 6.1 Contoh penambat TIRPON TA untuk R-25
Gambar 6.2 Contoh Pelat Andas Tipe A untuk R-25
65
Prasarana Transportasi Jalan Rel
Jurusan Teknik Sipil UMY
Gambar 6.3 Anti Creeps untuk R-33.
Penambat elastis digunakan secara besar-besaran saat ini, untuk memenuhi kebutuhan
angkutan kereta api yang cepat dan berat. Komponen Clamping force dan Torsional
Resistance dalam penambat elastis menjadi sangat penting karena dapat mengikat rel
secara baik pada bantalan menjadi satu kesatuan yang dapat menahan gaya-gaya yang
bekerja pada penambat. Besarnya gaya jepit penambat dalah faktor yang utama
dalam menentukan jenis penambat. Kekuatan jepit penambat diperoleh dari
deformasi saat pemasangan penambat pada rel dan pada umumnya diambil deformasi
sebesar 10 m
Dalam PD. No.10 Tahun 1986, penggunaan penambat elastis dibagi menurut kelas
jalan (kecepatan maksimum), yaitu :
Tabel 6.1 Penggunaan Alat Penambat Elastik sesuai Kelas Jalan
Kelas Jalan Jenis Alat Penambat
I
II
III
IV
V
Elastik Ganda
Elastik Ganda
Elastik Ganda
Elastik Tunggal
Elastik Tunggal
Sumber : Peraturan Dinas No.10 Tahun 1986
Kedua jenis penambat (kaku dan elastik) ini mempunyai berbagai hal paten tersendiri dan
metode penjepitan ke bantalan yang dapat berupa gaya tarikan (pull out) dan bending maupun
torsi.
E. KLASIFIKASI TEKNIS BEBERAPA JENIS PENAMBAT
Be

Anda mungkin juga menyukai