Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN

ACARA
MENGHITUNG EFISIENSI HASIL PEMBAJAKAN DAN ANALISIS HASIL
BAJAK AKTUAL DAN TEORITIS

Oleh

Nama : Samsul Hadi


Nim : J1B014014
Nama Co.Ass : Alfin Fajar

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini merupakan salah satu syarat telah menyelesaikan mata kuliah Alat
dan Mesin Budidaya Pertanian pada Semester Genap Tahun 2016/2017 di Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Mataram, 29 Mei 2017

Mengetahui,

Co. Asisten Praktikum Alat dan Mesin Budidaya pertanian Praktikan,

Alfin Fajar SamsulHadi


NIM. J1B013010 J1B014102
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya memiliki
mata pencaharian sebagai seorang petani. Begitu banyaknya pulau dan daratan
membuat bidang pertanian berkembang dengan sangat pesat. Dukungan iklim dan
cuaca yang baik juga menjadi faktor pendorong kemajuan sektor ini. Untuk
meningkatkan hasil pertanian, menggunakan alat dan mesin pertanian merupakan
solusi terbaik. Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Penggunaan
alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya
mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin
pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang
menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai
ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor
secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian contohnya
mesin pengolahan tanah dahulunya menggunakan tenaga hewan sekarang
menggunakan mesin seperti traktor (Sukirno, 1999). Namun beberapa alat yang
digunakan dalam pengolahan tanah seperti traktor perlu diuji terlebih dahulu untuk
mengetahui kinerja dan efisensi alat tersebut terhadap lahan yang akan diolah agar
mendapatkan hasil yang maksimal oleh karena itu perlu dilakukan praktikan alat dan
mesin pertanian untuk mengetahui untuk mengetahui tingkat efisiensi hasil
pembajakan serta membadingkan kapasitas actual dan teoritis..

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi
hasil pembajakan serta membadingkan kapasitas actual dan teoritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. kapasitas lapang


Kapasitas lapang adalah presentase kelembaban yang ditahan oleh tanah
sesudah terjadinya drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat
lambat. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi daripada kapasitas lapang, maka
air menjadi tidak mobile. Kapasitas lapang sangat penting karena dapat menunjukkan
kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang
diperlukan untuk membasahi tanah sampe lapisan dibawahnya. Tergantung dari
tekstur lapisan tanahnya, maka untuk menaikkan kelembaban 1 feet tanah kering
sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0,5-3 inches (Anonim2,
2010).

2.2. Pengolahan Lahan


Pengolahan lahan adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar
menjadi gembur, sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan
memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan
sangat mempengaruhi proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat
penting artinya, sehingga wajar bila inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar
didapatkan hasil yang lebih baik.Awal mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan
tenaga manusia (dicangkul) dan tenaga hewan. Namun seiring dengan perkembangan
ilmu dan teknologi maka diciptakanlah berbagai macam alat dan mesin pertanian
yang berfungsi untuk membantu manusia dalam kegiatan pengolahan tanah, sehingga
diperoleh hasil yang maksimal ( Nurdin, 2010 ).

2.3. Kapasitas Lapang Teoritis Dan Efesiensi Lapang


Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang
akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 %
waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja
teoritisnya
Rumus kapsitas lapang teoritis adalah:
KLT = Wt. V
Dimana :
KLT = Kapasitas Lapang Teoritis ( Ha/jam )
Wt = Lebar Kerja Teoritis ; lebar bajak ( m )
V = Kecepatan Kerja Konstan Teoritis ( m / s )
1 ha = 10,000 m/s

Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis
tersebut.Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual
melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding
waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja
teoritisnya.Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual
menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total . Kapasitas lapang
efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah
perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis,
dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di
lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi kinerja
ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya prosentase perolehan
produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen (Umar, 2013).

2.4. Hubungan Waktu Hilang Dengan Kapasitas Lapang


Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam
hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat penyetelan /
pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di ujung,
penambahan benih atau pupuk, pengosongan hasil panenan, menunggu alat
pengangkut, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi
lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat,
ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup
waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan
di luar perawatan harian( Irwanto, 2010).

2.5. Fungsi Bajak Singkal


Bajak singkal berfungsi mengubah struktur tanah dengan cara ditarik , bajak
akan memotong , membalik dan memecah tanahsekaligus menutup gulma dan akan
menjadikan kompos didalam tanah.bahagian yang paling penting dari bajak singkal
adalah share,singkal dan land side, bagian share memotong tanah, kemudian
meneruskan kebagian singkal. Kemudian singkal mengangkut , membalikkan serta
memecah tanah. Landside bersentuhan dengan dinding alur yang menahan tekanan
dari samping, share adalah untuk memotong tanah dan gulma pada saat singkal
bekerja membalikkan tanah bajak bergerak maju tanah terpotong oleh pisau (share)
potongan alur (furrow sslice) akan mengarah kesisi singkal (landside) bagian atas
singkal dank arena kelengkungannya maka potongan tanah akan terbalik dan pecah
(Rizali, 2006).

2.6 Hand Traktor

Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang
digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk
mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya
digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan
menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya, "unit traktor",
yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer (Nawawi, 2010).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 21 Mei 2017 di Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Hand Traktor,
stopwach, meteran, penggaris, dan alat tulis.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, patok dan
tali rafia.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Diperiksa mesin dan semua bagian traktor sampai yakin dalam kondisi baik
2. Dipasang tuas standar dan bajak singkal
3. Diperiksa bahwa tuas verseneling dalam keadaan netral
4. Dinyalakan motor dengan cara mengengkol dan menaikan putaran motor dengan
cara mengatur tuas gas
5. Dipegang stang kemudi dengan sedikit menekanya,sehingga mencapai batas
pinggang dan dilepaskan tuas standar, dengan posisi tangan tetap pada stang
kemudi , setelah itu diikuti gerak motor
6. Dihitung waktu tempuh traktor,lebar pembajakan, kedalaman pembajakan, dan
putaran roda traktor.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan
No. Pengamatan Hasil
1 Lebar Bajak Teoritis 0,23 m
2. Lebar Bajak Aktual 0,165 m
3 Diameter Roda 0,74 m
4 Luas Lahan 0,01 ha
5 Waktu Total Pengerjaan 1,48 jam
6 Kedalaman Pembajakan 0,615 m
7 Putaran Roda 4 putaran
8 Waktu Untuk Belok 0,0043 jam
9 Total Jarak Tempuh 400 m
10 Lebar Hasil Pembajakan 0,28 m
11 Luas Hasil Pembajakan 0,04 ha
12 Kecepatan Traktor 0,0035 km/jam
13 Kapasitas Lapang Teoritis 0,00081 ha/jam
14 Kapasitas Lapang Aktual 0,00038 ha/jam
15 % Waktu Hilang untuk Tumpang Tindih 28,26 %
16 % Waktu Hilang untuk Slip Roda 0,457 %
17 % Waktu hilang untuk Belok 0,029 %
18 % Waktu hilang karena macet/berhenti 35,8 %
19 Efisiensi Teoritis 46,9 %
20 Efisiensi Aktual 24,9 %

4.2. Hasil Perhitungan


Diketahui :
W = Lebar Bajak Teoritis
V = Kecepatan Traktor
W1 = Lebar Bajak Teoritis
W2 = Lebar Bajak Aktual
D = Diameter Roda
N = Putaran Roda
M = 5,05
T = Waktu Total Pengerjaan
T1 = Waktu Untuk Belok
T2 = 0,53 Jam
L1 = Persentase Waktu Hilang Karena Tumpang Tindih (Overlapping)
L2 = Persentase Waktu Hilang Karena Slip
L3 = Persentase Waktu Hilang Saat Membelok
L4 = Persentase Waktu Hilang Karena Macet atau Berhenti
Ka = Kapasitas Lapang Aktual
Kt = Kapasitas Lapang Teoritis

1. Kapasitas Lapang Teoritis (Kt)


Kt =WxV
= 0,23 x 0,0035 ha/jam
= 0,00081 ha/jam

2. Kapasitas Lapang Aktual (Ka)


Luas hasil bajakan
Ka =
Total waktu
0,0005675 ha
=
1,48 jam
= 0,00038 ha/jam

3. Persentase Waktu Hilang karena Tumpang Tindih (Overlapping)


W1W2
%L1 = x 100%
W1
0,23 m - 0,165 m
= x 100%
0,23 m
= 28,26 %

4. Persentase Waktu Hilang Karena Slip


DN-M
%L2 = x 100%
DN
(3,14x 0,74 m x 4)- 5,05
= x 100%
3,14 x 0,74 m x 4
= 0,457 %

5. Persentase Waktu Hilang Saat Membelok


T1
%L3 = x 100%
T
0,0043jam
= x 100%
1,48 jam
= 0,029 %

6. Persentase Waktu Hilang Karena Macet atau Berhenti


T2
%L4 = x 100%
T
0,53 jam
= x 100%
1,48 jam
= 35,8 %

7. Efesiensi Kerja (Lapangan Aktual)


E = (1 L1) x (1 L2) x (1 L3) x (1 L4) x 100%
= (1 0,2826) x ( 1 0,457) x (1 0,00291) x (1 0,358) x 100%
= 24,9 %

8. Efesiensi Teoritis
Ka
E = Kt x 100%
0,00038 ha/jam
= x 100%
0,00081 ha/jam

= 46,9 %
BAB V
PEMBAHASAN

Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang
digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk
mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya
digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan
menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya, "unit traktor",
yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer (Nawawi, 2010).
Adapun bagian-bagian penting traktor tangan serta fungsinya yaitu pertama
tenaga penggerak atau enjin digunakan untuk menggerakkan/menarik peralatan
penglah tanah. Kedua yaitu gigi transmisi, berfungsi untuk memindahkan
tenaga/putaran dari motor ke bagian/alat-alat lain yang bergerak. Ketiga yaitu bagian
bagian yang bergerak (roda) berfungsi untuk menjalankan traktor roda dua tersebut.
Keempat yaitu unit control meliputi alat untuk menghidupkan, mematikan motor,
mengubah motor, mengubah putaran motor, mengubah gigi dan lain-lain. Kelima
yaitu unit rem, berfungsi untuk keselamatan kerja operator.dan yang terakhir yaitu
perlengkepan kerja, meliputi bajak, bajak berputar, garu, pengulud, papan perata dan
roda besi.
Praktikum alat dan mesin pertanian kali ini adalah mengenai menghitung
efisiensi hasil pembajakan dan analisis hasil bajak aktual dan teoritis yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan
kapasitas aktual dan teoritis. Pada praktikum ini kami menggunakan Traktor dengan
ukuran lebar bajak teoritisnya adalah 0,23 m, lebar bajak aktual 0,165 m, ukuran
diameter roda sebesar 0,74 m dengan luas lahan yag di bajak adalah 0,01 hektar
membutuhkan waktu 1,48 jam. Dari hasil peraktikum yang telah dilakukan diperoleh
bahwa Hand traktor yang digunakan mempunyai hasil kapasitas lapang teoritis
sebesar 0,00081 ha/jam, kapasitas lapang aktual sebesar 0,00038 ha/jam..Waktu
hilang karena tumpang tindih sebanyak 28,26 % besarnya peresentase waktu yang
terbuang karena tumpang tindih yang terjadi dilapangan diakibatkan lahan yang
sudah diolah sebelumnya terolah kembali secara otomatis akan menggerus alur
pembajakan pertama sekaligus menimbun sebagian areal pada alur pembajakan
sebelumnya sehingga mempengaruhi hasil pembajakan dan memperlama waktu
pembajakan, beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya waktu yang terbuang
yaitu karena operator yang kurang faham cara mengendalikan teraktor sehingga
menggarap kembali tanah yang sudah digarap seblumnya.
Waktu hilang karen slip sebanyak adalah 0,457 % slip merupakan keadaan
dimana roda traktor berputar berulang-ulang pada satu titik atau berputar ditempat
yang sama. Waktu yang terbuang karena slip ini ckup banyak hal ini disebabkan
karena kondisi tanah yang mengandung banyak air menyebabkan tanah menjadi licin
selain itu kesalahan operator saat mengendalikan teraktor secara tidak stabil sering
kali operator terjadi,seperti mengendalikan teraktor ke lahan yang sudah digarap
sehingga saat berbelok atopun lurus selain itu roda traktor sering terangkat saat
berbelok yang menyebabkan terjadi selip atau roda berputar ditempat, Waktu hilang
untuk membelok 0,0291 % berbelok saat melakukan penggarapan lahan baik secara
bolak balik ataupun dari tepi ke tengah ataupun digarap dengan mengelilingi titik
pusatnya saat berbelok di ujung atau di sudut suatu lapang menghasilkan suatu
kehilangan waktu yang seringkali sangat berarti jika dilihat dari waktu yang hilang
saat berbelok dengan persentasi yang sangat kecil menunjukan bahwa saat
mengendalikan traktor opertaor berbelok cukup baik, Waktu hilang karena macet
sebanyak 35,8 %, kehilangan waktu karena macet atau mesin mati sangat besar ini
disebabkan beberapa kendala terutama pada operator yang menjalankan teraktor
sering kali tidak memperhatikan gas pada traktor sehingga traktor mati saat akan
mulai digunakan selain itu operator belum bisa mengendalikan gas pada traktor yang
menyebabkan sering kali traktor mati saat digunakan .
Dari hasil perhitungan Jadi efisiensi kerja lapang aktual di dapatkan hasil
24,9 % dan efiseinsi lapang teoritis sebesar 46,9 %, dari keseluruhan kerja. Dalam
kapasitas lapang secara aktual akan selalu lebih rendah dari kapasitas lapang teoritis
ini dikarenakan Kapasitas lapang secara teoritis hanya membahas dan
memperhitungkan luasan areal perlamanya waktu pembajakan tanpa
memperhitungkan gangguan-gangguan yang ada dilapangan saat melakukan
pembajakan pada lahan, dengan kata lain bahwa traktor dianggap berjalan dengan
mulus tanpa hambatan dengan kecepatan konstan dan jarak yang ditempuh
berdasarkan keliling roda traksi traktor. Kapasitas ini memberikan gambaran seberapa
besar kemampuan optimum traktor dalam mengolah tanah yang sebenarnya
dilapangan hal ini berbeda dengan kapsitas lapang aktual yang memperhitungkan
fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual
terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan.
Dengan kapasitas lapang lebih dar 50% menunjukan bahwa teraktor tersebut bekerja
secara maksimal atau efisien terhadap lahan pembajakan
Faktor faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi kapasitas lapang pada
traktor terhadap lahan yang digarap adalah yang pertama kondisi lahan yang
mengandung cukup air sehingga tanah menjadi lebih licin menyebabkan sering
terjadi selip pada roda teraktor sehingga banyak waktu yang terbuang , faktor yang
kedua adalah operator yang mengendalikan traktor, banyak dari operator yang belum
menguasai cara mengendalikan teraktor saat membajak lahan sehingga banyak
kesalahan-kesalahan saat melakukan praktikum, faktor yang ketiga adalah kesalahan
saat pengambilan data dan kesalahan pembacaan dalam Pengukuran waktu berbelok,
slip dan tumpang tindih beberapa faktor ini sangat mempengaruhi nilai untuk
menentukan efisiensi hasil pembajakan secara aktual maupuun teoritis.
BAB VI
PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa
kesimpulkan sebagai berikut:
1. Diperoleh data kapasitas lapang teoritis sebesar 0,00081 ha/jam, kapasitas lapang
aktual sebesar 0,00038 ha/jam sehingga diperoleh efisiensi kerja lapang aktual
sebesar 46,9 % dan efiseinsi lapang teoritis sebesar 24,9 % dari keseluruhan kerja.
Dalam kapasitas lapang secara aktual akan selalu lebih rendah dari kapasitas lapang
teoritis.
2. Banyaknya waktu yag terbuang seperti tumpang tindih sebanyak 28,26 % , Waktu
hilang karen slep sebanyak 0,457 %, Waktu hilang untuk membelok 0,0291 %,
Waktu hilang karena macet sebanyak 0,538 %. Disebabkan karena kondisi tanah dan
faktor kesalahan pada operator sehingga banyak waktu terbuang.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hasil kapasitas lapang teoritis dan aktual
sebagian besar adalah kesalahan praktikan dalam mengambil data saat praktikum dan
kondisi lahan yag mengandung cukup air sehingga licin menyebabkan roda menjadi
selip dan banyak waktu terbuang.

6.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih teliti dalam
pengambilan dilapangan agar memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Kapasitas lapang. http://www.gudang-ilmu.com.html (Diakses tanggal 28


Mei 2017)
Irwanto, A. Kohar, Ir. 2010. Alat Dan Mesin Bididaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Depertemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Nawawi , 2010. Alat dan Mesin Budidaya Pertanian. Erlangga. Surabaya.
Nurdi Ibnu W. Dan Darmadi, 2010. Pengolahan Tanah Pertama. PPPG. Pertanian. Cianjur.
Rizali, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Unipersitas Sumatra Utara
Umar. Sudirman. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Alsintan Untuk Mendukung Usaha
Tani Padi Di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi Pertanian Universita
Mulawarman Samarinda Vol 8 No 2 (37-48)
Yunus, M. 2010. Pengolhan Hasil Pertanian Dan Alat Mesin Pertanian. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai