Anda di halaman 1dari 19

x

adawiiah - bLog

Selasa, 15 Oktober 2013

Laporan POSTULAT KOCH (kelompok tidak dilukai)

POSTULAT KOCH

(Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan)

Oleh

Adawiah

1114121002
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagalnya sel atau jaringan melaksanakan fungsi fisiologisnya akibat gangguan


terus-menerus oleh agen primer dan menimbulkan gejala merupakan definisi dari
penyakit tumbuhan, dalam ilmu penyakit patogen merupakan penyebab penyakit
pada tumbuhan. Tumbuhan yang terserang penyakit akan terdapat gejala dan
tanda yang ditimbulkan, dalam satu lahan jika kita ingin mengetahui penyakit yang
menyerang pada lahan tersebut maka perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi
penyakit yang menyerang. Salah satu cara untuk mengidentifikasi penyakit dengan
menggunakan metode postulat koch, metode ini menentukan kriteria yang
diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab
penyakit tertentu.

Postulat Koch dikemukakan pertama kali oleh Robert Koch (1843-1910). Koch
memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus dipenuhi sebelum salah
satu faktor biotik (organisme) dianggap sebagai penyebab penyakit. Dalam
Postulat-postulat Koch disebutkan untuk menetapkan suatu organisme sebagai
penyebab penyakit, maka organisme tersebut harus memenuhi sejumlah syarat.
Pertama, ditemukan pada semua kasus dari penyakit yang telah diperiksa. Kedua,
telah diolah dan dipelihara dalam kultur murni (pure culture). Ketiga, mampu
membuat infeksi asli (original infection), meskipun sudah beberapa generasi berada
dalam kultur. Keempat, dapat diperoleh kembali dari tanaman yang telah diinokulasi
dan dapat dikulturkan kembali.

Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis patogen yang
bersifat tidak parasit obligat. Parasit obligat adalah parasit yang tidak dapat hidup
tanpa ada inangnya. Oleh karena inilah, patogen parasit obligat tidak dapat
dibiakan dalam laboratorium.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum postulat koch antara lain

1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi penyebab penyakit dengan metode

postulat koch

2. Untuk membuktikan bahwa penyakit tersebut sama dengan penyebab penyakit

yang disebabkan patogen yang sama


II. METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum postulat koch antara lain jarum pentul, cawan
petri, piset, bunsen, laminar air flow, pipet, pisau, nampan, tissue, dan mikroskop.
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain tanaman yang terdapat gejala
penyakit, kloroks, aquades, alkohol, media PDA, dan tanaman cabai yang sehat.

2.1 Cara Kerja

Adapun langkah-langkah kerja pada praktikum postulat koch antara lain


A. Isolasi patogen

Potong bagian tumbuhan yang terdapat gejala penyakit, dipotong diantara bagian
yang terkena penyakit dan sehat. Rendam potongan tersebut ke dalam larutan
aquades selama 1 menit, setelah itu pindahkan ke dalam latan kloroks selama 1
menit lalu pindahkan lagi ke dalam aquades salama 1 menit. Potongan yang telah
direndam kemudian dibawa ke Laminar Air Flow untuk di isolasi.

B. Inokulasi patogen (tidak dilukai)

Disiapkan alat dan bahan untuk melakukan inokulasi, tanaman cabai yang diambil
kemudian dicuci dengan air hingga bersih lalu dibilas. Tanaman cabai tersebut
dicelupkan ke dalam larutan desinfektan sekitar 1 atau 1,5 menit, kemudian
diangin-anginkan hingga kering. Nampan disiapkan dengan tissue yang sudah
dibasahi oleh air 100 cc, pipet diletakkan di atas tissue lalu tanaman cabai
tersebut diletakkan di atasnya. Cabai dibiarkan tidak dilukai kemudian petogen dari
biakan murni di letakkan dibagian tengah lalu ditutup menggunakan plastik dan
diberi label

C. Reisolasi patogen

Siapkan tanaman cabai sudah di inokulasi sebelumnya yang terdapat gejala


penyakit, potong bagian tumbuhan cabai yang terdapat gejala penyakit. Kemudian
potong diantara bagian yang terkena penyakit dan sehat, rendam potongan
tersebut ke dalam larutan aquades selama 1 menit, setelah itu pindahkan ke dalam
latan kloroks selama 1 menit lalu pindahkan lagi ke dalam aquades salama 1 menit.
Potongan cabai yang telah direndam kemudian dibawa ke Laminar Air Flow untuk di
isolasi kembali.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan isolasi

No.

Gambar

Tanggal

Keterangan

1
Hari 1

18-10-2012

Terdapat bintik-bintik putih yang muncul disekitar tanaman yang diisolasi

Hari 2

19-10-2012

Bintik-bintik yang awalnya terdapat disekitar potongan tanaman kemudian


menyebar luas pada media agar

Tabel pengamatan inokulasi (tidak dilukai)

No

Gambar

Tanggal
Keterangan

Hari ke 1

18-10-2012

Dihari pertama tanaman cabai tersebut terdapat sedikit warna hitam dan sedikit
mengkerut

Hari ke 2

19-10-12

Cabai bertambah mengkerut, agar pun semakin mengecil dan terdapat sedikit
bintik putih disekitar bagian agar

Hari ke 3

22-10-12
Bintik-bintik putih terlihat semakin jelas

Tabel pengamatan Reisolasi

No

Gambar

Tanggal

Keterangan

Cawan1

Hari 1

29-10-2012
cabai yang sudah di inokulasi tanpa dilukai di isolasi kembali pada 2 cawan.
Gambar disamping adalah pengamatan pada cawan pertama

Cawan 1

Hari 2

30-10-2012

Pad cawan pertama hari kedua, di cawan tersebut tidak terjadi kontaminasi

Cawan 2

Hari 1

29-10-2012

Gambar disamping adalah pengamatan pd cawan ke 2 dihari pertama.


Pada hari pertama saja sudah terjadi kontaminan

Cawan 2

Hari 2

30-12-2012

Cawan ke 2 hari kedua, kontaminan menyebar

Setelah pengamatan secara makroskopis beberapa hari, dilakukan pengamatan


secara mikroskopis di mikroskop.
3.2. Pembahasan

Pada praktikum ini, kita mengambil tanaman yang mengalami gejala dan tanda
penyakit. Penyakit yang menyerang tanaman tersebut adalah Penyakit ini
disebabkan oleh patogen (Colletotrichum gloeosporioides). Penyakit ini muncul
pada buah yang belum matang (bewarna hijau). Gejala tersebut dalam bentuk
bercak-bercak cokelat sampai hitam pada buah. Gejala-gejala awal adalah kebasah-
basahan dan terdapat cekungan pada buah. Bintik ini kemudian berubah menjadi
hitam dan kemudian merah muda ketika jamur menghasilkan spora daging di
bawah titik menjadi lembut dan berair, yang menyebar ke seluruh buah. Pada daun
juga dapat dilihat. bintik yang akhirnya berubah menjadi cokelat. Pada buah, gejala
muncul hanya pada saat pematangan dan mungkin tidak terlihat di waktu panen
(Semangun, 2000).

Penyakit ini disebabkan oleh (C. gloeosporioides). Cendawan ini mempunyai


aservulus berbentuk bulat, jorong, tidak teratur, berseta atau tidak. Seta
mempunyai panjang yang variabel, tetapi jarang yang lebih dari 200mm, tebal 4-
8mm, bersekat 1-4, bewarna cokelat, pangkal agak membengkak dengan ujung
meruncing yang sering membentuk konidium pada ujungnya.

Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan kriteria yang


diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab
penyakit tertentu. Kritera ini dikenal dengan Postulat Koch, yang menjadi garis
penunjuk dan sampai kini masih dipakai dalam mencari bukti bahwa suatu penyakit
disebabkan oleh jasad renik tertentu.

Postulat koch, langkah-langkah kerjanya:

1. Patogen harus selalu didapatkan berasosiasi dengan tanaman sakit

2. Patogen dari tanaman sakit harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan pada media

biakan murni

3. Patogen yang tumbuh pada biakan murni harus dapat direinokulasikan dan

ditumbuhkan pada tanaman yang sakit terdahulu


4. Patogen pada tanaman sakit akibat reinokulasi harus dapat di reisolasi dan

dapat ditumbuhkan pada biakan murni

Isolasi patogen adalah proses pengambilan patogen dari lingkungan asalnya dan
menumbuhkan di medium buatan sehingga diperoleh biakan murni.

Dilihat dari praktikum yang kita lakukan sama halnya yang dijelaskan dalam definisi
isolasi, kita mengambil tanaman yang mempunyai gejala dan tanda penyakit lalu di
isolasi ke media biakan murni kemudian hasil isolasi tersebut diamati di bawah
mikroskop, amati bentuk, warna dan ciri-ciri mikroba tersebut.

Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri dan


cendawan penyebab berbagai penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang
dari 30 tahun). Postulat postulat tersebut diatas berlaku untuk patogen yang
bukan tergolong ke dalam parasit obligat.

Untuk melaksanakan postulut Koch diperlukan cara bekerja khusus :

1. Isolasi penyebab penyakit dari bagian koch tanaman yang sakit dan

mengadakan pembiakan murni.

2. Mempelajari sifat-sifat penyebab penyakit dalam biakan murni (Epi, 2009).

Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan


sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung
kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam
tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang
berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan
udara (Talaro, 1999).

Pemahaman mengenai bakteri yang diinokulasikan merupakan hal yang wajib.


Inokulasi bakteri termasuk pula di dalamnya adalah prinsip untuk membuat
lingkungan medium menjadi semirip mungkin dengan medium aslinya (Suharni,
1999).

Pemahaman ini meliputi:

1. Sifat dan jenis mikrobia yang akan diisolasi

2. Tempat hidup/atau asal mikrobia tersebut

3. Medium yang sesuai untuk pertumbuhan

4. Cara inkubasi mikrobia


5. Cara menanam mikrobia (Soetarto, 2010)

Inokulasi patogen adalah salah satu cara peremajaan secara aseptik ke dalam
media steril baik pada media padat maupun media cair.

inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke


medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada
dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1994).

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni


mikroorganisme yaitu :

1. Metode Gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampula-keterampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokula di
gorekan di permukaan media agar nutrient. Diantara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.

Ada beberapa teknik dalam metode gores yaitu (a) goresan T; (b) goresan kuadran;
(c) goresan radian; dan (d) metode tebar

2. Metode sebar

Setetes inokula diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi
itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggir akan muncul koloni-koloni yang
terpisah-pisah.

3. Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan


pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.

4. Metode tusuk

Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian ke dalam media.
Dalam praktikum inokulasi saat kita akan menginokulasi patogen ke tanaman cabai
yang sehat, kita menggunakan teknik metode tusuk. Dibagi 2 kelompok yaitu
kelompok cabai yang dilukai dengan ditusuk dan kelompok yang tidak dilukai, dari
pengamatan cabai yang dilukai sangat cepat perkembangan patogen untuk tumbuh
sedangkan yang tidak dilukai perkembangannya lambat namun patogen masih bisa
berkembang.

Reisolasi patogen merupakan suatu kegiatan untuk memisahkan mikroorganisme


dari mikroorganisme lain yang ikut tumbuh saat proses isolasi sehingga
mendapatkan kultur murni. Reisolasi ini biasanya dilakukan pada bakteri atau
jamur yang telah diisolasi namau masih terdapat kontaminan. Tujuannya adalah
untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme termasuk ciri morfologi,
fisiologi dan serologi. Selain itu juga reisolasi bertujuan untuk mendapatkan stok
mikroba agar saat penelitian yang menggunakan mikroba tidak perlu lagi
melakukan isolasi.

Pada praktikum reinokulasi yang kita lakukan tanaman cabai muncul gejala
penyakit, maka akan dilakukan reisolasi kembali ke media biakan murni.

Faktor-faktor yang dapat memnyebabkan kegagalan dalam reisolasi antara lain

1. Sumber inokulasi yang diberikan tidak mengandung mikroorganisme yang

diinginkan

2. Ketidaksterilan alat-alat yang digunakan sehingga terjadi kontaminasi

3. Adanya udara yang masuk ke Laminar Air Flow dan kurang terampilnya

praktikan dalam mengisolasi

Dari praktikum postulat koch yang telah dilakukan ternyata dari bentuk, jenis dan
ciri-ciri penyebab penyakit sesudah isolasi sama persis dengan penyebab penyakit
sesudah reisolasi. Berarti praktikum postulat koch berhasil mengidentifikasikan
teori sama dengan hasil laboratorium.
IV. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum postulat koch antara lain

1. Metode postulat koch digunakan untuk mengidentifikasikan apakah penyakit

yang menyerang tanaman adalah patogen yang sama

2. Teknik yang digunakan pada metode postulat koch ada empat tahapan, yaitu

asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi

3. Saat tahap inokulasi perkembangan patogen lebih cepat pada tanamn cabai

yang dilukai dibandingkan tidak dilukai

4. Penyebab penyakit sesudah di isolasi sama persis dengan penyebab penyakit

sesudah di reisolasi
DAFTAR PUSTAKA

Ardian. 2009. Gejala Penyakit Tanaman. http://ardian88. blogspot.com/.

Diakses pada tanggal 06 November 2012.

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Epi. 2009. Teknik Isolasi. http://www.scribd.com/. Diakses pada tanggal 06

November 2012.

Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah

Mada Univ Pr

Talaro K.P. 1999. Foundation Mikrobiologi third edition. MC Graw Hill

Company:Boston
Adawiah di 06.56

Berbagi

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Adawiah
~Promise Little and Do Much~ ~17 Mei 1994~

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai