Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
FARIZ KURNIA
EKSEKUTIF A ANGKATAN 39
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1 Data Perkembangan Jumlah, Produksi, dan Cukai Industri Rokok
Tahun 2007-2011
Dari data di atas diketahui bahwa pita cukai dari tahun ke tahun sejak tahun
2007 sampai dengan 2011 mengalami kenaikan sekitar 10%. Melalui situs resmi bea
cukai, pada tanggal 30 September 2016, pemerintah resmi akan menaikkan pita cukai
pada tahun 2017. Rata-rata kenaikkan untuk seluruh jenis rokok sekitar 10,54% yang
berlaku mulai 1 Januari 2017. Kenaikkan tersebut dibuatkan dalam suatu Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.010/2016 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil
Tembakau. Hal tersebut berarti bahwa harga pita cukai dalam satu bungkus rokok yang
berisi 16 batang rokok mencapai sekitar Rp. 7.828,-.
Menurut informasi yang diperoleh dari Indonesia Finance Today, pada tahun
2013 Amerika Serikat berusaha membatasi ekspor produk rokok asal Indonesia ke
negaranya.Hal tersebut bertujuan agar rokok produksi lokal Amerika Serikat dapat
terserap dan laku di pasar negaranya sendiri. Pada tahun 2013, perdagangan kedua
negara Indonesia dan Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 27,97
Miliar. Ekspor non migas Indonesia ke Amerika pada 2013 tercatat sebesar US$ 15,08
Miliar, naik 3,37% dibanding tahun 2012 yang hanya mencapai angka US$ 14,59
Miliar. Ini artinya bahwa rokok produksi Indonesia diterima di pasar internasional
terutama pasar di Amerika Serikat.
Gambar 1.1 Sepuluh Besar Negara dengan Pasar Rokok Terbesar Tahun 2011
Perdagangan rokok di Indonesia dikuasai oleh tiga pemain besar industri rokok
seperti PT. Gudang Garam Tbk., PT. HM Sampoerna Tbk., dan PT. Djarum. Mereka
menguasai lebih dari 75% total pangsa pasar rokok di Indonesia.
Gambar 1.2 Pangsa Pasar Industri Rokok Tahun 2013 (Sumber: BPS)
Sebagai pemegang pangsa pasar terbesar nomor tiga untuk industri rokok saat
ini, PT. Gudang Garam Tbk. harus menjaga distribusi rokoknya di seluruh Indonesia.
Saat ini Gudang Garam melalui distributor resminya yaitu PT. Surya Madistrindo
memiliki 13 coverage Regional Office yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Semua ini demi menjaga distribusinya di seluruh pelosok Indonesia dan memenangkan
persaingan dari para kompetitornya sesama industri rokok.
Penelitian dalam bentuk paper ini dibuat untuk mengetahui apa saja strategi dari
perusahaan PT. Surya Madistrindo dalam menghadapi persaingan.Berikut ini analisis
yang akan dibahas dalam paper ini:
1. Apa yang menjadi visi, misi, dan nilai dari perusahaan dalam memenangkan
persaingan? Apakah sudah relevan diterapkan oleh perusahaan?
2. Apa saja lingkungan makro dan lingkungan industri yang mempengaruhi
perusahaan dengan alat bantu berupa PESTEL Analysis, Porter Five Forces,
Strategic Group Analysis, VRIN Test, dan Value Chain Analysis? Serta apa yang
menjadi SWOT dari perusahaan dari proses identifikasi tersebut? Dan buatkan
dalam bentuk SWOT Matrix.
3. Apa strategi bersaing yang digunakan oleh perusahaan yang paling mendekati
teori The Five Generic Types of Competitive Strategy?
4. Bagaimana perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnis yang sudah
dibuat dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan? Apa 10 tindakan
manajemen yang sudah diimplementasikan?
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Michael A. Hitt (1997), ada lima tugas manajemen strategi, yaitu:
Tabel 2.1 the Dos dan the Dont dalam Membuat Pernyataan Visi
II.1.2 Misi
Strategi inten dan misi strategi merupakan dua hal yang saling terkait dalam
strategi bersaing.Strategi inten merupakan daya pengungkit sumber daya internal
perusahaan, kapabilitas, dan kompetensi inti untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
lingkungan persaingan.Strategi inten ada apabila semua pengusaha dan tingkatan
perusahaan memiliki komitmen untuk mengejar suatu kriteria kinerja secara signifikan.
Strategi ini efektif apabila semua orang meyakini dengan seyakin-yakinnya terhadap
produk dan industri, serta apabila mereka secara total memfokuskan terhadap
kemampuan perusahaan mereka untuk memperdaya pesaingnya. Jadi strategi inten
berkenaan dengan kemenangan dalam bersaing dan dapat memimpin dalam perolehan
secara global dalam persaingan.Seperti diuraikan di atas, strategi inten difokuskan ke
dalam, dan secara khusus berhubungan dengan identifikasi sumber daya, kapabilitas,
dan kompetensi inti.Strategi inten menggambarkan apakah suatu perusahaan mampu
untuk melakukan persaingan melalui kompetensi intinya dan dengan cara-cara yang
unik dapat digunakan untuk menggali keunggulan bersaing.
Misi strategi mengalir dari strategi inten dan memfokuskan pada eksternal.Misi
strategi adalah suatu pernyataan yang unik tentang tujuan dan lingkup operasional
perusahaan dalam bentuk produk dan lingkungan pasar.Misi strategi menyajikan
gambaran tentang produk-produk perusahaan berdasarkan kompetensi inti.
1. PESTELAnalysis
Menurut Porter, ada lima faktor industri yang dapat berpengaruh terhadap bisnis
sebuah perusahaan, yaitu:
Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan dalam Berkompetisi
1. VRIN Test
Kekuatan dalam bersaing dari sumber daya dan kapabilitas dapat diukur dengan
seberapa besar empat tes spesifik ini dapat dilewati. Tes tersebut biasa disebut dengan
VRIN Test untuk keunggulan kompetitif yang dapat bertahan lama. VRIN merupakan
singkatan dari Valuable, Rare, Inimitable, dan Nonsubstitutable. Dimana dua tes
pertama menyatakan seberapa besar sumber daya dan kapabilitas dapat mendukung
keunggulan kompetitif, dan dua yang lainnya merupakan seberapa bertahankan
keunggulan kompetitif tersebut.
Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam
industri yang spesifik. Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan rantai
nilai, bukan tingkat divisi atau tingkat korporasi. Rantai kegiatan memberikan nilai
tambah dari produk-produk yang dihasilkan.
1. Strategi SO. Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST. Adalah strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT. Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
PEMBAHASAN
Pada tahun 1969 Gudang Garam beralih status menjadi firma dan pada tahun
1971 statusnya berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT).Pada tahun 1979, Gudang
Garam adalah perusahaan yang memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM) pertama kali
di Indonesia.
Demi mendapatkan modal dari publik, PT. Gudang Garam mendaftarkan saham
perusahaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1990 dengan IPO sebesar Rp.
10.250,- yang memiliki kode GGRM.JK. Selanjutnya PT. Gudang Garam Tbk.
mengembangkan sayapnya dengan membangun anak perusahaan yang masing-masing
sebagai berikut:
1. PT. Surya Pamenang, yaitu anak perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. yang
memproduksi packaging dari rokok yang diproduksi oleh perusahaan induk. PT.
Surya Pamenang didirikan pada tahun 1993.
2. PT. Surya Madistrindo, yaitu anak perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. yang
mendistribusikan barang dari perusahaan induk ke toko-toko atau konsumen. PT.
Surya Madistrindo didirikan pada tahun 2009.
3. PT. Graha Surya Media, yaitu anak perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. yang
berfungsi sebagai akomodasi untuk para stakeholder dari induk perusahaan
untuk mengadakan acara-acara seperti RUPS dan lain sebagainya.
4. PT. Surya Air, yaitu anak perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. yang
memfasilitasi perusahaan induk untuk mengantarkan produk dari pabrik ke PT.
Surya Madistrindo yang terdapat di pelosok daerah. PT. Surya Air didirikan pada
tahun 2012.
Sampai saat ini PT. Gudang Garam Tbk. telah memiliki berbagai macam merek
dagang yang telah dijual ke seluruh pelosok Indonesia dan diekspor ke beberapa negara
seperti Jepang dan Singapura. Dengan adanya berbagai macam merek yang diproduksi,
Gudang Garam mengklasifikasikannya pada Grup Brand sebagai berikut:
Surya 16
Surya 12
Surya Profesional
Surya Pro Mild
Dll
3. GG Group Brand
GG Mild
GG Shiver
Dll
Visi dari sebuah perusahaan menunjukkan cita-cita yang ingin dicaai dari sebuah
perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Maka, manajemen dalam membuat
pernyataa visi haruslah memandang tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga harus
dapat melihat pencapaian dalam jangka panjang.
Gudang Garam Group merupakan perusahaan yang memiliki anak perusahaan,
dimana anak perusahaan tersebut dibentuk guna menunjang aktivitas rantai nilai yang
dijalankan perusahaan induknya. Oleh karena itu, pada PT. Surya Madistrindo, visi dan
misi dari perusahaan mengikuti daripada perusahaan induknya. Visi dari PT. Gudang
Garam Tbk. yaitu:
Sedangkan misi yang diusung guna mewujudkan visi yang sudah dinyatakan di
atas yaitu:
Analisis mengenai visi Gudang Garam Group di atas bahwa dari the dos dan
the donts yang sudah dipelajari sebelumnya, ada beberapa elemen seperti di bawah
ini:
Dari analisis di atas bahwa visi yang dimiliki Gudang Garam masih belum
sesuai dengan teori yang dipelajari. Seharusnya dalam pembuatan pernyataan visi,
Gudang Garam jangan menggunakan kata-kata yang mengandung makna superlatif
seperti terbaik, terpandang, dsb. Namun secara keseluruhan, pernyataan visi Gudang
Garam Group sudah fokus terhadap pencapaian jangka panjang yang diinginkan oleh
manajemen. Hanya saja, pernyataan visi tersebut sudah usang dan harus segera
diperbaharui seiring dengan visi yang sudah tercapai.
Misi yang ideal yaitu kegiatan-kegiatan spesifik yang dapat mendukung
pencapaian visi jangka panjang perusahaan. Misi yang dibangun oleh Gudang Garam
Group masih tergolong umum. Pada pernyataan misi di atas, Gudang Garam tidak
menyebutkan secara spesifik industri yang akan menjadi tempat bersaing perusahaan
dan tidak menyebutkan bagaimana perusahaan akan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sehingga Gudang Garam tidak memiliki identitas yang jelas terlihat dari pernyataan
misinya.
Nilai yang ditanamkan pada setiap karyawan Gudang Garam Group merupakan
peninggalan dari pendiri perusahaannya yaitu Surya Wonowidjoyo yang meninggal
pada 28 Agustus 1985. Nilai luhur bagi perusahaan tertuang pada Catur Dharma
Perusahaan, yang berbunyi:
1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu
kebahagiaan.
2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat, dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.
3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.
4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
Nilai yang coba dibangun oleh perusahaan sudah jelas bahwa mementingkan
kepentingan karyawan di atas segala-galanya. Karena perusahaan meyakini bahwa
dengan terlayaninya karyawan perusahaan, maka karyawan dapat melayani pelanggan
dengan baik pula. Namun sosialisasi mengenai apa yang menjadi panduan bagi seluruh
personil perusahaan masih sangat kurang. Banyak karyawan yang kurang bahkan tidak
tahu sama sekali mengenai nilai yang seharusnya menjadi panduang tersebut.
Seharusnya apa yang menjadi nilai inti perusahaan dipajang di seluruh gedung kantor
tempat dimana seluruh Gudang Garam Group berada. Sehingga dapat dipahami dan
diinternalisasi betul apa yang menjadi panduan dalam mencapai visi perusahaan.
III.3 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
1. Political Factors
Pengaruh faktor politik terhadap penjualan rokok Gudang Garam terjadi pada
saat menjelang masa kampanye pemilihan Kepala Daerah ataupun Presiden.Hal tersebut
sangat mempengaruhi volume penjualan rokok pada tingkat ritel.Penjualan rokok pada
tingkat ritel cenderung meningkat ketika masa kampanye berlangsung. Berikut data
penjualan rokok selama masa kampanye.
140,000.00
120,000.00
100,000.00
80,000.00
60,000.00
40,000.00
20,000.00
0.00
Gambar 3.5 Data Penjualan selama Masa Kampanye Gubernur DKI Jakarta
(Data Regional Office Jakarta)
2. Economic Conditions
3. Socialcultural Forces
4. Technological Factors
5. Environmental Forces
Dalam menghadapi ancaman yang muncul dari lingkungan mikro, PT. Surya
Madistrindo disarankan menerapkan strategi global sebagai second option apabila pasar
di Indonesia sudah dibatasi oleh pemerintah.Meskipun saat ini Gudang Garam sudah
mengekspor produknya ke beberapa negara, tetapi volumenya masih sangat
terbatas.Selain itu, Gudang Garam lewat bagian R&D nya, seharusnya mulai mencari
pasar yang baru agar tetap bertahan dengan ancaman yang sifatnya makro.
Strategi akuisisi dan merger merupakan strategi yang paling mungkin dilakukan
dalam industri rokok.Phillip Moriss mengakuisisi H. M. Sampoerna untuk masuk ke
pasar Indonesia dan akhirnya menjadi pemimpin dalam pasar rokok di
Indonesia.Mungkin hal serupa bisa dilakukan Gudang Garam dalam memasuki pasar
global di negara tujuannya.
Fungsi dari penggunaan alat analisis Porter Five Forces yaitu untuk
mengidentifikasi lingkungan industri dimana perusahaan berada.Analisis Five Forces
dilihat dari aspek pesaing di industri, potensi pemain baru, potensi produk substitusi,
daya tawar pembeli, dan daya tawar pemasok. Berikut ini akan dibahas mengenai faktor
dari lingkungan industri terhadap PT. Surya Madistrindo:
Industri rokok yang dihuni oleh tiga besar pemimpin pasar, yaitu Sampoerna,
Djarum, dan Gudang Garam, membuat para pemain baru yang ingin masuk ke industri
ini berkecil hati. Tidak sedikit pemain baru yang gagal ketika mencoba memasuki
industri rokok.
4. Buyers
5. Suppliers
Jauh sebelum harga rokok melebihi angka Rp. 10.000,- per bungkus, Gudang
Garam sudah melakukan strategi vertical integration. Dimana rantai pasok dari produk
Gudang Garam merupakan anak perusahaan dari Gudang Garam sendiri. Kelebihan dari
strategi ini adalah terjaganya rantai nilai dari produknya, sehingga dapat menawarkan
biaya yang lebih rendah dari pada pesaingnya dan kualitasnya dapat lebih terjaga.
Dari data yang diperoleh di internal perusahaan PT. Surya Madistrindo, ada
sekitar 1.100 perusahaan rokok yang berkompetisi di pasar. Namun dari sekian banyak
pesaing, berikut ini yang karakter dan volumenya mendekati karakteristik rokok
Gudang Garam dilihat dari harga (price) dan lingkup pasar (market scope).
Alat bantu yang digunakan dalam menentukan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh PT. Surya Madistrindo yaitu VRIN Test dan Value Chain Analysis.
Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi apakah produk yang dihasilkan sudah
layak untuk berkompetisi dan sustain di pasar. Caranya mengidentifikasinya yaitu
dengan menjawab pertanyaan yang menjadi singkatan dari VRIN (Valuable, Rare,
Inimitable, Nonsubstitutable). Berikut ini analisa dari VRIN Test tersebut: