PENDAHULUAN
Desa sering diucap dengan sebutan dusun, tanah asal, tanah kelahiran.
Desa merupakan sebutan lawan dari Negara. 1 Sedangkan dalam Kamus Besar
merupakan kesatuan kampung, dusun; (2) udik atau dusun dalam arti daerah
pedalaman sebagai lawan Kota; (3) tempat, tanah, daerah. Masyarakat desa
pendapatan yakni, APBN, Aplikasi Dana Desa (ADD), bagi hasil, dan retribusi,
bantuan keuangan Propinsi/Kabupaten, dan Kota, hibah dan lain-lain yang sah
dan tidak mengikat. Jika digali dan dikelola dengan benar, kemungkinan Desa
bisa menerima lebih dari 2,5 Milyar, (Rakito, Direktur Dana Perimbangan
2014.
Namun masyarakat hanya terfokus pada dana Desa yang bersumber dari
APBN saja. Padahal penganggaran dana yang berasal dari APBN itu masih
1 Hofstede, Geert, Cultures and Organization Software of The Mind, New York, Mc. Grow
hill, 1997.
1
menyisakan berbagai ketidak pastian akibat dari data jumlah Desa yang terus
menerus berubah.
Undang Undang Desa tidak hanya membawa sumber pendanaan
pembangunan bagi Desa, namun juga memberi lensa baru pada masyarakat
factor), misalnya berkait makin langkanya sumber daya alam, kurangnya akses
industrialisasi produk yang bersifat kearifan lokal tidak berjalan lancar, bahkan
2
pemberdayaan masyarakat, sasaran utama adalah masyarakat yang tidak berdaya
(miskin) dalam arti luas dan secara nyata sebagian besar yang miskin adalah
daerah perkotaan.
Dalam program pemberdayaan masyarakat selalu didorong untuk pro
poor dan lebih memberikan peluang yang besar terhadap peran masyarakat
dapat memulihkan kembali harkat dan martabat komunitas (warga miskin) atau
menuju masyarakat yang berdaya dan sejahtera, maka penting peran dari
bagi proses transformasi sosial dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya
peran dari kelembagaan komunitas lokal yaitu LPMD, LPMK, BKM, PKK, dll
Tengah.
3
Pembangunan pada dasarnya adalah proses perubahan berbagai aspek
kehidupan menuju kondisi lebih baik. Dalam kontek bernegara, kerja besar
dan bernegara yang lebih baik. Dalam Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2004
program ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Republik Indonesia
4
3 Menyusun mekanisme agar program jangka menengah Desa yang
Perdesaan.
Ditinjau dari sudut pandang hukum, yang lebih menekankan kepada tata
Perdesaan.
5
kerja bagi pelaksana dan pembina Perencanaan Pembangunan Desa, maupun
para pelaksana dan pembina PNPM Mandiri Perdesaan untuk dipedomani dalam
Tahun 2014 adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
strategi penting bagi rumah tangga perdesaan yaitu untuk mendapatkan dan
Desa. Amanat UU.RI Nomor: 6 Tahun 2014 tenatang Desa, Pertama. Membina
6
Pemerintah Desa harus bisa memanfaatkan dan mendayagunakan aset sebagai
prasaranan. Dalam aset desa berupa tanah kas, tanah ulayat, pasar atau pasar
hewan, bangunan Desa, hutan milik Desa, mata air/pemandian umum, dan aset
dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong. Hasil usaha badan tersebut
bantuan sosial, atau dana bergulir yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan
factor), misalnya berkait makin langkanya sumber daya alam, kurangnya akses
industrialisasi produk yang bersifat kearifan lokal tidak berjalan lancar, bahkan
7
Desa menunjukan ciri: Pertama, bahwa Desa merupakan suatu lokasi
pemukiman di luar Kota, sekaligus bukan Kota. Kedua, Desa adalah komunitas
homogeny. Dan Ketiga, Desa menunjukan suatu sifat dari lokasi sebagai akibat
menonjolkan Desa, selain memuat segi-segi dan sifat-sifat yang positif, seperti
produksi yang khas. Desa mengandung arti sebagai orang hidup dalam ikatan
besar di bidang sosial dan ekonomi. Desa biasanya terdiri dari rumah tangga
petani dengan kegiatan produksi, konsumsi dan investasi sebagai hasil keputusan
8
diserahkan untuk diurus oleh aktor pembangunan lain. Program PNPM Mandiri
dieksekusi sendiri oleh masyarakat. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam
Masyarakat Kelurahan) Fungsinya pun menjadi berubah, jika dulu LKMD hanya
berfungsi sebagai sebuah lembaga perwakilan desa, saat ini LPMK diposisikan
9
memuat rancangan kerangka ekonomi Desa, dengan mempertimbangkan
rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju baik yang dilaksanakan
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Desa. Salah satu
pembangunan Desa, maka kualitas RPJM Desa menjadi sangat penting untuk
10
2) Merumuskan arah tujuan, kebijakan dan srtategi pembangunan Desa;
pembangunan.
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43/2014 khususnya Pasal 126
s.d 131).
tentang Desa dan best practices oleh PNPM Mandiri bisa sejalan dan dapat
11
Berdikari. Filosofi aktualisasi Desa Berdikari adalah merupakan gerakan
Desa untuk : (1) Membangun berdasarkan kekuatan dan sumber daya yang ada
di Jateng, agar terhindar dari jebakan ketergantungan dengan pihak eksternal; (2)
lokal, SDA dan lingkungan, serta SDM Jateng dimanapun bermukim, untuk
dengan para pihak, dalam dan luar negeri, secara saling menghormati dan
Berdikari (sesuai RPJMD Provinsi Jateng Tahun 2013 2018) adalah sebanyak
100 Desa pada akhir tahun 2018, dengan rincian 6 desa di Tahun 2015, 30 Desa
12
adalah pendayagunaan sumberdaya (potensi) lokal, meningkatkan partisipasi,
strategis dimaksud berkenaan dengan arah dan tujuan pembangunan Desa yang
selama ini kelihatan dari kaca mata fenomena yang ada, maka contoh dua Desa
langkah mencapai tujuan yang akan dicapai tersebut tidak luput peran serta
dengan hal tersebut penulis sangat tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
13
PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di setiap perdesaan pada masa-masa yang
DEMAK).
fenomena sosial terbesar yang dialami oleh setiap Negara di berbagai belahan
dunia, baik Negara yang sedang berkembang maupun Negara yang sudah
dasarnya bukan hanya menjadi masalah lokal, regional dan nasional tetapi telah
menjadi perhatian, isu dan gerakan global. Hal ini dapat dicermati dari : (1)
tanggal 6-12 Maret 1995; (2) pertemuan pada Forum Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Pangan (World Food Summit) di Roma pada tanggal 12 Juni 2002; (3)
KTT Milenium PBB Tahun 2001; (4) Konferensi KTT mengenai Pembangunan
internasional lainnya.
juga tak asing dengan fenomena kemiskinan yang melanda seluruh Negara di
14
berbagai belahan dunia. Kemiskinan sesungguhnya bukanlah persoalan baru di
pernah mengalami penurunan yaitu dari 40,1% menjadi 11,3%, namun pada
periode 1996-1998 angka ini menjadi 24,29% atau 49,5 juta jiwa. Bahkan
di Indonesia mencapai 129,6 juta atau sekitar 66,3% (BPS, 1999). Pada Tahun
jumlah mereka masih tergolong tinggi, yaitu 43% atau sekitar 15,6 juta (BPS
dan Depsos 2002). Pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang atau sekitar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, para founding fathers kita secara tegas
telah menyebutkan bahwa salah satu tujuan pokok dari pembangunan nasional
tujuan ini hanya akan terwujud jika tak ada lagi penduduk negeri ini yang hidup
dalam belenggu kemiskinan. Namun apakah hal ini bisa terwujud, sedangkan
Negara superpower sekalipun belum bisa terhindar dari fenomena global ini.
kemiskinan yang dapat menjelaskan tentang berbagai hal, seperti siapa si miskin
15
(profile) dan seberapa banyak jumlahnya (incidence of poverty)baik secara
absolut maupun suatu persentase tertentu dari total penduduk suatu wilayah.
kebijakan yang harus diambil dan program yang harus dijalankan untuk
Pada Tahun 2004 jumlah penduduk miskin 36,146 juta jiwa (16,66%) dari
Bantuan Langsung Tunai (BLT). Menilik pada periode Maret 2014, tingkat
bencana banjir pada awal Tahun 2014 yang mengakibatkan meningkatnya harga
beras akibat penurunan produksi padi akibat gagal panen dan meningkatnya
4,836 juta orang (14,46%), mengalami kenaikan sebanyak 25,11 ribu orang
7,09 ribu orang. Distribusi jumlah penduduk miskin pada periode Maret 2013
16
sebagian besar berada di daerah perdesaan (59,78%), menurun dibanding
Tengah pada periode Maret 2014 sebesar 14,46% ini masih berada di atas
Nasional 11,25%.
Berdasarkan basis data terpadu PPLS 2011, saat ini di Jawa Tengah
Tengah, terdapat 1.479 Desa/Kelurahan (terdiri dari 1.356 Desa dan 123
(terdiri dari 2.080 desa dan 155 kelurahan) masuk kategori tingkat kemiskinan
sedang, dan 4.864 Desa/Kelurahan (terdiri dari 4.373 Desa dan 491 Kelurahan)
masyarakat yang tidak berdaya (miskin) dalam arti luas dan secara nyata
Lokal merupakan lembaga masyarakat lokal yang dibangun dan diperkuat sesuai
3 Paparan Kepala Bappeda Jateng pada workshop Peningkatan Peran Daerah dalam
Penanggulangan Kemiskinan, Semarang 26 Agustus 2014
17
kebutuhan masyarakat dalam proses transformasi sosial yang mengakar, diakui
poor dan lebih memberikan peluang yang besar terhadap peran masyarakat
peran dari kelembagaan komunitas lokal yaitu LPMD, LPMK, BKM, PKK, dll
Tengah.
18
dengan misi pemberdayaan individu, kelompok dan masyarakat dan sistem nilai
dirasakan juga oleh individu. Pada umumnya karena kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pedesaan cukup merata maka pinjaman dibagi secara merata dan
adil.
alternatif yang tersedia agar dapat dipakai untuk melangsungkan kehidupan yang
serasi dan berlanjut.5 Berswadaya secara individual bagi orang kecil lagi miskin
Karena itu prinsip-prinsip swadaya tersebut dalam rangka pembinaan orang kecil
19
berkembang secara tradisional. Kelompok-kelompok swadaya tersebut
pelatihan, tetapi juga pembiasaan cara berfikir dan cara bertidak bagi warga
partisipatif.
20
Pengalaman masyarakat dalam perencanaan pembangunan ini perlu
untuk dibiayai dengan dana swadaya dan dana APBD maupun sumber
partisipatif bersifat ganda yaitu pada satu sisi warga Desa mampu menyusun
rencana pembangunan sesuai dengan kebutuhannya, akan tetapi pada sisi lainnya
dan antar Desa. Ketiga, belum sepenuhya dana pembangunan Desa dan antar
pembangunan partisipatif.
Optimalisasi tahapan kegiatan menurut adanya dukungan kinerja
Perdesaan dapat berjalan efisien dan efektif serta tidak melanggar prinsip-prinsip
21
PNPM Mandiri Perdesaan. Peningkatan kinerja manajemen para pelaku dan
program yang dikelola oleh masyarakat satu tahun sebelumnya. Adapun maksud
pengelolaan program menjadi lebih efisien dan efektif sesuai waktu, kebijakan
yang mampu menjalin sinergi dengan pemerintah daerah serta kelompok peduli
pelaku pembangunan. Dari visi dan misi tersebut dapat kita pahami bahwa
22
pemberdayaan masyarakat untuk mencapai tujuan utama yaitu menanggulangi
kemiskinan.
Dalam website resmi PNPM, www.pnpm-mandiri.org, dinyatakan bahwa
pengembangan UPK PNPM MPd di atas ternyata belum juga terlaksana yang
dapat dilihat dari belum adanya kepastian bentuk badan hukum yang akan
kelembagaan, asset), alih kelola, kejelasan atas status kepemilikan asset dan
kebutuhan yang sangat mendesak dan menjadi isu strategis. Terkait pentingnya
aspek-aspek tadi maka, ada tiga unsur yang harus terlibat dalam persoalan ini
23
mengelola asset, serta pemerintahan daerah. Peran pemerintah daerah sangat
Hal ini tentu saja menimbulkan kegelisahan dari UPK dan para pihak yang
program PNPM, MPd pasca Tahun 2015 yang dapat berpengaruh terhadap
Disamping itu hal yang sangat penting dan mendesak bagi pengembangan
UPK menjadi LKM adalah adanya ketentuan dalam UU Nomor: 1 Tahun 2013
tentang LKM yang memberikan batas waktu toleransi cukup singkat kepada
menjadi LKM yang apabila tidak dilakukan akan beresiko terhadap legalitas dan
keberlanjutan lembaga.
24
4. Meningkatkan capaian manfaat bagi masyarakat miskin untuk mendorong
25
melalui proses penyadaran kritis, partisipatif, pengelolaan hasil-hasilnya,
dan lainnya;
3). Meningkatkan kemampuan perangkat pemerintah dalam perencanaan,
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang
Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri
Kecamatan (PPK).7
berikut:
ini?
7 Sumber Saparin, Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1986, hal. 35.
26
3. Bagaimana Rekonstruksi Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
27
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu
Mandiri Perdesaan.
masa depan.
Penegakan Hukum
Peraturan Perundang-und
DisHarmonis
Asas-asas penemuan huk
saja yang berpengaruh pada pemberdayaan kelembagaan saat ini yang belum
F. KERANGKA KONSEPTUAL
sistem yang bersifat dinamis. Sistem sosial yang di bangun oleh PNPM MP
dalam bentuk kursus dan pelatihan, tetapi juga pembiasaan cara berfikir dan
29
cara bertidak bagi warga Desa ketika mereka menjalankan peranannya
dibiayai dengan dana swadaya dan dana APBD maupun sumber pembiayaan
partisipatif bersifat ganda yaitu pada satu sisi warga Desa mampu menyusun
pembangunan Desa dan antar Desa yang bersumber dari APBN, APBD
30
Provinsi, maupun APBD Kabupaten/Kota dapat dikelola berdasarkan
PNPM Mandiri Perdesaan dapat berjalan efisien dan efektif serta tidak
kinerja pengelolaan program menjadi lebih efisien dan efektif sesuai waktu,
31
b.Meningkatkan kinerja para pelaku program dalam menerapkan strategi
32
secara fisik, mental maupun sosial, namun pendekatan yang digunakan
program, tetapi juga sebagai produsen karena telah ikut serta terlibat dalam
tahap-tahap berikutnya.10
keterampilan yang mereka miliki, dan memberikan sarana yang perlu bagi
10 Soetomo, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, JSP Vol. 9 No. 1, Juli 05 Vol. 10 No. 2, Nop
06: Vol. 10 No. 1, Juli 2006. Persoalan Pengembangan Institusi Pemberdayaan Masyarakat.
Yogyakarta: UGM, 2006.
33
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan bisa didapatkan ketika
2.Otonomi Daerah
Undang Nomor: 22 Tahun 1999 saat ini masih dipahami oleh masyarakat
34
masyarakat tidak banyak dilibatkan secara aktif atau dengan kata lain
bimbingan rutin dan terus-menerus dari pihak lain yang mampu dan
pemerintah serta didampingi oleh bantuan dana atau bahan sebagai stimulan
(empowering)
Otonomi Daerah menurut Undang-Undang Nomor: 6 Tahun 2014,
disebutkan bahwa hak atau wewenang dan kewajiban daerah otonomi untuk
35
pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan
tangganya;
2). Adanya kelembagaan yang merupakan pewadahan tugas dan
wewenang;
3). Adanya sumber daya manusia, aparatur yang menjalankan urusan
13 Dwipayana Arie, Otonomi Versus Negara, Lapera Pustaka Utama, Yogyakarta, 2000,
hal.9.
36
Demikian pula dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi tumbuh dan
yang di perlukannya.
Kesuksesan dalam melaksanakan Otonomi Daerah ditandai dengan
semangat kebersamaan yang telah lama dimiliki oleh Desa dalam satu
37
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun 1945, namun
dasar kerangka berfikir yang terdiri atas berbagai hal yang hendak di
Terkait dengan era penguatan Otonomi Daerah yang secara empiris sedang
Otonomi Daerah.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor: 22 Tahun 1999 tentang
38
Tahun 2014 Tentang Desa, Otonomi Daerah dan Surat Menteri Dalam
Pemberdayaan Kelembagaan.
Keberadaan Otonomi Daerah dalam kaitannya pengelolaan kegiatan
dalam arti luas, yang meliputi semua segi kehidupan dan penghidupan.
pada hak. Hal itu berarti bahwa daerah berkewajiban melancarkan jalannya
sebagai sarana untuk mencapai cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang adil
39
Melihat tujuan di atas, pemberian otonomi daerah yang selama ini
karena Negara Indonesia itu suatu enheidstaat, maka Indonesia tidak akan
mempunyai Daerah dalam lingkungannya yang bersifat staat juga. Hal lain
kewenangan.
Hubungan hukum ini tercermin dengan adanya pemberian otonomi
40
menurut prosedur dan ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku 14.
luas dan ada pula yang terbatas. Telah di sebutkan bahwa pemerintah daerah
melalui Tap MPR Nomor IV/MPRI 1999 pada pokok arah kebijakan huruf
14 Josef Riwu Kaho, Prospek Otonomi Daeroh Di Megara Republik Indonesia, Identifikasi
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggarannya, Rajawali Pres, Jakarta,1997, hal.7
41
(G) tentang Pembangunan Daerah angka (1) ketentuan umum point (b) yang
Daerah bagi daerah Provinsi, daerah Kabupaten, daerah Kota dan Desa
dan diakui sebagai salah satu daerah yang memiliki kekuatan dengan
sesuai dengan potensi yang dimiliki, baik sumber daya manusia dan sumber
15 Pemerintah RI, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah, Pasal 1
angka (12),2004.
42
Prinsip Otonomi yang bertanggung jawab berarti bahwa pemberian
Kabupaten, Kota serta Desa) dan Pemerintah Pusat untuk menggali segala
43
akan semakin kuat dengan maksud tujuan Otonomi Daerah akan
terwujud.
44
kepentingan masyarakat lebih diutamakan, seperti halnya dalam program
oleh individu. Temuan dari penelitian juga menunjukkan adanya sistem nilai
individual bagi orang kecil lagi miskin sulit dilaksanakan, tetapi secara
45
tradisional tidak berkemampuan mengatasi masalah-masalah kemiskinan
swadaya.
usul dan adat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional
46
Suatu perkembangan dalam rangka menuju kesejahteraan masyarakat
menurut UU Nomor: 6 Tahun 2014 adalah Desa dan Desa adat atau yang
di luar kota, sekaligus bukan kota. Kedua, Desa adalah komunitas kesatuan.
Dan Ketiga, Desa menunjukan suatu sifat dari lokasi sebagai akibat dari
47
yang positif, seperti kebersamaan dan kejujuran, namun dipandang pula
bahasa pengantar bukan Bahasa Indonesia, menjadi citra Desa dari Desa.
model produksi yang khas.21 Desa mengandung arti sebagai orang hidup
terdiri dari rumah tangga petani dengan kegiatan produksi, konsumsi dan
48
pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui
Desa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43/2014
2014 tentang Desa dan best practices oleh PNPM Mandiri bisa sejalan dan
kekuatan dan sumber daya yang ada di Jateng, agar terhindar dari jebakan
baik ilmu pengetahuan, teknologi, kearifan lokal, SDA dan lingkungan, serta
kekuatan sendiri; (3) Melakukan kerjasama dengan para pihak, dalam dan
49
pendek maupun panjang. Target perwujudan Desa Berdikari (sesuai RPJMD
Provinsi Jateng Tahun 2013 2018) adalah sebanyak 100 Desa pada akhir
Tahun 2018, dengan rincian 6 Desa di Tahun 2015, 30 Desa di Tahun 2016,
Banyak lembaga komunitas lokal yang telah dibangun dan diperkuat sesuai
50
diharapkan pula menjadi lembaga yang peduli terhadap kemiskinan dan
sosial bagi proses transformasi sosial dari kondisi masyarakat yang tidak
Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM MPd Tahun 2008, maka UPK
antar Desa.
dana perguliran. Ini berarti bahwa tujuan UPK secara umum tidak lain
51
adalah untuk mengelola dana kegiatan yang ada dan khususnya dana
bergulir yang bersumber dari PNPM Mandiri Perdesaan atau pun PPK.
Dengan pengelolaan dana kegiatan dan dana perguliran secara baik maka
status quo yang pastinya tidak begitu saja bersedia melakukan perubahan
perubahan tersebut.
52
perluasan di tingkat komunitas, jelas tidak akan banyak berpengaruh
partisipasi sosial dan partisipasi politik dalam arti luas. Partisipasi warga ini
53
keputusan publik tingkat lokal, dalam pemilihan kepemimpinan lokal
23 Antlov, Hans, Negara Dalam Desa; Patronase Kepemimpinan Lokal, Lappera Pustaka Utama,
Yogyakarta, 2002.
54
memungkinkan warga Desa memperoleh peningkatan kapasitas tidak hanya
dalam bentuk kursus dan pelatihan, tetapi juga pembiasaan cara berfikir dan
biayai dengan dana swadaya dan dana APBD maupun sumber pembiayaan
partisipatif bersifat ganda yaitu pada satu sisi warga Desa mampu menyusun
lainnya warga Desa dihadapkan pada persoalan baru yaitu ketersediaan dana
55
pembangunan di Desa dan antar Desa. Ketiga, belum sepenuhya dana
pembangunan Desa dan antar Desa yang bersumber dari APBN, APBD
PNPM Mandiri Perdesaan dapat berjalan efisien dan efektif serta tidak
kinerja pengelolaan program menjadi lebih efisien dan efektif sesuai waktu,
24 Ateng Safrudin, Pasang Surut Otonomi Daerah, Bina Cipta, Bandung, 1985, hal. 23.
25 Ateng Safrudin, Otonomi dan antisipasi Perkembangan, Suatu bahan Penyegaran Pemahaman
Otonomi daerah, Bina Cipta, Bandung,1998, hal. 5.
56
Visi kegiatan PNPM-MP adalah terciptanya masyarakat yang
budaya kemitraaan antar pelaku pembangunan. Dari visi dan misi tersebut
Mandiri;
2. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model
pencapaian sasaran.
Sasaran pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan adalah:
57
a. Terbangun lembaga kepemimpinan masyarakat (BKM) yang aspiratif,
58
kalangan masyarakat melalui proses penyadaran kritis, partisipatif,
Jawa Tengah sampai dengan akhir September 2014 sudah memiliki asset
sebesar 1,9 Trilyun lebih. Asset per Kecamatan bervariasi antara 1 Milyard
59
kemiskinan, hal ini belum termasuk PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM
Melihat kondisi Desa yang ada pada saat sekarang secara nasional,
60
1. Penyiapan Perangkat Desa dan Kelembagaan Desa (Kuantitas dan
kualitas). Secara kuantitas sebagian besar Desa saat ini tidak memiliki
APB Desa). Berdasarkan PP: 43 /2014 Pasal 114-115 dan PP: 60 /2014
(RKPDes). Saat ini hanya terdapat kurang lebih 53.000 Desa yang
Perdesaan. Sebagian besar belum memiliki APB Desa dan RKP Desa
dengan penguatan kapasitas khusus dan bisa juga difasilitasi dari aparatur
dengan pelatihan khusus. Dan juga disini fasilitasi dari perguruan tinggi
61
Menteri, Perda, PerBup/PerWali, Petunjuk Pelaksanaan atau pedoman
peraturan lainnya.
62
di bawah BKM dan bertanggung jawab kepada BKM. BKM juga
untuk melakukan agenda kegiatan secara langsung. KSM ini dapat dibentuk
(common bond) dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini
usulkan untuk di danai oleh LKM melalui berbagai dana yang mampu
digalang.
Bantuan untuk masyarakat dalam kegiatan PNPM Mandiri
dana.
a). Bantuan pendamping
Bantuan pendamping ini di wujudkan dalam bentuk penugasan
konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasional untuk
mendampingi dan memperdayakan masyarakat agar mampu
merencanakan dan melaksanakan program masyarakat untuk
menaggulangi kemiskinan di kelurahan masing-masing;
b). Bantuan Dana
63
Bantuan dana di berikan dalam bentuk dana BLM (dana
Bantuan Langsung Masyarakat). BLM ini bersifat stimulan dan
sengaja di sediakan untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berlatih dengan mencoba melaksanakan sebagian
rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Dana bantuan langsung masyarakat dapat di gunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam komponen kegiatan
keuangan.
terhadap subtansi mengapa dan untuk apa suatu kegiatan itu harus
64
dilaksanakan sepenuhnya dan dilembagakan oleh masyarakat sendiri secara
akuntabilitas.
Inti kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di masyarakat
KSM.
Semua tahapan siklus tersebut semestinya bukan hanya terjadi
ketika ada fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan, akan tetapi menjadi siklus
65
kedua adalah pelaksanaan siklus pemberdayaan yang dimulai dari refleksi
ketrampilan.
26 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi, Konsep, Strategi dan
Kasus, Yogyakarta: Lukman Offset dan YPAPI, 2003.
27 Dye, Thomas R, Understanding Public Policy. 3th (Englewood Cliffs, NJ; Prentice, hal,
1981.
66
ilmu kebijakan publik sebagai penyempurnaan karena arti itu jika
diterapkan, maka ruang lingkup studi ini menjadi sangat luas disamping
untuk dilakukan
28 Anderson, James A, Public Policy Making: Basic Concept in Political Sciences. New
York: Praeger University Series, 1975.
67
berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.29 Konsep
kebijakan publik yang diberikan oleh Anderson, yaitu Public Policies are
out put kebijakan publik. Dan sekarang ini harus dimulai tahapan
karena UU Desa ini bisa berjalan dengan baik dan efektif manakala ada
kesiapan dari Desa. Dalam rangka penyiapan Desa tersebut salah satunya
implementasi UU Desa.
3. Kesejahteraan Rakyat
jaminan kesejahteraan rakyat oleh Negara. Mengenai hal ini, C.A. Kulp dan
30 Anderson James E, Public Policy Making, New York, Holt, Rinehart and Wiston, 1979,
hal. 46.
68
NKRI juga menganut faham Negara Kesejahteraan, hal ini
peninggalan atau benda cagar budaya yang ada untuk menegaskan bahwa
4. Rekonstruksi
Merenkonstruksi adalah membentuk kembali, membangun kembali
something.33
Rekonstruksi ialah kegiatan pemugaran untuk membangun kembali
keharusan pindah lokasi karena salah satu sebab yang darurat, dengan
33 Henry Campbell Black, Blacks Law Dictionary, West Publising Co, Edisi ke-enam,
Minnessotta, 1990, hlm 1272
69
menggunakan bahan yang tersisa atau terselamatkan dengan penambahan
bahan bangunan baru dan menjadikan bangunan tersebut layak fungsi dan
utama umat manusia, kebenaran dan keadilan tidak dapat diganggu gugat. 35
keadilan adalah sebuah pertanyaan yang acap kali kita dengar, namun
pemahaman yang tepat justru rumit dan abstrak, terlebih bila dikaitkan
dengan berbagai kepentingan yang komplek. Oleh karena itu banyak pakar
konsep yang relevan dengan hubungan antar manusia, dan karena itu dia
mengatakan keadilan artinya berbuat kebajikan atau dengan kata lain keadilan
35 John Rawls, A Theory of Justice, London: Oxford University press, 1973, yang sudah
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, Teori
Keadilan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
70
treating equals equally and unequal unequally, in proportion to their
inequallity. Prinsip ini beranjak dari asumsi untuk hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama, dan yang tidak sama juga diperlakukan tidak sama,
secara proporsional.37
yang terus menerus dan tetap masing -masing apa yang menjadi haknya.) atau
tribuere cuique suumto give everybody his own. Memberikan setiap orang
sebaliknya. Pengertian ini diambil alih oleh Justinianus dalam Corpus iuris
civilis Juris praecepta sunt haec: honesty vivere, alterum non laedere, suum
cuique tribuere bahwa peraturan - peraturan dasar dari hukum adalah terkait
hidup dengan patut, tak merugikan orang lain dan memberi orang lain apa
merupakan hal yang fatal bagi kehidupan sosial dan persahabatan manusia
dengan manusia. Itulah sebabnya maka. Tujuan pertama dan utama keadilan
37 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial,
Laksbang Mediatama, Yogyakarta, hlm. 36.
71
adalah menjaga agar seseorang tidak merugikan orang lain, kecuali jika orang
oleh Negara di hadapan dan berdasarkan hukum yang berlaku. Semua pihak
dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan hukum yang
adil atau fair antara orang yang satu dan yang lain atau antara warga Negara
yang satu dan warga Negara lainnya. Dengan kata lain, kalau keadilan legal
dan warga yang lain. Ketiga, Keadilan distribusi. Prinsip dasar keadilan
distributif, atau yang kini dikenal sebagai ekonomi, adalah distribusi ekonomi
yang merata atau yang dianggap adil bagi semua warga Negara. Dengan kata
- hasil pembangunan.
mempunyai pola tradisional, dimana benefits and burdens harus dibagi secara
39 Sonny Keraf, Hukum Kodrat Dan Teori Hak Milik Pribadi, Kanesius, Yogyakarta,1997, hlm.17.
72
terjadinya kesalahan, dimana hukum atau denda dibebankan orang yang
adalah supaya orang tidak dirugikan, kecuali orang itu bersalah atau
macam, ada yang mengatakan orang harus menerima haknya, ada pula yang
mengatakan orang harus diperlakukan sama di depan hukum, dan ada pula
yang mengatakan bahwa orang harus menerima keuntungan dan beban yang
sama. Bentuk bentuk keadilan ini adalah perwujudan dari inti keadilan
dalam masyarakat.
2. Teori Kesejahteraan
dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal
73
menunjuk ke uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang
kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari
konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator yaitu:40
1.Kesejahteraan;
2. Rasa Aman;
3. Kebebasan;
4. Jati Diri.
ayat 1, adalah:
74
Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya pengembangan
75
sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan
dengan yang lain yang membentuk suatu kesatuan, antara sila pertama, kedua,
ketiga, keempat, dan kelima saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
bermasyarakat dalam tulisan ini akan dibahas yaitu sila kelima, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini mempunyai makna bahwa
seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang
secara singkat sebagai suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera
lahiriah batiniah, yang setiap warga mendapatkan segala sesuatu yang telah
menjadi haknya sesuai dengan hakikat manusia adil dan beradab. Perwujudan
dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan pengamalannya,
lain.
76
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan
orang yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga tidak untuk hal-hal yang bersifat
Umumnya nilai Pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang
Indonesia. Karena digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia Pancasila
mempunyai kekhasan dan kelebihan. Dengan sila ke-5 (keadilan sosial bagi
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu
Negara dalam konteks ini lazim disebut sebagai Negara hukum. Dalam
Negara hukum, yakni Negara hukum formal dan Negara hukum materiil.
41 Hans Kelsen, 2010, Teori Umum Hukum dan Negara: Dasar-Dasar Ilmu Hukum
Normatif Sebagai ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, Alih bahasa oleh: Soemardi. Cet, III. Bee
Media Indonesia, Bandung, hlm 225.
77
Negara hukum materiil ini dikenal juga dalam istilah Welfarestate atau
faham sosialis yang berkembang abad ke-19, yang populer saat itu sebagai
Law is nothing but the very life of mindkind in organized groups and the
and social groups and the cooporation for other ends than more existence
and propagation.42
untuk mencapai Social Welfare, yang pertama harus diketahui adalah rasa apa
welfare ini hampir sama dengan pendapat Roscou Pound,43 namum demikian
tertentu, yang tidak dirumuskan dengan rumus-rumus yang mutlak akan tetapi
78
dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan masyarakat yang berubah-
bangsa.
accident, ilness, old age, and death of the breadwinner must be covered
fundamental sifatnya adalah makro kolektif dan dirasakan oleh seluruh atau
79
mengupayakan berbagai cara demi mencapai kesejahteraan dalam
konstitusi suatu Negara, maka keinginan tersebut harus dijamin dan Negara
wajib mewujudkan keinginan tersebut. Dalam konteks ini, Negara ada dalam
Kesejahteraan. Hal ini ditegaskan oleh para Perintis Kemerdekaan dan para
Selanjutnya, sejauh menyangkut corak muatan yang diatur dalam UUD 1945,
sosialis.47
47 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Konstitusi Press,
Jakarta, 2005, hlm. 124
80
Pasal 34 tentang kepedulian Negara terhadap kelompok lemah (fakir miskin
dan anak terlantar) serta sistem jaminan sosial. Ini berarti, kesejahteraan
Model ini menekankan bahwa Negara harus tetap ambil bagian dalam
yakni struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum (kultur hukum).
Tiga unsur dari Negara hukum ini diteorikan Lawrence M. Friedman sebagai
49 W. Friedmann. Teori dan Filsafat Hukum. Susunan I. Telaah Kritis Atas Teori Hukum,
RajaGrafindo Persada, Jakarta: 1990. hlm, 1.
50 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (JudicialPrudence)
Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), Media Prenada Jakarta,2009, hlm, 204,
81
1)Struktur hukum, yaitu keseluruhan institusi-institusi hukum yang ada
dan lain-lain.
putusan pengadilan.
dengan hukum.
Dalam hal ini ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
agar manusia hidup tertib dan teratur. Jika tidak terdapat peraturan, manusia
Untoro & Tim Guru Indonesia, Regulasi merupakan salah satu bentuk
keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Jadi, kita harus menaati
peraturan agar semua menjadi teratur dan orang akan merasa nyaman.
Peraturan adalah tindakan yang harus dilakukan atau yang tidak boleh
individu.
82
Friedman,51 adalah struktur hukum diibaratkan seperti mesin, subtansi hukum
diibaratkan sebagai apa yang dikerjakan dan apa yang dihasilkan mesin
tersebut, sedangkan kultur atau budaya hukum adalah apa saja atau siapa saja
Dalam buku yang sama, Achmad Ali menambahkan dua unsur Negara
hukum yakni52 :
Negara hukum dalam pandangan Friedman terdiri dari tiga komponen,53 yakni
yang tetap bertahan, bagian yang memberikan semacam bentuk dan batasan
prilaku nyata manusia yang berada dalam sistem itu termasuk produk yang
dihasilkan oleh orang yang berada di dalam sistem hukum itu, mencakup
83
keputusan yang mereka keluarkan atau aturan baru yang mereka susun, dan
dari:
kekuasaan Kehakiman)
harus ditata dalam sebuah struktur yang sistemik. Kalau berbicara mengenai
84
keberpihakan struktural terhadap hukum yang hidup di masyarakat. Hukum di
melawan kekuatan status quo madzhab hukum yang telah sekian lama
sinergi dan kekuatan. Oleh karena itu mendesak kekuatan hukum progresif
untuk saling bergandeng tangan dalam ide, aksi, dukungan dan lainnya untuk
yang ada tanpa ada usaha untuk melihat aneka kelemahan di dalamnya yang
85
kondisi tersebut akan makin bersifat jahat sekaligus bertahan dalam situasi
kelemahan. Status quo juga bertahan salah satu alasannya karena doktrin
hukum yang hingga saat ini masih diterapkan di Indonesia. Setidaknya, salah
satu teoritikus yang dilawannya ialah Hans Kalsen yang mengatakan bahwa
norma hukum bukan semata diterapkan oleh organ atau dipatuhi oleh subyek,
merupakan terma yang berbeda. Validitas hukum normatif dan primer ialah
86
Dalam diskursus pemikiran hukum di Indonesia, label tentang "hukum
progresif" sudah sangat sering terdengar.55 Salah satu faktor dari cepatnya
Satjipto Rahardjo itu dapat dikompilasi dan dikemas ulang untuk kemudian
Salah satu dari sekian banyak idenya tentang hukum adalah apa yang
berangkat dari konsep bahwa hukum bukan sebagai sebuah produk yang
selesai ketika diundangkan atau hukum tidak selesai ketika tertera menjadi
kalimat yang rapih dan bagus, tetapi melalui proses pemaknaan yang tidak
pernah berhenti maka hukum akan menampilkan jati dirinya yaitu sebagai
55 Shidarta, Posisi pemikiran Hukum Progresif Dalam Konfigurasi Aliran-aliran Filsafat Hukum.
http://mitrahukum.org/file/bahan_ajar/Posisi%20Pemikiran%20Hukum%20Progresif%20dalam
%20Konfigurasi%20Aliran%20Filsafat%20Hukum%20by%20Shidarta.pdf, diunduh pada 5
Desember 2012.
87
pendewasaan sekaligus pematangan, sebagaimana sejarah melalui periodesasi
Keadilan adalah inti atau hakikat hukum. Keadilan tidak hanya dapat
mendapatkan bagian yang sama dengan orang lain. Demikian pula, keadilan
petugas hukum/hakim.
yang melanda Amerika Serikat Tahun 1950-an. Hukum yang ada saat itu
88
model hukum responsif. Perubahan sosial dan keadilan sosial membutuhkan
tema utama dari semua ahli yang sepaham dengan semangat fungsional,
kontemporer.
dalam masa transisi. Karena harus peka terhadap situasi transisi di sekitarnya,
maka hukum responsif tidak saja dituntut menjadi sistem yang terbuka, tetapi
yaitu tujuan sosial yang ingin dicapainya serta akibat-akibat yang timbul dari
Di era reformasi sekarang ini yang sudah berjalan lebih dari satu
dekade hukum responsif masih dalam proses. Membutuhkan waktu lama agar
89
undangan, telah diterima sebagai instrumen resmi yang memperoleh aspirasi
sesungguhnya karena krisis hukum yang terjadi sudah terlanjur dalam, aksi
massa sudah sangat sulit dikendalikan baik dengan cara yang represif ataupun
responsif sekalipun. Luapan rasa kebebasan yang selama orde baru terkekang
dan mencapai titik kejenuhan akhirnya keluar dan meledak. Adalah hal yang
wajar dalam waktu awal suatu rezim terjadi pergolakan, karena banyak yang
dan pendapat serta cara sendiri-sendiri yang intinya memiliki tujuan dan
fungsi yang sama, yaitu membawa perubahan yang lebih baik. Namun karena
terjadinya gesekan satu sama lain. Dalam hal ini pemerintah pun juga belum
sering silang pendapat bahkan tak jarang terjadi adu mulut atau baku hantam
madani selalu mengalami kendala baik dari dalam ataupun dari luar. Dapat
Perpu, Perda dan produk hukum yang lain selalu berpihak pada pihak asing.
90
Karena pemerintah belum berani meninggalkan campur tangan asing,
mengatakan lebih parah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Satjipto
tidak hanya sampai akar rumput, tetapi di ibaratkan akuarium. Maka pasir dan
Sangat menarik kiasan yang diutarakan oleh beliau, memang benar adanya
bahwa saat ini Negara kita sudah walaupun reformasi sudah berjalan satu
decade namun kondisi bangsa kita malah jauh lebih buruk dari sebelemunya
(masa orde baru). Bukan hal-hal yang sifatnya umum (general) saja yang
baik ekskutif, yudikatif ataupun legeslatif juga sudah amburadul, inilah yang
notabe-nya telah dikuasai pihak asing, yang juga ikut dalam pembuatan
produk hukum tersebut. Yang terjadi saat ini adalah kekerasan dan
58 Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif. Jakarta, Penerbit Buku Kompas, 2007, hlm 135.
91
sebenarnya tidak memiliki kompetensi untuk menjadi penguasa. Mereka
H. Metodelogi Penelitian
pandangan tersebut maka sebagai realitas sosial, terdapat dua komponen dasar
Kedua, adalah proses yang diterapkan sebagai pelaksana dari realitas konseptual,
fakta empiris.
metode penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara
92
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian. 60
terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.61 Di dalam penelitian untuk
suatu kegiatan penelitian dalam rangka mencari data ilmiah sebagai bukti guna
1. Paradigma Penelitian
ke lapangan. Selain itu dengan mengetahui beberapa konsep dan teori terlebih
dengan teori yang lebih relevan dengan temuan di lapangan. Artinya teori
61 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Rajawali
Press, Jakarta, 1985, hlm. 1.
62 Burhan Bungis, Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke
Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2003 hlm, 45.
93
Paradigma konstruktivisme tercipta atas dasar relativitas ontologism
bagaimana orang memandangnya, dan tidak ada pandangan orang yang diatur
2. Pendekatan Penelitian
63 Michael Quin Patton, Qualitative Research dan Evaluation Methods, 3rd Edition, California, Sage,
2001, hlm, 92.
64 Ronny Hannitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurumetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hlm. 14.
94
Metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada.
Kabupaten Demak.
3. Spesifikasi Penelitian
yaitu analisis data yang dilakukan tidak keluar dari lingkup permasalahan dan
65 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Cetakan ke 11. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 1314.
95
menjelaskan tentang seperangkat data, atau menunjukkan komparasi atau
hubungan seperangkat data dengan seperangkat data yang lain. 67 Oleh karena
itu dalam spesifikasi penelitian dalam penulisan disertasi ini berupa penelitian
deskriptif analitis. Deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian ini penulis
67 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm.
38.
68 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal. 310.
96
b. Data Sekunder
Mandiri Perdesaan.
97
Pendekatan data primer, dilakukan melalui wawancara atau konsultasi
mendalam/ depth interview, dan juga dengan FGD (Focus Group Discusion).
1). Perpustakaan
Perpustakaan, yaitu salah satu kumpulan buku-buku bacaan
69 Sanapiah Faisal. Penelitian Kwalitatif, Dasar-dasar dan Aplikasi, Yayasan Asih, Asah dan
Asuh, Malang, 1990, hal.62.
98
Karangtengah, Kabupaten Demak; Ketua UPK Desa yang berada di
Masyarakat (BAPERMAS).
6. Analisis Data
metode yang lebih menekankan pada pencarian makna sesuai dengan realitas.
dalam penelitian penulis adalah sebagai berikut: semua data yang telah
70 Miles and Hubberman, Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru,
Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1992, hlm .15-20.
99
diperoleh terlebih dahulu diolah agar dapat memberikan gambaran yang
kemudian ditentukan antara data yang penting dan data yang tidak penting
pemecahannya secara jelas dan lengkap berdasarkan data yang diperoleh dari
yang diajukan.72
Data yang diperoleh, kemudian di susun secara sistematis dan
a. Interpretasi Data
logika, deduksi yaitu berpikir dari hal yang umum menuju hal yang lebih
100
Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat Mandiri Untuk Mengentaskan
model interaktif, yaitu data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga
tahap yang meliputi reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan.
sistematis.73
101
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat
I. Orisinalitas Penelitian
Pemahaman mengenai birokrasi secara umum selalu dimaknai sebagai
yang memiliki relevansi dengan disertasi ini, sebagai bahan pertimbangan dalam
102
NASIONAL cerdik mengenali dan
PEMBERDAYAAN menyesuaikan diri dengan
MASYARAKAT perubahan karena sebuah
MANDIRI perubahan dapat saja
PERDESAAN memberikan sebuah ancaman
MENJADI LEMBAGA terhadap kelangsungan
KEUANGAN MIKRO organisasi apabila tidak dikelola
dengan baik. Oleh karena itu
untuk menghadapi perubahan
yang terus terjadi maka sebuah
organisasi harus dapat
melakukan antisipasi dengan
melakukan sebuah perencanaan
atau manajemen strategis.
2 Meity ANALISIS EFISIENSI Sampai saat ini masih banyak
PROGRAM penduduk Indonesia yang
Fransisca
NASIONAL kehidupannya berada dibawah
Go Marani
PEMBERDAYAAN garis kemiskinan yang ditandai
MASYARAKAT dengan kerentanan, ketidak
(PNPM) MANDIRI mampuan, keterisolasian dan
PERDESAAN ketidak mampuan
DI KABUPATEN menyampaikan aspirasinya.
MANOKWARI Secara umum kemiskinan di
PROVINSI PAPUA Indonesia adalah karena kondisi
BARAT di mana seseorang tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya
yang layak. Kemiskinan
merupakan permasalahan
kemanusiaan yang bersifat laten
dan sekaligus dapat
103
mempengaruhi permasalahan
Kemanusiaan lainnya, seperti
keterbelakangan, kebodohan dan
lain-lain.
Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) Papua Barat (2014:1)
jumlah penduduk miskin
(Penduduk yang berada di bawah
Garis Kemiskinan) di Papua
Barat kondisi Maret 2013
sebesar 224.273 jiwa (26,67
persen) mengalami kenaikan
pada September 2013 menjadi
234.230 jiwa (27,14 persen).
Secara year-on-year (y-o-y) dari
kondisi September 2012 ke
September 2013, terjadi
peningkatan jumlah penduduk
miskin sebesar 10.989 jiwa atau
meningkat sekitar 0, 10 persen.
104
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemiskinan
praktis tentang siapa yang dapat dianggap sebagai penduduk miskin, serta
banyak hal tentang kehidupan masyarakat miskin bahwa mereka memiliki akses
laki-laki dan perempuan tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk
perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi
hak dasar tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi satu sama
75 Abhijit Banerjee, L. I. (2007). Public Action for Public Goods. Centre for Economic
Policy Research, hal, 18-19.
105
lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat mempengaruhi pemenuhan hak
lainnya.
yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan
rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.76
standar kebutuhan minimum, yang dikenal sebagai garis batas kemiskinan atau
garis kemiskinan yang terdiri dari dua komponen yaitu: garis kemiskinan
mengacu pada harga dan tingkat konsumsi dari 52 jenis bahan makanan dengan
/hari, sedangkan non makanan terdiri dari 27 paket komoditi untuk perkotaan
dan 25 komoditi untuk perdesaan yang dalam hal ini mewakili pola konsumsi
sebesar nilai rupiah yang dikeluarkan oleh penduduk kelas bawah untuk
76 Suparlan, Parsudi (ed). 1995. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
77 BPS dan World Bank Institute, Dasar-dasar Analisis Kemiskinan, Badan Pusat Statistik,
Jakarta.2002.
106
Penduduk miskin atau penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan
adalah individu dengan pengeluaran lebih rendah dari garis kemiskinan. Kriteria
tangga lain,
tangga lain,
6) Sumber air minum/ketersediaan air bersih: air hujan/ sumur / mata air tidak
terlindung,
12) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani: dengan luas lahan
SD/hanya SD,
14) Tidak memiliki tabungan /barang yang mudah dijual dengan nilai minimal
107
motor atau barang modal lainnya. Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka
78 Todaro, MP dan Smith, Stephen C, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2003.
108
menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan
kemiskinan.79
bukanlah apa yang dimiliki seseorang ataupun kepuasan yang ditimbulkan oleh
barang- barang tersebut, melainkan apakah yang dapat dilakukan oleh seseorang
dengan barang tersebut. Jadi pada intinya untuk dapat memahami konsep
kesejahteraan secara umum dan kemiskinan secara khusus, kita harus berfikir
109
kemiskinan yang tidak mengacu atau tidak didasarkan pada garis
kemiskinan.
antara yang kaya dan yang miskin atau dikenal dengan istilah adanya
yang disebabkan oleh faktor budaya yang tidak mau berusaha untuk
memperbaiki tingkat kehidupan meskipun ada usaha dari pihak luar untuk
membantunya.
ekonomi pasar.
musiman, dan bencana alam atau dampak dari suatu yang menyebabkan
110
Masyarakat miskin tidak memiliki surplus pendapatan untuk bisa ditabung
bagi pembentukan modal dan pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk
dirinya.81
kebutuhan yang mendasar dan tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan material
semata.
dari dua sisi yaitu dari sisi pendapatan dan kualitas manusia. Dilihat dari
kebutuhan dasar atau kebutuhan minimal kalori yang diperlukan. Dari sisi
bernaung.
111
2. Bank Dunia menetapkan batas kemiskinan pada tahun 1992 melalui
ukuran dollar yaitu sebesar $ 98 atau senilai Rp. 203.000,- dan tahun 2000
memenuhi kebutuhan hidupnya kurang dari satu dollar per hari dapat
dollar sebagai mata uang kunci akan dapat diketahui jumlah masyarakat
112
dan ketrampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang diajukan
masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, TPU bekerja sama dengan
kader-kader Desa yang ada.
c) Tim Pemantau
Tim Pemantau menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan
kegiatan yang ada di Desa. Keanggotaannya berasal dari anggota
masyarakat yang dipilih melalui musyawarah Desa. Jumlah anggota tim
pemantau sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah.
Hasil pemantauan kegiatan disampaikan saat musyawarah Desa dan
antar Desa (jika diperlukan).
d) Tim Pemelihara
Tim Pemelihara berperan menjalankan fungsi pemeliharaan terhadap
hasil-hasil kegiatan yang ada di Desa, termasuk perencanaan kegiatan
dan pelaporan. Keanggotaannya berasal dari anggota masyarakat yang
dipilih melalui musyawarah Desa perencanaan. Jumlah anggota tim
pemelihara sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah.
Hasil laporan pemeliharaan disampaikan saat musyawarah Desa dan
antar Desa (jika diperlukan). Dalam menjalankan fungsinya, tim
pemelihara didukung dengan dana yang telah dikumpulkan atau yang
berasal dari swadaya masyarakat setempat.
e) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (KPMD/K)
KPMD/K adalah warga Desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu
masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan PNPM
Mandiri Perdesaan di Desa dan kelompok masyarakat pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan.
Sebagai kader masyarakat yang peran dan tugasnya membantu
pengelolaan pembangunan di Desa, diharapkan tidak terikat oleh waktu.
Jumlah Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan disesuaikan
dengan kebutuhan Desa dengan mempertimbangkan keterlibatan atau
peran serta kaum perempuan, kemampuan teknik, serta kualifikasi
pendampingan kelompok ekonomi dan sebagainya. Namun jumlahnya
sekurang-kurangnya dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan.
113
Kualifikasi kemampuan teknik berguna untuk memfasilitasi dan
membantu TPU membuat penulisan usulan dan membantu pelaksanaan
kegiatan prasarana infrastruktur yang diusulkan masyarakat. Kualifikasi
keterlibatan kader dari perempuan adalah perwujudan kebijakan untuk
lebih berpihak, memberi peran dan akses dalam kegiatan pembangunan
untuk kaum perempuan, terutama meningkatkan mutu fasilitasi
musyawarah khusus perempuan. Kualifikasi kemampuan pemberdayaan
masyarakat terutama untuk memfasilitasi dan membantu FK dalam
tahapan kegiatan dan pendampingan kelompok masyarakat.
f) Kelompok Masyarakat (Pokmas)
Yang dimaksudkan dengan Pokmas adalah kelompok masyarakat yang
terlibat dan mendukung kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik
kelompok sosial, kelompok ekonomi maupun kelompok perempuan.
Termasuk sebagai kelompok masyarakat misalnya kelompok arisan,
pengajian, kelompok ibu-ibu PKK, kelompok SPP, kelompok UEP,
kelompok pengelola air, dan kelompok pengelola pasar Desa.
114
lingkungan, serta sosial budaya. Bidang-bidang ini selaras dengan kegiatan
yang dikelola UPK, akan tetapi meliputi sistem perencanaan, kegiatan antar
masyarakat.
CDD pada tahapan sekarang sudah mulai memadukan penguatan modal sosial
sosial akan menggerakkan peningkatan kegiatan kerja sama, akses dan jaringan
115
Dalam menjalankan tugas pengelolaan perencanaan pembangunan
fungsi-fungsi yang berjalan dengan relatif baik selama ada program. Pemikiran
pertama dari aspek keberlanjutan kelembagaan dan peluang kedua berasal dari
Dalam pengertian inilah maka fungsi-fungsi TPU, TPK, TM, TP, akan
lembaga ini dapat tetap bersifat sementara, justru untuk mengoptimalkan peran
116
dipercaya disebut Lembaga Keswadayaan Masyarakat (secara generik disebut
yaitu Unit Pelaksana Sosial, Unit Pelaksana Lingkungan dan Unit Pelaksana
117
Lembaga-lembaga partisipatif lainnya yaitu Kelompok Swadaya
melakukan agenda kegiatan secara langsung. KSM ini dapat dibentuk oleh
komunitas tersebut. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu
oleh tim fasilitator terdiri dari warga kelurahan yang memiliki ikatan
KSM ini bukan hanya sekedar pemanfaat pasif melainkan sekaligus sebagai
untuk didanai oleh LKM melalui berbagai dana yang mampu digalang.
2. Jenis Bantuan di Tingkat Masyarakat
Bantuan untuk masyarakat dalam kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan
118
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam komponen
kegiatan keuangan.
hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan orientasi atau pengenalan
kondisi yang ada di Desa dan kecamatan. Kegiatan yang dilakukan dalam
menengah);
tahap ini harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelaku PNPM Mandiri
119
Partisipasi dan pengawasan dari semua pihak, sehingga semua pelaku
terhadap program. Pada dasarnya sosialisasi dapat dilakukan pada setiap saat
pertemuan adat istiadat; (gotong royong, arisan, upacara adat dan lain-lain)
koran dan tabloid, serta media elektronika, seperti radio dan TV, dapat
motivasi, keputusan dan ikhtiar dari masyarakat berbasis pada nilai-nilai luhur
120
proses pembelajaran masyarakat agar mereka mampu melakukan tahapan
terhadap subtansi mengapa dan untuk apa suatu kegiatan itu harus dilakukan.
kegiatan yang terdiri dari siklus rembug kesiapan masyarakat dan kerelawanan,
KSM. Semua tahapan siklus tersebut semestinya bukan hanya terjadi ketika
ada fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan, akan tetapi menjadi siklus yang terus
121
pelaksanaan dan rangkaian kegiatan pembangunan kapasitas yang kedua adalah
122
yang akan diadakan di antaranya meliputi: penyusunan peraturan Desa,
statuta.
Desa.
baik yang telah dikerjakan melalui PPK maupun yang akan dikerjakan melalui
123
(Pokmas) yang dilaksanakan dengan strategi pendampingan yang bersifat
terdiri dari tiga rangkaian kegiatan yaitu sosialisasi, pelaksanaan siklus dan
atau Kelurahan saja dan secara struktur organisasi berada di bawah kendali Tim
lancar sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan melalui PNPM
fungsi masing-masing.
(2). Relawan Masyarakat
Kehadiran relawan masyarakat ini sangat dibutuhkan sebagai
124
(Developmen from within) yang membutuhkan pelopor-pelopor pengerak
dari masyarakat sendiri yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli, dan
sisi yang lain proses membangun dari dalam tidak akan terlaksana
memiliki moral yang baik dan mampu menjadi contoh perubahan itu
kandunagan moral yang dimiliki. Salah satu peran utama relawan adalah
125
(a). Mengorganisasikan warga secara partisipatif untuk merumuskan
(PJM Pronangkis);
(b). Sebagai dewan pengambilan keputusan untuk hal-hal yang
diwakilinya;
(f). Menetapkan kebijakan dan mengawasi proses pemanfaatan dana
oleh UPK.
(4). KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu oleh tim
(common bond) dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini
usulkan untuk di danai oleh LKM melalui berbagai dana yang mampu
penangulangan kemiskinan;
126
(b). Mengelola dana yang di perolehnya untuk mendanai kegiatan
mutu, dsb);
(e). Secara aktif menjadi bagian dari kendali social (kontrol social)
127
dengan perencanaan partisipatif dalam PNPM MPd adalah penyusunan
128
cukup kuat untuk menghadapi lingkungan eksternnya atas dasar keinginannya
sendiri.
Dengan sendirinya pemimpin-pemimpin lembaga yang bijaksana akan
akan didirikan atau dipertahankan setelah didirikan dan (b) jenis-jenis sumber
daya apa, kapan dan bagaimana akan diterima secara sah dan dari siapa.
Iembaga ini pada dirinya sendiri adalah titik pusat analisis bila kita ingin
kepada mereka.
Penarikan kembali dukungan tidak hanya akan menyulitkan atau malah
mungkin tidak dapat sama sekali pencapaian dari tujuan-tujuan lembaga, tetapi
masyarakat, pemerintahan Desa tidak bisa berjalan dan pembangunan Desa tidak
ada artinya bila masyarakat tidak dapat merasakan manfaat pembangunan Desa,
129
sehingga masyarakat harus dilibatkan yaitu dengan pola pemberdayaan
secara partisipatif dan terpadu, penggalian dan pemanfaatan sumber daya alam
LPMD partisipasi dan ide gagasan lebih didominnasi juga oleh Kepala Desa dan
para elit Desa tertentu yang sebenarnya harus lebih memberikan ruang
partisipasi masyarakat Desa. Oleh karena itu pola piker atau paradigma dalam
yang ditangani oleh perempuan misal bina keluarga, PKK, kesehatan ibu dan
anak, pendidikan anak usia dini dan lainnya. Dari sisi semangat Undang-Undang
Desa tidak membedakan keanggotaan kelembagaan Desa antara laki laki dan
130
perempuan dalam berpartisipasi pada setiap kegiatan desa baik formal maupun
dipilih oleh Badan Perwakilan desa, Pernerintah Desa dan RT. Dalam
maupun Kepala Desa harus saling bekerja sama dalam proses perencanaan agar
131
Secara khusus kaitannya dengan pemerintah, kemitraan adalah kesadaran
dan secara resmi dibuat oleh otoritas lokal yang menekenkan kesetaraan,
kepercayaan, timbal balik dan nilai-nilai bersama dan juga berfokus apa yang
menjadi tujuan dari kemitraan itu sendiri. Oleh karena itu kemitraan yang
dilakukan antara LPMD dengan Kepala Desa saling mengisi posisi masing-
masing berdasarkan tugas-tugasnya agar apa yang diinginkan dengan apa yang
masyarakat maupun bagi desa. Sedangkan jika ditinjau dari pola kemitraan,
(Kemitraan Mutualistik) adalah persekutuan antar dua belah pihak atau lebih
saling memberikan manfaat lebih, sehingga akan dapat mencapai tujuan secara
lebih optimal. Sehingga pola kemitraan yang diguna-kan antara LPMD dengan
Kepala Desa dapat saling memberikan manfaat lebih, sehingga akan mencapai
tujuan secara lebih optimal karena antara LPMD dengan Kepala Desa sama-
diharapkan.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang merupakan
salah satu dari lembaga kemasyarakatan yang ada di desa sebagai mitra
pemerintah desa mempunyai tugas (Perda Kabupaten Demak No. 5 Tahun 2010
Pasal 9):
132
(1) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa/ Pemerintah Kelurahan.
(2) Tugas Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yaitu membantu Pemerintah Desa yang meliputi:
a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif;
b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisipatif;
c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong-royong dan
swadaya masyarakat;
d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
(3) Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas membantu Pemerintah Kelurahan dalam pelaksanaan
urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat.
kerja dari pemerintah desa. Menurut Perda Kabupaten Demak No. 5 Tahun 2010
133
selanjutnya disingkat LPMK adalah lembaga atau wadah yang dibentuk
atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa dan Lurah
dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat
dibidang pembangunan;
BAB III
secara terpusat melaui skema dekonsentrasi, dan di sisi lain sejak Tahun 1982
tahapan perencanaan.
134
Tetapi dalam praktiknya, prinsip desentralisasi dan demokrasi lokal itu
bersifat elitis dan partisipasi sangat terbatas. Dari tingkat bawah, proses dan isi
dia lebih menentukan apa saja yang bakal tertuang dalam naskah perencanaan
kepala desa beserta elite desa, ketimbang sebagai kebutuhan riil masyarakat.
Kedua, mekanisme perencanaan dari bawah tidak lebih sebagai mata rantai
yang tidak berbasis pada partisipasi dari desa. Blue print perencanaan
lebih dulu oleh Bappeda, termasuk perencanaan sektoral dari dinas-dinas teknis,
yang kemudian disosialisasikan kepada pendatang dari desa. Apa yang diusun
dari desa dalam Rakorbang hanya formalitas, sehingga dalam konteks ini terjadi
135
PNPM Perdesaan merupakan proyek yang telah didanai Pemerintah pusat,
1. Perbaikan jalan jalan agar masyarakat saat panen akses jalan mudah
2. Perbaikan saluran saluran air agar tidak terjadi banjir dan penyakit
Mulai Tahun 2015 PNPM Perdesaan di ganti LPMD bersama dengan UPK
melalui: Simpan pinjam ISPP dan Usaha kecil Pendidikan dimana masyarakat
desa dapat meningkatkan taraf hidup dan kemajuan pendidikan melalui UPK
lembaga formal di tingkat desa (lurah, BPD, PKK, LPMD, RT, dan RW).
tokoh masyarakat, LPMD, BPD, dan juga PKK. Desa sudah melaksanakan itu,
136
namun untuk keterlibatan perempuan memang belum maksimal. Untuk tingkat
biasanya bappeda dan Dinas yang mempunyai program ke desa, instansi yang
ada di kecamatan (KUA, Puskesmas, dan sebagainya). Dari desa kita juga selalu
miskin secara berkelanjutan serta penguatan kelembagaan dan peran para pihak
PNPM Mandiri Perdesaan melalui kegiatan dana bergulir Simpan Pinjam khusus
dengan akhir September 2014 sudah memiliki asset sebesar 1,9 Trilyun lebih.
Asset per Kecamatan bervariasi antara 1 Milyard sampai tertinggi 8,9 Milyard
misalnya di Kec. Dempet Kab. Demak. Dana Abadi masyarakat ini bisa
137
Melalui pemberdayaan masyarakat Desa dengan memperhatikan seluruh
kemandirian ( berdikari ).
Melihat kondisi Desa yang ada pada saat sekarang secara nasional, masih
rangka:
kualitas). Secara kuantitas sebagian besar Desa saat ini tidak memiliki
138
perangkat yang lengkap sebagaimana diatur dalam PP 43 /2014 Pasal 61-
Pasal 64. Sementara itu perangkat yang tersedia kapasitasnya masih perlu
(RKPDes). Saat ini hanya terdapat kurang lebih 53.000 Desa yang
Perdesaan. Sebagian besar belum memiliki APB Desa dan RKP Desa
dengan penguatan kapasitas khusus dan bisa juga difasilitasi dari aparatur
dengan pelatihan khusus. Dan juga disini fasilitasi dari perguruan tinggi
139
Menteri, Perda, PerBup/PerWali, Petunjuk Pelaksanaan atau pedoman
peraturan lainnya.
dimilikinya, maka akan semakin kecil pula perannya dalam proses perencanaan
Dari Focus Group Discussion (FGD) dan indepth interview yang sudah
140
usulkan tidak ditindaklanjuti oleh kabupaten. Sementara, desa lain yang
kabupaten. Bagi masyarakat desa penentuan skala prioritas ini ibarat sebuah
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Jika dilacak lebih jauh lagi, ada beberapa
RENSTRA kabupaten.
aspirasi sendiri. Hal itu dilakukan karena beberapa Dinas yang bersentuhan
141
pembangunan harus memberikan nilai manfaat bagi kehidupan masyarakat
daerah.
kondisinya. Contoh, di tempat kami bisa memperoleh air dari sumur, kalau mau
menggalinya. Cuma persoalannya, di desa ini ada sumber air yang bisa
tiap orang menggali sumur. Contoh lagi di desa lain, karena di situ jauh dari
sumber mata air, maka yang diprioritaskan pembangunan sumber air yang di situ
dulu. Kalau yang lain masih bisa, ibaratnya memikul dengan jarak 100 meter
penanggung jawab yang jelas, dan ada proses pelaporan kepada publik.
142
Dari sisi penanggung jawab pelaksanaan terkadang muncul ketidakjelasan.
dinas kabupaten hanya bersifat stimulan. Hal ini biasanya terjadi pada
Kalau sudah ada swadaya itu artinya ada partisipasi. Yang diharapkan
masyarakat sebenarnya adalah kalau bisa tidak cuma bersifat stimulan, tapi
dengan asa-asas desentralisasi, yaitu otonom dan medebewind. Yang otonom itu
artinya duit diserahkan saja kepada desa, dikelola BPD, LPMD dan Lurah.
dijaga. Sedangkan yang medebewind, desa bersama BPD dan LPMD membantu
untuk itu mestinya tidak perlu ada partisipasi. Tidak perlu ada swadaya
masyarakat.
yang dilakukan oleh dinas dalam bentuk stimulan terkadang justru menjadi
beban bagi masyarakat. Dalam logika ini memang masyarakat jadi terbebani
oleh dua macam pungutan. Pertama pajak yang sudah mereka bayarkan dan
143
negara yang memberikan subsidi kepada masyarakat untuk pembangunan dan
khususnya dan pejabat publik pada umunya. Untuk itu, sebuah desai baru yang
B. Pemberdayaan Kelembagaan
desa dipahami dan dipraktikkan sebagai pembangunan fisik semata. Selama ini
144
kualitas hidup rakyat desa secara berkelanjutan melalui pemerintahan lokal yang
maupun SDA Desa dan kesiapan Regulasi Desa juga membutuhkan untuk
diperkuat kapasitas desanya, yaitu ada lima agenda penting yang harus
diperhatikan yaitu:
145
Dalam hubungan dengan kapasitas pemerintah Desa, maka Pendekatan
efisiensi. Gagasan ini paralel dengan isu kapasitas desa sebagai sebuah
kandungan utama dalam otonomi Desa. Otonomi Desa akan lebih bermakna jika
maupun sistem renumerasi. Pada saat yang sama hal itu membutuhkan
pula memberikan layanan sosial (pendidikan dan kesehatan) dan merubah wajah
146
memperkuat kohesi sosial dan keamanan fisik komunitas warga desa,
(sosial, ekonomi dan politik) masyarakat desa. Konsep ini menaruh perhatian
sebuah pilihan dan keputusan politik yang mesti mempunyai risiko politik bagi
ketegangan antara pusat dan daerah atau kasus pemberontakan daerah terus-
85 Sheppard, B.; Hartwick, J.; and Warshaw, P. (1988), The Theory of Reason Action: A
Meta- Analysis of Past Research with Recommendations for Modifications and Future
Research, Journal of Consumer Research, Vol. 15, 325-343.
147
secara sentralistik) kepada daerah, atau hanya menempatkan daerah sebagai
obyek perencanaan belaka. Di tempat lain, sejarah juga mencatat bahwa begitu
serius antara pemerintah dan rakyat, antara lain karena perencanaan hanya
dipahami sebagai master plan yang disusun tanpa mendengarkan aspirasi rakyat
banyak.
Tentu ada banyak solusi untuk mengatasi ketegangan antara pusat dan
Perencanaan bukan lagi sebagai sebuah keputusan politik dari pihak yang
148
ke lokal, dari pembinaan ke pemberdayaan, dari obyek ke subyek, dari otokratis
Pemerintah lokal umumnya tahu betul tentang kebutuhan dan pilihan lokal
kontrol pelaku lokal oleh komunitas lokal adalah lebih mudah. Pemerintah lokal
mungkin lebih akuntabel, lebih responsif terhadap rakyat miskin dan lebih baik
kepemilikan, menjadi dorongan yang lebih kuat kepada aktor-aktor lokal, dan
mempunyai implikasi untuk dua-duanya dari dua pendekatan yang luas ini.
149
ditingkatkan. Juga desentralisasi dapat menawarkan kerangka kerja legal dan
luas ini sebagai sebuah dasar, kita bisa bergerak dari pendukung dan penolak
penyediaan barang publik yang lebih banyak. Desentralisasi adalah sebuah cara
untuk memungkinkan masyarakat sipil ikut serta dalam proses kebijakan dan
pembuatan keputusan. Pemerintah lokal umumnya lebih tahu tentang, dan lebih
86 Munandar, Haris dan Ferry Kurniawan. Mencari Hubungan Antara Kebijakan Moneter
dengan Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.2007.
150
Bagi mereka untuk mengidentifikasi dan menjangkau rakyat miskin
keuntungan utama bahwa pejabat lokal dapat secara lebih mudah diawasi dan
perencanaan dari bawah (bottom up planning), tetapi juga terjadi lompatan yang
peran antara pemerintah pusat, daerah dan desa. Pertama, peran pemerintah
pusat dan propinsi. Pemerintah pusat tentu akan keliru besar bila departemen-
151
menegaskan desentralisasi desa; (2) Kebijakan dan anggaran nasional yang
afirmatif dan responsif terhadap desa; dan (3) visi besar, koordinasi, fasilitasi,
pembangunan desa. Dalam konteks ini perlu dibuat rencana strategis dalam
bentuk keranjang besar program pembangunan desa, yang sesuai dengan batas-
bisa didanai dengan APBD maupun alokasi dana khusus dari pemerintah pusat.
Pendanaan dari pusat ini pun sebenarnya bisa diintegrasikan ke dalam APBD. Di
secara proporsional kepada desa yang diikuti juga dengan alokasi dana desa
alokasi dana desa (ADD). Skema pendanaan pembangunan desa di level desa
(baik yang bersumber dari PADES, ADD maupun dana alokasi khusus dari
152
rencana strategis desa yang disusun secara partisipatif dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Di setiap desa sudah lama ada pemilihan kepala desa secara demokratis,
juga sudah ada tradisi musyawarah yang terbatas untuk pengambilan keputusan.
mencukupi. Yang lebih penting dalam demokrasi adalah proses dan hubungan
antara rakyat secara substantif. Pemilihan kepala desa juga penting tetapi yang
pembangunan.
Kemiskinan
1. Pengelolaan Kebijakan Desa
153
Sebuah kebijakan (peraturan desa) yang demokratis apabila berbasis
desa.
154
Sesuai dengan logika demokrasi, perdes berbasis masyarakat
setiap sequen ini, masyarakat mempunyai ruang (akses) untuk terlibat aktif
menyampaikan suaranya.
155
dan berkelanjutan (Anelli Millen, GTZ dan USAID dalam Eko 2005).
Dalam keberadaan Desa sebagai suatu wilayah, maka kapasitas Desa akan
dalam hal masa jabatan Kepala Desa, maka dalam UU Desa sekarang
dengan masa jabatan tiap periode 6 Tahun. Hal ini dapat dilihat daripasal
Pasal 39 ayat (1) Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun
terhitung sejak tanggal pelantikan. Dan ayat (2) Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa
Tahun, sesuai Pasal Pasal 53 ayat (2) Perangkat Desa yang diberhentikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a usia telah genap 60 (enam
puluh) tahun. Dan apabila dalam perda yang berjalan tidak mengatur seperti
156
hal tersebut maka berdasar pada Pasal 118 ayat (5) Perangkat Desa yang
tidak berstatus pegawai negeri sipil tetap melaksanakan tugas sampai habis
masa tugasnya. Dalam hal kesejahteraan Kepala Desa dan perangkat Desa,
Pasal 66 yaitu:
tugas pembantuan pada Pasal 206, sekarang dalam UU Desa yang tidak ada
daerah. Dan oleh karenanya diatur lebih lanjut tentang hal ini dapat di lihat
157
Dalam hal kedudukan Sekretaris Desa, sudah tidak lagi diisi PNS
dalam UU Desa, hal ini merujuk pada Pasal 48 yaitu Perangkat Desa terdiri
Dilanjutkan dalam Pasal 118 ayat (6) Perangkat Desa yang berstatus sebagai
setiap kawasan RT yang ada di Desa tersebut, dan masyarakat masih punya
pemikiran kalau bantuan untuk orang miskin itu pada dasarnya untuk
semua. Masih ada pola pikir atau paradigma yang membuat program-
besar kegiatan di Desa tersebut di dominasi dan dimotori oleh Kepala Desa
158
Kemampuan aparat Desa sangat heterogen dalam menyikapi
program atau kegiatan Desa yang ada sudah cukup lancar namun masih
Desa menuju Desa yang memiliki keunggulan tetentu misalnya Desa wisata,
Desa wisata kuliner, kerajinan atau home industry dan lain-lain, yang dapat
perlu penguatan dan dorongan untuk membuka wacana dan pola pikir dari
seluruh perangkat yang ada. Hal ini akan majadi kesiapan dari
Salah satu agenda besar menuju good governance dan reformasi birokrasi
159
pengembangan ekonomi desa, kemampuan pengelolaan keuangan Desa,
Lembaga Adat desa, dan Pembinaan dan Pengawasan Desa oleh Camat atau
160
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota; dan
desa, membangkitkan kreasi dan potensi desa. Pemerintah desa, tentu, tidak
komunalisme.
tidak cukup hanya memainkan legitimasi simbolik dan sosial, tetapi harus
161
ekonomi. Legitimasi ini harus melewati batas-batas pengelolaan kekuasaan
korupsi, tidak menjual tanah kas desa untuk kepentingan pribadi, dan
162
keputusan oleh masyarakat luas. Ketiga, responsivitas atau daya tanggap
pemerintah desa. Pemerintah desa dan BPD harus mampu dan tanggap
sebagai berikut:
1. Pemerintahan desa.
2. Infrastruktur desa.
3. Pembinaa masyarakat.
4. Pemberdayaan masyarakat.
kecil, dan perencanaan pembangunan desa.87 Hal tersebut sama dengan yang
Sedangkan non sarana dan prasarana meliputi SPP dan pelatihan. Dalam UU
Desa, ADD dan DD melaksanakan sarana dan prasarana / non sarana dan
87 Samuel, Hasil Wawancara, Tim Pendamping Desa Kec. Wonosalam. Demak, 15 Maret
2016.
88 Syaiful Mujab, Hasil Wawancara, Anggota BPD Desa Jogoloyo Kec. Wonosalam.
Demak, 15 Maret 2016.
163
dan pelayanan. Responsif berarti melakukan artikulasi terhadap aspirasi dan
hanya bersandar pada keinginan kepala desa sendiri, berarti pemerintah desa
Apakah rumah tangga miskin membutuhkan jalan-jalan yang baik dan rela
rumah tangga.
dan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat Desa secara keseluruhan. Hal ini
sebagai berikut:
164
Badan Permusyarawaratan Desa ( BPD ) yang aktif dan dinamis dalam
165
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes); (5) membina kehidupan masyarakat
yaitu antara lain: Perdes tentang APB DESA Jogoloyo, Keputusan Kepala
dihasilkan.
Dari segi peran BPD ini partisipasi dan ide gagasan lebih didominnasi
oleh Kepala Desa. Hal ini terbukti dari setiap musyawarah dalam
masih sangat menonjol peran Kepala Desa atau elit desanya. Dengan
166
Pemerintah Desa dalam pengelolaan dan penggunaan APB Desa, serta
selain ada kepala desa yang dipilih secara langsung, juga ada lembaga
penyelidikan lapangan dan memanggil pamong desa. Ketika ruang BPD ini
berikut:
167
Representatif, artinya BPD tidak hanya wadah bagi elite desa,
4. Partisipasi Masyarakat
transisi terbatas dari satu set aturan-aturan rezim formal ke satu set lainnya,
abadi, sebuah perjuangan yang terus berulang. Proses inilah yang menjadi
berswadaya secara parsial, otonom dari negara, dan terikat oleh suatu tatanan
168
bertukar informasi. Mencapai sasaran kolektif, untuk mengajukan tuntutan
pada negara, untuk memperbaiki struktur dan perfungsian negara, dan untuk
kepala desa dan BPD, tetapi juga partisipasi dalam kehidupan sehari-hari
berarti memberi ruang bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses politik,
termasuk akses dalam layanan publik. Ketiga, kontrol, yakni setiap warga
169
atau elemen-elemen masyarakat mempunyai kesempatan dan hak untuk
Proses ini tidak semata didominasi oleh elite-elite desa (pamong desa,
desa. Forum-forum itu juga bisa digunakan bagi pemerintah desa untuk
dogs), dan yang lebih penting adalah terlembaganya mekanisme petisi, mosi
170
Masyarakat pemilih (konstituen), misalnya, bisa menarik diri terhadap wakil
rakyat. Tentu saja ruang kontrol masyarakat harus dilegalkan dalam aturan
harus berangkat dari titik nol. Meski sebagian besar organisasi di desa
bersifat korporatis (bentukan dari atas secara seragam), tetapi organisasi itu
PKK, arisan, karang taruna, kelompok tani, dan lain-lain), bukan hanya
untuk seremonial atau self-help, tetapi juga bisa digunakan sebagai basis
rakyat yang lapar diajak berpikir tentang demokrasi. Apa betul rakyat desa
171
demokrasi. Tetapi argumen pragmatis itu sebenarnya lemah dari sisi
dalam konteks yang terbatas, yaitu kebebasan rakyat dan hadirnya lembaga
perwakilan rakyat yang kuat. Padahal demokrasi juga bisa dibaca dari sisi
masyarakat. Dari sisi empirik ada banyak bukti yang kuat bahwa kegagalan
masyarakat. Pada level yang lebih tinggi, munculnya raja-raja kecil maupun
keberadaan kepala desa dan Badan Perwakilan Desa yang dipilih secara
demokratis.
172
kemiskinan bukan berarti memberi santunan atau sedekah secara langsung
kepada rakyat miskin, tetapi harus dengan kebijakan yang lebih rumit, yang
saja akan membuka ruang bagi proses belajar, menciptakan hubungan antara
yang lebih kondusif. Dalam konteks ini, demokrasi bisa menjadi proses dan
173
hubungan relatif lemah antara desentralisasi-demokrasi dan pengurangan
174
serta dalam proses politik formal. Sebuah gambaran langsung tentang
ini adalah hubungan antara melek huruf dasar (basic literacy) dan
tindakan politik. Sebagaimana secara kuat memgemukakan,
kemampuan orang untuk memperoleh dan memahami informasi
tentang hukum, kebijakan dan hak-hak seringkali sangat bergantung
pada kemampuan membaca. Ini, pada gilirannya, menyoroti cara
keterwakilan penduduk miskin dalam institusi demokrasi (misal
melalui partai politik, block voting, lobbying, dan sebagainya) dan
kepemilikan alat politik (misal, uang, tenaga, informasi, melek
huruf) untuk mempengaruhi proses demokrasi. Ketika para pemilih
tidak mengetahui platforms partai, kebijakan pemerintah dan hak-hak
mereka, kemampuan mereka untuk mempengaruhi poses demokrasi
sangat terbatas. Demikian juga, ketika para politisi dan partai
berkampanye berdasarkan orientasi jangka-pendek, berlawanan
dengan kebijakan program, hubungan antara kompromi sifat dasar ini
dan akuntabilitas demokrasi dapat benar-benar sangat tipis.
3) Berhubungan dengan ini, adalah dilema mendorong penduduk miskin
untuk menanggung ongkos keterlibatan dalam tindakan politik
langsung. Sebagaimana dikedepankan, institusi agraria mungkin
disusun dalam sebuah cara yang mencegah penduduk miskin untuk
ikut serta dalam rapat umum politik dan sejenisnya. Selanjutnya,
ongkos tindakan politik (misal ongkos perjalanan, dan komunikasi)
mungkin menghalangi mereka dari mengejar atau meneruskan
gerakan politik yang masuk akal. Loyalitas yang bertentangan
mungkin mengurangi solidaritas politik sekitar identitas berbasis-
kelas, seperti petani gurem, tidak berlahan, pekerja upahan, (petani)
penyewa, penerima subsidi pangan, penghuni liar dan sejenisnya.
4) Dan ada persoalan tentang penyerobotan (capture) yang dilakukan eite
lokal. Seperti banyak studi menunjukkan, salah satu bahaya
desentralisasi adalah bahwa desentralisasi mungkin hanya
memberdayakan eite lokal dan, lebih buruk, mengekalkan kemiskinan
dan ketimpangan. Beberapa peneliti meragukan, apakah pengenalan
175
prinsip-prinsip demokrasi akan mengatasi faktor historis dan kultural
yang mengekalkan kesetaraan politik. Gilirannya, menyoroti
tantangan bagaimana mendorong demokrasi di desa di mana jumlah
orang yang besar bergantung pada segelintir eite lokal yang sangat
kuat.
Membuang intervensi pemerintah adalah sangat baik, orang dapat
penjaminan distribusi yang adil dan pendorongan korupsi lokal akan tinggi.
pembangunan jalan raya atau irigasi, yang di dalamnya pasar input primer,
tenaga kerja dan regulasi publik akan bergantung pada sejumlah faktor:
dan menghukum perilaku jenis ini. Faktor terakhir ini perlu disoroti, karena
176
BAB IV
tentu menyajikan perspektif alternatif dan kritis, yang berupaya membawa isu-
pembangunan desa. Keyakinan yang berpihak pada desa ini sudah diterima
177
secara luas oleh pemerintah, akademisi, lembaga-lembaga internasional sebagai
perspektif baru dalam pembangunan desa, apalagi belajar dari pengalaman masa
lain.
pada rakyat.
2. Sasaran pembangunan desa masih terfokus pada penanggulangan
178
pemerintah, sebab yang lebih banyak dilakukan adalah menghitung
179
4. Ada keprihatinan bahwa kebijakan yang dikembangkan untuk
bentuk fisik, komoditas, dan diukur dari sisi input dan kwalitatif,
Dengan demikian, dana yang datang dari pusat adalah dana proyek yang
ketergantungan pemerintah lokal (daerah dan desa) pada program bantuan dari
180
pusat, serta melemahkan kemampuan dan responsivitas lokal dalam melancarkan
mandiri dan sesuai dengan preferensi lokal. Dalam benak pikiran pejabat
(sedekah) kepada rakyat desa. Dengan alasan klasik, minimnya dana, pemda
pejabat lokal (local capture), sering tidak tepat sasaran pada rakyat desa yang
sangat lemah.
181
prioritas peningkatan kemampuan dalam pelayanan publikseperti kebutuhan
Disamping hal tersebut diatas ada yang juga penting yaitu pengembangan
SDM dan perubahan perilaku secara kolektif aparat pemerintah dan pokmas di
masyarakat yang berdaya, yang memiliki kualitas yang unggul dan berperan
182
dan menyingkirkannya bila tidak menguntungkan. Biaya sosial dan lingkungan
Selain itu, model pembangunan tersebut percaya melalui efek tetesan ke bawah
(trickle down effect), yakni bila terjadi akumulasi kapital di kalangan kelas atas
atau pusat, maka kapital itu akan menetes ke bawah. Orang-orang di bawah akan
semacam itu pula perbaikan hidup rakyat pedesaan, yang mayoritas miskin,
hidup rakyat di pedesaan, seperti halnya perbaikan hidup rakyat pada umumnya
bangsa yang meliputi 74 negara yang dilakukan oleh Adelman dan Morris
92Peter Hagul (ed.), Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat Desa (Jakarta:
Rajawali, 1985), hal. vi.
183
termiskin.93 Dengan demikian efek tetesan ke bawah tidak terjadi. Sebaliknya,
yang terjadi justru penyedotan ke atas (trickle- up effect) atau malahan akan
tujuan pembangunan. Selain itu para perencana dan penentu kebijakan yang
dari atas.94
menjadikan orang kaya menjadi kaya dan orang miskin menjadi lebih miskin.
Karena itu kritik dan kecaman terhadap doktrin developmentalisme itu terus
sampai dengan pendekatan dan gerakan baru yang mengarah pada pemberdayaan.
berpusat pada rakyat sebagai berikut: Pertama, logika yang dominan dari
paradigma ini adalah logika mengenai suatu ekologi manusia yang seimbang;
94Bambang Ismawan, "Pendidikan Yang Diperlukan Untuk Pengembangan Pedesaan", dalam Peter
Hagul (ed.), op. cit., hal. 6.
184
Kedua, sumber daya utama berupa sumber-sumber daya informasi dan prakarsa
memberi peran kepada individu bukan sebagai obyek, melainkan sebagai aktor
yang berpusat pada rakyat memberikan nilai yang sangat tinggi pada inisisatif
95David C. Korten, "Pembangunan Yang Berpusat Pada Rakyat: Menuju Suatu Kerangka Kerja",
dalam David C. Korten dan Sjahrir, op. cit., hal. 374.
185
untuk mengelola dan memobilisasikan sumber-sumber yang terdapat di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Apa yang terjadi pada saat ini,
arus dana yang relatif lancar membatasi upaya untuk mengidentifikasi dan
menggali sumber itu. Counter fund bantuan desa, dan akhir-akhir ini "simpedes",
mungkin menuju ke arah identifikasi dan mobilisasi sumber tadi. Akan tetapi hal
ini tidak boleh merupakan adhocracy, akan tetapi harus melembaga; Ketiga,
dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri saling
asumsi bahwa manusia adalah sasaran pokok dan sumber paling strategis.
kemampuan dan potensi manusia serta mengerahkan minat mereka untuk ikut
serta dalam proses pembuatan keputusan tentang berbagai hal yang memiliki
186
dampak bagi mereka dan mencoba mempromosikan kekuatan manusia, bukan
terdapat dalam Pasal 211 menyebutkan bahwa didesa dapat dibentuk Lembaga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu Pemerintah Desa dan
187
Mendagri Repulik Indonesia mengenai kader pemberdayaan masyarakat terdapat
pemberdayaan masyarakat.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas membantu Pemerintah Desa dan
188
dalam rangka Penumbuh kembangkan penggerakan prakarsa dan partisipasi
ditentukan seberapa besar sinergi yang dapat dilakukan oleh tiga pihak pelaku
mayarakat yang cukup luas dan begitu kompleksnya permasalahan dan kondisi
189
segenap potensi kemampuan para pihak pada tingkat lokal itu sendiri. Dan juga
pembangunan berkelanjutan.
menentukan arah dan posisi desanya secara sadar dan kritis. Banyak program
Beberapa Tahun terakhir ini pola pendekatan itu sudah mulai bergeser
program masih sering terbentur pada proyek fisik. Program non fisik yang
selain itu juga ada kegiatan peningkatan kapasitas berupa pelatihan masyarakat
190
kegiatan / kerja pembangunan Desa. Semua program yang masuk ke Desa diatur
dalam satu pintu, yakni selaras dengan perencanaan Desa yaitu RPJM Desa.
keuangan Desa. Oleh karena itu, di satu sisi, Desa mempunyai harapan baru
untuk mandiri dengan semua potensi ekonomi, sosial, budaya dan sumber daya,
Alokasi anggaran Desa nantinya akan bersumber dari dua kanal yakni
APBN dan APBD yang diharapkan dapat berdampak positif pada peningkatan
masalah baru di tingkat Desa. Proses menuju otonomi desa inilah yang
dan sejahtera.
dari strategi ini adalah keyakinan bahwa tata kelola pemerintahan desa yang baik
191
akan menjadi syarat utama bagi pengembangan Desa, Desa yang dikelola
Desa yang baik. Dalam proses peningkatan kapasitas ini, juga mulai didorong
tumbuhnya kesepakatan atas sistem tata kelola Desa; yang mencakup sistem
Untuk menuju tata kelola pemerintahan Desa yang baik sesuai amanat UU
masyarakat yaitu Desa yang berdaya dan mandiri (Desa Berdikari). Tata kelola
Hal ini jelas akan memupuk potensi dan meningkatkan modal sosial masyarakat
192
Meningkatkan Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
masyarakat, yaitu:98
1) Animasi social
Keterampilan melakukan animasi sosial menggambarkan
193
sendiri, tetapi lebih ke arah memampukan (enable) warga untuk mau
tersebut.
masyarakat tersebut
3) Pemberi dukungan
194
Salah satu peran dari pemberdaya masyarakat adalah untuk
Dukungan itu sendiri tidak selalu bersifat materiil, tetapi dapat juga
4) Fasilitasi kelompok
Banyak waktu yang digunakan oleh pelaku perubahan
yang merupakan suatu ciri modal sosial. Hal yang menjadi masalah
99 ibid, hal. 92
195
bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya secara
lebih utuh dan bukan sekedar membangun satu atau dua kelompok
keripik kentang, talas, tempe dan ada juga warga yang terampil
196
membuat kerajinan tangan, seperti kalung dan gelang. Berbagai
1) Peningkatan kesadaran
197
inibertujuan membantu individu melihat permasalahan, impian,
dan lainnya. Hal inilah yang menjadi tujuan awal dari penyadaran
masyarakat.
hanya melihat kehidupan seperti apa adanya saat ini karena dengan
mau melihat dunia ini dari sudut pandang yang lain, seringkali
efektif.
2) Pemberian informasi
Pelaku perubahan dalam upaya memberdayakan
198
masyarakat tidak jarang juga harus menyampaikan informasi yang
mereka sendiri.
Dalam kasus yng berbeda, pelaku perubahan juga dapat
lain.102
3) Pelatihan
hal yang berguna bagi mereka secara khusus dan lebih luas lagi
199
tentu bertindak sebagai instruktur dalam suatu pelatihan warga, tetapi
200
baik dan memfasilitasi perencanaan yang baik.
b) Broker (Perantara). Peranan seorang broker adalah,
201
mutlak harus di jalankan klien mereka, tetapi usulan dan
pengambilan keputusan.
e) Social planner (perencana sosial). Seorang perencana sosial
202
dan sering kali tujuannya adalah pengalihan sumber 1daya
BAB V
203
dengan demikian merupakan suatu aktivitas pembangunan yang berorientasi
204
pribadi, langsung melalui partisipasi, demokrasi, dan pembelajaran sosial
ini lebih luas dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau
Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa
yang antara lain oleh Friedman (1992) disebut sebagai alternative development,
kebijaksanaan. Dalam kondisi ini harapan dan energi sosial berpadu dengan
205
mitra pembangunan dan bukan semata-mata sebagai penikmat hasil
untuk turut memikul tanggung jawab pengelolaan pelaksanaan kegiatan. Hal ini
terutama dalam bentuk partisipasi yang bersifat mobilisasi spontan yang diartikan
keterkaitan kuat dengan kondisi sosial ekonomi Desa, apalagi dalam pelaksanaan
206
hendaknya mencakup seluruh elemen sosial ekonomi dan potensi yang terdapat
di Desa. Dengan memahami apa yang ada di Desa dan juga apa yang menjadi
amanat UU Desa. Sehingga tidak hanya senang Desa bisa mendapatkan dana
Desa akan tetapi bagaimana Desa mampu mengelola keuangan Desa tersebut
strategi penting bagi rumah tangga perdesaan yaitu untuk mendapatkan dan
Desa.
Amanat UU.RI Nomor: 6 Tahun 2014 tenatang Desa, Pertama. Membina
207
memanfaatkan dan mendayagunakan aset sebagai sumber pendapatan yang bisa
digunakan untuk membangun sarana dan prasaranan. Dalam aset Desa berupa
tanah kas, tanah ulayat, pasar atau pasar hewan, bangunan Desa, hutan milik
pelayanan dan kegiatan ekonomi pada Pasal 79 UU Nomor: 6 Tahun 2014 yang
berisikan:
Pasal 79
208
(7) Perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan pembangunan
Kabupaten/ Kota.
dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong. Hasil usaha badan tersebut
bantuan sosial, atau dana bergulir yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan
antara pemerintah desa baik dari kepala desa, badan permusyawaratan desa
mayarakat desa (LPMD) harus saling berkoordinasi atau bekerja sama dengan
baik, sehingga hasil pembangunan perekonomian desa sesuai dengan apa yang
209
masyarakat desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
desa dapat mungkin meminta pertimbangan dari anggota perangkat desa yang
lain. Sehingga melihat kepada pengaruh yang begitu besar dari kepala desa itu
sendiri di dalam menjalankan segala macam bentuk urusan desa, maka kita dapat
Undang No 6 tahun 2014 yang menyebutkan bahwa bahwa Desa memiliki hak
asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentingan
210
masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan
berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat,
maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat
menjadi baik sesuai yang terkandung dalam nilai-nilai Sila Kelima, yaitu
kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap
Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia didasari, dan dijiwai oleh Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Perwakilan. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai- nilai yang merupakan
tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila ke 5
bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat
211
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan
secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama (just ice
kewajiban.
b. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat) Yaitu suatu
masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
dasarnya paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat Plato
keadilan legal.
212
c. Keadilan Komulatif Yaitu suatu hubungan
keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal balik.
75 juta, hampir sepertiga dari populasi kaum muda (200 juta) di seluruh
industri nilai tambah dan realisasi produktivitas yang tinggi dari industri di
213
Afrika, akan menyelesaikan masalah karena mereka menghasilkan
kesempatan kerja, dan membawa tentang ekonomi yang lebih stabil. Selain
manusia baik di sektor swasta dan publik Afrika untuk Memupuk jaringan
manusia yang kuat antara Jepang dan Afrika. rekomendasi itu juga
214
Tujuan dari derajat dan magang program ABE Initiative master
2. Negara Jepang
215
seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai
sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis
Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota
majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 Tahun sekali
atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari
242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 Tahun, dan dipilih
model Inggris dan Amerika Serikat. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan
periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan
galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian
216
Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang
tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-
tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.
juta orang. Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007,
indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di
Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000
217
Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa
ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling
buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal
Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan
yang terus menurun sejak 1996. Pertanian adalah sektor industri andalan
hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun
terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada Tahun 2008. Pada Februari 2007
218
Miyagi pada musim gugur. Walaupun hanya 12% dari luas
219
kuota tidak dilarang, namun dikenakan bea masuk \341 per
Doha.
Eropa.
220
Jepang berhasil berswasembada atas komoditas beras,
3. Negara Singapura
bidang ekspor dan impor, karena di dukung lokasinya yang strategis dan
221
perannya sebagai negara pelabuhan, yang merupakan salah satu pelabuhan
yang mengatur pasar di Asia bersama dengan Hong Kong, Korea Selatan
dan Taiwan, yang dihasilkan dari produk industri berkualitas tinggi sebagai
negara Singapura.
membuka akses besar terhadap masyarakat asing untuk masuk dan ikut
222
serta berkontribusi dalam membangun perekonomian Singapura.
kita ketahui bahwa dominasi ekonomi dan politik rezim Partai Aksi
Rakyat atau Peoples Action Party (PAP) sejak Tahun 1959 telah
223
menciptakan perekonomian Singapura yang didasarkan atas pengetahuan
modal dan penempatan tenaga kerja. Oleh karena itu, Visi Singapura
224
berdasarkan prioritas ekonomi haruslah tetap menjadi perhatian untuk
memiliki peran sangat penting yang kurang diungkapkan dalam artikel ini,
pengasuh) ini.
225
rendah? Angka kesuburan dan kelahiran yang sangat rendah memiliki
usia diperkirakan meningkat tiga kali lipat pada 2030.Saat ini ada 6,3
generasi, ujar Sanjeev Sanyal, ahli strategi global dari Deutsche Bank yang
penduduk.
tidak dikelola dengan hati-hati. Hal ini terkait dengan akses penduduk
226
pengawasan yang lebih ketat terhadap jumlah orang asing yang boleh
berupah rendah.
ekspor serta kenaikan inflasi yang dialami saat ini yang terjadi akibat
yang tinggi, mahalnya harga makanan, dan layanan rumah tangga, data
pada Februari lalu naik 4,9% dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya.
global, hemat saya hanyalah solusi kecil terhadap persoalan dan tantangan
227
regional Asia tenggara perlu untuk menjadi perhatian serius pemerintah
4. Negara India
Meskipun lebih dari PDB dihasilkan melalui sektor jasa, sekitar 45 persen
dunia.
Himachal Pradesh dan Punjab. Kaum migran ini tidak mempunyai akses
228
kemiskinan ini adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat
melalui program-program:
tersebut, bukan untuk memutuskan apa yang terbaik atau apa yang
sistem ini terletak pada pemberdayaan perempuan dan sistem open source.
mereka lebih patuh untuk membayar cicilan kredit pinjaman mereka. Ini
229
merupakan salah satu faktor yang menjadikan Gramin bank cukup
berbasis open source untuk infrastruktur TI, kita pergunakan seadanya dan
berbasis open source yang menjadi andalan Grameen Bank adalah MIFOS
5. Negara Vietnam
230
dengan sistem padat karya yang memberikan mereka pekerjaan dan
pendapatan.
c. Meningkatkan penanggulangan banjir dan
bencana alam lainnya dengan melakukan pembangunan infrastruktur
dan upaya preventif terhadap bencana alam.
d. Menciptakan peluang lebih untuk tempat di
mana komunitas dan daerah miskin untuk mengambil prakarsa dalam
manajemen pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
pengangkutan pedesaan mereka sendiri.
e. Mendorong masyarakat untuk ambil bagian
dalam pembangunan infrastruktur pedesaan mereka sendiri, terutama
listrik pedesaan, penghematan air, sekolah sekolah, pusat-pusat
kesehatan, pusat aktivitas masyarakat, pasar dan lainnya.
dari 2 persen, sehingga menjadi hanya tinggal 14 persen. Dengan hasil ini,
231
C. Rekonstruksi Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan DesaUntuk
Mengentaskan Kemiskinan
Berdasarkan uraian diatas, maka Rekonstruksi Pemberdayaan
Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus
dilindungi dan diberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis
sejahtera.
232
Desa, Peraturan Desa, Keuangan Desa dan Aset Desa, Pembangunan Desadan
Pembangunan Kawasan Perdesaan, Badan Usaha Milik Desa, Kerja Sama Desa,
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, serta Pembinaan dan
khusus yang hanya berlaku untuk Desa Adat sebagaimana diatur dalam Bab
XIII.
Desa.
undangan yang lebih tinggi. Sebagai sebuah produk hukum, Peraturan Desa
tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan tidak boleh
233
kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala lokal
Desa.
dimiliki. Itulah salah satu fungsi pengawasan yang dimiliki oleh Badan
tingkat masyarakat serta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif
234
Pasal 4
Pengaturan Desa bertujuan:
a. Memberikan pengakuan
dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya
sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Memberikan kejelasan
status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia;
c. Melestarikan dan
memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
d. Mendorong prakarsa,
gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan
Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
e. Membentuk
Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta
bertanggung jawab;
f. Meningkatkan pelayanan
publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan
kesejahteraan umum;
g. Meningkatkan ketahanan
sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang
mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
h. Memajukan
perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan
nasional; dan
i. Memperkuat masyarakat
Desa sebagai subjek pembangunan.
Pasal 86
(1) Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi Desa
yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
235
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem
informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan.
(3) Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
fasilitas perangkat keras danperangkat lunak, jaringan, serta sumber daya
manusia.
(4) Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi data
Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta informasi lain
yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan
Perdesaan.
(5) Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola oleh
Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua
pemangku kepentingan.
(6) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyediakan informasi perencanaan
pembangunan Kabupaten/Kota untuk Desa.
Pasal 94
(1) Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam
membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Lembaga kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan wadah partisipasi masyarakat Desa sebagai mitra Pemerintah
Desa.
(3) Lembaga kemasyarakatan Desa bertugas melakukan pemberdayaan
masyarakat Desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
(4) Pelaksanaan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan
lembaga non-Pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan
lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di Desa.
Tabel
236
Rekonstruksi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Pasal- Pasal tentang Desa
ini. Hal ini dapat kita telusuri dari teks hukum pada Pasal 1 angka UU No 6
237
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
BAB VI
PENUTUP
238
Bertitik tolak dari pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa pada bab
penulisan penelitian ini dapat dikemukakan beberapa simpulan dan saran, antara lain:
A. Simpulan
1. Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa Yang Belum Mengurangi
angka kemiskinan:
a. Lembaga kemasyarakatan desa saat ini belum mampu mengurangi
sosial.
239
3. Rekonstruksi Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa Untuk
Mengentaskan Kemiskinan.
Rekonstruksi pemberdayaan lembaga kemasyarakatan desa dari yang
sejahtera.
Rekonstruksi hukum pemberdayaan kelembagaan masyarakat desa
No. 6 Tahun 2014 tentang Desa: Pasal 4 huruf h yang berbunyi Memajukan,
langkah yang sudah diatur. Pasal 94 ayat (3) yang berbunyi Lembaga
masyarakat Desa.
B. Saran
Melalui tulisan ini, serta berdasarkan uraian diatas maka penulis menyarankan
beberapa hal:
1. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini adalah perlu
240
mencari nafkah. Rangsangan seorang pemimpin terhadap masyarakat sangat
dilaksanakan.
C. Implikasi Kajian Disertasi
1. Implikasi Teoritis
Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa tidak akan berjalan
241
Diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang
(Legisprudence), Media Prenada Jakarta,2009.
Ancok, Dj., Pemanfaatan Organisasi Lokal untuk Mengentaskan Kemiskinan,
dalam Awan Setya Dewanta dkk., ed, Kemiskinan dan Kesenjangan di
Indonesia, Aditya Media, Yogyakarta,1995.
242
, Otonomi dan antisipasi Perkembangan, Suatu bahan Penyegaran
Pemahaman Otonomi daerah, Bina Cipta, Bandung,1998.
Hans Kelsen, Teori Umum Hukum dan Negara: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif
Sebagai ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, Alih bahasa oleh: Soemardi.
Cet,III. Bee Media Indonesia, Bandung,2010.
Hitami, M Adil, Penjelasan Mengenai Peraturan Desa UU Nomor 5 Tahun 1979.
Raja Grafindo Persada, Jakarta1993.
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Konstitusi Press,
Jakarta,2005.
243
Kartohadikusumo, Soetardjo, Desa, Sumur, Bandung, 1984.
Paparan Kepala Bappeda Jateng pada workshop Peningkatan Peran Daerah dalam
Penanggulangan Kemiskinan, Semarang 26 Agustus 2014
Siti Musdah Mulia, Syarial Islam dan Perspekhf Gender dan Ham, Jakarta,2008.
Sonny Keraf, Hukum Kodrat Dan Teori Hak Milik Pribadi, Kanesius,
Yogyakarta,1997.
Sumber Saparin, Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa, Ghalia
Indonesia, Jakarta,1986.
244
Shidarta, Posisi pemikiran Hukum Progresif Dalam Konfigurasi Aliran-aliran
Filsafat Hukum.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesiaa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta,1988.
W. Friedmann. Teori dan Filsafat Hukum. Susunan I. Telaah Kritis Atas Teori
Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta: 1990.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pemerintah Kabupaten Demak, 20007, Demak Dalam Angka, Badan Pusat Statistik
dan BAPPEDA Kabupaten Demak.
245
Peraturan Menteri Dalam Negeri, 2007, Peraturan Pemerintah Nomor
414.2/3717/PMD Tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Operasional
PNPM MP.
Dye, Thomas R, Understanding Public Policy. 3th (Englewood Cliffs, NJ; Prentice
Hall,1981.
246
Hessel Nogi S. Tangkilisan, Kebijakan Publik yang Membumi, Konsep, Strategi dan
Kasus, Yogyakarta: Lukman Offset dan YPAPI,2003.
Hofstede, Geert, Cultures and Organization Software of The Mind, New York, Mc.
Grow hill, 1997.
Soetomo, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, JSP Vol. 9 No. 1, Juli 05 Vol.
10 No. 2, Nop 06: Vol. 10 No. 1, Juli 2006. Persoalan Pengembangan
Institusi Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: UGM,2006.
247
Sukadi, Pengaturan Perubahan Pemerintahan Kelurahan Menjadi Pemerintahan
Desa Dalam Sistem Otonomi Daerah DI Kabupaten Banyumas,
Tesis,2002.
D. WAWANCARA
Syaiful Mujab, Hasil Wawancara, Anggota BPD Desa Jogoloyo Kec. Wonosalam.
Demak, 15 Maret 2016.
E. INTERNET
http://mitrahukum.org/file/bahan_ajar/Posisi%20Pemikiran%20Hukum%20Progresif
%20dalam%20Konfigurasi%20Aliran%20Filsafat%20Hukum%20by
%20Shidarta.pdf
http://www.surabayapagi.com
http://www.worldbank.org/poverty/wdrpoverty/dfid/synthes.pdf
sosiologihukum-untar5.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
teknoringan.blogspot.com/2008_06_01_archive.html
248
249