Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KULIAH LAPANGAN III

9 10 MEI 2017

Disusun oleh Anggota Kelompok 3 :


1. Ewin Rahman Dzuhri
2. Fadlan Ardinda
3. Farhan
4. Khairunnisa N
5. Reynaldi Putra H
6. Tanisa Karima

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa,
atas segala nikmat, karunia, dan limpahan rahmat-Nya yang telah memberikan kelancaran
kepada kelompok kami sehingga laporan kuliah lapangan ke sukabumi pada 9-11 mei 2017
ini dapat diselesaikan. Dalam pembuatan laporan kuliah lapangan ini kami dengan penuh
kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya, kepada:
1. Orang tua kami yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moral maupun moril

2. Dosen dosen pembimbing kami yang telah membimbin kami selama pembelajaran
dilapangan dalam pembuatan laporan ini.

3. Teman dan sahabat yang membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan ini.

Semoga bantuan, bimbingan, dukungan maupun pengorbanan yang telah diberikan


mendapat balasan yang berlipat ganda dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Akhirnya, kami menyadari bahwa laporan ini sepenuhnya masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan penuh keterbukaan dan rasa rendah hati kami
senantiasa bersedia menerima segala kritikan dan saran serta pendapat dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan selanjutnya dan semoga tulisan
ini bermanfaat keberadaannya. Aamiin.

Depok , 20 Mei 2017

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
1. Pendahuluan
1.1 Geologi Regional KawasanCekungan Bandung
1.2 KarakteristikGunungapiTangkubanparahu (TipeGunungapi, TipeLetusan, TipeProduk)
2. HasilPengamatan
2.1 Bentang Alam Kawasan Tahura (Pictures and Sketch if Possible)
2.2 Litologi Kawasan Tahura
2.3. Bentang Alam Kawasan Kawah Ratu(Pictures and Sketch if Possible)
2.4 Litologi Kawasan Gunungapi Tangkuban Parahu
2.5 Manifestasi dan Sistem Panasbumi Gunungapi Tangkuban Parahau (Jenis, Suhu,
Kandungan Kimia)
3. Ringkasan
3.1 Sejarah Geologi wilayah Tahura (Cekungan Bandung)
3.2 Evolusi/Sejarah Geologi Gunungapi Tangkuban parahu
DaftarPustaka
1. PENDAHULUAN

1.1 Geologi Regional Kawasan Cekungan Bandung

1.2 KarakteristikGunungapiTangkubanparahu (TipeGunungapi, TipeLetusan, Tipe


Produk)

2. HASIL DAN PENGAMATAN

2.1 Bentang Alam Kawasan Tahura (Pictures and Sketch if Possible)

2.2 Litologi Kawasan Tahura

2.3. Bentang Alam Kawasan Kawah Ratu(Pictures and Sketch if Possible)


Kawah Ratu merupakan salah satu komplek gunung api sunda dan merupakan
kawah terbesar yang terdapat di Tangkuban Perahu, kawah inilah yang
menjadi icon utama dari Tangkuban Perahu. Kawah Ratu ini sangat luas dan dalam,
untuk mengelilinginya saja dibutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Dari
dasar Kawah Ratu pun mengepul asap belerang yang sangat pekat, tidak heran di
dekat bibir kawah selalu tercium aroma belerang yang menusuk

2.4 Litologi Kawasan Gunungapi Tangkuban Parahu

Tangkuban perahu merupakan gunung api yang bertipe A. Erupsi


Tangkuban parahu dicirikan oleh erupsi eksplosif berintensitas kecil dankadang-
kadang diselingi oleh erupsi freatik dengan jarak antar letusan berkisar antara 2 -50
tahun. Menurut van Bemmelen (1934, dalam Kusumadinata 1979) bahwa G.
Tangkubanparahu tumbuh di dalam Kaldera Sunda sebelah timur. Berdasarkan
coraknya, erupsi G.Tangkubanparahu dapat dibagi tiga fasa yaitu:

Fasa eksplosif yang menghasilkan piroklastik dan mengakibatkan terjadinya lahar.

Fasa efusif yang menghasilkan banyak aliran lava berkomposisi andesit basaltis.
Fasa pembentukan/pertumbuhan Tangkubanparahu sekarang umumnya eksplosif

kecil-kecil dan kadang diselingi erupsi freatik.

Erupsi G. Tangkubanparahu dapat digolongkan sebagai erupsi kecil. Lelehan lava

diperkirakan kemungkinannya terjadi. Berdasarkan pengalaman sejak abad ke 19,


gunungapi ini tidak pernah menunjukkan erupsi magmatik besar kecuali erupsi abu
tanpa diikuti oleh leleran lava, awan panas ataupun lontaran batu pijar. Erupsi
freatik umumnya dominan dan biasanya diikuti oleh peningkatan suhu solfatara dan
fumarola di beberapa kawah yang aktif yaitu Kawah Ratu, Kawah Baru, dan
Kawah Domas. Material vulkanik yang dilontarkan umumnya abu yang sebarannya
terbatas di sekitar daerah puncak hingga beberapa kilometer. Semburan lumpur
hanya terbatas di daerah sekitar kawah. Pada waktu peningkatan kegiatan, asap
putih fumarola/solfatara kadang-kadang diikuti oleh peningkatan gas-gas vulkanik
seperti gas racun CO dan CO2. Bila akumulasi gas-gas racun di sekitar kawah aktif
semakin tinggi, daerahnya dapat diklasifikasikan ke dalam daerah bahaya primer
terbatas. Bahaya sekunder seperti banjir lahar tidak pernah terjadi dalam waktu
sejarah. Longsoran lokal terjadi di dalam kawah dan lereng atas yang terjal.
sehungga Litologi gunungapi ini memiliki jenis stratovulkano yaitu perlapisannya
selang-seliing antara piroklastik dan lava. Umumnya piroklastik terbagi dua yaitu
jatuhan dan aliran. Produk-produk G. Sunda terdiri atas lava, jatuhan piroklastik,
aliran piroklastik,lahar dan endapan freatik (Hadisantono, 1988). Pada lapisan
mendatar pada gunung ini yang bertipe jatuhan sedangkan yang berbentuk bercak
yaitu aliran. Pada bagian yang berwarna putih ini merupakan struktur lava yang
berada disalah satu kawah gunung tangkuban parahu yaitu kawah ratu. Lava pada
bagian ini terlihat tidak menyatu dan terpisah , hal ini disebabkan karena tipe aliran
lava yang mengikut elevasi sehingga lava disini terlihat seperti lensa yang satu arah
saja tidak menyamping.

2.5 Manifestasi dan Sistem Panasbumi Gunungapi Tangkuban Parahau (Jenis,


Suhu, Kandungan Kimia)

Kawah yang dikunjungi untuk melakukan kuliah lapangan yaitu di kawah ratu dan
kawah domas. Jarak dari kawah ratu dan kawah domas yaitu sekitar 6 km, diantara
itu terdapat pula struktur caldera namun secara garis besar batuannya adalah
vulkanik kecuali dibagian utara yaitu sedimen tersier. Di lokasi kawah ratu terdapat
crater , uap air panas (fumarol), kompleks mata air panas kancah dan magmatik
gas. Magmatik gas pada kawah ratu dapat di cek masih aktif atau tidaknya dari
kandungan SO2nya. Magmatik disini masih aktif karena bau belerang yang sangat
menusuk, mengindikasikan bahwa masih terdapat kandungan SO2. Lapangan
kawah ratu masuk vulkanik hydrothermal sistem, contoh lainnya beberapa
hotspring dan hotpool yang berwarna keruh atau hijau keruh yang bersifat acid
atau asam. Asam dihasilkan dari kondensasi dari H2S yang bercampur dengan air
hujan (H2O) yang nantinya akan menghasilkan H2SO4. Pada kuliah di kawah ratu
ini dibedakan antara solfatara dan fumarol. Solfatara biasanya akan menyublimasi
dan berwarna kuning sedangkan fumarol gas dan uap yang pada umumnya saja.
Sedangkan di kawah domas, kawah Domas merupakan lapangan solfatara dan
fumarola yang terletak di sebelah timur dari Kawah Ratu. Pada lokasi ini terdapat
beberapa titik tembusan solfatara dan bualan mata air panas. Pengamatan ke Kawah
Domas dilakukan pada tanggal 10 mei 2017. Secara umum teramati hembusan
asap berwarna putih tipis dengan ketinggian berkisar antara 5 10 m. Dari
beberapa tembusan solfatara yang ada, dilakukan pengukuran suhu pada dua titik
dengan temperatur masing-masing 92 oC dan 92,2 oC pada suhu udara 19,8 oC.
Selain solfatara, terdapat pula beberapa bualan air panas tersebar di lokasi ini.
Bualan airpanas yang terbesar dan terpanas mempunyai diameter lk. 2 m, dengan
temperatur 88 oC pada suhu udara 19,8 oC. Terdapat juga mata air panas yang
suhunya lebih rendah, yaitu berkisar antara 35 40 oC.

3. RINGKASAN

3.1 Sejarah Geologi wilayah Tahura (Cekungan Bandung)

3.2 Evolusi/ Sejarah Geologi Gunung Api Tangkuban Parahu

Kesimpulan

Suatu bentangan morfologi yang terdapat di tahura dan tangkuban parahu


melibatkan peristiwa yang sangat kompleks dan membutuhkan analisis satu persatu
prosesnya dengan melihat manifestasi yang terbentuk.
Lava Pahoe-hoe di tahura campuran antara lava basaltik dan andesit yang memiliki bentuk
seperti dayang sumbi
Gunung Tangkuban Parahu merupakan anak dari gunung sunda

Gunung sunda terdeteksei sekitar 450ribu tahun yang lalu.


Gunung tangkuban parahu baru terecord sekitar 48 ribu tahun lalu.

Sumber panas (heat) dapat berasal dari kawasan yang jauh, tidak harus dekat
dengan sumber asal terdapat akses jalur aliran heatflow untuk mencapai region
tersebut. Seperti pada kasus sumber panas fumarol dan solfatara.
Sumber panas dari kawah domas diperkirakan karena Up Flow

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/516-g-tangkuban-parahu
LAMPIRAN FOTO KULIAH LAPANGAN

( Lava Pahoe-hoe atau dayang sumbi) (Lapisan mendatar piroklastik)

(Lava pada Kawah Ratu) ( Belerang pada Kawah Domas)

Anda mungkin juga menyukai